Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Perbedaan Keterampilan Proses Sains Biologi Siswa Sekolah Menengah Atas Berdasarkan Tingkat Akreditas Sekolah Luthpi Safahi; Budhi Akbar; Anah Selvianah; Yuni Astuti; Devi Anugrah
BIOEDUSCIENCE Vol 3 No 2 (2019): BIOEDUSCIENCE
Publisher : Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (241.327 KB) | DOI: 10.29405/j.bes/32106-1113651

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan keterampilan proses sains (KPS) Biologi siswa sekolah menengah atas akreditasi A dengan siswa sekolah menengah atas akreditasi B. Metode yang digunakan adalah deskriptif kausal kompratif. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA Swasta di Jakarta Barat Wilayah 1 Kecamatan Cengkareng tahun ajaran 2015/2016 yang berjumlah ±1.680 siswa. Pengambilan sampel dengan menggunakan teknik Cluster Random Sampling dan terpilih empat sekolah SMA Swasta dua Sekolah Akreditasi A (40 orang) dan dua Sekolah Akreditasi B (40 orang). Penelitian dilakukan pada bulan Januari – Juni 2016. Instrumen penelitian menggunakan tes objektif KPS yang terdiri dari 34 soal. Data penelitian dianalisis menggunakan Uji-t. Hasilnya menunjukkan thit (4,60) > ttabel (0,975) (1,99), Hipotesis ditolak, sehingga ada perbedaan keterampilan proses sains Biologi siswa sekolah menengah atas akreditasi A dengan siswa sekolah menengah atas akreditasi B.
Kemampuan Berpikir Analisis Siswa melalui Strategi Pemberian Feedback Pembelajaran Sistem Ekskresi: - Yuni Astuti; Siti Aulia Febrianti; Budhi Akbar; Luthpi Safahi
BIOEDUSCIENCE Vol 5 No 3 (2021): BIOEDUSCIENCE
Publisher : Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (295.719 KB) | DOI: 10.22236/j.bes/537767

Abstract

Background: The ability to think analytically is one part of higher-order thinking skills, which should be owned by students according to the reference in the curriculum. Giving feedback is one of the efforts to support students' analytical thinking skills. Methods: The research used is Quasi-Experimental, with a Posttest-Only Control Design. The sampling technique used was Cluster Random Sampling. The research instrument was used through a test in the form of a description of 6 questions integrated into three indicators of analytical thinking ability (Differentiating, Attributing and Organizing). Results: showed that the average value of posttest analytical thinking ability in the experimental class was 63.67, which was greater than the control class, which was 56.63. Hypothesis testing through t-test at the 5% significance level obtained the value of tcount = 2.13 while ttable = 2.00, it is mean that tcount > ttable then H0 is rejected. Conclusions: The conclusion that can be formulated is that giving feedback has a significant effect on students' analytical thinking skills on the excretory system material, with the highest achievement indicator of analytical thinking ability achieved by indicators attributing.
Pengembangan Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa Melalui Penerapan Model Learning Cycle Luthpi Safahi
SIMBIOSA Vol 7, No 1 (2018): JURNAL SIMBIOSA
Publisher : Universitas Riau Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33373/sim-bio.v7i1.1311

Abstract

Penelitian yang menggunakan metode Quasi Eksperimen ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaran Learning Cycle terhadap kemampuan berpikirkritis mahasiswa dalam matakuliah  Vertebrata. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasy Experiment dengan desain penelitian Pre-test Post-test Control Group Design.Sampel penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi semester IV yang diambil dengan menggunakan teknik Cluster Random Sampling. Penguasaan kemampuan berpikir kritis diukur dengan menggunakan tes uraian materi klasifikasi chordata dan pisces sebanyak enam soal, masing-masing mengukur ketercapaian enam indikator kemampuan berpikir kritis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rata-rata posttest kemampuan berpikir kritis kelas eksperimen memperoleh nilai 61,87 sedangkan kelas kontrol memperoleh nilai 49,55. Uji hipotesis menggunakan uji-t pada taraf signifikansi α = 1% diperoleh nilai Sig.(1-tailed) = 0.000 p.0.01, yang berarti H0 ditolak. Sehingga dapat disimpulkan penggunaan model pembelajaran learning cycle sangat berpengaruh terhadap keterampilan berpikir kritis.
Motivasi dan Hasil Belajar Siswa IPA: Studi Metaanalisis Mega Elvianasti; Lufri Lufri; Andromeda Andromeda; Fatni Mufit; Puri Pramudiani; Luthpi Safahi
Edukasi: Jurnal Pendidikan Vol 20, No 1 (2022): Edukasi: Jurnal Pendidikan
Publisher : LPPM IKIP PGRI Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31571/edukasi.v20i1.3582

