Claim Missing Document
Check
Articles

Found 21 Documents
Search

PEMBERDAYAAN KELOMPOK NATURAL BAMBOO STRAW LOMBOK DUSUN EMBOAN DESA MANGKUNG KECAMATAN PRAYA BARAT Syech Idrus; I Putu Gede; I Ketut Purawata
MEDIA BINA ILMIAH Vol 14, No 2: September 2019
Publisher : BINA PATRIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (360.217 KB) | DOI: 10.33758/mbi.v14i2.303

Abstract

Sasaran Program Kemitraan Masyarakat ini adalah Kelompok Natural Bamboo Straw me-rupakan perajin sedotan bambu di Dusun Emboan Desa Mangkung Kecamatan Praya Barat Kabupaten Lombok Tengah Provinsi Nusa Tenggara Barat. Permasalahan yang diha-dapi mitra, antara lain: Pertama, aspek produksi berkaitan dengan keterbatasan peralatan, masih menggunakan peralatan sederhana dan manual. Kedua, aspek manajemen, meliputi; a) ijin usaha dan Akta pendirian belum ada, b) pemasaran, pasar masih terbatas karena dilakukan dari mulut kemulut dan belum memiliki web/blog dan atau toko online sebagai media iklan, dan juga belum memanfaatkan media sosial lainnya, seperti istagram, facebook, twuitter, WhatsApp sebagai alat promosi dan c) mitra belum melakukan pencatatan dan pelaporan keuangan. Solusinya; Pertama, aspek produksi, mengadakan penambahan alat kerja untuk pembuatan sedotan bambu. Solusi kedua untuk aspek manajemen, antara lain; a) melakukan pelatihan pembuatan AD dan ART dan pendampingan pembuatan Akta pendirian dan ijin usaha, b) memperluas pasar, melakukan pelatihan pemasaran tentang pembuatan web/blog dan atau toko online sebagai media iklan, juga melakukan pelatihan memanfaatkan media sosial lainya seperti, istagram, facebook, twuitter, WhatsApp untuk meningkatan promosi, dan c) melakukan pelatihan serta pendampingan dalam membuat pencatatan pelaporan keuangan. Hasil capaian luaran kegiatan tim pelaksana PKM ini belum 100%, karena adanya keterbatasan pada saat latihan membuat web/blog di lokasi pelatihan, sinyal internet tidak stabil dan bahkan hilang. Saran untuk pemerintah terhadap kendala tersebut mengupayakan adanya tower/pemancar dari salah satu penyedia layanan/vendor telekomunikasi, agar sinyal dari telekomunikasi dapat stabil dan terjangkau, sehingga pemanfaatnya lebih luas untuk memasarkan produk sedotan bambu yang telah ada di Desa Mangkung saat ini.
DIVERSIFIKASI PRODUK KOLANG KALING PADA KELOMPOK USAHA BERIUK ANGENI DI DESA LEMBAH SARI KABUPATEN LOMBOK BARAT Lalu Yulendra; I Putu Gede; Syech Idrus
MEDIA BINA ILMIAH Vol 13, No 1: AGUSTUS 2018
Publisher : BINA PATRIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (278.642 KB) | DOI: 10.33758/mbi.v13i1.148

Abstract

Program Ipteks bagi Masyarakat di Desa Lembah Sari, Batu Layar Kabupaten Lombok Barat ditujukan untuk memberdayakan potensi yang ada pada kelompok usaha kolang kaling sebagai upaya untuk meningkatkan pendapatan masyarakat dan mendukung pengembangan destinasi wisata dan ekonomi kreatif dalam menyangga pembangunan pariwisata di kabupaten Lombok Barat mempunyai peran dan fungsi sangat strategis. Kegiatan Ipteks bagi Masyarakat pada produk kolang kaling ini lebih ditekankan pada penganekaragamannya (diversifikasi), menjadi beberapa produk, seperti; kerupuk kolang kaling, es kolang kaling, manisan dan dodol kolang kaling dengan maksud agar secara teknis proses pembuatan kolang kaling dalam diversifikasi produk olahan camilan dapat dilakukan dengan menggunakan alat bantu berteknologi kekinian, karena adanya temuan bahwa dalam proses pengolahan masih dilakukan secara tradisional dan kurang memperhatikan aspek hyginitas, demikian juga dalam pemasaran pun masih sederhana karena dijanjakan dilapak-lapak pasar dan sekolah. Metode yang digunakan untuk mencapai tujuan dari kegiatan Ipteks bagi Masyarakat ini, dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut; a) melakukan sosialisasi, b) menyusun rencana program, c) melak-sanakan program Ipteks bagi Masyarakat, d) melakukan monitoring, evaluasi dan menyusun laporan. Hasil kegiatan Ipteks bagi Masyarakat ini, antara lain; a) terlaksananya penyuluhan tentang pentingnya pemeliharaan tanaman Enao atau Aren sebagai bahan baku kolang kaling dan meyakinkan pengusaha/masyarakat bahwa camilan kolang kaling dapat dijadikan sebagai salah satu paket wisata kuliner dan wisata agro, b) terlaksananya pelatihan dalam proses pembuatan produk olahan camilan kolang kaling sehat dengan kemasan yang vareatif agar memiliki nilai jual kompetitif, c) terlaksananya kegiatan bimbingan untuk memperluas jangkauan pemasaran dengan memanfaat media sosial.
KUALIFIKASI FASILITAS PUBLIK DALAM KAWASAN PARIWISATA SENGGIGI DI KABUPATEN LOMBOK BARAT I Putu Gede
MEDIA BINA ILMIAH Vol 12, No 10: MEI 2018
Publisher : BINA PATRIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (268.512 KB) | DOI: 10.33758/mbi.v12i10.91

