Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

ANALISIS KESTABILAN LERENG BEDASARKAN NILAI SLOPE MASS RATING DI DESA SUKAMAJU, TENGGARONG SEBERANG, KUTAI KARTANEGARA, KALIMANTAN TIMUR Muhammad Amin Syam; Heryanto Heryanto; Tommy Trides; Laurensius Pian Pasiakan; Dita Amalia
JURNAL GEOCELEBES Vol. 2 No. 2: Oktober 2018
Publisher : Departemen Geofisika, FMIPA - Universitas Hasanuddin, Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/geocelebes.v2i2.5158

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis kestabilan lereng berdasarkan nilai Slope Mass Rating lereng batuan pada desa Sukamaju, Tenggarong Seberang, Kutai Kartanegara. Slope Mass Rating adalah sistem klasifikasi massa batuan yang dirancang khusus untuk lereng batuan dengan menggabungkan nilai Rock Mass Rating dan penyesuaian terhadap arah orientasi kekar. Parameter yang digunakan dalam metode ini adalah nilai kuat tekan, Rock Quality Designation (RQD), spasi bidang kekar, kondisi bidang kekar, dan kondisi airtanah. Nilai kuat tekan batuan pembentuk lereng adalah 27.14 Mpa dengan bobot 4, nilai RQD sebesar 85% dengan bobot 17, spasi kekar rata-rata 48 cm dengan bobot 10, kondisi kekar dengan bobot 20, kondisi airtanah dengan bobot 15, arah orientasi lereng tidak menguntungkan dengan bobot -24, dan lereng masih merupakan lereng alamiah sehingga tidak ada aktifitas akan dieskavasi denan bobot 15. Dengan menjumlahkan setiap parameter, maka diperoleh nilai Slope Mass Rating (SMR) sebesar 57. Nilai ini bermakna bahwa kondisi batuan tergolong lereng dengan kualitas massa batuan yang normal, stabil pada sebagian lereng, dan dapat terjadi longsoran berupa jatuhan batuan dari kekar dan longsoran baji.
Eunike Celine Siregar Reconciliation of Mining Planning and Realization at Pit 4 Pt Adimitra Baratama Nusantara Subcontractor Eunike Celine Siregar eunike; Windhu Nugroho windhu; Tommy Trides tommy
Journal of World Science Vol. 1 No. 5 (2022): Journal of World Science
Publisher : Riviera Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58344/jws.v1i5.40

Abstract

PT. RPP Contractors Indonesia implements open-pit mining with open pit mining methods. Which has a coal mining production target in June 2021 of 111,800 tons of coal and overburden stripping of 1,596,278 BCM. However, mining realization often experiences discrepancies every month, therefore research is needed to analyze the differences in mining planning and realization, the factors that cause differences, and efforts that can be made to minimize the mismatch of mining planning to the realization of mining. Reconciliation is finding a way to create two different ideas, facts, etc. The research method conducted is to match the mining planning in June 2021 with the actual mining in June 2021 to get the percentage of the mining match. From the results of the study, it is known that in June 2021 the achievement of mining according to planning is 111,800 tons of coal and 1,596,278 BCM overburden. And from observations, the causes of the difference between planning and realization in the field are the number of inappropriate fleets, the productivity of unsuitable tools, and less than optimal representation. Therefore, efforts are needed to minimize these discrepancies by increasing effective working time and increasing supervision.
ANALISIS DAYA DUKUNG IJIN TANAH CLAY TERHADAP GROUND PRESSURE ALAT GALI MUAT OVERBURDEN PC2000 DENGAN JENIS CRAWLER TRACK (DOUBLE GROUSER) Tommy Trides; Romla Noor Hakim
Geosapta Vol 3, No 1 (2017): Januari 2017
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jg.v3i1.2922

