Claim Missing Document
Check
Articles

Found 30 Documents
Search

MESOFAUNA TANAH: DIVERSITAS DAN KELIMPAHANNYA PADA BEBERAPA TIPE PENGGUNAAN LAHAN BERBEDA DI BOGOR, JAWA BARAT Anggriawan, Rendy; Mulyawan, Ronny; Santari, Putri Tria
AGRITROP Vol 18, No 1 (2020): Agritrop: Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32528/agritrop.v18i1.3490

Abstract

Keberadaan mesofauna tanah bergantung pada sumber energi seperti bahan organik dan biomassa hidup yang terkait dengan aliran siklus karbon di dalam tanah. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kelimpahan dan keragaman mesofauna tanah pada tiga tipe penggunaan lahan di Bogor, Jawa Barat. Pengambilan sampel tanah dilakukan pada 5 titik lokasi sampel pada tipe penggunaan lahan hutan, kebun, dan tegalan. Ekstraksi mesofauna tanah pada masing-masing tipe penggunaan lahan menggunakan metode berlese tulgren, kempson extractor , dan pitfall traps. Kelimpahan mesofauna tanah terbesar terdapat pada tipe penggunaan lahan tegalan yang diekstraksi menggunakan metode kempson sampel seresah dengan densitas 835 individu/m2. Indeks diversitas tertinggi meso fauna tanah terdapat pada tipe penggunaan lahan hutan.
Respon Pertumbuhan Tanaman Seledri terhadap Pemberian Ekstrak daun Kirinyu (Chromolaena odorata) Ellya, Hikma; Rosidah, Siti; Apriani, Rila Rahma; Mulyawan, Ronny
Berkala Penelitian Agronomi Vol 9, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/bpa.v9i1.19182

Abstract

Seledri memang memiliki banyak manfaat selain sebagai penambah bumbu masakan dapat dimanfaatkan sebagai obat jika seledri dibudidayakan secara organik tanpa menggunakan pestisida atau bahan kimia dalam pelaksanaan budidaya. Gulma kirinyu dikenal sebagai pengganggu tetapi, terdapat unsur hara yang diperlukan bagi tanaman khususnya seledri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui respon pertumbuhan tanaman seledri terhadap pemberian ekstrak daun kirinyu.  Percobaan ini menggunakan rancangan lingkungan Rancangan Acak Lengkap (RAL) satu faktor dan diulang sebanyak 4 kali. Faktor yang akan diteliti adalah konsentrasi pemberian ekstrak daun kirinyu yang terdiri dari d0 = Tanpa pemberian ekstrak kirinyu; d1 = Pemberian ekstrak kirinyu 0,5 ml l-1; d2 = Pemberian ekstrak kirinyu 1 ml l-1; d3 = Pemberian ekstrak kirinyu 1,5 ml l-1; d4 = Pemberian ekstrak kirinyu 2 ml l-1. Hasil menunjukan bahwa tanaman seledri memberikan respon nyata terhadap pemberian ekstrak daun kirinyu. Hasil menunjukkan bahwa belum terdapat konsentrasi ekstrak daun kirinyu optimal yang menunjukkan pertumbuhan dan hasil tanaman seledri yang terbaik, tetapi dapat diketahui bahwa pemberian ekstrak daun kirinyu menghasilkan pertumbuhan dan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan tanpa pemberian ekstrak daun kirinyu.
Uji Aktivitas Lakase dan Selulase pada Lignoselulosa Gambut dengan Berbagai Kadar Air Ronny Mulyawan; Lilik Tri Indriyati; Happy Widiastuti; Supiandi Sabiham
Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia Vol. 24 No. 1 (2019): Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia
Publisher : Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (493.74 KB) | DOI: 10.18343/jipi.24.1.20

Abstract

The degradation of lignocellulose as the main constituents of peat is catalyzed by enzymes such as laccase or cellulase. The purpose of this research was to study the pattern of laccase and cellulase activities on sterile and non-sterile peat materials at three different water contents (125-175, 225-275, and 325-375%). The peat soil used was collected from oil palm rhizosphere in Riau Province. This research used the descriptive method by comparing the mean values between treatments. The results showed that enzymes activities on sterile and non-sterile peat added with laccase or cellulase were higher compared to those without enzyme addition. The highest laccase activity was at the first day of incubation, while that for selulase was at the 10th days of incubation. The activity of enzyme then decreased with the increase in the respected incubation time. The difference in decreasing of lignin and cellulose content at 125-175% water content was higher than at the other water contents. The decreases in lignin and cellulose contents were higher by addition of respected enzymes both in sterile and non-sterile peat. It could be concluded that at higher water content, laccase and cellulase activities were depressed both on sterile and non sterile peat, especially after the addition of enzyme.
Effects of Some Ameliorant on Chlorophyll a, Chlorophyll b and Total Chlorophyll on Sweet Corn Growth with Raised-Bed Soil Materials Ronny Mulyawan; Akhmad Rizali Saidy; Rahmi Zulhidiani
TROPICAL WETLAND JOURNAL Vol 6 No 1 (2020): Tropical Wetland Journal
Publisher : Postgraduate Program - Lambung Mangkurat University (ULM Press Academic)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/twj.v6i1.84