Abstract

keberadaan kawasan  pariwisata  dalam satu destinasi menjadi pusat sarana alternatif untuk kegiatan orang-orang berwisata. Sebagai bagian dari destinasi wisata nasional, sudah selayaknya memberikan rasa  nyaman bagi para pengunjungnya .salah satu fasilitas yang wajib tersedia bagi para pengunjung  adalah fasiltas umum  seperti toilet  dan musola . metode penelitian  yang dipakai adalah metode penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data yang dipakai meliputi: observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Alat pengumpulan data berupa: daftar periksa, pedoman wawancara, dan dokumen. Teknis analisis yang dipakai adalah statistic deskriptif. Temuan penelitian menunjukkan bahwa (1) manterial toilet dan musola, di kawasan pariwisata  senggigigi  hanya memenuhi 60% sub pengelolaan, musola 75%  milik Pasar seni senggigi dan pura batu bolong seni; (2) kondisi toilet dan musola minim tidak  lengkap dan berkadar kurang; berdasarkan aspek fasilitas pendukung dan ukuran, musola berkondisi buruk: (3) penerapan standar toilet dan musola umum belum  memenuhi dua dari tiga persayaratan, dan belum ada regulasi yang resmi.
MODEL PENINGKATAN KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA PEKERJA PARIWISATA DI KOTA MATARAM I Putu Gede; Lalu Yulendra; Syech Idrus
MEDIA BINA ILMIAH Vol 14, No 4: Nopember 2019
Publisher : BINA PATRIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (539.78 KB) | DOI: 10.33758/mbi.v14i4.361

Abstract

Tourism Indonesia is ranked 7th in the world for best tourism tourism visit in 2019, the Government's commitment to make tourism as a choir in development accelerates the increase of Indonesia's competitiveness up 8 points from the top 50 to 42 Lombok as a priority tourist destination begins to improve in the development of facilities and tourism infrastructure including its human resources. The city of Mataram as a buffer for special economic zones has the highest number of units and hotel rooms among districts and cities in West Nusa Tenggara has the second highest number of workers after West Lombok regency with 1,993 hotel rooms with 363 workers and no workers foreign, so Education is very important in improving the quality of human resources (HR). The development of tourism facilities and infrastructure needs to be balanced with the need for professional and competent human resources in the field of tourism, especially in the field of hotel and restaurant accommodation. It will be a problem if the human resources employed do not attempt to identify, map competency levels, gaps, and penta helic models for developing HR competencies for tourism workers in the hotel and restaurant sector in the city of Mataram. The purpose of this study is 1). To identify tourism workers in the hotel sector and 2). To analyze the level of competency of tourism workers in the hotel and restaurant sector, 3). To analyze the gap between human resources and the competencies of tourism workers in the hotel and restaurant sector. 4). To build a penta helic model of HR competencies for tourism workers in the hotel and restaurant sector in the city of Mataram. The research method used is quantitative and qualitative research methods with purposive sampling technique. Data collection techniques used by data collection through observation, interviews, surveys, and expert justification, with descriptive analysis techniques. The results obtained in this study were identified competency indicators referring to the SKKNI based on the Determination of Indonesian National Work Competency Standards in the Tourism Sector in the Hotel and Restaurant Sectors. In the area of work receiving and processing reservations, reception, room preparation, providing accommodation services, providing restaurant services, and Cook food services. Tourism competency profile of tourism workers as a whole has not obtained a perfect score of 5, meaning that the real competence of employees is still below the expected competence. Mapping the gap of tourism workers is carried out through the vocational education institution (LPK) capacity building strategy, and the HR competency improvement strategy through the LPK so that the involvement of the government, employers, academics, and media in the penta helic model is very effective as a reference in the development of tourism HR. The conclusion of this research is the obligation of the company to provide training (on the job and off the job training), set national competency standards, educational and training institutions each have a role, and refer to the penta helic model in the development of Tourism HR
IDENTIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA PEKERJA PARIWISATA DI KOTA MATARAM I Putu Gede; Lalu Yulendra
MEDIA BINA ILMIAH Vol 13, No 7: Februari 2019
Publisher : BINA PATRIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (298.74 KB) | DOI: 10.33758/mbi.v13i7.217