Abstract

Ground pressure yang terlalu besar dari kendaraan alat berat dapat mempengaruhi infrastruktur yang ada di sekitarnya seperti terjadinya amblasan pada jalan tanah dan kerusakan permanen pada infrastruktur di sekitarnya. Salah satu metode yang dapat dilakukan untuk menentukan kestabilan dari suatu jalan tanah berupa analisis daya dukung ijin tanah. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa dengan faktor keamanan 3 pada lokasi 1 (material urugan) memiliki daya dukung ijin tanah sebesar 13.3 kg/cm2 dan lokasi 2 (material asli) memiliki daya dukung ijin tanah sebesar 17.02 kg/cm2. Dengan Ground pressure PC2000 jenis Crawler Track (Double Grouser) sebesar 1.94 kg/cm2, pada lokasi 1 (material urugan) dan lokasi 2 (material asli) dapat dilalui oleh PC2000 dengan kondisi aman. Kata-kata kunci: Daya dukung ijin tanah, faktor keamanan, ground pressure.
KAJIAN GEOMETRI BARRIER PILAR DAN WEB PILAR DENGAN METODE AUGER MINING Tommy Trides; Romla Noor Hakim
Geosapta Vol 4, No 2 (2018): Juli 2018
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jg.v4i2.5169

Abstract

Dalam meningkatkan jumlah perolehan batubara yakni sebagai bagian dari konservasi energi. Beberapa metode penambangan dilakukan untuk meningkatkan cadangan batubara pada dinding akhir penambangan. Teknik penambangan yang efisien dan ekonomis pada dinding akhir penambangan adalah dengan metode auger mining. Metode auger mining akan menghasilkan pilar-pilar batubara dan menyebabkan distribusi tegangan akan dibebankan pada pilar-pilar batubara tersebut. Pilar-pilar ini menjadi penting untuk diperhatikan agar tidak terjadi keruntuhan pada dinding akhir penambangan selama kegiatan ekstraksi batubara berlangsung. Metode yang dapat digunakan untuk analisis kestabilan pilar salah satunya adalah metode tributary area. Untuk menentukan geometri web pilar dan barrier pilar batubara dengan metode tributary area dikembangkan oleh Ziph (2005). Dalam kajian dilakukan rancangan web pilar dalam 1 panel mempertimbangkan potensi tinggi runtuhan dengan parameter  klasifikasi massa batuan yakni menggunakan Rock Mass Rating. Dari hasil kajian yang telah dilakukan, nilai Rock Mass Rating pada lapisan overburden sebesar 42.41 (kondisi batuan sedang). Jumlah web pillar batubara yang optimum dengan lebar web pillar 1 meter dalam 1 panel yakni sebanyak 7 web pilar (faktor keamanan 1.31), sehingga lebar barrier pilar batubara yang optimum adalah 6.30 meter (faktor keamanan 1.20). Kata Kunci : barrier pilar, faktor keamanan, metode Auger Mining, metode tributary area, web pilar
PENGARUH BENTUK DAN UKURAN TERHADAP KUAT TEKAN UNIAKSIAL BATUAN UTUH Romla Noor Hakim; Tommy Trides; Eko Santoso; Hajar Bintara; Sari Melati
Geosapta Vol 2, No 1 (2016): Januari 2016
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jg.v2i1.4201

