Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

AKSESIBELITAS TRANSPORTASI PARIWISATA TERKONEKSI DARAT, LAUT DAN UDARA I Ketut Purwata
MEDIA BINA ILMIAH Vol 12, No 12: JULI 2018
Publisher : BINA PATRIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (236.235 KB) | DOI: 10.33758/mbi.v12i12.117

Abstract

Peluang kerja dan bisnis pariwisata sampai dengan 2030 sangat besar, bahkan diperkirakan kedepannya industri pariwisata akan menggeser industri lain sebagai industri yang utama atau primadona dalam menggerakkan ekonomi bangsa. Oleh karena itu hampir semua negara didunia termasuk Indonesia berlomba-lomba untuk menggalakkan industri pariwisata, dari menciptakan bahkan mencari destinasi unggulan yang akan di tawarkan kepada steakholder. Tujuan penelitian ini adalah suatu  upaya untuk memberikan gagasan dan atau usulan dengan menciptakan skema aksi dan mencari landasan hukum atau legalitas yang tepat, guna lebih meningkatkan destinasi pariwisata nasional dengan memberikan kemudahan pemanfaatan fasilitas aksesibelitas transportasi yang terkoneksi antara akses marka darat, akses marka laut dan akses marka udara bagi wisatawan pada saat berwisata di negara kita, sehingga dapat menjadi daya tarik kunjungan wisata. Metode penelitian yang digunakan  adalah metode pendekatan perundang-undangan dan ketentuan-ketentuan yang ada (Statute Approach), dan pendekatan konseptual (Conceptual Approach) yang berhubungan dengan aksesibelitas transportasi. Jenis penelitian ini adalah Normatif Empiris. Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer yaitu diperoleh melalui wawancara dan pengamatan langsung dilapangan. Wawancara dilakukan dengan para pelaku bisnis Pariwisata (investor) bidang transportasi, wisatawan pengguna fasilitas transportasi yang ada dikawasan wisata sekitar pulau lombok dan aparatur dari instansi yang terkait dan data skunder diperoleh dengan studi kepustakaan , Analisa data dilakukan dengan cara kwalitatif.
PERENDAMAN (SOANGKING) LIMBAH ORGANIK DAPUR (KITCHEN) DI HOTEL LOMBOK RAYA KOTA MATARAM I ketut Purwata
MEDIA BINA ILMIAH Vol 13, No 9: April 2019
Publisher : BINA PATRIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (440.935 KB) | DOI: 10.33758/mbi.v13i9.233

Abstract

Pertumbuhan industri pariwisata khususnya perhotelan kedepannya sangat menjanjikan sebagai penggerak perekonomian untuk kesejahteraan masyarakat. Efek industry ini mampu menggerakkan semua sektor kehidupan masyarakat. Namun kemajuan ini memiliki efek terhadap lingkungan hidup khususnya limbah organik dapur (kitchen) yang dihasilkan, jika tidak ditangani dengan baik, berupa polusi bau dan sampah. Hotel Lombok Raya sebagai salah satu hotel yang berada di Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat menghadapi permasalahan dalam penanganan limbah organik dapur ini, khususnya dampak langsung terhadap masyarakat sekitar.Oleh karena itu dalam rangka mendukung pembangunan pariwisata dan ekonomi kreatif di Kota Mataram sebagai komponen masyarakat turut menyangga pembangunan Pariwisata dan ekonomi kreatif, maka solusi yang ingin dicapai dalam program PKMS ini adalah : “ Pihak Hotel Lombok Raya dapat menekan tingkat polusi yang ditimbulkan dari limbah organik dapur (kitchen), dan limbah tersebut justru dapat bermanfaat bagi sektor peternak dan bidang pertanian” Metode yang digunakan adalah  penyuluhan dan sosialisasi dan bimbingan teknis (bintek) bagi karyawan-karyawati Hotel Lombok Raya, dalam proses penangan limbah dapur (kitchen) dengan proses perendaman (soaking) sampai kepada pengolahan limbah menjadi bahan yang bermanfaat berupa pakan ternak, melakukan  pendampingan dalam memperkenalkan, menyalurkan dan tata cara pemanfaatan limbah kepada peternak dan petani serta penguatan jejaring. Rencana kegiatan yang akan dilakukan dalam pengabdian ini adalah sebagai berikut : 1) Melakukan penyuluhan dan bintek tata cara penanganan limbah yang efektif dengan cara perendaman (soaking) dengan melakukan hubungan kemitraan di Hotel Lombok Raya di Kota Mataram dan di jadikan sebagai suatu kebijakkan 2) Melakukan penyuluhan kepada peternak khususnya peternak itik dan petani tehnik dan cara pemanfaatan limbah hasil proses perendaman sebagai pakan alternatif dan pemanfaatan air perendaman sebagai alternatif pupuk tanaman, di Desa Medas Desa Kecamatan Gunung Sari, Kabupaten Lombok Barat 3) Membantu dan Melatih serta pendampingan peternak dan petani dalam pengolahan  sendiri limbah organik dapur dengan sitem perendaman (soaking) agar lebih berkesinambungan. 4) Memberikan pelatihan dalam proses pengemasan yang baik dan  hygienis produksi peternak berupa telur dan hasil pertanian berupa sayur mayur.
SOSIALISASI PENGUATAN POLECY AND PROSEDURE DI HOTEL LOMBOK RAYA I Ketut Purwata
MEDIA BINA ILMIAH Vol 12, No 12: JULI 2018
Publisher : BINA PATRIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (301.657 KB) | DOI: 10.33758/mbi.v12i12.122

