Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

B IPTEK PENGOLAHAN KERIPIK BUNGA JANTUNG PISANG DI DESA LEMBUAK KECAMATAN NARMADA Herdiana Herdiana; Sari Novida; Baiq Inggar Linggarweni
MEDIA BINA ILMIAH Vol 14, No 7: Februari 2020
Publisher : BINA PATRIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (476.559 KB) | DOI: 10.33758/mbi.v14i7.460

Abstract

Olahan bunga jantung pisang merupakan peluang usaha baru yang perlu dikaji lebih dalam mulai dari kandunga nutrisi yang terkandung dalam bunga jantung pisang sampai analisis pasar untuk mengembangkan produk ini, karena pengolahan dan proses promosi yang baik menjadi indicator penilaian masyarakat terhadap suatu produk Kegiatan pengabdian ini berjudul Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi (IPTEK) Olahan Bunga Jantung Pisang bagi kelompok usaha untuk memperbanyak jenis produk atau usaha yang dapat dihasilkan dari pengolahan bunga jantung pisang sehingga mampu menghasilkan produk-produk yang berkualitas dan dapat membuka peluang kerja bagi masyarakat dan meningkatkan pendapatan. Kegiatan pelatihan dan penyuluhan ini diharapkan tingkat pengetahuan masyarakat pada pemanfatan produk bunga jantung pisang semakin meningkat, Kegiatan pengabdian ini dilakukan pada bulan September di desa Lembuak Kecamatan Narmada Kabupaten Lombok Barat-NTB, tujuan IPTEK olahan bunga jantung pisang ini diharapkan dapat memberikan harapan kepada masyarakat para petani pisang di daerah ini dan umumnya di daerah Nusa Tenggara Barat sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan dan menjadi peluang usaha baru yang perlu dukungan dari pemerintah baik pemerintah daerah dan pemerintah pusat untuk meningkatkan Unit Kegiatan Masyarakat (UKM). Pelatihan dan penyuluhan yang dilakukan menghasilkan produk berupa keripik bunga jantung pisang dan nugget jantung pisang yang akan dikomersialkan
PROFIL USAHA PENGOLAHAN KOPI LASINGAN DI KOTA MATARAM Sari Novida
Jurnal Ilmiah Hospitality Vol 11 No 1: Juni, 2022 (Sepcial Issue)
Publisher : Sekolah Tinggi Pariwisata Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47492/jih.v11i1.1709

Abstract

Abstract Coffee is one of the plantation crops that plays an important role for the country's foreign exchange, because it is a leading export commodity sub-sector. Coffee drinks come from coffee beans that are processed in such a way through a long process starting from harvesting, post-harvesting, roasting to produce delicious coffee drinks. Lasingan coffee is one of the local brands that is quite famous on the island of Lombok. Lasingan coffee uses the original raw materials of the island of Lombok. Based on the background and problem formulation, the objectives of this study are: (1) To analyze the profile of the lasingan coffee business in Mataram City; (2) Analyzing the income of lasingan coffee business in Mataram City, (3) Analyzing the marketing of lasingan coffee in Mataram City. Determination of the research location purposively, which is chosen deliberately with certain considerations. The total production cost (TC) of lasingan coffee in 2021 is Rp. 86,471,760,- with details of Fixed Cost (FC) Rp. 11936,760, - and Variable Costs (VC) of Rp. 74. 535.000,-. The raw materials used in 2021 are 250 kilograms of coffee beans. The coffee beans used are robusta and arabica. The production of lasingan coffee is not carried out every day, but only twice a month, with the aim of producing cost efficiency. The number of workers in the local coffee business is 2 people. As for the processing of lasingan coffee with 2 methods, namely natural and natural anaerobic. In 2021, the revenue (TR) of the lasingan coffee business is Rp. 122,662,800,- with a Total Cost (TC) of Rp. 86,471,760, - so that the net income generated by the lasingan coffee processing business in 2021 is Rp. 36.191.040,-. The lasingan coffee does marketing both online and offline. Online marketing through social media, such as: facebook, market place, Whatsapp and Instagram, has been carried out in the middle of 2019 until now, while offline marketing is carried out by selling products in cafes, modern supermarkets and several specialty coffee outlets. 70% of lasingan coffee marketing is done online, so that during the Corona pandemic in early 2020, lasingan coffee sales did not experience a decline. The demand for lasingan coffee comes from within and outside the island of Lombok, there are even requests from abroad
PEMANFAATAN MIKROORGANISME LOKAL (MOL) DALAM KEGIATAN PRODUKSI PUPUK CAIR DI DESA SAKRA Sri Puji Astuti; Marpatulliana Marpatulliana; Haris Suparman; Lalu Dimas Akbar Rido Aji; Sari Novida
Jurnal Abdi Insani Vol 9 No 2 (2022): Jurnal Abdi Insani
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/abdiinsani.v9i2.641

