Muhammad Arief
Departemen Manajemen Kesehatan Ikan dan Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Airlangga, Surabaya

Published : 11 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Penambahan Atraktan Pada Pakan Pasta Terhadap Konsumsi Pakan, Retensi Protein Dan Retensi Lemak Belut (Monopterus albus) Yang Dipelihara Dengan Sistem Resirkulasi Akbar Yusuf Hasyim; Muhammad Arief; Boedi S Rahardja
Journal of Aquaculture and Fish Health Vol. 7 No. 1 (2018): JAFH Vol. 7 No. 1 Februari 2018
Publisher : Department of Aquaculture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (88.694 KB) | DOI: 10.20473/jafh.v7i1.11224

Abstract

Belut sawah (Monopterus albus) merupakan ikan dari Family Synbranchoidae yang permintaannya meningkat setiap tahun (Dirjen PPHP, 2010). Selama ini budidaya belut sawah dilakukan dengan memanfaatkan lumpur sebagai media budidaya. Pada budidaya belut sawah dengan menggunakan lumpur, sintasan atau kelangsungan hidup serta pertumbuhan belut sawah sulit untuk diukur, karena itu digunakan wadah akuarium dengan sistem resirkulasi untuk mengatasi masalah tersebut. Pada budidaya belut sawah pakan yang diberikan berupa cacing tanah maupun pasta. Harga cacing yang mahal membuat proses budidaya berjalan tidak efektif, sedangkan penggunaan pasta tidak efektif karena pakan tidak habis dimakan oleh belut sawah, oleh karena itu pakan pasta perlu ditambahkan bahan atraktan yang dapat berfungsi sebagai zat perangsang (stimulus) untuk meningkatkan konsumsi pakan belut terhadap pakan pasta. Pakan merupakan sumber energi bagi ikan. Penggunaan energi pada ikan dipengaruhi oleh jumlah pakan yang dikonsumsi. Evaluasi pemanfaatan energi pakan dapat diketahui dari perhitungan retensi protein dan retensi lemak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penambahan atraktan pada pasta terhadap peningkatan konsumsi pakan, retensi protein dan retensi lemak belut sawah (M. albus) yang dipelihara dengan sistem resirkulasi. Penelitian dilakukan di Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Airlangga Surabaya pada bulan April hingga Mei 2014. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 5 kali ulangan. Data hasil penelitian akan dianalisis menggunakan ANOVA. Apabila menunjukkan adanya perbedaan maka dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan. Hasil analisis varian (ANOVA) menunjukkan bahwa hasil perlakuan D (79,44 gr), B (79,26) dan C (78,98) memberikan konsumsi pakan tertinggi yang berbeda nyata dengan perlakuan A (77,12) (p<0,05). Pada hasil retensi protein menunjukkan bahwa hasil tertinggi adalah perlakuan C (7,92), D (7,75) dan B (7,23) yang berbeda nyata (p<0,05) dengan perlakuan A (4,48). Hasil retensi lemak menunjukkan perlakuan D (13,38) merupakan perlakuan dengan nilai rata-rata retensi lemak tertinggi yang tidak berbeda nyata dengan semua perlakuan, A (13,00), B (13,33) dan C (13,30) (p>0,05). 
TEKNIK KULTUR Tetraselmis chuii DALAM SKALA LABORATORIUM DI PT. CENTRAL PERTIWI BAHARI, REMBANG, JAWA TENGAH Febri Setyawati; Woro Hastuti Satyantini; Muhammad Arief; Kismiyati Kismiyati pujiastuti
Journal of Aquaculture and Fish Health Vol. 7 No. 2 (2018): JAFH Vol. 7 No. 2 Juni 2018
Publisher : Department of Aquaculture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (263.603 KB) | DOI: 10.20473/jafh.v7i2.11249