Abstract

The raised-bed soil is a land management technology in South Kalimantan. Adding Ameliorant to the raised-bed soil as an effort to increase the utilization of support for the cultivation land. Chlorophyll or leaf green substances found in all green plants that carry out photosynthesis. Ameliorant applications can increase the chlorophyll content of plants to optimize plant growth. This study aims to look at the effect of giving several types of ameliorant to the content of chlorophyll (chlorophyll-a, chlorophyll-b and total chlorophyll) and the growth of corn planted on raised-bed soil. This research is an experiment in the laboratory and a greenhouse. This research was conducted using a Completely Randomized Design (CRD) Single Factor with the treatment tested was the type of ameliorant soil without treatment (control - K), soil + agricultural lime (dolomite - C), soil + palm empty fruit bunch ash (S), soil + rice husk ash (P) and soil + coal ash (B). All treatments were repeated 5 (five) replications so that there would be 25 units of the experiment. The results showed that the application of ameliorant in raised-bed soil using dolomite and oil palm empty fruit bunches ash with a dose of 5 tons ha-1 affected the content of chlorophyll-a and total chlorophyll in the growth of corn planted in raised-bed soil materials.
Pertumbuhan dan hasil kedelai edamame setelah aplikasi petrhikaphos dikombinasikan pupuk kandang ayam pada tanah gambut Antar Sofyan; Herlisa Herlisa; Ronny Mulyawan
Agrovigor Vol 15, No 1 (2022): Maret
Publisher : Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/agrovigor.v15i1.13338

Abstract

Pengembangan teknik budidaya edamame di Kalimantan perlu ditingkan. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pertumbuhan dan hasil kedelai edamame setelah aplikasi petrhikaphos dikombinasikan pupuk kandang ayam pada tanah gambut. Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Jurusan Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Lambung Mangkurat dari bulan April 2021 hingga Juli 2021. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) 2 Faktorial. Faktor pertama adalah petrhikaphos (P) terdiri atas lima taraf perlakuan, yaitu 0 kg/40 kg benih (P0), 0,25 kg/40 kg benih (P1), 0,50 kg/40 kg benih (P2), 0,75 kg/40 kg benih (P3) dan 1,00 kg/40 kg benih (P4). Faktor kedua adalah pupuk kandang ayam (A) terdiri atas dua taraf, yaitu 10 ton ha-1 (A1) dan 20 ton ha-1 (A2). Kedua faktor dikombinasikan sehingga didapat 10 perlakuan yang kemudian diulang sebanyak empat kali sehingga diperoleh 40 satuan percobaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi petrhikaphos dikombinasikan pupuk kandang ayam di media gambut, serta faktor tunggalnya berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan hasil edamame. Aplikasi petrhikaphos sebanyak 1,00 kg/40 kg benih dikombinasikan pupuk kandang ayam sebanyak 20 ton ha-1 (P4A2) merupakan dosis terbaik dalam meningkatkan berat polong segar pada 58 HST dengan rata-rata 52,48 g/tanaman.
PENDAMPINGAN INTRODUKSI BAYAM BRAZIL SEBAGAI SAYUR PEKARANGAN DI KOTA BANJARBARU Hikma Ellya; Nurlaila Nurlaila; Nukhak Nufita Sari; Rila Rahma Apriani; Ronny Mulyawan; Febriani Purba; Saida Fithria
LOGISTA - Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat Vol 5 No 1 (2021)
Publisher : Department of Agricultural Product Technology, Faculty of Agricultural Technology, Universitas Andalas Kampus Limau Manis - Padang, Sumatera Barat Indonesia-25163

