Eko Heri Widiastuti, Lili Marliyah Sri Sayekti
Universitas IVET

Published : 19 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

Spirit dan Aktualisasi Nilai Kesejarahan Untuk Pemahaman Rasa Kebangsaan Widiastuti, Eko Heri
PAWIYATAN Vol 20, No 3 (2013)
Publisher : PAWIYATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Rasa kebangsaan atau nasionalisme adalah suatu untuk sikap kesetiaan atau cinta pada bangsa dan negara. Penanamannya bisa melewati berbagai cara, salah satunya adalah lewat pendidikan, terutama pendidikan sejarah. Sejarah adalah suatu ilmu yang mempelajari masa lalu manusia, dengan mempelajari masa lalu, maka kita akan dapat mengambil makna dan hikmahnya, sehingga dapat dijadikan modal untuk berperilaku di masa kini dan masa yang akan datang. Semangat dan aktualisasi rasa kebangsanaan dalam kehidupan sehari-hari anak merupakan suatu keharusan, agar sebagai generasi penerus anak mempunyai suasana kehidupan yang tenang, tentram dan damai yang berujung pada tercapainya kesejahteraan rakyat. Dengan demikian rasa kebangsaan ini dapat dijadikan modal bagi pembangunan bangsa dan negara Indonesia, lebih khusus lagi bagi anak-anak kita dalam menatap hari esoknya. Oleh karenanya pemerintah perlu mencari cara yang tepat untuk menanamkan nasionalisme atau rasa kebangsaan kepada bangsa Indonesia. Kata Kunci : Rasa Kebangsaan (Nasionalisme), Aktualisasi
Model Pemberdayaan Perempuan Dalam Meningkatkan Ketahanan Pangan Masyarakat Agribisnis Di Kawasan Bandungan Sri Sayekti,, Lili Marliyah, Eko Heri W,
PAWIYATAN Vol 20, No 3 (2013)
Publisher : PAWIYATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini  bertujuan untuk mendeskripsikan tentang bagaimana aksesibilitas kaum perempuan dalam bidang agribisnis dalam meningkatkan ketahan pangan di Kawasan Bandungan serta bagaimana kondisi social capital mempengaruhi aksesibilitas perempuan dalam bidang agribisnis di Kawasan Bandungan. Metode penelitian yang digunakan dalam tahap ini adalah metode penelitian kualitatif. Teknik sampling yang digunakan adalah purposif sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara terstruktur, observasi dan dokumentasi. Untuk memeriksa keabsahan data dilakukan pengujian atau pengukuran validitas internal dan eksternal, serta menggunakan teknik triangulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pemberdayaan perempuan masih bersifat partial belum terintegasikan atau  berkembang di lembaga/intitusi kemasyarakatan yang ada di  Bandungan.  Tingkat aksesibilitas perempuan dalam bidang agribisnis menonjol dalam beberapa kegiatan yaitu perawatan tanaman, memanen dan kegiatan pasca panen sampai kegiatan pemasaran. Aksesibilitas perempuan dalam sumberdaya dan pendapatan relatif seimbang, hanya pada pengelolaan pemanfaatan biaya produksi dan kebutuhan hidup lebih dominan perempuan. Akses pemanfaatan waktu luang bagi perempuan  relatif rendah, karena dominasi kegiatan domestik. Struktur social capital masyarakat agribisnis di Kawasan Bandungan masuk dalam type outward looking, dilihat dari unsur kepercayaan, norma-norma dan jaringan antar individu, maka ukuran modal sosial atau social capital masyarakat di Kawasan Bandungan relatif besar. Model yang direkomendasikan yaitu suatu model pemberdayaan perempuan bidang agribisnis dengan  penekanan pada penguatan dan revitalisasi kelembagaan atau institusi /social capital yang  tumbuh dan berkembang, baik bidang ekonomi, social budaya, agama, dan politik, sehingga tercipta sistem koordinasi kelembagaan yang kondusif, partisipatif dan pasar bersaing bersahabat, sehingga diharapkan berpeluang meningkatkan aksesibilitas perempuan. Kondisi ideal yang terbentuk diharapkan dapat meningkatkan aksesibilitas perempuan agribisnis baik dalam aspek kegiatan atau aktifitas, sumberdaya, pendapatan, kepemimpinan dan waktu luang, sehingga keberdayaan perempuan dan ketahanan pangan dapat masyarakat meningkat.  Kata Kunci : pemberdayaan, social capital