Abstract

Memberikan pelayanan prima (Service Excellence) kepada tamu atau pelanggan di industri Hospitality (hotel) merupakan harapan dari semua management hotel. Untuk itu pengelola hotel menciptakan suatu ketentuan (House Rule) atau kebijakan (Polecy), guna melaksanakan ketentuan-ketentuan paling mendasar dalam memberikan fasilitas dan pelayanan berupa procedure-prosedure dan syarat-syarata kerja, demikian pula dengan management di Hotel Lombok Raya.Akan tetapi walaupun Polecy And Prosedure yang telah ada dan telah dituang dalam ketentuan dan syarat-syarat tertulis (Operational Book), namun dalam kenyataannya masih ditemukan adanya penyimpangan dan ketidak sesuaian dengan harapan pelanggan. Penyimpangan terhadap harapan pelanggan ini (ansatisfaction) merupakan suatu preseden yang buruk untuk keberlangsungan usaha. Oleh karena itu management perlu melakukan langkah langkah strategis guna melakukan penguatan terhadap policy and procedure, berupa penerapan dan pemahaman lebih mendalam terhadap house rule, job description dan standard operating procedure (SOP) perusahaan, dengan melakukan sosialisasi dan pelatihan. Proses sosialisasi dan pelatihan akan menggunakan bahan atau materi dari Polecy and procedure yang sudah ada dihotel Lombok raya kemudian metode penyampaian dengan melakukan pretest , penyluhan, pos test, rollplay, praktik, evaluasi (pengamatan) dan pelaporan, untuk mengetahui tingkat keberhasilan pengabdian
KEBIJAKAN PEMANFAATAN LIMBAH KITCHEN HOTEL BAGI USAHA PETERNAK ITIK PETELUR I Ketut purwata; I Made Murdana
MEDIA BINA ILMIAH Vol 12, No 7: FEBRUARI 2018
Publisher : BINA PATRIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (438.038 KB) | DOI: 10.33758/mbi.v12i7.29

