Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

PRA RANCANG PABRIK ARANG AKTIF DARI BAMBU DENGAN SISTEM FAST PYROLISIS DENGAN KAPASITAS 5000 TON/TAHUN Ian Fransiskus Lerrick; Taufik Iskandar
Reka Buana : Jurnal Ilmiah Teknik Sipil dan Teknik Kimia Vol 1, No 2 (2016)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33366/rekabuana.v1i2.653

Abstract

The raw material for the manufacture of activated charcoal is very abundant. The raw materials can be made into activated charcoal is any substance containing carbon, both derived from plants, animals, and minerals such as coal. Bamboo so far is only used as an interior material and also with in the development period bamboo is used as an ingredient raw craft. To increase the added value of bamboo, bamboo utilization efforts are required to be processed into charcoal, through pyrolysis technology. Pyrolysis is the thermal decomposition process of biomass with limited oxygen and high temperature. For particles of 5-8 mm, the composition of the pyrolysis are 5% Tar, 46.82% Char, 7% gas, 41.18% liquid smoke. Pyrolysis is the thermal decomposition process of biomass with limited oxygen. Pyrolysis release of three kinds of products: solid, liquid, and gas. Pyrolysis release of three kinds of products: solid, liquid, and gas. Pre-planning design of activated bamboo charcoal by fast pyrolysis system. This design will be established in Riau. Pre activated charcoal design with Fast Pyrolysis system with bamboo will be built in 2016 with a capacity of 5000 t/year. Activated Charcoal Making Process consists of: Preparation, the process of pyrolysis and activation processes, Based on economic analysis, industrial activated charcoal is feasible to set up views of the economic aspects as follows: ROIat (%): 55.01%, POT (Years): 1 , 41, BEP (%): 34.96%, the IRR (%): 44.60.
Asap Cair dan Biochar hasil Proses Pyrolisis Sekam Padi dan Biomassa lainnya sebagai Income Generating Unit di Universitas Tribhuwana Tunggadewi Taufik Iskandar; Ayu Chandra Kartika Fitri
JAST : Jurnal Aplikasi Sains dan Teknologi Vol 2, No 2 (2018): EDISI DESEMBER 2018
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (732.324 KB) | DOI: 10.33366/jast.v2i2.1109

Abstract

Proses Pyrolisis biomasa menghasilkan Asap cair dan Biochar. Hasil analisa terhadap proses produksi Asap Cair dan Biochar melalui Proses Pyrolisis memiliki profitabilitas yang tinggi sehingga usaha ini mempunyai prospek yang menjanjikan dan pasar sangat terbuka lebar. Asap Cair yang telah ada dipasar, diproduksi dari bahan baku tempurung kelapa dengan penggunaan terbanyak untuk koagulan karet dan sedikit sekali untuk keperluan pangan. Sedang produk Biochar belum terdapat satupun perusahaan di Indonesia yang secara spesifik menjualnya atau memasarkannya. Tujuan yang ingin dicapai adalah memproduksi Asap Cair dan Biochar menggunakan teknologi pyrolisis dengan bahan baku utama Sekam Padi dan bahan baku pengganti berupa tongkol jagung, jerami padi, jerami jagung, limbah bambu, gergajian kayu dan limbah biomassa lainnya. Methode yang akan dipakai meliputi Produk Asap Cair yang dihasilkan dibagi dalam 3 (tiga) grade yang disesuaikan dengan karakteristik dan sifat-sifat fungsional dari senyawa penyusunnya. Keunggulan yang dikembangkan adalah tidak memilih Asap Cair sebagai koagulan karet tetapi sebagai pengawet makanan dan insektisida. Sedang Biochar dijual langsung sebagai bahan perbaikan tanah pertanian terdegradasi dan untuk energi alternatif dalam bentuk bio-bricket.
PEMANFAATAN SEKAM PADI MENJADI ASAP CAIR MENGGUNAKAN TEKNOLOGI PYROLISIS DI DESA SEMPU DAN JETIS LOR KECAMATAN NAWANGAN KABUPATEN PACITAN Taufik Iskandar; Suhudi Suhudi; Ali Mokhtar
JAST : Jurnal Aplikasi Sains dan Teknologi Vol 1, No 1 (2017): JAST
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33366/jast.v1i1.719