MODEL PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM MENINGKATKAN KETAHANAN PANGAN MASYARAKAT AGRIBISNIS DI KAWASAN BANDUNGAN Sri Sayekti, Lili Marliyah, Eko Heri Widiastuti,
PAWIYATAN Vol 21, No 2 (2014)
Publisher : PAWIYATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini  bertujuan untuk mendeskripsikan tentang bagaimana aksesibilitas kaum perempuan dalam bidang agribisnis dalam meningkatkan ketahan pangan di Kawasan Bandungan serta bagaimana kondisi social capital mempengaruhi aksesibilitas perempuan dalam bidang agribisnis di Kawasan Bandungan. Metode penelitian yang digunakan dalam tahap ini adalah metode penelitian kualitatif. Teknik sampling yang digunakan adalah purposif sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara terstruktur, observasi dan dokumentasi. Untuk memeriksa keabsahan data dilakukan pengujian atau pengukuran validitas internal dan eksternal, serta menggunakan teknik triangulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pemberdayaan perempuan masih bersifat partial belum terintegasikan atau  berkembang di lembaga/intitusi kemasyarakatan yang ada di  Bandungan.  Tingkat aksesibilitas perempuan dalam bidang agribisnis menonjol dalam beberapa kegiatan yaitu perawatan tanaman, memanen dan kegiatan pasca panen sampai kegiatan pemasaran. Aksesibilitas perempuan dalam sumberdaya dan pendapatan relatif seimbang, hanya pada pengelolaan pemanfaatan biaya produksi dan kebutuhan hidup lebih dominan perempuan. Akses pemanfaatan waktu luang bagi perempuan  relatif rendah, karena dominasi kegiatan domestik. Struktur social capital masyarakat agribisnis di Kawasan Bandungan masuk dalam type outward looking, dilihat dari unsur kepercayaan, norma-norma dan jaringan antar individu, maka ukuran modal sosial atau social capital masyarakat di Kawasan Bandungan relatif besar. Model yang direkomendasikan yaitu suatu model pemberdayaan perempuan bidang agribisnis dengan  penekanan pada penguatan dan revitalisasi kelembagaan atau institusi /social capital yang  tumbuh dan berkembang, baik bidang ekonomi, social budaya, agama, dan politik, sehingga tercipta sistem koordinasi kelembagaan yang kondusif, partisipatif dan pasar bersaing bersahabat, sehingga diharapkan berpeluang meningkatkan aksesibilitas perempuan. Kondisi ideal yang terbentuk diharapkan dapat meningkatkan aksesibilitas perempuan agribisnis baik dalam aspek kegiatan atau aktifitas, sumberdaya, pendapatan, kepemimpinan dan waktu luang, sehingga keberdayaan perempuan dan ketahanan pangan dapat masyarakat meningkat.   Kata Kunci : pemberdayaan, social capital
REVITALISASI BENDA CAGAR BUDAYA DI KOTA SEMARANG Widiastuti, Eko Heri
PAWIYATAN Vol 21, No 2 (2014)