Abstract

Pertumbuhan industry pariwisata khususnya perhotelan kedepannya sangat menjanjikan sebagai penggerak perekonomian untuk kesejahteraan masyarakat. Efek industry ini mampu menggerakkan semua sektor kehidupan masyarakat. Namun kemajuan ini memiliki efek terhadap lingkungan hidup khususnya limbah yang dihasilkan, baik limbah organik maupun non organik jika tidak ditangani dengan baik dan kreatif serta melibatkan pihak terkait. Namun jika di tangani dengan baik mampu memberikan nilai tambah bagi masyarakat sekitar. Usaha Peternak Itik Petelur merupakan usaha bersekala kecil (home industry) dalam rangka mendukung pengembangan destinasi dan ekonomi kreatif di Kabupaten Lombok Barat dan Kabupaten Lombok Tengah sebagai komponen masyarakat turut menyangga pembangunan Pariwisata dan Peternakan yang memiliki fungsi yang sangat penting. Hal yang penting yang ingin dicapai  dari pengabdian masyarakat ini adalah  1) meningkatkan kualitas Usaha Peternak Itik Pedesaan sebagai penyangga pengembangan Pariwisata dan ekonomi kreatif, 2) meningkatkan  pemahaman tentang ragam proses pengolahan telur itik, 3) Meningkatkan varitas produk wisata kuliner berbasis telur itik, 4) Membantu Peternak itik petelur untuk mendapatkan tehnik alternatif mendapatkan pakan ternak yang murah untuk menekan biaya produksi, 5) Menjembatani untuk menembus pasar hasil produksi usaha peternak itik petelur. Sedangkan metode yang digunakan adalah  penyuluhan dan sosialisasi peternakan unggas, menyelenggarakan  Bintek bagi anggota kelompok peternak , memberikan pelatihan dalam proses pembuatan berbagai produk olahan telur itik yang dibutuhkan konsumen lokal maupun mancanegara, melakukan  pendampingan dalam berbagai acara wisata kuliner  dan, teknik pengemasan dan pengiriman produk  telur itik, membentuk satu wadah/organisasi yang dapat menampung hasil produksi telur  usaha peternak itik, membantu proses mendapatkan alternative pakan ternak itik, menjalin kerjasama dengan berbagai pihak untuk membuka akses pasar dan penguatan jejaring.Rencana kegiatan yang diusulkan adalah  sebagai berikut :1) Melakukan penyuluhan produk telur sebagai bahan makanan penting   di Desa Medas Desa Kecamatan Gunung Sari, Kabupaten Lombok Barat dan Desa Labu Lie, Kecamatan Jonggat, Kabupaten Lombok Tengah 2) Melatih usaha peternak Itik petelur dalam pengolahan  produksi dengan tehnis pengemasan vareatif untuk merambah pasar yang lebih  kompetitif. 3)Memberikan pelatihan dalam proses penanganan yang hygienis, pengkemasan, dan pemasaran yang memiliki nilai jual kompetitif, 4) Membantu dan pendampingan terhadap proses mendapatkan bahan pakan ternak itik petelur yang murah dan bermanfaat, 5) Melakukan pendampingan  dalam proses pemasaran produksi di  Desa Medas Desa Kecamatan Gunung Sari Kabupaten Lombok Barat dan Desa Labulia, Kecamatan Jonggat, Kabupaten Lombok Tengah.
KESADARAN PENGELOLAAN SAMPAH UNTUK MENDUKUNG PENGEMBANGAN HYGIENE SANITASI KAWASAN CITY HOTEL KOTA MATARAM I Ketut Bagiastra; Si Luh Putu Damayanti; I Ketut Purwata
MEDIA BINA ILMIAH Vol 15, No 1: Agustus 2020
Publisher : BINA PATRIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33758/mbi.v15i1.663

Abstract

Peningkatan kualitas masyarakat dapat dilakukan dengan memanfaatan potensi alam yang ada di sekitar. Satu hal yang menjadi peluang bagi peternak adalah adanya limbah hotel yang berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai sumber pakan ternak dan barang-barang daur ulang lainnya yang memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Potensi di beberapa sity hotel  dilingkungan Kota Mataram dapat digunakan untuk membangun masyarakat peternak dan pengrajin limbah disamping untuk menciptakan lingkungan kawasan sity hotel yang hygiene dan memiliki sanitasi yang baik. Konsep ini memungkinkan orang datang untuk menginap dan menciptakan suasana asri sejuk dan indah. Masalah sampah akan menjadi potensi pencemaran utama di perkotaan dan menjadi musuh utama suatu daerah wisata. Diperlukan pemberdayaan masyarakat di sekitar sity hotel untuk mengelola sampah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memahami mesadaran karyawan hotel dalam mengelola sampah dan meningkatkan peran serta masyarakat dalam swakelola sampah dan memanfaatkan sampah menjadi bahan yang bermanfaat dan memiliki nilai ekonomis tinggi,  kepada karyawan sity hotel ikut menciptakan hygiene dan sanitasi dilingkungan hotel.
RECHTSVACUUM RECOVERY SEKTOR PARIWISATA PASCA GEMPA BUMI DI PULAU LOMBOK I Ketut Purwata; I Putu Gede; Mahsun Mahsun; Muhammad Jumail
MEDIA BINA ILMIAH Vol 16, No 1: Agustus 2021
Publisher : BINA PATRIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33758/mbi.v16i1.1197