Abstract

Pakan merupakan kunci keberhasilan dalam budidaya perikanan, karena berpengaruh terhadap ketahanan dan perkembangan larva. Jenis pakan yang dapat diberikan pada ikan ada dua jenis, yaitu pakan alami dan pakan buatan. Salah satu jenis pakan alami yang dapat dimanfaatkan sebagai pemenuhan kebutuhan pakan budidaya yaitu fitoplankton jenis Tetraselmis chuii. Mikroalga Tetraselmis chuii merupakan salah satu mikroalga yang mudah dibudidayakan dan memiliki nilai gizi tinggi yaitu, kandungan protein 74%, lemak 4%, dan karbohidrat sebanyak 21%. Praktek Kerja Lapang ini bertujuan untuk mempelajari, memahami, serta mempraktekkan secara langsung tentang teknik kultur pakan alami Tetraselmis chuii skala laboratorium dan mengetahui kendala dalam teknik kultur pakan alami Tetraselmis chuii skala laboratorium. Pertumbuhan Tetraselmis chuii dalam kultur skala labolatorium mengalami puncak populasi pada hari keenam mencapai 3.240.000 sel/ml. Hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan Tetraselmis chuii sangat lama. Didapatkan inokulasi awal 550.000 sel/ml dan mengalami peningkatan hingga hari keenam. Hal ini menunjukan pertumbuhan Tetraselmis chuii mengalami fase eksponensial. Kemudian, pada hari ketujuh mengalami penurunan mencapai 209.000 sel/ml lalu pada hari kedelapan mengalami peningkatan mencapai 249.000 sel/ml diduga mengalami periode kriptik, yaitu sel-sel yang masih hidup memanfaatkan tambahan nutrisi dari sel-sel yang lisis. Pertumbuhan Tetraselmis chuii hari kesembilan sampai hari keempatbelas mengalami penurunan hingga 186.000 sel/ml
TEKNIK PENDEDERAN KERANG ABALON (Haliotis squamata) DI BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BUDIDAYA LAUT GONDOL-BALI Nizar Afiansyah Loekman; Abdul Manan; Muhammad Arief; Prayogo Prayogo
Journal of Aquaculture and Fish Health Vol. 7 No. 2 (2018): JAFH Vol. 7 No. 2 Juni 2018
Publisher : Department of Aquaculture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (81.79 KB) | DOI: 10.20473/jafh.v7i2.11252

Abstract

Kerang abalon merupakan salah satu komoditas laut yang memiliki nilai ekonomis tinggi, karena daya jualnya dipasar ekspor sudah terbukti hingga mencapai Rp 600.000,- / kg. Salah satu faktor pengembangan abalon menjadi suatu industri akuakultur di Indonesia disebabkan adanya permintaan konsumsi pasar yang terus meningkat, sementara itu jumlah pasokan produk budidaya masih terbatas dan masih mengandalkan penangkapan dari alam. Tujuan dari Praktek kerja Lapang adalah untuk mengetahui dan mempelajari Teknik Pendederan Kerang Abalon (Haliotis squamata) di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Budidaya Laut Gondol-Bali. Kegiatan Praktek Kerja Lapang akan dilaksanakan di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Budidaya Laut (BBPPBL) Dusun Gondol, Desa Penyabangan, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng, Bali, Provinsi Bali. Praktek Kerja Lapang dilaksanakan pada 18 Januari 2016 – 18 Februari 2016. Kegiatan ini menggunakan metode deskriptif dengan pengambilan data meliputi data primer dan data sekunder. Pengambilan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara, partisipasi aktif, dan studi pustaka. Pendederan kerang abalon dilaksanakan oleh pihak Hatchery Abalon di Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya laut Gondol-Bali meliputi pemanenan juvenile, pemindahan ke keranjang pendederan, pemberian pakan, kualitas air, seleksi kerang abalon dan pemeliharaan. Kualitas pendederan kerang abalon yang dilakukan oleh BBPPBL Gondol-Bali sudah memenuhi standar yang baik untuk budidaya kerang abalon.
PENAMBAHAN ENZIM FITASE PADA PAKAN BUATAN TERHADAP NILAI KECERNAAN PROTEIN DAN ENERGI IKAN BAUNG (Mystus nemurus) DENGAN TEKNIK PEMBEDAHAN Aprillia Mawaddah Rochmawati; Muhammad Arief; Prayogo Prayogo
Journal of Aquaculture and Fish Health Vol. 6 No. 1 (2017): JAFH Vol. 6 No. 1 Februari 2017
Publisher : Department of Aquaculture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (252.578 KB) | DOI: 10.20473/jafh.v6i1.11268