Publisher : PAWIYATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Semarang merupakan salah satu kota yang memiliki kawasan cagar budaya yang cukup banyak, sehingga Kota Semarang termasuk salah satu kota pusaka. Cagar budaya merupakan kekayaan budaya bangsa yang sangat penting, merupaka warisan nenek moyang bangsa Indonesia mempunyai nilai-nilai yang cukup tinggi, baik di tinjau dari latar belakang sejarah maupun dari sudut kajian arsitektur dan ragam seninya. Kota Semarang memiliki keunik sering disebut dengan “Little Netherland”, sebab kawasan kota lama pada jaman Beland merupakan pusat pemukiman, pusat bisnis, sehingga tatakotanya mengadopsi tata kota di Belanda. Saat ini kawasan kota lama kondisinya sangat memprihatinkan, tidak terawat, bahkan terkesan kumuh, pada hal kota lama menyimpan potensi yang sangat besar baik sebagai wisata, sumber belajar dan pengembangan ilmu pengetahuan dan budaya. Dengan melihat permasalahan tersebut maka pokok masalah dalam penelitian ini adalah tentang revitalisasi benda cagar budaya di Kota Semarang khususnya kawasan kota lama. Pengumpulan datanya menggunakan survey intensif, wawancara mendalam dan observasi sebagai data pendukung, analisis datanya menggunakan analisis deskriptif interaktif. Hasil penelitian yang di dapat 70 % bangunan di Kawasan Kota Lama kondisinya tidak terawat dengan baik, sebab bangunan-bangunan yang ada 75 % dimiliki oleh perorangan. Untuk merawatnya dibutuhkan dana yang besar, sehingga pemerintah perlu member subsidi dana bagi pemiliknya. Upaya lain untuk melestarikan kawasan kota lama adalah dengan mengimplementasikan Undang-Undang Cagar yaitu UU no.5 tahun 1990 yang diperbaiki dengan UU No. 11 Tahun 2010. Upaya lain untuk mengidupkan kawasan kota lama adalah dengan mengadakan berbagai kegiatan yang lokasinya di kawasan kota lama, kegiatan ini antara lain adalah Car free night setiap malam minggu, konser musik, pameran-pameran, bahkan setiap minggu pagi menjadi pusat pasar benda antik. Berbagai upaya yang dilakukan oleh memerintah serta berbagai organisasi sosial merupakan upaya untuk mendorong agar kawasan kota lama dapat dijadikan sebagai tujuan wisata di Kota Semarang. Kata Kunci : cagar budaya, revitalisasi
REVITALISASI BENDA CAGAR BUDAYA DI KOTA SEMARANG Widiastuti, Eko Heri
PAWIYATAN Vol 21 No 2 (2014)
Publisher : PAWIYATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Semarang merupakan salah satu kota yang memiliki kawasan cagar budaya yang cukup banyak, sehingga Kota Semarang termasuk salah satu kota pusaka. Cagar budaya merupakan kekayaan budaya bangsa yang sangat penting, merupaka warisan nenek moyang bangsa Indonesia mempunyai nilai-nilai yang cukup tinggi, baik di tinjau dari latar belakang sejarah maupun dari sudut kajian arsitektur dan ragam seninya. Kota Semarang memiliki keunik sering disebut dengan “Little Netherland”, sebab kawasan kota lama pada jaman Beland merupakan pusat pemukiman, pusat bisnis, sehingga tatakotanya mengadopsi tata kota di Belanda. Saat ini kawasan kota lama kondisinya sangat memprihatinkan, tidak terawat, bahkan terkesan kumuh, pada hal kota lama menyimpan potensi yang sangat besar baik sebagai wisata, sumber belajar dan pengembangan ilmu pengetahuan dan budaya. Dengan melihat permasalahan tersebut maka pokok masalah dalam penelitian ini adalah tentang revitalisasi benda cagar budaya di Kota Semarang khususnya kawasan kota lama. Pengumpulan datanya menggunakan survey intensif, wawancara mendalam dan observasi sebagai data pendukung, analisis datanya menggunakan analisis deskriptif interaktif. Hasil penelitian yang di dapat 70 % bangunan di Kawasan Kota Lama kondisinya tidak terawat dengan baik, sebab bangunan-bangunan yang ada 75 % dimiliki oleh perorangan. Untuk merawatnya dibutuhkan dana yang besar, sehingga pemerintah perlu member subsidi dana bagi pemiliknya. Upaya lain untuk