Abstract

Pariwisata memiliki pengaruh besar terhadap kelangsungan ekonomi masyarakat di pulau Lombok. Sebagai kawasan yang terletak pada jalur Ring of fire dan di jalur patahan sesar flores, menjadikan Pulau Lombok disamping indah juga sekaligus rentan terhadap bencana alam gempa bumi kedepannya. Penata laksanaan Recovery pasca bencana menjadi penting untuk di tangani dengan baik. Kebijakan recovery terkendala kekosongan hukum (rechtsvacuum) dalam aplikasinya yang mengancam keberlajutan pariwisata Lombok. Banyak penelitian sebelumnya namun lebih fokus mengkaji tentang tehnis pengelolaan recovery dan penangan pisik saja. Namun aspek kebijakkan hukum yang akan memperkuat pelaksanaan recovery justru tidak tergarap. Penelitian Ini bertujuan untuk memberikan landasan yang kuat bagi suatu kebijakan yang di terapkan dalam recovery sektor pariwisata dengan memasukkan substansi hukum kedalam tata laksanaan recovery, sehingga dalam pelaksanaannya memiliki daya dukung yang memiliki kekuatan memaksa dan mengikat seluruh steak holder, sehingga proses recovery lebih cepat dan memiliki legitimasi. Sedang di pulau Lombok tidak dimasukkan substansi hukum dalam tata laksana recovery. Dalam penelitian ini menggunakan prosedur atau metode penelitian hukum normatif-empiris atau normatif-sosiologis, Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori utilitarianism. Sedangkan pendekatannya menggunakan pendekatan peraturan perundang-undangan, pendekatan konsepsional, pendekatan empiris-sosiologis, serta menggunakan metode kepustakaan dan lapangan. Dari hasil penelitian lapangan ditemukan bahwa pelaksanaan kebijakan recovery sektor pariwisata berjalan parsial atau sendiri-sendiri sehingga terasa lambat tidak terarah dan tidak memiliki daya dorong dan daya paksa yang disebabkan oleh tidak adanya dukungan substansi hukum yang memadai (rechtsvacuum) dalam proses recovery pariwisata, semua ketentuan masih bersifat lex generalis sehingga perlu suatu ketentuan recovary yang lex spesialis sehingga tercipta suatu kepastian hukum dalam proses recovery sektor pariwisata
PENGEMBANGAN DESA WISATA DENGAN PENDEKATAN SISTEMEIK INTEKONEKSI PROGRAM DI KABUPATEN LOMBOK UTARA I Putu Gede; Putu Ayu Paratiwi DS; Lalu Masyhudi; Ida Nyoman Tridarma Putra; I Ketut Purwata
Jurnal Ilmiah Hospitality Vol 11 No 1: Juni 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Pariwisata Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47492/jih.v11i1.1614

Abstract

Desa wisata ideal adalah desa wisata dengan katagori mandiri yang mampu memberdayakan masyarakat lokal, realitas di Kabupaten Lombok Utara belum ada desa yang berkatagori mandiri pengembangan desa wisata pasca gempa bumi di pulau Lombok dapat mempercepat proses renovasi, revitalisasi desa wisata. Tujuan penelitian secara umum untuk menganalisis berbagai pendekatan pengembangan desa wisata melihat basis kekuatan ragam potensi desa wisata, desa wisata di Kabupaten Lombok Utara. Metode yang digunakan adalah metode campuran (Mix methods), penentuan basis potensi desa wisata; menggunakan analisis Locatioin Quotient (LQ). Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan, pertama adanya keterkaitan pengembangan desa wisata pegunungan, daratan dan pesisir, dengan atraksi, aksesibilitas, dan aminities desa di Kecamatan Tanjung menunjukkan potensi kuat pada desa pesisir dengan nilai 1,266 dan desa di Kecamatan Bayan menunjukkan potensi kuat pada desa pegunungan atau perbukitan dengan nilai 1,145, dan tiga kecamatan lainnya terindikasi masih lemah pada keunngulan kompetitive wilayah pengembangan desa wisata pegunungan, dataran dan pesisir, dengan pendekatan Sistemik Interkoneksi Program (SIP) pengembangan desa wisata dengan potensi alam dan budaya yang dimiliki dapat mendukung terselenggaranya desa wisata mandiri menjadi lebih efektif dalam pemanfaatan sumber daya pariwisata desa di Kabupaten Lombok Utara.
USAHA DAUN DALUMAN DI DUSUN TAMBANG ELEH DESA JAGA RAGA KECAMATAN KEDIRI KABUPATEN LOMBOK BARAT PROPINSI NTB I Ketut Purwata
Jurnal Ilmiah Hospitality Vol 8 No 2: Desember 2019
Publisher : Sekolah Tinggi Pariwisata Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (523.892 KB) | DOI: 10.47492/jih.v8i2.16