Abstract

Sampah rumah tangga adalah jenis sampah organik berupa potongan sisa sayur buah dan bahan alam yang sudah tidak dapat digunakan kembali. Sampah dapur bersifat cepat membusuk, sehingga menjadi sumber kuman dan penyakit. Sampah dapur menjadi sumber mikroorganisme lokal (MOL) yang dapat dikelola secara cermat, sebagai upaya mandiri pengelolaan sampah organik berbasis rumah tangga. Desa Sakra di Kecamatan Sakra, belum maksimal mengelola sampah rumah tangga menjadi MOL, sehingga perlu dilakukan sosialisasi dan pelatihan di desa tersebut. Pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk mensosialisasikan pembuatan MOL menggunakan sampah nasi, dengan harapan MOL dapat sebagai pupuk cair. Kegiatan diawali dengan inventarisasi jenis sampah rumah tangga. Sosialisasi materi menggunakan metode Forum Discussion Group (FDG) dengan membagi kelompok berdasarkan usia audience. Prosedur pembuatan MOL berbahan nasi dan aplikasi pupuk cair disampaikan dengan teknik demostrasi per kelompok FDG. Akhir kegiatan ditutup dengan evaluasi kegiatan melalui metode wawancara. Diperoleh 9 jenis sampah dapur yang umum dihasilkan, diantaranya sampah nasi, ampas ikan, kulit buah, ampas rebung, ampas terasi, sisa potongan sayur. Materi sosialisasi mengenai pentingnya mengelola sampah organik rumah tangga, pengenalan macam sampah organik sebagai bahan MOL, dan teknik pembuatan MOL berbahan nasi. Dilanjutkan aplikasi pupuk MOL cair pada tanaman sayur. Hasil Evaluasi menunjukkan 82% peserta menilai penggunaan metode FDG sangat efektif. Sebanyak 72% warga sangat antusias dalam bertanya dan mengikuti seluruh kegiatan sampai akhir, serta 70% warga yang mempraktikkan materi secara mandiri dirumah, capaian ini menjadi indikator keberhasilan kegiatan. Peserta telah mampu membuat MOL cair dari sampah dapur, dan telah mampu mengaplikasikannya sebagai pupuk cair pada tanaman.
Analisis Kelayakan Usaha Gula Semut di Kecamatan Lingsar Kabupaten Lombok Barat Novan Handy Irawan; Narita Amni Rosadi; Sari Novida
Astina: Jurnal Ekonomi Utama Vol 1 No 3 (2022): Jurnal Ekonomi Utama (Juria)
Publisher : CV. Astina Mandiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55903/juria.v1i3.21

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui jumlah pendapatan usaha gula semut yang di kembangkan di Kecamatan Lingsar, Kabupaten Lombok Barat ; (2) mengetahui kelayakan usaha gula semut yang di kembangkan di Kecamatan Lingsar Kabupaten Lombok Barat. Data yang di peroleh yaitu data primer dan data sekunder kemudian dianalisis secara kuantitaif. Metode penelitian dilakukan secara deskriptif dengan penentuan lokasi secara purposive sampling dengan penentuan responden secara simpel random sampling jumlah responden sebanyak 74 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendapatan gula semut di Kecamatan Lingsar Kabupaten Lombok Barat, untuk gula semut original sebesar Rp 109,284,000/tahun, sedangkan untuk gula semut jahe sebesar Rp 127,764,000/tahun, dengan total biaya gula semut original sebesar Rp 282,396,000/tahun, gula semut jahe sebesar Rp 312,876,000/tahun dan penerimaan untuk gula semut original sebesar Rp 391,680,000/tahun, sedangkan untuk gula semut jahe sebesar Rp 440,640,000/tahun, kelayakan usaha gula semut pada tahun 2021 menunjukkan bahwa nilai R/C > 1, R/C rasio gula semut gula semut original adalah 1,39, sedangkan kelayakan usaha gula semut pada gula semut jahe sebesar 1,41.
PENGKAYAAN PROTEIN UNTUK NUTRISI PAKAN TERNAK BERBAHAN BIOMAS LAMTORO DENGAN MENGGUNAKAN KATALISATOR SODA API (NaOH) Baiq Inggar Linggarweni; Sari Novida
JURNAL REDOKS : JURNAL PENDIDIKAN KIMIA DAN ILMU KIMIA Vol 2 No 1 (2019): Jurnal Redoks : Jurnal Pendidikan Kimia dan Ilmu Kimia
Publisher : Program Studi Pendidikan Kimia STKIP Bima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (577.453 KB) | DOI: 10.33627/re.v2i01.71

