Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

How the Print Media Industry Survived in the Digital Era Firmansyah Firmansyah; Sophia Novita; Atie Rachmiatie; Septiawan Santana K.; Alex Sobur; Dian Widya Putri
Jurnal ASPIKOM - Jurnal Ilmu Komunikasi Vol 7, No 1 (2022)
Publisher : Asosiasi Pendidikan Tinggi Ilmu Komunikasi (ASPIKOM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24329/aspikom.v7i1.1013

Abstract

In the era of information technology, print media is on the verge of extinction. The Pikiran Rakyat Newspaper, one of the largest local newspapers in West Java, still survives. This study illustrates how print media can survive in the era of digital society. This research uses a sequential explanatory design method by combining quantitative and qualitative data. Quantitative data was collected using a survey to a sample of readers totaling 1540 respondents. The sample was determined using purposive sampling with unique qualifications for potential readers in West Java. Qualitative data using observation, interviews, and FGD. The quantitative results showed that respondents admitted they were still interested in consuming newspapers. Newspapers have advantages over online media; clickbait does not exist. The qualitative results indicate that print media can still survive, not as a source of income but as an icon of the company.
STRATEGI DESTINATION BRANDING WADUK JATILUHUR SEBAGAI WISATA AIR UNGGULAN DI JAWA BARAT Sophia Novita; Firmansyah Firmansyah
Jurnal Audience: Jurnal Ilmu Komunikasi Vol 4, No 01 (2021): FEBRUARI 2021
Publisher : COMMUNICATION MAJOR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33633/ja.v4i01.4235

Abstract

Pariwisata merupakan sektor penyedia jasa yang mengoptimalkan potensi kawasan wisata. Di Indonesia, pariwisata ditetapkan sebagai leading sector dan core economy. Pariwisata memberikan kontribusi besar pada lapangan pekerjaan, devisa negara dan juga mendukung kemajuan daerah melalui pemasukan PAD (pendapatan asli daerah). Hal tersebut juga menjadi fokus Pemerintah Jawa Barat, dalam Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi tahun 2015-2025  terdapat aturan mengenai wisata unggulan untuk kawasan destinasi berbasis air. Salah satu kawasan yang memiliki potensi mengenai hal itu adalah Waduk Jatiluhur di Kabupaten Purwakarta. Kawasan yang sebelumnya dipergunakan sebagai PLTA kini diubah menjadi tujuan wisata dengan cara membranding kawasan tersebut. Untuk mengetahui strategi branding yang dilakukan maka penelitiann ini dianalisa melalui teori strategi destination branding dari Morgan & Pritchard. Dengan penelitian metode kualitatif studi kasus. Hasil temuan memperlihatkan bahwa ada lima tahapan dalam melakukan branding destinasi wisata yang dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat. Tahap pertama, menetapkan nilai-nilai inti dari tujuan dan mereknya melalui pemetaan pasar. Tahap kedua, mengembangkan identitas merek dengan empat daya tarik buatan yang dimaksimalkan pemerintan. Tahap ketiga, mengenalkan produk kepada masyarakat melalui event olahraga bertaraf internasional salah satunya The 1st Jatiluhur Stand Up Paddle and Kayak Exhibition bertajuk “Green Water Life”. Tahap keempat, dengan imlementasi brand melalui simbol, slogan dan membuat aplikasi bernama “Sampurasun”. Tahap kelima, monitoring dan evaluasi yang dilakukan oleh tim media sosial dan Pokdarwis. Temuan ini Memperlihatkan bahwa upaya branding destinasi tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah tetapi masyarakat sekitar. Temuan lainnya ialah bahwa ada beberapa daya tarik buatan yang sengaja dijadikan strategi pada branding destinasi ini. Kata Kunci: Branding, Destinasi, Waduk Jatiluhur, Purwakarta
MODEL DIALOGIS DALAM KOMUNIKASI PELAYANAN PERGURUAN TINGGI SWASTA DI MASA PANDEMI COVID-19 Tresna Wiwitan; Neni Yulianita; Sophia Novita
Perspektif Komunikasi: Jurnal Ilmu Komunikasi Politik dan Komunikasi Bisnis Vol 6, No 2 (2022): Perspektif Komunikasi
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/pk.6.2.175-182

Abstract

Proses belajar secara daring (online) dalam bentuk perkuliahan jarak jauh merupakan alternatif dan menjadi kebutuhan dalam menyelenggarakan perkuliahan pada mahasiswa. Berbagai permasalahan muncul ketika Perguruan Tinggi harus melakukan semua kegiatan dilakukan secara online sehingga komunikasi pelayanan di Perguruan Tinggi pada saat pandemi Covid-19 menjadi hal yg penting, dimana mahasiswa tidak bertemu langsung dengan dosen dan tenaga kependidikan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji dan menganalisis Komunikasi Pelayanan Perguruan Tinggi Swasta di Masa Pandemi Covid-19.  Metode penelitian kualitatif studi kasus di Universitas dan Sekolah Tinggi yang menjadi mitra Unisba di LLDIKTI wilayah IV Jawa Barat dan Banten. Pemilihan objek penelitian dilakukan secara purposif dan subjektif, yaitu Universitas Sangga Buana, Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Bandung, dan Sekolah Tinggi Administrasi Sebelas April Sumedang. Teknik pengumpulan data dilakukan wawancara mendalam terhadap informan yang terlibat dalam komunikasi pelayanan di PTS yang terpilih, observasi, dan studi kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwah (1) Hambatan komunikasi pelayanan online terjadi apabila jaringan internet tidak mendukung dan secara offline banyak mahasiswa yang tidak mentaati protocol kesehatan, (2) Standarisasi komunikasi pelayanan selama pandemic covid-19 dilakukan dalam bentuk komunikasi dialogis.
Why Tourist Destinations Are Hard to Survive After Disaster? Case Study of Communication Barrier in the Tanjung Lesung Special Economic Zones (SEZ) Stakeholders Sophia Novita; Firmansyah Firmansyah; Ashabul Yamin Asgha
Jurnal Riset Komunikasi Vol 6 No 2 (2023): Agustus 2023
Publisher : Asosiasi Pendidikan Tinggi Ilmu Komuniasi (ASPIKOM) Wilayah Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38194/jurkom.v6i2.822

Abstract

Tanjung Lesung’s Special Economic Zones (SEZ) is a tourist destination developed as a coastal tourism potential in Indonesia. The development of the Tanjung Lesung SEZ experienced challenges when the natural tsunami disaster in 2018 caused the Tanjung Lesung tourism slump. Research on communication between stakeholders is essential to determine how each stakeholder plays his role and coordinates with each other to revive tourism in particular economic areas. This study aims to analyze the problem of communication among tourism area stakeholders. The research uses a case study method with the object being the Tanjung Lesung tourism SEZ. The research subjects are the stakeholders of the tourism area. Data were collected by observation and conducting semi-structured interviews with 17 informants from four types of stakeholders: local governments, private companies, media, and community groups in the buffer zone. The data is also complemented by an academic review of the literature. Data analysis uses analysis with a stakeholder theory approach, which looks at the relationship between stakeholders in realizing common goals in developing particular economic areas for tourism. The results showed communication gaps among stakeholders, with each stakeholder having their strategy for developing tourism. The tourism strategy has not been integrated with all stakeholders due to internal conflicts in the management of the Tanjung Lesung area and its supporting areas. Stakeholders need to communicate regularly and work together to determine the target market so there is no gap between stakeholders in carrying out tourism development strategies after the disaster.