Abstract

Abstrak Motivasi merupakan dorongan yang mengakibatkan seseorang melakukan tindakan yang dapat berasal dari dalam diri (intrinsik) dan luar/lingkungan (ekstrinsik). Motivasi belajar dapat memengaruhi hasil belajar siswa, baik dari segi kognitif/pengetahuan, minat membaca, persepsi, dan Technological Pedagogical Content Knowledge. Penelitian bertujuan untuk mengukur effect size artikel penelitian tentang hubungan antara motivasi dan hasil belajar siswa IPA. Jenis penelitian yang digunakan adalah metaanalisis menggunakan instrumen lembar tabulasi data dan dianalisis menggunakan software openMEE. Artikel yang dipilih berjumlah 20 dengan rentang publikasi tahun 2016-2021. Rata-rata effect size yang diperoleh dari masing-masing artikel adalah tinggi (efek besar) sehingga diinterpretasikan bahwa terdapat korelasi yang signifikan antara variabel motivasi dan hasil belajar siswa  IPA. Hasil penelitian dapat memberikan acuan bagi guru bahwa motivasi sangat penting diberikan kepada siswa selama proses pembelajaran berlangsung. AbstractMotivation is an impulse that causes a person to take actions that can come from within (intrinsic) and outside/environmentally (extrinsic). Learning motivation can affect student learning outcomes, both in terms of cognitive/knowledge, reading interest, perception, and Technological Pedagogical Content Knowledge. This research aimed to measure the effect size of research articles on the relationship between motivation and learning outcomes of science students. The type of research used was meta-analysis using data tabulation sheet instruments and analyzed using openMEE software. The selected articles were 20 with a publication range of 2016-2021. The average effect size obtained from each article was high (large effect) so it is interpreted that there was a significant correlation between motivational variables and science student learning outcomes. The results of the research can provide a reference for teachers that motivation is very important given to students during the learning process.
PENINGKATAN PEMAHAMAN MASYARAKAT TENTANG POTENSI TANAMAN OBAT MELALUI PENYULUHAN KEPADA MASYARAKAT Ranti An Nisaa; Devi Anugrah; Luthpi Safahi
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 6, No 3 (2022): Juni
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (937.828 KB) | DOI: 10.31764/jmm.v6i3.7521

Abstract

Abstrak: Dengan dalih bahwa obat-obatan yang dijual di toko obat, apotek, warung, atau dokter lebih modern dan ampuh mengatasi berbagai masalah kesehatan, masyarakat lebih mempercayakan obat-obatan yang terbuat dari bahan kimia dibandingkan dengan obat-obatan alami yang berasal dari tumbuhan. Masyarakat di desa Gekbrong, Jawa Barat juga demikian. Dengan pemberian penyuluhan kepada 18 warga yang tergabung dalam Kelompok Tani Gede Harepan, tim pengabdian telah melakukan edukasi untuk membantu warga mengenal dan memahami potensi tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai obat alami atau herbal. Berdasarkan hasil posttest angket pemahaman diketahui telah terjadi peningkatan pengetahuan mengenai definisi tanaman obat (100%), jenis tanaman obat (83,3%); manfaat tanaman obat (100%), cara membuat obat herbal (44,4%); dan peminatan untuk memanfaatkan tanaman obat untuk kesehatan (100%). Selain itu, berdasarkan angket pendapat, peserta juga menyatakan bahwa kegiatan pengabdian sudah sesuai dengan kebutuhan masyarakat, di mana 75% menyatakan setuju dan 25% menyatakan sangat setuju. Diharapkan dari kegiatan ini masyarakat lebih paham dalam mengenal dan memanfaatkan tanaman obat sebagai obat herbal atau alami.Abstract: With the pretext that medicines sold in drugstores, pharmacies, stalls, or doctors are more modern and effective in dealing with various health problems, people rely more on medicines made from chemicals compared to natural medicines derived from plants. The community in Gekbrong village, West Java is the same way. By providing counselling to 18 residents who are members of the Gede Harepan Farmer Group, the service team has conducted education to help residents recognize and understand the potential of plants that can be used as natural or herbal medicines. Based on the results of the posttest understanding questionnaire, it is known that there has been an increase in knowledge regarding the definition of medicinal plants (100%), types of medicinal plants (83.3%), the benefits of medicinal plants (100%), how to make herbal medicines (44.4%), and specialization. to utilize medicinal plants for health (100%). In addition, based on the opinion questionnaire, participants also stated that the service activities were by following the needs of the community, where 75% agreed and 25% strongly agreed. It is hoped that from this activity the community will understand more about recognizing and using medicinal plants as herbal or natural medicines.
Model Guided Inquiry Learning : Kemampuan Menggunakan Metode Ilmiah Suci Lestari; Budhi Akbar; Luthpi Safahi
BIOCHEPHY: Journal of Science Education Vol. 1 No. 1 (2021)
Publisher : MO.RI Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (129.228 KB) | DOI: 10.52562/biochephy.v1i1.22