Abstract

Usaha daun daluman di Dusun Tambang Eleh Desa Jaga Raga Kecamatan Kediri Kabupaten Lombok Barat, merupakan langkah yang sangat strategis untuk membantu masyarakat dalam upaya meningkatkan dan mengembangkan perekonomian melalui usaha mikro berbasis iptek, sehingga tercapainya kesejahteraan masyarakat. Tambang eleh sebagai salah satu dusun, yang subur dan berada antara jalur kawasan wisata kota Mataram dengan Bandara Internasional Lombok, cocok untuk menjadi daerah pengabdian. Rendahnya kemampuan masyarakat mitra dalam mengembangkan olahan dan produksi daun daluman (cincau hijau) sebagai bahan konsumsi dan komoditi serta tatakelolanya menyebabkan ancaman bagi kelangsungan usaha ini. Oleh karena itu perlu ada upaya yang koprehensif dalam penanganan masalah ini termasuk Dosen Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Mataram dan seluruh civitas akademikanya. Permasalahan yang dihadapi mitra dalam pengabdian ini adalah: permasalahan produksi seperti kurangnya peralatan, kurang inovatifnya peroduk; sedang permasalahan manajemen seperti mitra belum memiliki ijin usaha, pasar masih terbatas, promosi kurang ,papan nama usaha, serta laporan keuangan. Tujuan dan manfaat pengabdian membantu usaha daluman agar dapat meningkatkan produksi dan memperluas pasar, bagi dosen merupakan pengaplikasikan diri dalam tri darma Perguruan tinggi. Yang menjadi mitra adalah usaha daluman Kirti Dusun Tambang Eleh, Desa Jaga Raga, Kecamatan Kediri, Kabupaten Lombok Barat. Metode yang digunakan dalam pengabdian ini adalah metode lapangan dengan, penentuan sasaran, mengidentifikasi masalaha (sosialisasi dan focus groub discution/FGD), Pelaksanaan solusi (bidang produksi dan bidang management), dan evaluasi kegiatan. Hasil kegiatan diharapkan dapat menjawab masalah hambatan pengembangan usaha masyarakat kedepannya.
PKMS KELOMPOK BELAJAR PASRAMAN SWASTA PRANAWA KELURAHAN ABIANTUBUH BARAT, KELURAHAN ABIANTUBUH BARU, KECAMATAN SANDUBAYA, KOTA MATARAM I Ketut Purwata; Si Luh Putu Damayanti; Lalu Yulendra; I Ketut Bagiastra
Jurnal Ilmiah Hospitality Vol 9 No 2: Desember 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Pariwisata Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47492/jih.v9i2.290