Abstract

Ikan baung (Mystus nemurus) merupakan komoditas air tawar asli Indonesia yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Kendala yang dihadapi dalam usaha pengembangan pakan buatan ikan baung untuk benih adalah pemanfaatan protein nabati dalam pakan belum optimal. Bahan-bahan nabati seperti tepung bungkil kedelai, jagung dan dedak padi. Kelompok tumbuhan dalam bentuk biji-bijian seperti padi, kacang-kacangan dan kelapa di dalamnya terdapat asam fitat. Asam fitat dapat bereaksi membentuk senyawa komplek dengan kalsium, magnesium, tembaga, seng, karbohidrat dan protein sehingga dapat mengurangi kecernaan nutrien tersebut. Salah satu enzim eksonegus pemecah asam fitat adalah enzim fitase. Fitase adalah enzim yang mampu menghidrolisa asam fitat menjadi inositol dan asam fosfat. Inositol merupakan salah satu vitamin yang diperlukan untuk pertumbuhan normal tubuh, pemeliharaan dan reproduksi. Asam fosfat berperan dalam aktivitas metabolisme dalam tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan nilai kecernaan protein dan energi ikan baung. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April – Juni di Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Airlangga. Metode penelitian yang akan digunakan adalah metode eksperimental dengan rancangan acak lengkap. terdiri atas lima perlakuan dan empat kali ulangan. Parameter utama nilai kecernaan protein dan enegiikan baung yang diujikan di Laboratorium Pakan Ternak, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Airlangga. Parameter pendukung yang diamati yaitu kualitas air pemeliharaan ikan baung. Penambahan enzim fitase pada dosis 450 mg dapat meningkatkan nilai kecernaan protein dengan rata-rata 97,18% - 97,86%. Penambahan enzim fitase pada dosis 450 mg dapat menaikkan kecernaan energi dengan rata-rata 96,97% - 97,99%. 
PENGARUH PEMBERIAN PROBIOTIK BERBEDA PADA PAKAN TERHADAP RETENSI PROTEIN DAN RETENSI LEMAK UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) Lukman Arif Kurniawan; Muhammad Arief; Abdul Manan; Daruti Dinda Nindarwi
Journal of Aquaculture and Fish Health Vol. 6 No. 1 (2017): JAFH Vol. 6 No. 1 Februari 2017
Publisher : Department of Aquaculture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (101.141 KB) | DOI: 10.20473/jafh.v6i1.11272

Abstract

Permintaan komoditi udang vaname yang cukup tinggi mendorong berkembangnya budidaya udang intensif. Seiring dengan berkembangnya budidaya intensif, maka meningkatkan padat penebaran dan jumlah pakan yang diberikan. Pakan merupakan salah satu unsur penting dalam budidaya yang menunjang pertumbuhan dan kelangsungan hidup. Hal ini menyebabkan pentingnya pakan sehingga perlu penambahan probiotik. Probiotik dapat mengatur lingkungan mikrobial pada usus dan menghasilkan enzim protease dan lipase yang dapat memecah protein dan lemak menjadi molekul lebih sederhana sehingga akan mempermudah proses pencernaan dan penyerapan dalam saluran pencernaan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian probiotik berbeda pada pakan terhadap peningkatan retensi protein dan retensi lemak udang vaname (Litopenaeus vannamei). Penelitian ini dilaksanan pada bulan Juni - Juli 2016 di PT. SWK (Surya Windu Kartika) Banyuwangi, Jawa Timur. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental dengan rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri atas empat perlakuan dan lima kali ulangan. Perlakuan yang digunakan adalah pemberian probiotik berbeda yaitu P0 (tanpa pemberian probiotik), P1 (probiotik A), P2 (probiotik B) dan P3 (probiotik C) pada pakan. Analisis data menggunakan statistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian probiotik berbeda pada pakan memberikan pengaruh yang sangat nyata (p<0,01) terhadap peningkatan retensi protein udang vaname. Rata-rata peningkatan retensi protein terbaik terdapat pada perlakuan P2 (4,55%) kemudian diikuti oleh perlakauan P3 (3,69%), P1 (3,55%) dan P0 (1,20%). Pemberian probiotik berbeda pada pakan tidak memberikan pengaruh yang nyata (p>0,05) terhadap peningkatan retensi lemak udang vaname. 
SUBSTITUSI FERMENTASI LIMBAH PADAT SURIMI IKAN SWANGGI (Priacanthus macracanthus) PADA TEPUNG IKAN TERHADAP RETENSI PROTEIN DAN RETENSI LEMAK IKAN LELE DUMBO (Clarias sp.) Alif Aunurrofiq; Prayogo Prayogo; Muhammad Arief
Journal of Aquaculture and Fish Health Vol. 6 No. 3 (2017): JAFH Vol. 6 No. 3 September 2017
Publisher : Department of Aquaculture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (72.298 KB) | DOI: 10.20473/jafh.v6i3.11290