Abstract

Increasing Indonesia's competitiveness places the tourism sector as a top priority, leading the sector and as the core of Indonesia's economy to reach the target of 15 million tourist visits. As Lombok's national priority destination has begun to improve with the response from development entrepreneurs and providers of accommodation facilities such as hotels and development restoration carried out in the city of Mataram, based on data from AHM (Association of Mataram  Hotels) the number of hotels in Mataram City from star hotels and hotels non stars penetrate the number of 119 hotels, the number of which is so pantastis seen from the development period of 2012 after the launch of the Visit Lombok Sumbawa (VLS) program that started with Tambora Greeting the World and Lombok easily.Development of facilities and infrastructure for professional and competent human resource needs in the field of tourism, hospitality and travel agents. Trained human resources are not mapped with appropriate human resources that require special expertise, to fulfill or achieve competencies 3 C namely Caracter, Campetence, and Collaboration. The purpose of this study is 1). To find out the importance of competent workforce in the field of hospitality in the city of Mataram, 2). To describe the distribution of hospitality workers in the city of Mataram, 3) To understand discussing hospitality workers taken from negotiations with sources of human theory, Managing human resources and Human Resources in the field of Tourism / Hospitality the research methods used are quantitative and qualitative research methods . Data collected: surveys, observations, interviews, and documentation studies. Data collection tools consist of questionnaires, interview guidelines, and documents. The technical analysis used is descriptive statistics. The results showed 49.89% of the distribution of tourism human resources and 52.2% of non-employment dislike from diploma programs with the distribution of Housekeeping, food products, F & B services and front office, marketing by showing 1: 5 namely 1 people pass diplomas 5 people graduate from vocational / high school etc., with a total workforce of 1,024 very high between workers who need a diploma with high school / vocational high school who are tactically supported, have succeeded in providing certification, but it is very difficult for the industry to need the problem of etitude, friendliness and honesty.
RECHTSVACUUM RECOVERY SEKTOR PARIWISATA PASCA GEMPA BUMI DI PULAU LOMBOK I Ketut Purwata; I Putu Gede; Mahsun Mahsun; Muhammad Jumail
MEDIA BINA ILMIAH Vol 16, No 1: Agustus 2021
Publisher : BINA PATRIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33758/mbi.v16i1.1197

Abstract

Pariwisata memiliki pengaruh besar terhadap kelangsungan ekonomi masyarakat di pulau Lombok. Sebagai kawasan yang terletak pada jalur Ring of fire dan di jalur patahan sesar flores, menjadikan Pulau Lombok disamping indah juga sekaligus rentan terhadap bencana alam gempa bumi kedepannya. Penata laksanaan Recovery pasca bencana menjadi penting untuk di tangani dengan baik. Kebijakan recovery terkendala kekosongan hukum (rechtsvacuum) dalam aplikasinya yang mengancam keberlajutan pariwisata Lombok. Banyak penelitian sebelumnya namun lebih fokus mengkaji tentang tehnis pengelolaan recovery dan penangan pisik saja. Namun aspek kebijakkan hukum yang akan memperkuat pelaksanaan recovery justru tidak tergarap. Penelitian Ini bertujuan untuk memberikan landasan yang kuat bagi suatu kebijakan yang di terapkan dalam recovery sektor pariwisata dengan memasukkan substansi hukum kedalam tata laksanaan recovery, sehingga dalam pelaksanaannya memiliki daya dukung yang memiliki kekuatan memaksa dan mengikat seluruh steak holder, sehingga proses recovery lebih cepat dan memiliki legitimasi. Sedang di pulau Lombok tidak dimasukkan substansi hukum dalam tata laksana recovery. Dalam penelitian ini menggunakan prosedur atau metode penelitian hukum normatif-empiris atau normatif-sosiologis, Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori utilitarianism. Sedangkan pendekatannya menggunakan pendekatan peraturan perundang-undangan, pendekatan konsepsional, pendekatan empiris-sosiologis, serta menggunakan metode kepustakaan dan lapangan. Dari hasil penelitian lapangan ditemukan bahwa pelaksanaan kebijakan recovery sektor pariwisata berjalan parsial atau sendiri-sendiri sehingga terasa lambat tidak terarah dan tidak memiliki daya dorong dan daya paksa yang disebabkan oleh tidak adanya dukungan substansi hukum yang memadai (rechtsvacuum) dalam proses recovery pariwisata, semua ketentuan masih bersifat lex generalis sehingga perlu suatu ketentuan recovary yang lex spesialis sehingga tercipta suatu kepastian hukum dalam proses recovery sektor pariwisata
PENGEMBANGAN DESA WISATA DENGAN PENDEKATAN SISTEMEIK INTEKONEKSI PROGRAM DI KABUPATEN LOMBOK UTARA I Putu Gede; Putu Ayu Paratiwi DS; Lalu Masyhudi; Ida Nyoman Tridarma Putra; I Ketut Purwata
Jurnal Ilmiah Hospitality Vol 11 No 1: Juni 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Pariwisata Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47492/jih.v11i1.1614