Abstract

Proses pembelajaran biologi tidak hanya mendorong penemuan, tetapi juga proses penemuan dengan mampu meningkatkan sikap ilmiah. Selain itu, pemilihan model pembelajaran sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pembelajaran. Pembelajaran inkuiri menekankan pada pemikiran kritis dan analisis untuk menemukan jawaban atas pertanyaan yang bersangkutan. Oleh karena itu, penelitian bertujuan untuk menganalisis pengaruh metode pembelajaran Guide Inquiry terhadap kemampuan menggunakan metode saintifik. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen semu dengan teknik pengambilan sampel menggunakan simple random sampling. Instrumen yang digunakan adalah tes pilihan ganda yang berjumlah 18 soal. Data penelitian dianalisis menggunakan uji statistik non parametrik Mann U-Withney. Hasil pengujian diperoleh bahwa nilai Z hitung sebesar 6,8 lebih besar dari nilai Z tabel (0,05) sebesar 1,96, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan model pembelajaran Guided Inquiry terhadap kemampuan menggunakan metode saintifik siswa kelas X siswa di SMA Negeri 2 Karawang.
Science Process Skills: Exploring Students' Interpretation Skills Through Communication Skills Ika Novitasari; Yuni Astuti; Luthpi Safahi; Ismi Rakhmawati
Biosfer: Jurnal Tadris Biologi Vol 14, No 1 (2023): Biosfer: Jurnal Tadris Biologi
Publisher : UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24042/biosfer.v14i1.17860

Abstract

Students must be taught science process skills as a prerequisite for studying the scientific process characteristic of biology. In conveying the practicum outcomes, students employ clear and detailed interpretation and communication skills. This research aims to determine the relationship between communication skills and the development of interpretation skills of the eleventh-grade students of senior high school. The descriptive correlation research method employs test instruments and interviews to collect data. The samples of 54 students were determined using the cluster random sampling technique. The linear regression test was used to analyze the data. According to the findings, communication skills contribute 36% to developing interpretation skills. This study demonstrates that there is a strong relationship between communication skills and interpretation skills. ABSTRAK: Keterampilan proses sains perlu dilatihkan kepada siswa sebagai bekal dalam mempelajari proses ilmiah yang menjadi karakteristik Biologi. Dalam menyampaikan hasil praktikum, siswa menggunakan kemampuan interpretasi dan komunikasi secara jelas dan detail. Penelitian ini bermaksud mempersepsikan hubungan antara keterampilan komunikasi dan pembentukan keterampilan interpretasi siswa SMA kelas XI IPA. Metode penelitian korelasi deskriptif memanfaatkan instrumen tes dan wawancara untuk pengambilan data. Teknik cluster random sampling digunakan untuk penentuan jumlah sampel sebanyak 54 siswa. Data dianalisis dengan uji regresi linier. Berdasarkan hasil yang ditemukan, ada kontribusi keterampilan komunikasi terhadap pembentukan keterampilan interpretasi sebesar 36%. Penelitian ini membuktikan bahwa hubungan antara keterampilan komunikasi dan keterampilan interpretasi berada dalam kategori yang kuat.
Science Process Skills: Exploring Students' Interpretation Skills Through Communication Skills Ika Novitasari; Yuni Astuti; Luthpi Safahi; Ismi Rakhmawati
Biosfer: Jurnal Tadris Biologi Vol 14, No 1 (2023): Biosfer: Jurnal Tadris Biologi
Publisher : UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24042/biosfer.v14i1.17860