Abstract

Lele mudah beradaptasi dengan lingkungan air tawar. Prospek tersebut membuat ikan lele mendapat perhatian bagi pengusaha untuk mengelolanya. Pakan pada akuakultur berperan penting dalam menentukan keberhasilan perikanan dalam memenuhi kebutuhan ikan. Tingkat pertumbuhan ikan yang baik sangat bergantung pada formula pakan yang didasarkan pada kebutuhan ikan itu sendiri. Pemenuhan pakan ikan yang memiliki kandungan gizi sempurna hanya mengandalkan bahan pakan impor yang sangat mahal, oleh karena itu untuk mempercepat pertumbuhan dan menghemat biaya pakan diperlukan tambahan bahan pakan alternatif. Limbah padat Surimi terdiri dari kepala, kulit, duri dan tulang ikan. Perlakuan secara biologis yang dikenal dengan proses fermentasi adalah memanfaatkan kemajuan bioteknologi mikroba dan cara alternatif untuk mengoptimalkan daur ulang limbah perikanan. Prinsip kerja proses fermentasi yaitu memecah senyawa kompleks menjadi senyawa sederhana yang mudah dicerna oleh mikroorganisme. Penelitian ini menggunakan empat jenis perlakuan dengan lima ulangan pada masing-masing perlakuan. Substitusi fermentasi limbah padat ikan surimi swanggi pada P0, P1, P2 dan P3 adalah 0%, 25%, 50% dan 75%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa substitusi fermentasi limbah padat surimi swanggi pada tepung ikan menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata (p> 0,05) pada retensi protein ikan dan menunjukkan hasil yang berbeda nyatao(p <0,05) terhadap retensi lemak ikan lele. Pemeliharaan kualitas air pada media ikan lele meliputi suhu 26-28 C, oksigen terlarut 5-8 mg / l, pH 7-8, dan amonia 0-1,5 mg / l. 
Pemanfaatan Limbah Red Bigeye (Priacanthus macracanthus) Surimi Sebagai Alternatif Pakan Ikan Fifit Erliyana Safitri; Muhammad Arief; Mirni Lamid
Journal of Aquaculture and Fish Health Vol. 5 No. 1 (2016): JAFH Vol. 5 No. 1 Februari 2016
Publisher : Department of Aquaculture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (178.913 KB) | DOI: 10.20473/jafh.v5i1.11315