Abstract

Protein merupakan bagian dari zat makanan yang sangat diperlukan oleh tubuh, karena bila kekurangan protein dapat mengganggu pertumbuhan. Apabila sudah parah dapat mengakibatkan busung lapar. Upaya untuk mengatasi masalah kekurangan protein ini telah banyak dilakukan dalam meningkatkan produksi protein nabati dan hewani. Salah satu upaya yang dilakukan adalah memanfaatkan protein yang tinggi dengan cara mengambil protein yang terkandung didalamnya. Daun lamtoro dapat dimanfaatkan sebagai salah satu sumber protein yang murah bagi hewan peliharaan bahkan manusia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah protein yang terambil pada hidrolisis dengan katalisator NaOH, dengan memperhatikan pengaruh waktu dan kecepatan pengadukan. Hidrolisis daun lamtoro dijalankan secara batch dalam labu leher tiga yang dilengkapi water batch. Setiap percobaan menggunakan 10 gr dan 200 ml larutan NaOH 0,1 N pada suhu tertentu. Setelah waktu yang dikehendaki tercapai, proses dihentikan kemudian didinginkan dan disaring untuk memisahkan zat padat sisa dan akhirnya kadar protein dianalisa dengan cara Kjedahl. Penelitian ini dijalankan dengan peubah waktu hidrolisis dan kecepatan pengadukan. Waktu hidrolisis dijalankan antara 10-70 menit, sedangkan kecepatan pengadukan 280-1000rpm. Hidrolisis protein daun lamtoro mengikuti persamaan reaksi tingkat satu semu. Suhu mempengaruhi konstanta kecepatan reaksi secara eksponensial. Kondisi proses yang relative baik diperoleh pada hidrolisis tepung daun lamtoro sebanyak 10 gr, ukuran tepung 100 mesh, dengan jumlah larutan NaOH 0,1 N sebanyak 200 ml pada suhu sekitar 800C dan pengadukan 600 putaran per menit selama 40 menit. Kandungan protein daun lamtoro ini untuk meningkatkan nilai ekonomis tanaman lamtoro untuk dijadikan sebuah produk dan membantu usaha memanfaatkan sumber-sumber protein daun lamtoro itu sendiri.
Pelatihan Pembuatan Produk Keripik Melon Menggunakan Alat Dehydrator bagi Kelompok UMKM Inkubator Bisnis Teknologi (ITe) Unizar Narita Amni Rosadi; Sari Novida; Syuhriatin Syuhriatin; Alvin Juniawan
Jurnal Pengabdian UNDIKMA Vol 4, No 3 (2023): August
Publisher : Universitas Pendidikan Mandalika (UNDIKMA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33394/jpu.v4i3.7837

Abstract

This Community Service program aims to increase the knowledge and skills of ITe Universitas Islam Al-Azhar MSME group members in making rock melon chips using a Dehydrator. The training was conducted through several stages: planning, implementation, monitoring, and evaluation. The participants for this service were the university's business technology incubator MSME group consisting of rock melon farmers and chip entrepreneurs, with 35 participants. The activities resulted in the participants' understanding of making rock melon chips using the Dehydrator tool could increase after the training, as well as understanding regarding the packaging of fruit chip products that were durable and long-lasting.
Analisis Pendapatan Usaha Kopi Bubuk Arabika di Desa Sajang Kecamatan Sembalun Kabupaten Lombok Timur Lalu Yendri Kotma Chandra; Baiq Inggar Linggarweni; Sari Novida
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Vol 3 No 2 (2023): Jurnal Ekonomi dan Bisnis
Publisher : LPPM STIE Bisnis Internasional Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56145/jurnalekonomidanbisnis.v3i2.71

