Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Losari : Jurnal Arsitektur, Kota dan Pemukiman

Tradisional Dan Modernitas Tipologi Arsitektur Masjid Hunto Sultan Amay Gorontalo Amru Siola
LOSARI Jurnal Arsitektur, Kota dan Permukiman Vol.5 No.1, Februari 2020
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/losari.v5i1.291

Abstract

A mosque is a symbol of the magnificence of Islam, which has an important significance in Islamic culture and civilization, and is a symbol of harmony in human life with Nature and the environment.The appearance of the Hunto Mosque building is a combination of elements of local architecture and Islamic architecture which is full of meaning. Some of these parts are the four pillars of the mosque which are interpreted as the four companions of the prophet, six wooden doors, a pulpit whose ornaments come from Gujarat, India, a drum, and an old well where ablution is of course as old as the Hunto Mosque. Hunto Mosque, the first mosque in Gorontalo City, was built in 1495 AD or 899 H, and has an area of 12x12 meters. This study aims to determine in general the form of typology in the form of architectural ornaments at the Sultan Amay mosque.The manifestation of a mosque architectural typology that occurs directly or indirectly, is due to the distinctive difference between a traditional Islamic community-based architectural typology with a modernist Islamic community-based architectural typology, each of which is influenced by the characteristics of the Islamic orientation of society.
PENGARUH KETEBALAN DINDING TERHADAP TIME LAG MASJID JAMI’ KOTA PALOPO Amru Siola
LOSARI Jurnal Arsitektur, Kota dan Permukiman Vol 3 No 1 Februari 2018
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (233.658 KB) | DOI: 10.33096/losari.v3i1.68

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh ketebalan dinding terhadap lingkungan termal masjid Jami’ Palopo, dengan cara: Bagaimana pengaruh ketebalan dinding terhadap perbedaan temperatur permukaan dinding luar dengan temperatur permukaan dinding dalam, dan kecepatan pelepasan panas (time lag)?. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah: observasi lapangan menggunakan alat untuk mengukur temperatur permukaan dinding dalam dan luar, pergerakan udara, temperatur bukaan, kelembaban dan temperatur lingkungan. Hasil pengukuran dijabarkan dalam bentuk grafik dan dijelaskan secara deskriptif, kemudian dianalisis pada program komputer dengan metode simulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa antara temperatur ruang shalat dengan temperatur lingkungan bangunan sangat nyata. Analisis simulasi dengan variasi ketebalan dinding batu alam. Jadi time lag yang dihasilkan sebesar 11 jam. Sedangkan untuk ketebalan dinding 92 cm dan 100 cm pada pukul 19:00 sampai pukul 06:00 hasilnya positif, dan pada pukul 07:00 sampai pukul 18:00, temperatur yang dilepaskan hasilnya negatif, maka time lag yang dihasilkan adalah 12 jam.
BENTUK HUNIAN SUKU BAJO AKIBAT PENGARUH INTERAKSI HUNIAN SUKU GORONTALO DI DESA TORISIAJE KABUPATEN POHUWATO PROVINSI GORONTALO Amru Siola
LOSARI Jurnal Arsitektur, Kota dan Permukiman Vol 4 No 1 Februari 2019
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/losari.v4i1.119

Abstract

Masyarakat pesisir, baik langsung maupun tidak langsung, menggantungkan kelangsungan hidupnya dari mengelola potensi sumberdaya kelautan. Seperti juga masyarakat yang lain, masyarakat nelayan menghadapi banyak masalah seperti politik, sosial dan ekonomi yang kompleks. Ragam masalah tersebut antara lain: 1) kemiskinan, kesenjangan sosial dan tekanan-tekanan ekonomi yang datang setiap saat, 2) keterbatasan akses modal, teknologi dan pasar sehingga mempengaruhi dinamika usaha, 3) kelemahan fungsi kelembagaan sosial ekonomi yang ada, 4) kualitas sumber daya manusia (SDM) yang rendah sebagai akibat keterbatasan akses pendidikan, kesehatan dan pelayanan publik, 5) degradasi sumberdaya lingkungan, baik di kawasan pesisir, laut maupun di pulau-pulau kecil, 6) belum kuatnya kebijakan yang berorientasi pada kemaritiman sebagai pilar utama pembangunan nasional. Permasalahan yang akan dikaji oleh peneliti dalam penelitian ini yaitu bagaimana wujud interaksi suku Gorontalo dengan suku Bajo di desa Torosiaje dan Bagaimana perubahan bentuk hunian suku Bajo di desa Torosiaje Kabupaten Pohuwato provinsi Gorontalo. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metodologi kualitatif dan kuantitatif secara bersama-sama. Tampak rumah suku Bajo: dilihat dari tampak depan, belakang maupun samping rumah tradisional sudah mengalami perubahan bentuk. Hal yang paling spesifik bisa kita lihat pada tampak depannya dengan penambahan atap pelana yang merupakan ciri khas rumah suku Gorontalo. Kecenderungan perubahan bentuk hunian suku Bajo mengikuti bentuk rumah tradisional suku Gorontalo sangat kuat dipengaruhi oleh adanya pengaruh interaksi dengan suku Gorontalo di desa Torosiaje.