Abstract

Students must be taught science process skills as a prerequisite for studying the scientific process characteristic of biology. In conveying the practicum outcomes, students employ clear and detailed interpretation and communication skills. This research aims to determine the relationship between communication skills and the development of interpretation skills of the eleventh-grade students of senior high school. The descriptive correlation research method employs test instruments and interviews to collect data. The samples of 54 students were determined using the cluster random sampling technique. The linear regression test was used to analyze the data. According to the findings, communication skills contribute 36% to developing interpretation skills. This study demonstrates that there is a strong relationship between communication skills and interpretation skills. ABSTRAK: Keterampilan proses sains perlu dilatihkan kepada siswa sebagai bekal dalam mempelajari proses ilmiah yang menjadi karakteristik Biologi. Dalam menyampaikan hasil praktikum, siswa menggunakan kemampuan interpretasi dan komunikasi secara jelas dan detail. Penelitian ini bermaksud mempersepsikan hubungan antara keterampilan komunikasi dan pembentukan keterampilan interpretasi siswa SMA kelas XI IPA. Metode penelitian korelasi deskriptif memanfaatkan instrumen tes dan wawancara untuk pengambilan data. Teknik cluster random sampling digunakan untuk penentuan jumlah sampel sebanyak 54 siswa. Data dianalisis dengan uji regresi linier. Berdasarkan hasil yang ditemukan, ada kontribusi keterampilan komunikasi terhadap pembentukan keterampilan interpretasi sebesar 36%. Penelitian ini membuktikan bahwa hubungan antara keterampilan komunikasi dan keterampilan interpretasi berada dalam kategori yang kuat.
Perbedaan Keterampilan Proses Sains Biologi Siswa Sekolah Menengah Atas Berdasarkan Tingkat Akreditas Sekolah Luthpi Safahi; Budhi Akbar; Anah Selvianah; Yuni Astuti; Devi Anugrah
BIOEDUSCIENCE Vol 3 No 2 (2019): BIOEDUSCIENCE
Publisher : Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29405/j.bes/32106-1113651

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan keterampilan proses sains (KPS) Biologi siswa sekolah menengah atas akreditasi A dengan siswa sekolah menengah atas akreditasi B. Metode yang digunakan adalah deskriptif kausal kompratif. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA Swasta di Jakarta Barat Wilayah 1 Kecamatan Cengkareng tahun ajaran 2015/2016 yang berjumlah ±1.680 siswa. Pengambilan sampel dengan menggunakan teknik Cluster Random Sampling dan terpilih empat sekolah SMA Swasta dua Sekolah Akreditasi A (40 orang) dan dua Sekolah Akreditasi B (40 orang). Penelitian dilakukan pada bulan Januari – Juni 2016. Instrumen penelitian menggunakan tes objektif KPS yang terdiri dari 34 soal. Data penelitian dianalisis menggunakan Uji-t. Hasilnya menunjukkan thit (4,60) > ttabel (0,975) (1,99), Hipotesis ditolak, sehingga ada perbedaan keterampilan proses sains Biologi siswa sekolah menengah atas akreditasi A dengan siswa sekolah menengah atas akreditasi B.
Kemampuan Berpikir Analisis Siswa melalui Strategi Pemberian Feedback Pembelajaran Sistem Ekskresi: - Yuni Astuti; Siti Aulia Febrianti; Budhi Akbar; Luthpi Safahi
BIOEDUSCIENCE Vol 5 No 3 (2021): BIOEDUSCIENCE
Publisher : Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22236/j.bes/537767

Abstract

Background: The ability to think analytically is one part of higher-order thinking skills, which should be owned by students according to the reference in the curriculum. Giving feedback is one of the efforts to support students' analytical thinking skills. Methods: The research used is Quasi-Experimental, with a Posttest-Only Control Design. The sampling technique used was Cluster Random Sampling. The research instrument was used through a test in the form of a description of 6 questions integrated into three indicators of analytical thinking ability (Differentiating, Attributing and Organizing). Results: showed that the average value of posttest analytical thinking ability in the experimental class was 63.67, which was greater than the control class, which was 56.63. Hypothesis testing through t-test at the 5% significance level obtained the value of tcount = 2.13 while ttable = 2.00, it is mean that tcount > ttable then H0 is rejected. Conclusions: The conclusion that can be formulated is that giving feedback has a significant effect on students' analytical thinking skills on the excretory system material, with the highest achievement indicator of analytical thinking ability achieved by indicators attributing.