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/logista.5.1.253-258.2021

Abstract

Banjarbaru merupakan kota pemukiman yang sebagian besar penduduknya tinggal di lahan sempit. Diversifikasi tanaman pekarangan perlu dilakukan di Kota Banjarbaru. Salah satu tanaman pekarangan yang mulai dibudidayakan masyarakat perkotaan pada saat ini dikenal dengan sebutan bayam Brazil (Alternanthera sissoo). Tanaman ini mulai diimpor dan diperkenalkan ke beberapa negara Asia Tenggara, seperti Malaysia dan Indonesia. Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk memberikan pendampingan introduksi tanaman Bayam Brazil sebagai tanaman pekarangan di Kota Banjarbaru. Metode kegiatan yang digunakan dalam pengabdian kepada masyarakat ini adalah metode penyuluhan dan pendampingan. Kegiatan penyuluhan dilaksanakan di Aula Gawi Sabarataan Balai Kota Pemerintah Kota Banjarbaru selama satu hari. Peserta kegiatan berjumlah 59 orang yang terdiri dari Ketua Kelompok Wanita Tani, Ketua Dasa Wisma, dan Tim Penggerak PKK Kota Banjarbaru. Pendampingan penanaman bayam Brazil dilakukan di beberapa kelompok wanita tani. Masyarakat Kota Banjarbaru sangat antusias untuk menanam tanaman bayam Brazil di pekarangan. Hal ini karena tanaman bayam Brazil dapat dikonsumsi, mudah diperbanyak, mudah dibudidayakan, dan memiliki bentuk yang estetik. Kata kunci: Bayam Brazil, Lahan Pekarangan,Urban Farming ABSTRACT Banjarbaru is a residential city that mostly lives in narrow land. Diversification of yard plants needs to be done in Banjarbaru. One of the yard plants that began to be cultivated by urban communities today is known as Brazilian spinach (Alternanthera sissoo). This plant began to be imported and introduced to several Southeast Asian countries, such as Malaysia and Indonesia. This community service activity aims to provide assistance in the introduction of Brazilian spinach plants as vegetable backyard in Banjarbaru Town. The method of activity used in community service is the method of counseling and assistance. Counseling activities were held at Gawi Sabarataan Hall of Banjarbaru for one day. The participants of the activity numbered 59 people consisting of the Chairmans of the Farmer Women Groups, the Chairmans of Dasa Wisma, and the PKK (Family Welfare Development) Mobilization Team of Banjarbaru City. Assistance in planting Brazilian spinach was carried out in Farmer Women Groups. Banjarbaru people are very enthusiastic to grow Brazilian spinach plants in the yard. This is because Brazil spinach plants can be consumed, easily reproduced, easy to cultivate, and have an aesthetic shape. Keywords: Brazilian Spinach, Backyard, Urban Farming
Perbaikan Sifat Tanah pada Lahan Berpasir Dengan Pemberian Pupuk Kandang dan Pupuk Hayati Putri Tria Santari; Mirawanty Amin; Ronny Mulyawan
Seminar Nasional Lahan Suboptimal 2021: Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal ke-9 “Sustainable Urban Farming Guna Meningkatkan
Publisher : Pusat Unggulan Riset Pengembangan Lahan Suboptimal (PUR-PLSO) Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Santari PT, Amin M, mulyawan R. 2021. improvement of Soil Properties on Sandy Soil By Providing Amelliorant and Biofertilizers. In: Herlinda S et al. (Eds.), Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal ke-9 Tahun 2021, Palembang  20 Oktober 2021. pp. 854-862.  Palembang: Penerbit & Percetakan Universitas Sriwijaya (UNSRI). Nutrients N, P, K are nutrients needed by plants in large amounts because these elements affect the growth and production of plants. N, P, K deficiencies are often found, especially in sandy soil types. Sandy soil has a low content of organik matter and nutrients. In sandy soil, the sand fraction content is high so that the nutrients are not easily bound, it is easy to pass water, and the total number of microorganisms is relatively low. The existence of these obstacles makes sandy soils need further management so that they can be used optimally. Ways that can be done to improve and increase the status of soil fertility are by giving manure and biological fertilizers. It is believed that the application of manure and biological fertilizer can improve physical, chemical, and biological properties. The provision of manure and biological fertilizers can increase plant productivity because they can be a stimulant in nutrient availability and improving soil physical properties. Several studies and literature on the application of manure and biological fertilizers on sandy soils have been carried out, either singly or in combination. This paper aims to compile the results of research on the application of manure and types of biological fertilizers applied to sandy soils so that a conclusion can be found that can be recommended by farmers in managing sandy soils.
Uji Efektivitas Ekstrak Batang Brotowali (Tinospora crispa (L.) Miers.) pada Hama Padi Wereng Batang Coklat (Nilaparvata lugens Stal.) dalam Skala Rumah Kaca Siti Fatimah; Jumar Jumar; Mulyawan Ronny
AGRITROP Vol 19, No 1 (2021): Agritrop: Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32528/agritrop.v19i1.4308