Abstract

Kecamatan Nawangan adalah salah satu wilayah di Kabupaten Pacitan yang sebagian besar merupakan wilayah pertanian dan bukan daerah pantai, mempunyai luas wilayah 124,06 km2 terdiri dari 9 desa, 130 RW dan 428 RT. Jumlah Penduduk 52.144 orang. Dua dari sembilan desa yang ada yaitu Desa Sempu dan Desa Jetis Lor merupakan wilayah pertanian padi yang pada tahun 2010 produksi padi di Desa Sempu mencapai 1.441,89 ton (GKG) dengan rata-rata produksi 55,03 Kw/Ha, sedang Desa Jetis Lor 1443,4 ton (GKG), rata-rata produksi 57,05 Kw/Ha. Namun, kondisi ini belum bisa memberikan dampak positif pada petani khususnya pendapatan yang diperoleh dari hasil bertani dan buruh tani. Oleh karena itu, Ipteks bagi Wilayah (IbW) Kecamatan Nawangan telah melakukan inovasi teknologi berbasis limbah perpadian yaitu sekam padi menjadi produk - produk yang mempunyai nilai ekonomis dengan menggunakan teknologi tanpa limbah yaitu Teknologi Pyrolisis Berdasarkan kondisi eksisting wilayah, ada dua Aspek yang dikembangkan dalam kegiatan ini yaitu Aspek Ketahanan Pangan dan Aspek Kemandirian Energi. Dua aspek ini dapat dikerjakan dan dapat bersinergi dengan kegiatan lainnya melalui pemberdayaan masyarakat. Kegiatan ini telah dapat menumbuh-kembangkan usaha ekonomi produktif, munculnya kepedulian memperbaiki sarana prasarana fisik lingkungan desa dan meningkatkan partisipasi dalam mengorganisasi diri dan menemu-kenali kebutuhan dalam perencanaan dan pembangunan Kata kunci : Pertanian padi, Ipteks bagi Wilayah, pyrolisis.
PEMANFAATAN AMPAS TAHU UNTUK OLAHAN PANGAN DARI LIMBAH PENGOLAHAN INDUSTRI TAHU DI KELURAHAN TUNGGULWULUNG KOTA MALANG Wirawan Wirawan; Gatut Suliana; Taufik Iskandar
JAPI (Jurnal Akses Pengabdian Indonesia) Vol 2, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (377.686 KB) | DOI: 10.33366/japi.v2i1.605