melestarikan kawasan kota lama adalah dengan mengimplementasikan Undang-Undang Cagar yaitu UU no.5 tahun 1990 yang diperbaiki dengan UU No. 11 Tahun 2010. Upaya lain untuk mengidupkan kawasan kota lama adalah dengan mengadakan berbagai kegiatan yang lokasinya di kawasan kota lama, kegiatan ini antara lain adalah Car free night setiap malam minggu, konser musik, pameran-pameran, bahkan setiap minggu pagi menjadi pusat pasar benda antik. Berbagai upaya yang dilakukan oleh memerintah serta berbagai organisasi sosial merupakan upaya untuk mendorong agar kawasan kota lama dapat dijadikan sebagai tujuan wisata di Kota Semarang. Kata Kunci : cagar budaya, revitalisasi
MODEL PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM MENINGKATKAN KETAHANAN PANGAN MASYARAKAT AGRIBISNIS DI KAWASAN BANDUNGAN Sri Sayekti, Lili Marliyah, Eko Heri Widiastuti,
PAWIYATAN Vol 21 No 2 (2014)
Publisher : PAWIYATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini  bertujuan untuk mendeskripsikan tentang bagaimana aksesibilitas kaum perempuan dalam bidang agribisnis dalam meningkatkan ketahan pangan di Kawasan Bandungan serta bagaimana kondisi social capital mempengaruhi aksesibilitas perempuan dalam bidang agribisnis di Kawasan Bandungan. Metode penelitian yang digunakan dalam tahap ini adalah metode penelitian kualitatif. Teknik sampling yang digunakan adalah purposif sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara terstruktur, observasi dan dokumentasi. Untuk memeriksa keabsahan data dilakukan pengujian atau pengukuran validitas internal dan eksternal, serta menggunakan teknik triangulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pemberdayaan perempuan masih bersifat partial belum terintegasikan atau  berkembang di lembaga/intitusi kemasyarakatan yang ada di  Bandungan.  Tingkat aksesibilitas perempuan dalam bidang agribisnis menonjol dalam beberapa kegiatan yaitu perawatan tanaman, memanen dan kegiatan pasca panen sampai kegiatan pemasaran. Aksesibilitas perempuan dalam sumberdaya dan pendapatan relatif seimbang, hanya pada pengelolaan pemanfaatan biaya produksi dan kebutuhan hidup lebih dominan perempuan. Akses pemanfaatan waktu luang bagi perempuan  relatif rendah, karena dominasi kegiatan domestik. Struktur social capital masyarakat agribisnis di Kawasan Bandungan masuk dalam type outward looking, dilihat dari unsur kepercayaan, norma-norma dan jaringan antar individu, maka ukuran modal sosial atau social capital masyarakat di Kawasan Bandungan relatif besar. Model yang direkomendasikan yaitu suatu model pemberdayaan perempuan bidang agribisnis dengan  penekanan pada penguatan dan revitalisasi kelembagaan atau institusi /social capital yang  tumbuh dan berkembang, baik bidang ekonomi, social budaya, agama, dan politik, sehingga tercipta sistem koordinasi kelembagaan yang kondusif, partisipatif dan pasar bersaing bersahabat, sehingga diharapkan berpeluang meningkatkan aksesibilitas perempuan. Kondisi ideal yang terbentuk diharapkan dapat meningkatkan aksesibilitas perempuan agribisnis baik dalam aspek kegiatan atau aktifitas, sumberdaya, pendapatan, kepemimpinan dan waktu luang, sehingga keberdayaan perempuan dan ketahanan pangan dapat masyarakat meningkat.   Kata Kunci : pemberdayaan, social capital
PANDUAN PENULISAN KARYA ILMIAH Eko Heri Widiastuti, Y. Soeharso
PAWIYATAN Vol 22 No 2 (2015)