Abstract

Penambangan batubara di Kalimantan akan menggunakan sistem tambang bawah tanah setelah sistem tambang terbuka tidak memungkinkan lagi diterapkan untuk mengeksploitasi batubara cadangan batubara yang lebih dalam. Salah satu metode tambang bawah tanah untuk batubara adalah metode room and pillar. Rancangan pilar sangat dipengaruhi oleh beban batuan penutup dan kekuatan batubara itu sendiri. Pengukuran kekuatan contoh berukuran kecil di laboratorium kerap dilakukan untuk memprediksi kekuatan batuan skala lapangan dengan beberapa penyesuaian. Penelitian ini akan dilaksanakan dalam beberapa tahap dengan sampel uji yang terdiri dari overburden (batulanau dan batupasir), batubara, serta material homogen sebagai pembanding berupa beton. Penelitian tahap pertama bertujuan untuk melakukan uji kuat tekan uniaksial menggunakan tiga rasio tinggi (H) dan lebar (W) contoh batulempung yaitu , , 1 dengan beberapa variasi luas permukaan sampel; menemukan persamaan yang menunjukkan hubungan antara rasio tinggi dan lebar serta luas permukaan sampel yang ditekan terhadap kuat tekan uniaksialnya.Pada penelitian tahap awal ini dilaksanakan uji sifat fisik dan uji kuat tekan uniaksial di laboratorium pada contoh batulempung yang dipotong dari spesimen lapangan berukuran bongkah. Pemotongan contoh dilakukan sedemikian rupa sehingga sesuai dengan variasi bentuk dan ukuran yang direncanakan dalam rancangan pengujian. Data hasil uji kuat tekan uniaksial pada berbagai rasio tinggi dan lebar contoh (H/W) serta variasi luas permukaan diolah hingga diperoleh persamaan yang menjelaskan bagaimana pengaruh kedua parameter tersebut.Hasil penelitian sampai saat ini menunjukkan bahwa pada rentang nilai 1/3 -  1,  kuat tekan uniaksial batulempung (dalam satuan MPa) berbanding lurus dengan rasio H/W dan berbanding terbalik dengan luas permukaan contoh (dalam satuan cm2) yang ditekan. Persamaan yang diperoleh :Kuat tekan uniaksial = 9.55(Rasio H/W) + 3.55                                     ³ H/W £1Kuat tekan uniaksial = -2.91 ln (luas permukaan) + 20.52                     H/W =Kuat tekan uniaksial = -4.41 ln (luas permukaan) + 25.72                     H/W = 1Selanjutnya perlu dilakukan penelitian pada sampel batulanau, batupasir dan batubara dengan rasio H/W>1. Kata-kata kunci: Batuan utuh, kuat tekan uniaksial, pengaruh bentuk
Disposal slope design based on low-plasticity rock’s shear strength in coal mining activities Harjuni Hasan; Revia Oktaviani; Tommy Trides; Dionisyus Fransiskus Sinaga
Journal of Degraded and Mining Lands Management Vol 10, No 1 (2022)
Publisher : Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15243/jdmlm.2022.101.3821

Abstract

Slope stability is the primary factor in designing a stable slope. The strength of the disposal slope relies on the characteristic of the dump materials. The rock shear strength denotes rock ability to withstand the burden, both constant and dynamic load. The weakest material used as a reference in designing the disposal slope is siltstone in Pulaubalang formation (location-04). The safety value in Location 04 and 02 tend to drop quickly as the inclination increase, while the safety in location 01 and 03 tend to fall slowly. This indicates that rocks with a lower plasticity index tend to be stronger in steeper slope conditions. The slope geometry was designed to be 10, 15, 20, and 25 meters high with a slope angle of 10o, 15o, 20o, 25o, 30o, 35o, 40o, 45o, 50o, 55o, and 60o. The slope geometry is considered stable and safe. However, this study suggests that the most effective slope design is the slope with 25 meters high, overall slope of 25,3o; the single slope of 35o; berm width 4,66 meters, bench height of 5 meters, with the safety factor value of 4.30 (SF= 4.30).
The Effect of Heating Temperature on Uniaxial Compressive Strength Test of Sandstone Balikpapan Formation and Pulaubalang Formation in Samarinda City, East Kalimantan Province Irens Megayanti Rerang; Tommy Trides; Windhu Nugroho
Nusantara Civil Engineering Journal Vol 1 No 2 (2022): Nusantara Civil Engineering Journal
Publisher : Civil Engineering Dept, Balikpapan State Polytechnics

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (618.137 KB) | DOI: 10.32487/nuce.v1i2.392