Abstract

Pendidikan keagamaan khususnya umat Hindu baik secara formal dan non formal masih sangat terbatas. Sebagai gambaran bahwa dari 196 sekolah dasar yang ada di kota mataram baik Negeri maupun swasta tercatat hanya 40 jumlah guru agama Hindu PNS (Kendikbud NTB,2019). Artinya bahwa masih banyak siswa yang tidak memiliki pendidik Agama Hindu. Kurangnya pendidik Agama Hindu di Kota Mataram secara hirarki juga berlaku di semua tingkatan sampai dengan kelurahan-kelurah. Lingkungan Abiantubuh Barat , Kelurahan Abiantubuh Baru, Kecamatan Sandubaya, Kota Mataram yang menjadi tempat atau wilayah kerja Pura Dalem Swasta Pranawa, yang di empon oleh enam lingkungan yang ada sekitarnya seperti Lingkungan Panaraga Utara, Panaraga Selatan, Abiantubuh Utara, Abiantubuh Selatan, Abiantubuh Barat, dan Gedur mengalami hal yang sama yaitu sangat minim memiliki tempat atau pendidik yang memberikan pendidikan Agama Hindu. Masih rendah pemahaman dan pengetahuan pengempon (masyarakat) Pura Dalem Swasta Pranawa (PDSP) sebagai wadah induk hasil Pasraman, mengenai keberadaan, peran dan manfaat kegiatan kelompok belajar Pasraman saat ini dan kedepannya. Setelah ada PKMs masyarakat memahami dan mengetahui manfaat dan arti pentingnya kelompok belajar Pasraman bagi sisie dan masyarakat. Sedang untuk pembina menjadi landasan untuk menentukan kebijakan dan arah pasraman. Bagi pengelola dan Brahmecari (pengajar)paham tentang pemanfaatan administrasi pendidikan, dan memanfaatkan sumberdaya yang ada Pasraman untuk memperlancar proses belajar mengajar dan meningkatkan peran dan keberlanjutan Pasraman. Kelompok belajar Pasraman Swasta Pranawa telah memperoleh kemampuan dalam pengelolaan administrasi pendidikan Pasraman, pengadaan sarana pendidikan, perawatan dan perbaikan peralatan, pemanfaatan peralatan secara maksimal untuk melakukan proses pembelajaran dan melakukan promosi dengan teknologi informatika komputer dan gawai (on line atau off line) serta pemberdayaan Pasraman yang bermanfaat untuk masyarakat.Saran dari kegiatan pengabdian ini adalah Mitra membutuhkan pendampingan yang berkelanjutan dalam pelaksanaan proses belajar mengajar, pengembangan dan keberlanjutan Pasraman, sehingga bisa di jadikan sebagai alternatif yang positif dalam penanganan pendidikan non formal dewasa ini.
PARTNERSHIP COLLABORATION DALAM PENGELOLAAN DESA WISATA EKOLOGIS DI KAWASAN GEOPARK KOTARAJA KABUPATEN LOMBOK TIMUR I Wayan Suteja; Sri Wahyuningsih; Lia Rosida; I Ketut Purwata; Ni Luh Sueni W; Billy Jafanca M
Jurnal Ilmiah Hospitality Vol 10 No 1: Juni 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Pariwisata Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47492/jih.v10i1.663

Abstract

Kolaborasi dan kerjasama dalam penyelenggaraan kepariwisataan di Pulau Lombok terutama Kabupaten Lombok Timur masih perlu untuk ditingkatkan. Seperti Desa Tete Batu, Kembang Kuning dan Jeruk Manis yang berada pada kawasan geografis yang sama sangat membutuhkan program bersama yang dapat mendukung perkembangan masing-masing. Hal ini dapat dilakukan dengan penerapan partnership managenent model sehingga terbangun pengelolaan pariwisata yang kuat. Untuk mengkaji penyelenggaraan desa wisata ekologi di Kawasan Geopark Kotaraja digunakan teori tourism partnership managenent dan konsep desa wisata ekologis. Pendekatan penelitian yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif dengan proses pengumpulan data menggunakan teknik observasi dan wawancara dengan tahapan analisis yaitu pemilahan data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengelolaan pariwisata di tiga desa ini dilaksanakan oleh masyarakat melalui kelompok sadar wisata. Selain itu, sebagai kawasan geosite Rinjani pengawasannya berada di bawah naungan pengelola Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR). Belum banyak kerjasama dan kolaborasi formal yang dilakukan oleh ketiga desa tersebut walapun ketiganya memanfaatkan sumberdaya terutama dayabtarik secara bersama-sama. Sehingga kedepannya akan dilaksanakan program kolaborasi oleh ketiga pengelola. Adapun tahapan yang akan dilaksanakan yaitu dimulai dari pertemuan dan musyawarah antar perwakilan kelompok pengelola untuk membahas program-program yang dapat dilaksanakan bersama, menentukan program kerja yang dapat disusun berdasarkan skala prioritas dalam bentuk rencana jangka pendek, menengah dan jangka panjang. Tahap berikutnya adalah pelaksanaan dari setiap program kerja dan juga memastikan tercapainya target-target yang disusun bersama-sama, pelaksanaan kontrol dan terakhir evaluasi terhapat capaian dari hasil kerjasama dan kolaborasi yang telah dilakukan. Dengan kegiatan ini kolaborasi dan kerjasama akan dapat terwujud dan menghasilkan sinergi pengelolaan pariwisata yang kuat.