Publisher : PAWIYATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Karya ilmiah atau tulisan ilmiah adalah karya seorang ilmuan yang ingin mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang diperolehnya melalui kepustakaan, kumpulan pengalaman, penelitian dan pengetahuan orang lain. Dalam literatur lain, disebutkan bahwa karya tulis ilmiah adalah serangkaian kegiatan penulisan yang didasar-kan pada pengkajian atau penelitian ilmiah yang ditulis secara sistematis menggunakan bahasa prinsip-prinsip ilmiah. Atau ada juga yang menyatakan bahwa karya tulis ilmiah merupakan karya tulis yang disusun berdasarkan kriteria ilmiah. Karya ilmiah merupakan karya tulis yang isinya berusaha memaparkan suatu pembahasan secara ilmiah yang dilakukan oleh seorang penulis atau peneliti. Karya ilmiah  ditulis untuk mencari jawaban mengenai sesuatu hal dan untuk membuktikan kebenaran tentang sesuatu yang terdapat dalam objek tulisan, maka sudah selayaknyalah, jika tulisan ilmiah sering meng-angkat tema seputar hal-hal yang baru (aktual) dan belum pernah ditulis orang lain. Jika pun tulisan tersebut sudah pernah ditulis dengan tema yang sama, tujuannya adalah sebagai upaya pengem-bangan dari tema terdahulu, yang disebut juga sebagai  penelitian lanjutan. Kata Kunci : Penulisan, Karya Ilmiah
IbM LEMBAGA KURSUS DAN PELATIHAN (LKP) PENJAHIT GARMEN DI KECAMATAN GUNTUR KABUPATEN DEMAK widiastuti, eko heri; Marliyah, Lili; Suharyanto, Yohanes
PAWIYATAN Vol 24 No 2 (2017)
Publisher : PAWIYATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Masalah ketenagakerjaan merupakan masalah yang penting, terutama menyangkut masalah SDM, sebab saat ini kualitas SDM menjadi modal utama pencari kerja.  Rendahnya kualitas tenaga kerja medorong LKP Bilqis dan LKP Bintang Novi untuk ikut berperan dalam meningkatkan SDM pencari kerja khususnya di bidang garmen. Permasalahan yang dihadapi LKP Bilqis terdiri dari pemenuhan sarana prasarana dan proses pembelajaran dalam hal ini SDM instruktur serta managemen organisasi LKP. Permsaahan LKP Bintang Novi adalah dalam hal pemenuhan sarana prasarana dan proses pembelajaran dalam hal ini adalah tidak tersedianya kurikulum yang digunakan sebagai pedoman dalam proses pembelajaran serta rendahnya SDM instruktur dan managmen organisasi LKP. Untuk mengatasi berbagai masalah tersebut maka SDM instruktur dan pengelola perlu ditingkatkan, maka target dari kegiatan ini adalah meningkatnya soft skill dan hard skill mereka, sedangkan luarannya adalah kurikulum yang disempurnakan, modul pelatihan dan sertifikat sebagai standar kualifikasi  instrutur dan pengelola. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah pelatihan dan pendampingan terhadap instruktur dan pengelola LKP. Kegiatan tersebut meliputi sarasehan tentang perbaikan kurikulum, pelatihan untuk meningkatkan kualitas instruktur, pelatihan tentang pengembangan penyelenggaraan lembaga kursus dan pelatihan (LKP),  pendampingan dalam menentukan strategi perluasan kemitraan. Pelaksanaan kegiatan ini berjalan lancar dan penuh keterbukaan, sehingga permasalahan yang dihadapi mitra dapat terpecahkan bersama dengan tim. Hasil dari kegiatan yang dilakukan tim, terlihat pada kemampuan instruktur dan pengelola mengalami peningkatan hal ini terlihat dari cara instruktur dalam mendampingi peserta kursusu, penambahan sarana dan prasarana, tersusunnya kurikulum pad level 3 dan pengelolan LKP yang semakin baik. Hal ini dibuktikan ditunjukkan kedua LKP ini untuk menyelenggarakan Program Kecakapan Kerja (PKK) yang diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah khususnya Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Demak.