Abstract

Desa wisata ideal adalah desa wisata dengan katagori mandiri yang mampu memberdayakan masyarakat lokal, realitas di Kabupaten Lombok Utara belum ada desa yang berkatagori mandiri pengembangan desa wisata pasca gempa bumi di pulau Lombok dapat mempercepat proses renovasi, revitalisasi desa wisata. Tujuan penelitian secara umum untuk menganalisis berbagai pendekatan pengembangan desa wisata melihat basis kekuatan ragam potensi desa wisata, desa wisata di Kabupaten Lombok Utara. Metode yang digunakan adalah metode campuran (Mix methods), penentuan basis potensi desa wisata; menggunakan analisis Locatioin Quotient (LQ). Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan, pertama adanya keterkaitan pengembangan desa wisata pegunungan, daratan dan pesisir, dengan atraksi, aksesibilitas, dan aminities desa di Kecamatan Tanjung menunjukkan potensi kuat pada desa pesisir dengan nilai 1,266 dan desa di Kecamatan Bayan menunjukkan potensi kuat pada desa pegunungan atau perbukitan dengan nilai 1,145, dan tiga kecamatan lainnya terindikasi masih lemah pada keunngulan kompetitive wilayah pengembangan desa wisata pegunungan, dataran dan pesisir, dengan pendekatan Sistemik Interkoneksi Program (SIP) pengembangan desa wisata dengan potensi alam dan budaya yang dimiliki dapat mendukung terselenggaranya desa wisata mandiri menjadi lebih efektif dalam pemanfaatan sumber daya pariwisata desa di Kabupaten Lombok Utara.
Pengembangan Sumber Daya Manusia berbasis Kompetensi untuk Meningkatkan Kualitas Produksi Briket Arang Batok Kelapa pada Kelompok Usaha Sundil Sejahtera Syech Idrus; Si Luh Putu Damayanti; I Putu Gede; Fariz Ramadhan; Firman BM
Jurnal Pengabdian Masyarakat Bestari Vol. 1 No. 7 (2022): October 2022
Publisher : PT FORMOSA CENDEKIA GLOBAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55927/jpmb.v1i7.1464

Abstract

Kegiatan ini bertujuan mengembangkan sumber daya manusia berbasis kompetensi melalui pelatihan dan penambahan alat kerja guna meningkatkan kapsitas dan kualitas produksi briket arang batok kelapa. Sasaran dalam kegiatan PKM tahun 2022 adalah kelompok usaha Sundil Sejahtera dusun Sundil desa Montong Terep kabupaten Lombok Tengah. Metode pelaksanaan kegiatan berupa penyuluhan dan pendampingan. Hasil pre tes pengetahuan peserta terkait penjaminan mutu produk, merek, pengemasan, K3, dan pembukuan rata-rata diperoleh sebesar 47.13%, sedangkan nilai ketrampilannya 34.78%. Setelah kegiatan pengabdian dilakukan, terjadi peningkatan pengetahuan yaitu rata-rata sebanyak 88.53% dan keterampilannya rata-rata sebesar 80.95%, tumbuhnya kesadaran peserta atas pentingnya hal ini, ditandai dengan saran yang diterima tim pengabdiaan,  di mana seluruh peserta berharap agar kemitraan ini dapat diteruskan sebab manfaatnya sangat dirasakan.
INOVASI PEMBUATAN BUMBU SAMBAL AYAM TALIWANG MENGGUNAKAN METODE DRY FRY I Gusti Lanang Dwija Putra; I Putu Gede; Lalu Yulendra
Journal Of Responsible Tourism Vol 1 No 1: Juli 2021
Publisher : Program Studi S1 Pariwisata, Sekolah Tinggi Pariwisata Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (287.554 KB) | DOI: 10.47492/jrt.v1i1.989