Abstract

Pakan satu dari beberapa komponen penting dalam kegiatan budidaya intensif. Harga pakan akan mempengaruhi biaya produksi dan keuntungan yang diperoleh dari usaha budidaya. Salah satu diantaranya yang memungkinkan untuk dimanfaatkan sebagai bahan pakan alternatif adalah limbah ikan Swangi pada produk surimi. Salah satu usaha untuk pengolahan limbah tersebut yaitu melalui proses kimiawi. Pengolahan secara kimiawi yaitu dengan cara penambahan asam organik yaitu asam formiat dan propionat. Penelitian menggunakan metode eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Perlakuan terdiri atas penambahan asam organik sebanyak 0% (P0), 1,5% (P1), 3% (P2), dan 4,5% (P3) dengan masing-masing ulangan lima kali. Parameter yang diamati adalah kandungan nutrisi selama 7 hari dengan kondisi aerob.Data dianalisis dengan Analysis of Variance serta guna mengetahui perlakuan yang paling baik digunakan Uji Jarak Berganda Duncan dengan selang kepercayaan 95%. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa penambahan asam dengan dosis yang berbeda pada limbah surimi menghasilkan kandungan nutrisi pakan yang berbeda sangat nyata (p<0,01). Kandungan nutrisi terbaik terdapat pada perlakuan P3 dengan kandungan protein kasar (51,0048%), lemak kasar (8,6659%), serat kasar (3,9991), bahan kering (88,6422%) dan abu sebesar (26,011%). 
PENGARUH PEMBERIAN PROBIOTIK KOMERSIAL PADA PAKAN TERHADAP LAJU PERTUMBUHAN DAN EFISIENSI PAKAN UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) Syaiful Anwar; Muhammad Arief; Agustono Agustono
Journal of Aquaculture and Fish Health Vol. 5 No. 2 (2016): JAFH Vol. 5 No. 2 Juni 2016
Publisher : Department of Aquaculture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (259.028 KB) | DOI: 10.20473/jafh.v5i2.11321

Abstract

Udang vaname (Litopenaeus vannamei) merupakan suatu komoditas yang memiliki nilai ekonomis penting di Indonesia. Dari tahun ke tahun permintaan udang vaname akan terus meningkat. Salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan permintaan udang vaname adalah peningkatan produksi dengan mempercepat pertumbuhan ikan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian probiotik komersial pada pakan terhadap pertumbuhan dan efisiensi pakan udang vaname. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental, yakni dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Udang vaname dipelihara selama 35 hari dengan sepuluh perlakuan dan tiga ulangan. Data yang diperoleh diolah menggunakan Analysis of Variance (ANOVA) dan dilanjutkan Uji Berjarak Duncan bila didapatkan hasil yang berbeda nyata. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa pemberian probiotik pada pakan menghasilkan laju pertumbuhan dan efisiensi pakan yang berbeda nyata (p<0,05). Pertumbuhan udang vaname (Litopenaeus Vannamei) yang terbaik terdapat pada perlakuan P9 sebesar 1,41 ± 0,08. Efisiensi pakan tertinggi terdapat pada perlakuan P9 sebesar 48,80 ± 1,23. 
PEMBERIAN BEBERAPA DOSIS ENZIM PADA PAKAN KOMERSIAL TERHADAP KANDUNGAN SERAT KASAR, BAHAN ORGANIK DAN BETN Pramono Kusuma Wardani; Muhammad Arief; Muhammad Anam Al-Arif
Journal of Aquaculture and Fish Health Vol. 3 No. 1 (2014): JAFH Vol. 3 No. 1 January 2014
Publisher : Department of Aquaculture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (171.75 KB) | DOI: 10.20473/jafh.v3i1.12987