Abstract

Indonesia adalah salah satu konsumen dan penghasil kopi terbesar di dunia. salah satu provinsi penghasil kopi yang ada di indonesia adalah Di Provinsi Nusa Tenggara Barat, tercatat luas areal kopi mencapai 13.784,77 (ha) sedangkan jumlah produksi kopi yang dihasilkan per tahun rata-rata sebesar 0,78 Ton kopi berasan /Ha. Penghasil kopi arabika terbesar yang ada di Nusa Tenggara Barat terletak di Desa Sajang Kecamatan sembalun Kabupaten Lombok Timur yang terkenal memilki komoditas kopi berjenis arabika yang cukup besar dan memiliki mutu dan cita rasa yang tidak kalah baik dengan kopi lainnya yang ada di Indonesia. Merujuk dari data uji fisik dan cita rasa kopi arabika yang diterbitkan LP Puslitloka (2023) telah diperoleh skor cita rasa kopi arabica Lombok sebesar 82,25 %. Besarnya potensi kopi arabika Sembalun khususnya di Desa Sajang tentunya dapat menjadi peluang untuk pengembangan kopi berjenis arabika kedepannya dengan tujuan menciptakan peningkatan skala sosial ekonomi masyarakat setempat. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif yaitu penelitian yang berusaha mendepenelitiankan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi pada saat sekarang . Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik survey, data dikumpulkan dengan cara wawancara langsung sejumlah petani (responden) dengan menggunakan questionair yang sudah dipersiapkan terlebih dahulu oleh peneliti. pendapatan pengolah kopi bubuk arabika di desa Sajang kecamatan Sembalun Kabupaten Lombok Timur termasuk cukup tinggi rata-rata kopi yang di olah setiap tahun berjumlah 716 kg Greanbean dan menghasilkan kopi bubuk sebanyak 572,80 kg kopi bubuk . Rata-rata besar biaya yang dikeluarkan dalam usaha kopi bubuk arabika di Desa Sajang Kecamatan Sembalun Kabupaten Lombok Timur sebesar Rp. 74.795.318,- per tahun (12 bulan). atau Rp.6.232.943,- perbulan, sedangkan Rata-rata pendapatan bersih usaha kopi bubuk arabika di Desa Sajang Kecamatan Sembalun Kabupaten Lombok Timur sebesar Rp.68.404.682,- pertahun atau Rp. 5.700.391,- per bulannya . Usaha kopi bubuk arabika memiliki efisiensi / kelayakan usaha sebesar 1,91 yang artinya setiap 1 rupiah biaya yang dikeluarkan pada usaha kopi bubuk arabika akan memperoleh keuntungan sebesar 1,91 rupiah dan Kendala yang sering dihadapi oleh pengusaha kopi bubuk arabika adalah kurangnya bahan baku yang tersedia dan kurangnya modal usaha yang dimiliki.
Analysis of Factors Affecting the Income of Corn Farmers in Kopang District, Central Lombok Regency Lalu Saparwadi; Muh. Ansyar; Sari Novida
Fin Sinergy: Jurnal Manajemen Keuangan Vol 1 No 2 (2023): Fin Synergy: Jurnal Manajemen Keuangan
Publisher : Doktoral Ilmu Manajemen, Universitas Pasundan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56457/fin.v1i2.470

Abstract

This research aims toanalyze the factors that influence the income of corn farmers in Kopang District, Central Lombok Regency. The dependent variable in this research is the income received by farmers in one farming cycle. Meanwhile, age, education, land area and farming experience are independent variables. Of the 11 villages in Kopang District, 3 villages were selected with the highest number of farmers cultivating corn in Kopang District, namely Wajageseng Village, Bebuak Village, and Kopang Rembiga Village.The number of respondents was determined by Quota Sampling at 30 peopleAndThe determination of respondents in the three (3) villages was determined using Proportional Random Sampling. Based on the results of variance analysis (ANOVA) with the SPSS program, the following regression model was obtainedY = -1,107+24,483X1-13,676X2+7,819X3-7,407X4 where: a = constant, b1 = regression coefficient X1, b2 = regression coefficient X2, b3 = regression coefficient X3 and b4 = regression coefficient X4. X1= Age, X2= Education X3= Land Area and X4= Farming Experience.Results of variance analysis (F test)with the SPSS program at a confidence level of 95%,shows that the four variables are independent: age, education, land area, and farming experience(X1, Meanwhile, the partial test (t test) shows that there is one independent variable that partially has a significant effect on the income of corn farmers in Kopang District, Central Lombok Regency, namely the land area variable (X3).