Petani tembakau berisiko tinggi mengalami Green Tobacco Sickness (GTS) karena setiap harinya mereka selalu kontak dengan nikotin yang terdapat pada tembakau. GTS merupakan gangguan kesehatan yang disebabkan keracunan nikotin pada saat memanen dan mengolah daun tembakau. Kegiatan mengolah tembakau dilakukan hampir setiap hari tanpa menggunakan alat pelindung diri sehingga menyebabkan gejala GTS diantaranya pusing, sakit kepala dan mual. Metode dalam menyelesaikan permasalahan yaitu melalui skrining kesehatan, pendidikan kesehatan tentang GTS dan pentingnya penggunaan alat pelindung diri (APD) saat bekerja mengolah tembakau, serta pelatihan penggunaan APD pada petani. Hasil menunjukkan bahwa sebagian besar petani mengalami hipertensi grade 1 sebanyak 9 orang (39,1%), dan pre hipertensi juga sebesar 39,1%, status gizi berdasarkan indeks massa tubuh mayoritas normal 14 orang (60,9%), suhu tubuh rata-rata normal yaitu 36,57oC, frekuensi nadi rata-rata normal yaitu 87,74 kali/menit, frekuensi pernapasan rata-rata normal yaitu 19,48 kali/menit, gula darah acak rata-rata normal yaitu 117,91 mg/dl. Pengetahuan tentang GTS sebelum kegiatan mayoritas kurang (60,9%), pengetahuan tantang pentingnya APD mayoritas kurang (52,2%), perilaku penggunaan APD sebagian besar kurang (60,9%). Setelah kegiatan terjadi peningkatan pengetahuan tentang GTS hampir seluruhnya baik (91,3%), pengetahuan pentingnya APD baik (87,0%), dan perilaku penggunaan APD mayoritas baik (82,6%). Kegiatan pendidikan kesehatan efektif meningkatkan pengetahuan dan perilaku petani dalam menggunakan APD untuk mencegah GTS.