Abstract

Di Indonesia Tanaman Padi (Oryza sativa) adalah komoditas pangan yang utama bagi masyarakat Indonesia. Hal ini dikarenakan pada setiap tahunnya kebutuhan beras di Indonesia terus meningkat seiring dengan bertambahnya pertumbuhan penduduk yang sangat cepat namun, produksi tanaman padi sering mengalami penurunan karena disebabkan oleh serangan hama padi yaitu wereng batang coklat (Nilaparvata lugens Stal.). Wereng batang coklat menyerang tanaman padi  pada masa vegetatif yang mengakibatkan kerusakan secara langsung maupun tidak langsung. Sebagian besar petani masih menggunakan pestisida kimia dalam mengendalikan hama pada tanaman padi, namun saat sekarang penggunaan pestisida kimia mulai dikurangi dan digantikan dengan pestisida nabati. Tanaman yang dapat digunakan sebagai pestisida nabati adalah tanaman brotowali (Tinospora crispa (L.) Miers.) yang dapat dimanfaatkan pada bagian batangnya. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh pestisida nabati ekstrak batang brotowali dan konsentrasi terbaik terhadap kematian wereng batang coklat. Rancangan percobaan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) lima perlakuan dengan konsentrasi t0 : kontrol/tanpa perlakuan, t1 : 3,125% (3,125 ml ekstrak batang brotowali + 96,875 ml air aquades), t2 : 6,25% (6,25 ml ekstrak batang brotowali + 93,75 ml air aquades), t3 : 12,5% (12,5 ml ekstrak batang brotowali + 87,5 ml air aquades), t4 : 25% (25 ml ekstrak batang brotowali + 75 ml air aquades) dan terdiri dari empat kelompok sehingga diperoleh 20 satuan percobaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan berpengaruh sangat nyata terhadap kematian wereng batang coklat dan konsentrasi terbaik ekstrak batang brotowali adalah t4 : 25% efektif untuk mematikan wereng batang coklat sebesar 82,50%.
MESOFAUNA TANAH: DIVERSITAS DAN KELIMPAHANNYA PADA BEBERAPA TIPE PENGGUNAAN LAHAN BERBEDA DI BOGOR, JAWA BARAT Rendy Anggriawan; Ronny Mulyawan; Putri Tria Santari
AGRITROP Vol 18, No 1 (2020): Agritrop: Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32528/agritrop.v18i1.3490

Abstract

Keberadaan mesofauna tanah bergantung pada sumber energi seperti bahan organik dan biomassa hidup yang terkait dengan aliran siklus karbon di dalam tanah. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kelimpahan dan keragaman mesofauna tanah pada tiga tipe penggunaan lahan di Bogor, Jawa Barat. Pengambilan sampel tanah dilakukan pada 5 titik lokasi sampel pada tipe penggunaan lahan hutan, kebun, dan tegalan. Ekstraksi mesofauna tanah pada masing-masing tipe penggunaan lahan menggunakan metode berlese tulgren, kempson extractor , dan pitfall traps. Kelimpahan mesofauna tanah terbesar terdapat pada tipe penggunaan lahan tegalan yang diekstraksi menggunakan metode kempson sampel seresah dengan densitas 835 individu/m2. Indeks diversitas tertinggi meso fauna tanah terdapat pada tipe penggunaan lahan hutan.
Leaf Morphology of Brazilian Spinach (Alternanthera sissoo) as a Backyard Vegetable Hikma Ellya; Nurlaila Nurlaila; Nukhak Nufita sari; Rila Rahma Apriani; Ronny Mulyawan; Bakti nur Ismuhajaroh
International Journal of Agricultural Sciences Vol 5, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/ijasc.5.2.56-59.2021

Abstract

The utilization of backyard gardens to fulfill family food by the Indonesian people needs to be developed, along with fulfilling nutrition during the Covid-19 pandemic. One of the plants that have the potential to grow is Brazilian spinach (Alternanthera sissoo). References on the morphology of Brazilian spinach are still limited, so it is necessary to observe the plant organs. This study aims to determine the leaf morphology of Brazilian spinach as vegetables in backyard gardens. Morphological observations of these spinach leaves were carried out visually at the Integrated Laboratory of the Agroecotechnology Department, Faculty of Agriculture, Lambung Mangkurat University, in August 2020. The results showed that Brazilian spinach has a herbaceous with a simple leaf in a deltoid shape (deltoideus). It has tapered leaf tips (acuminatus); acuminated leaf base (acuminatus); wavy leaf margin (repandus); and simple palmate leaf venation (palminervis). The arrangement of its leaves is folia decussate, where each nod has two leaves that emerge opposite each other