Model Pemberdayaan Perempuan Dalam Meningkatkan Ketahanan Pangan Masyarakat Agribisnis Di Kawasan Bandungan Sri Sayekti,, Lili Marliyah, Eko Heri W,
PAWIYATAN Vol 20 No 3 (2013)
Publisher : PAWIYATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini  bertujuan untuk mendeskripsikan tentang bagaimana aksesibilitas kaum perempuan dalam bidang agribisnis dalam meningkatkan ketahan pangan di Kawasan Bandungan serta bagaimana kondisi social capital mempengaruhi aksesibilitas perempuan dalam bidang agribisnis di Kawasan Bandungan. Metode penelitian yang digunakan dalam tahap ini adalah metode penelitian kualitatif. Teknik sampling yang digunakan adalah purposif sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara terstruktur, observasi dan dokumentasi. Untuk memeriksa keabsahan data dilakukan pengujian atau pengukuran validitas internal dan eksternal, serta menggunakan teknik triangulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pemberdayaan perempuan masih bersifat partial belum terintegasikan atau  berkembang di lembaga/intitusi kemasyarakatan yang ada di  Bandungan.  Tingkat aksesibilitas perempuan dalam bidang agribisnis menonjol dalam beberapa kegiatan yaitu perawatan tanaman, memanen dan kegiatan pasca panen sampai kegiatan pemasaran. Aksesibilitas perempuan dalam sumberdaya dan pendapatan relatif seimbang, hanya pada pengelolaan pemanfaatan biaya produksi dan kebutuhan hidup lebih dominan perempuan. Akses pemanfaatan waktu luang bagi perempuan  relatif rendah, karena dominasi kegiatan domestik. Struktur social capital masyarakat agribisnis di Kawasan Bandungan masuk dalam type outward looking, dilihat dari unsur kepercayaan, norma-norma dan jaringan antar individu, maka ukuran modal sosial atau social capital masyarakat di Kawasan Bandungan relatif besar. Model yang direkomendasikan yaitu suatu model pemberdayaan perempuan bidang agribisnis dengan  penekanan pada penguatan dan revitalisasi kelembagaan atau institusi /social capital yang  tumbuh dan berkembang, baik bidang ekonomi, social budaya, agama, dan politik, sehingga tercipta sistem koordinasi kelembagaan yang kondusif, partisipatif dan pasar bersaing bersahabat, sehingga diharapkan berpeluang meningkatkan aksesibilitas perempuan. Kondisi ideal yang terbentuk diharapkan dapat meningkatkan aksesibilitas perempuan agribisnis baik dalam aspek kegiatan atau aktifitas, sumberdaya, pendapatan, kepemimpinan dan waktu luang, sehingga keberdayaan perempuan dan ketahanan pangan dapat masyarakat meningkat.  Kata Kunci : pemberdayaan, social capital
Spirit dan Aktualisasi Nilai Kesejarahan Untuk Pemahaman Rasa Kebangsaan Widiastuti, Eko Heri
PAWIYATAN Vol 20 No 3 (2013)
Publisher : PAWIYATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Rasa kebangsaan atau nasionalisme adalah suatu untuk sikap kesetiaan atau cinta pada bangsa dan negara. Penanamannya bisa melewati berbagai cara, salah satunya adalah lewat pendidikan, terutama pendidikan sejarah. Sejarah adalah suatu ilmu yang mempelajari masa lalu manusia, dengan mempelajari masa lalu, maka kita akan dapat mengambil makna dan hikmahnya, sehingga dapat dijadikan modal untuk berperilaku di masa kini dan masa yang akan datang. Semangat dan aktualisasi rasa kebangsanaan dalam kehidupan sehari-hari anak merupakan suatu keharusan, agar sebagai generasi penerus anak mempunyai suasana kehidupan yang tenang, tentram dan damai yang berujung pada tercapainya kesejahteraan rakyat. Dengan demikian rasa kebangsaan ini dapat dijadikan modal bagi pembangunan bangsa dan negara Indonesia, lebih khusus lagi bagi anak-anak kita dalam menatap hari esoknya. Oleh karenanya pemerintah perlu mencari cara yang tepat untuk menanamkan nasionalisme atau rasa kebangsaan kepada bangsa Indonesia. Kata Kunci : Rasa Kebangsaan (Nasionalisme), Aktualisasi