Abstract

Manajemen pakan merupakan salah satu unsur yang sangat menunjang suatu kegiatan usaha budidaya perikanan, sehingga pakan yang tersedia harus memadai dan memenuhi kebutuhan ikan tersebut. Ketersediaan pakan ikan yang efektif, efisien, ramah lingkungan, dan dengan harga yang terjangkau perlu diperhatikan. Nutrisi dalam pakan sangat penting karena beberapa nutrisi tersebut merupakan sumber energi bagi ikan. Nutrisi pakan dalam ransum hendaknya tersedia dalam jumlah yang cukup dan seimbang sebab keseimbangan bahan pakan dalam ransum sangat berpengaruh terhadap daya cerna. Enzim bekerja secara spesifik pada substrat yang kebanyakan terdapat di dalam bahan pakan baik berupa serat kasar yang merupakan bentuk molekul besar sehingga nantinya dapat diserap dan digunakan langsung. Enzim yang ditambahkan sebagai suplemen pada pakan untuk memecah faktor anti nutrisi yang terdapat di dalam campuran pakan, kebanyakan dari senyawa tersebut tidak mudah dicerna oleh enzim endogeneous di dalam ikan dan dapat mengganggu pencernaan normal. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan informasi pada masyarakat, mahasiswa, dan pembudidaya ikan pada khususnya mengenai pengaruh pemberian beberapa dosis enzim pada pakan komersial terhadap kandungan serat kasar, bahan organik, dan BETN, sehingga bermanfaat bagi semua pihak khususnya terhadap bidang perikanan. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan empat perlakuan dan lima ulangan. Perlakuan yang digunakan adalah kontrol (P0), pemberian Enzim 2,5% (P1), pemberian Enzim 5% (P2) dan pemberian Enzim 7,5% (P3) dengan masing-masing ulangan lima kali. Parameter yang diamati adalah kandungan serat kasar, bahan organik dan BETN setelah fermentasi selama 5 jam. Data tentang kandungan serat kasar, bahan organik dan BETN yang diperoleh dari penelitian ini dianalisis menggunakan Uji F metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) jika terdapat perbedaan yang nyata maka dilanjutkan dengan uji Jarak Berganda Duncan (Duncan’s Multiple Range Test). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian enzim pada pakan komersial dapat menurunkan kandungan serat kasar dari sebesar 10,6487% (P0) menjadi sebesar 8,7038% (P1), dapat menurunkan kandungan BETN dari sebesar 34,4230% (P0) menjadi sebesar 34,1849% (P1), dan pada kandungan bahan organik tidak berpengaruh. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut pada dosis enzim 2,5% terhadap ikan uji serta dilakukan penelitian lebih lanjut dengan lama inkubasi yang berbeda pada perlakuan > 5 jam untuk mengetahui pengaruh lama inkubasi enzim pada pakan komersial terhadap kandungan serat kasar, BETN dan bahan organik.
PENGARUH IMBANGAN PROTEIN DAN ENERGI PAKAN BUATAN YANG BERBEDA TERHADAP LAJU PERTUMBUHAN DAN EFISIENSI PAKAN BENIH IKAN NILA (Oreochromis niloticus) Arbialailatul Rohma; Agustono Agustono; Muhammad Arief
Journal of Aquaculture and Fish Health Vol. 2 No. 1 (2013): JAFH Vol 2 No 1 Februari 2013
Publisher : Department of Aquaculture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (187.098 KB) | DOI: 10.20473/jafh.v2i1.18248

Abstract

Ikan nila (Oreochromis niloticus) mempunyai nilai ekonomis penting dan merupakan salah satu komoditas unggulan air tawar. Prospek ikan nila ditandai dengan terus meningkatnya produksi. Kekurangan kebutuhan benih ikan nila (Orechromis niloticus) dapat diatasi dengan cara mempercepat pertumbuhan. Salah satu cara untuk mempercepat pertumbuhan dapat dilakukan dengan pemberian pakan yang tepat. Fungsi pakan yang utama bagi ikan adalah sebagai sumber energi yang berperan dalam menunjang pertumbuhan, beraktivitas dan bereproduksi, oleh karena itu pakan yang diberikan harus memenuhi kebutuhan energi bagi ikan. Protein merupakan sumber energi yang utama bagi ikan. Keseimbangan antara protein dan energi pakan perlu diperhatikan dalam menyusun komposisi pakan ikan, dengan demikian perlu diketahui kadar protein dan keseimbangan yang tepat antara protein dan energi yang terkandung dalam pakan agar tercapai pertumbuhan yang optimal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh nilai imbangan protein dan energi pada pakan buatan terhadap laju pertumbuhan serta efisiensi pakan ikan nila. Metode yang digunakan adalah metode eksperimental, menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan empat perlakuan dan lima ulangan yaitu P1 (20%, 2487,80 kkal/kg), P2 (25%, 2451,09 kkal/kg), P3 (30%, 2414,40 kkal/kg) dan P4 (35%, 2377,70 kkal/kg). data yang diperoleh diolah dengan menggunakan Analysis of Variance (ANOVA) dan dilanjutkan dengan uji Jarak Berganda Duncan (Duncan’s Multiple Range Test). Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa pemberian pakan dengan imbangan protein dan energi yang berbeda menghasilkan laju pertumbuhan harian dan efisiensi pakan yang berbeda sangat nyata (p<0,01). Pertumbuhan benih ikan nila (Oreochromis niloticus) yang terbaik terdapat pada perlakuan P3 sebesar 2,62%, dan efisiensi pakan tertinggi terdapat pada perlakuan P3 sebesar 24,02%.