Abstract

Tujuan dari penelitian ini, untuk mendeskripsikan proses pembuatan dan formula bumbu sambal Ayam Taliwang menggunakan metode dry fry, terhadap warna, aroma, rasa dan tekstur. Penelitian ini dilakukan didapur laboratorium Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Mataram dan metode yang digunakan yaitu metode eksperimental serta teknik purposive sampling. Sampel atau responden sebanyak 20 responden terdiri dari mahasiswa dari STP Mataram sejumlah 5 orang, 5 orang dosen, pemilik rumah makan sebanyak 2 orang dan Anggota Asosiasi Juru Masak Indonesia (ICA) sejumlah 8 orang.Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Dengan menggunakan Skala Likertdiperolehhasil penelitian dengan kesimpulan sebagai berikut:Menggunakan bahan-bahan bubuk cabai keriting, bubuk bawang putih, bubuk bawang merah, garam, dan gula. Tetapi dalam penelitian eksperimental ini ada penambahan beberapa item yaitu, bubuk terasi, bubuk santan dan bubuk daun limau, direkomendasikan cocok dengan kelokalan Lombok.Formula perlakuan yang digunakan pada penelitian ini adalah A1 (bubuk cabai merah 42% : bubuk terasi 6%), A2 (bubuk cabai merah 36% : bubuk terasi 12%), dan A3 (bubuk cabai merah 30 % : bubuk terasi. Formula bumbu yang diminati oleh responden antara lain: Warna, Aroma dan Tekstur, didapat pada formula A3 dengan persentase warna 76,70%, aroma 79,15%, dan tekstur 76,20%. Sedangkan rasa didapat pada formula A2 dengan persentase 74,70 %. Bagi peneliti selanjutnya agar menambahkan satu formula, yaitu A4 dengan komposisi (24% Bubuk Cabe : 24% Bubuk Terasi) sehingga penelitian menjadi lebih akurat
MIE BASAH ORGANIK BERBAHAN TALAS LOKAL DENGAN KOMBINASI KANGKUNG LOMBOK DI HOTEL PRATAMA (ORGANIC TARO WATER SPINACH WET NOODLES) Lukman Ahmadi; Lalu Yulendra; I Putu Gede
Journal Of Responsible Tourism Vol 1 No 3: Maret 2022
Publisher : Program Studi S1 Pariwisata, Sekolah Tinggi Pariwisata Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (285.687 KB) | DOI: 10.47492/jrt.v1i3.1375

Abstract

Minimnya pilihan makanan organik di sekitar kita menjadi perhatian serius dari para peneliti serta meningkatnya penggunaan pengawet sintetis tanpa kita sadari efek makanan anorganik yang berbahaya untuk waktu yang lama. Atas dasar itu, penelitian ini bertujuan untuk memotivasi produksi talas dengan kangkung/kangkung sehingga dapat menjadi pangan organik yang dapat dinikmati oleh segala usia dan yang terpenting berkelanjutan sehingga petani talas juga dapat merasakan manfaat ekonominya. Selama ini pembuatan mie basah selalu menggunakan bahan tambahan, baik sintetis maupun alami, yang semuanya untuk meningkatkan elastisitas, namun dampaknya membuat kita cepat mengantuk, untuk itu penelitian ini sebagai solusi alternatif. hasil penelitian ini diperoleh kombinasi tepung talas dan tepung terigu sesuai dengan tingkat kesukaan panelis, yang intinya proses pencampuran harus pada waktu yang tepat. Hasilnya formula 2 (F2) dengan substitusi 50% tepung talas dan 50% tepung terigu lebih unggul dari formula 1 (F1) dengan substitusi 30% tepung talas dan 70% tepung terigu dan juga dibandingkan dengan formula 3 ( F3) dengan substitusi 70% tepung talas dan 30% tepung terigu, berarti formula yang paling populer adalah Formula 2 (F2). perpaduan yang homogen dan khas dari perpaduan bahan dan teknik yang tepat membuat panelis menyukai ketiga formula tersebut, hal ini dibuktikan dengan nilai tinggi yang diberikan pada semua formula yang diuji ketiga formula tersebut dapat dijadikan sebagai jenis mie terbarukan yang memiliki keunikan dan ciri khas selain manfaat lain yang dibutuhkan tubuh kita.