Abstract

UKM Pengolahan Bapak Agus bertempat tinggal di Desa Tunggulwulung Kecamatan Lowokwaru Kota Malang merupakan UKM yang sudah berproduksi dalam pengolahan tahu lebih dari 20 tahun. Selama ini hanya menghasilkan tahu putih dan tahu gembos. Sedangkan UKM tricah telah memproduksi olahan pangan dari bahan baku kedelai seperti susu kedelai, lumpiah tahu dan kue kering. Keuntungan yang tidak terlalu besar menyebabkan UKM ini tidak berkembang sejak pertama kali berdiri. Pemasaran tahu hanya berkisar di pasar sekitar seperti pasar Merjosari dan sekarang meluas ke daerah karangploso Kabupaten Malang. Industri Tahu yang dijalankan di area perkotaan yang padat penduduk. Industri tahu menghasilkan limbah cair dan padat, seringkali menimbulkan bau yang tidak sedap terutama limbah padat dan seringkali mendapatkan keluhan dari warga. Limbah padat yang dihasilkan dijual dengan harga yang relatif rendah yaitu Rp. 20.000 / karung atau kapasitas 40 Kg. Selama ini pemanfaatan ampas tahu hanya di gunakan untuk campuran pakan maupun tempe bongkrek. Solusi yang ditawarkan atas semua permasalah yang dihadapi oleh kedua Mitra/UKM akan disesuaikan dengan tujuan yaitu : adanya keberpihakan yang ditujukan langsung kepada masyarakat melalui fasilitasi peralatan proses produksi untuk olahan pangan dan tepung serta memberikan ketrampilan kepada UKM dan kelompok warga dalam mengolah limbah / hasil samping dari ampas tahu menjadi produk yang mempunyai nilai ekonomi yang lebih besar. Bentuk Kegiatan yang akan dikerjakan adalah 1) Fasilitasi alat penggiling pengolahan ampas tahu menjadi tepung, 2) Fasilitasi alat pengolahan dari tepung ampas tahu menjadi produk olahan pangan seperti nungget ampas, lumpia dan kerupuk, 3) Pelatihan dan pendampingan kepada UKM tentang proses produksi roti dan kerupuk, 4) Pelatihan manajemen usaha, pemasaran dan kemasan.
PEMANFAATAN AMPAS TAHU UNTUK OLAHAN PANGAN DARI LIMBAH PENGOLAHAN INDUSTRI TAHU DI KELURAHAN TUNGGULWULUNG KOTA MALANG Wirawan Wirawan; Gatut Suliana; Taufik Iskandar
JAPI (Jurnal Akses Pengabdian Indonesia) Vol 2, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (377.686 KB) | DOI: 10.33366/japi.v2i1.605

Abstract

UKM Pengolahan Bapak Agus bertempat tinggal di Desa Tunggulwulung Kecamatan Lowokwaru Kota Malang merupakan UKM yang sudah berproduksi dalam pengolahan tahu lebih dari 20 tahun. Selama ini hanya menghasilkan tahu putih dan tahu gembos. Sedangkan UKM tricah telah memproduksi olahan pangan dari bahan baku kedelai seperti susu kedelai, lumpiah tahu dan kue kering. Keuntungan yang tidak terlalu besar menyebabkan UKM ini tidak berkembang sejak pertama kali berdiri. Pemasaran tahu hanya berkisar di pasar sekitar seperti pasar Merjosari dan sekarang meluas ke daerah karangploso Kabupaten Malang. Industri Tahu yang dijalankan di area perkotaan yang padat penduduk. Industri tahu menghasilkan limbah cair dan padat, seringkali menimbulkan bau yang tidak sedap terutama limbah padat dan seringkali mendapatkan keluhan dari warga. Limbah padat yang dihasilkan dijual dengan harga yang relatif rendah yaitu Rp. 20.000 / karung atau kapasitas 40 Kg. Selama ini pemanfaatan ampas tahu hanya di gunakan untuk campuran pakan maupun tempe bongkrek. Solusi yang ditawarkan atas semua permasalah yang dihadapi oleh kedua Mitra/UKM akan disesuaikan dengan tujuan yaitu : adanya keberpihakan yang ditujukan langsung kepada masyarakat melalui fasilitasi peralatan proses produksi untuk olahan pangan dan tepung serta memberikan ketrampilan kepada UKM dan kelompok warga dalam mengolah limbah / hasil samping dari ampas tahu menjadi produk yang mempunyai nilai ekonomi yang lebih besar. Bentuk Kegiatan yang akan dikerjakan adalah 1) Fasilitasi alat penggiling pengolahan ampas tahu menjadi tepung, 2) Fasilitasi alat pengolahan dari tepung ampas tahu menjadi produk olahan pangan seperti nungget ampas, lumpia dan kerupuk, 3) Pelatihan dan pendampingan kepada UKM tentang proses produksi roti dan kerupuk, 4) Pelatihan manajemen usaha, pemasaran dan kemasan.