Abstract

Uji kuat tekan uniaksial (UCS) adalah pengujian yang sering di gunakan dalam mekanika batuan untuk mengetahui kekuatan atau Titik runtuh batuan yang menjadi tolak ukur seberapa kuat batuan menahan beban yang diberikan. Batupasir adalah batuan sedimen yang sebagian besar terbentuk oleh kuarsa atau feldspar . Temperature dibawah permukaan bumi bertambah seiring bertambahnya kedalaman. Pengaruh pemanasan akan mempengaruhi sifat fisik dan mekanik batuan sekitar massa batuan sehingga dapat menyebabkan kerusakan di dalam batuan sehingga mengganggu kekuatan massa batuan sekitar. Memahami pengaruh suhu pada mekanik batuan sangat penting untuk desain struktur batuan dan penilaian keamanan dalam rekayasa batuan bawah tanah. Oleh karena itu perlu dipelajari lebih lanjut tentang pengaruh suhu terhadap sifat. mekanik batuan . Pada pengujian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh suhu yang bervariasi terhadap nilai kuat tekan batupasir yang diuji. Contoh batuan dipanaskan dengan suhu 200°c, 250°c, 300°c, 350°c, dan 400°c, dalam waktu pemanasan 3 jam. Hasil pengujian menunjukkan adanya pengaruh variasi suhu terhadap sifat mekanik batuan. Dari hasil pengujian pada batupasir formasi Balikpapan terjadi peningkatan maksimum nilai kuat tekan pada suhu pemanasan 250°c sebesar 15,89 Mpa, dan pada formasi Pulaubalang terjadi peningkatan maksimum nilai kuat tekan pada suhu pemanasan 350°c sebesar 39,48 Mpa.
Analisis Kekuatan Massa Batugamping Menggunakan Kriteria Keruntuhan Hoek-Brown di Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur Mohammad Geraldo fahmi; Tommy Trides; Shalaho Dina Devy; Revia Oktaviani; Harjuni Hasan
Nusantara Civil Engineering Journal Vol 1 No 2 (2022): Nusantara Civil Engineering Journal
Publisher : Civil Engineering Dept, Balikpapan State Polytechnics

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (661.95 KB) | DOI: 10.32487/nuce.v1i2.398

Abstract

Daerah penelitian merupakan kawasan tambang batugamping yang terletak di daerah Air putih, Samarinda Ulu, Kalimantan Timur. Faktor keamanan pada aktifitas penambangan sangat ditentukan dengan kualitas massa batuan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisi massa batuan dengan menggunakan kriteria keruntuhan Hoek-Brown. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Untuk mendapatkan hasil analisis kekuatan massa batuan batugamping diperlukan beberapa parameter utama yaitu kuat tekan uniaksial batuan utuh, indeks kekuatan geologi (GSI), litologi, faktor gangguan, bobot isi batuan. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa kekuatan nilai massa batuan didapatkan dari hasil uji kuat tekan uniaxial dengan pembebanannya mengikuti standar ISRM 1981 sehingga dari hasil pengujian tersebut menghasilkan nilai 23 Mpa. Untuk hasil pengolahan data dengan kriteria keruntuhan Hoek-Brown didapatkan nilai GSI 78 dengan tingkat kualitas kondisi permukaan batuan sangat bagus. Untuk kualitas massa batuan ini memiliki struktur spesimen batuan utuh dengan sedikit ruang diskontinuitas. Berdasarkan pengamatan keadaan pada aktifitas penambangan pada daerah penelitian menggunakan metode penggalian secara mekanis maka ditentukan nilai faktor gangguan 0,7 dengan bobot isi batuan 0,59 gr/cm3. Berdasarkan kriteria keruntuhan Hoek-Brown. hasil akhir penelitian akan digunakan sebagai rekomendasi untuk desain penambangan batugamping dengan aman.
ANALISIS UJI KUAT TEKAN UNIAKSIAL TERHADAP BATUPASIR BERLAMINASI PADA FORMASI BALIKPAPAN DAN FORMASI PULAUBALANG, KOTA SAMARINDA, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR (Uniaxial Compressive Strength Test Analysis of Laminated Sandstone in the Balikpapan Formation and Sharon Tria Kurniawati Silaban; Revia Oktaviani; Agus Winarno; Tommy Trides; Shalaho Dina Devy
JOURNAL TRANSFORMATION OF MANDALIKA (JTM) e-ISSN 2745-5882 p-ISSN 2962-2956 Vol. 3 No. 4 (2022): JOURNAL TRANSFORMATION OF MANDALIKA
Publisher : Institut Penelitian dan Pengembangan Mandalika Indonesia (IP2MI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sandstone is one of the rocks that are often found in sedimentary basins in the world. Sedimentary rock is a type of rock formed as a result of the deposition process. The deposition is caused by various transport forces such as water, wind and ice. The difference in energy and depositional environment causes the layering structure of sedimentary rocks to vary, one of which is lamination. Lamination is a sedimentary layer structure that shows parallel (horizontal) layers, which are formed due to variations in the rate of deposition of different materials. Therefore, this study was conducted to determine the strength of a rock if it has a laminated structure with varying angles. Uniaxial Compressive Strength Test is how the rock can maintain its elasticity before collapsing. The research was conducted in 2 different formations, namely the Balikpapan Formation and the Pulaubalang Formation. The test results show that the Balikpapan Formation has an average compressive strength value for each corner. At an angle of 00 = 2.31 Mpa, an angle of 300 = 1.82 Mpa, an angle of 450 = 2.13 Mpa, an angle of 600 = 2.47 Mpa and at an angle of 900 = 3.57 Mpa. In the Pulaubalang Formation, the average compressive strength value is obtained at an angle of 00 = 3.69 Mpa, an angle of 300 = 2.35 Mpa, an angle of 450 = 2.39 Mpa, an angle of 600 = 3 Mpa and at an angle of 900 = 3.95 Mpa. . So, from the results of research and data processing that has been carried out the minimum compressive strength value is at a lamination angle of 300 and has a maximum value of compressive strength at an angle of 900. And from the two research formations, the Pulaubalang Formation has a higher rock strength than the Balikpapan Formation.
SINKRONISASI WORK ORDER OVERBURDEN REMOVAL ANTARA OWNER DENGAN KONTRAKTOR PT. KUTAI ENERGI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR (Synchronization of Overburden Removal Work Order Between Owner and Contractor PT. Kutai Energy, Kutai Kartane Megawati AP; Harjuni Hasan; Agus Winarno; Tommy Trides; Lucia Litha Respati
JOURNAL TRANSFORMATION OF MANDALIKA (JTM) e-ISSN 2745-5882 p-ISSN 2962-2956 Vol. 3 No. 4 (2022): JOURNAL TRANSFORMATION OF MANDALIKA
Publisher : Institut Penelitian dan Pengembangan Mandalika Indonesia (IP2MI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Common problems in mining activities of PT. RPP Contractors Indonesia is a non-compliance with the realization of the mining plan. This discrepancy was discovered after reconciling the mining progress map with the draft mining plan at the end of June 2022. This research is very important by synchronizing the realization of the plan at the end of the month. The aim is to determine the form of non-conformance, calculate the volume of non-conformance, and analyze the factors causing the non-conformance to the plan. The research method used is to synchronize work orders between the owner and the contractor by reconciling the actual data in the field with the mine plan design and scheduling the digging and loading equipment so that it shows the percentage of the suitability of the plan with the actual. The results showed that the achievement for overburden stripping was 70% consisting of 60% on design, 10% overcut, and 40% undercut. The factors causing the failure are the number of units and the placement of the fleet, unit productivity, and supervision.