Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

OPTIMASI PENJADWALAN PRODUKSI SAOS DENGAN METODE CDS DI PT HIMALAYA MITRA SUKSES Isnaini, Nurul Hidayatul; Anshori, Moch.
Heuristic Vol 17 No 2 (2020)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30996/heuristic.v17i2.4646

Abstract

Penjadwalan produksi merupakan kegiatan pengorganisasian, pemilihan serta penentuan waktu dalam penggunaan SDA yang tersedia dengan tujuan menghasilkan output yang sesuai dengan target dan dalam waktu yang di tentukkan juga. Penjadwalan produksi juga merupakan proses penting dalam sistem produksi. Penjadwalan produksi saus yang dilakukan di PT Himalaya Mitra Sukses saat ini adalah dengan perhitungan manual. Dari penjadwalan tersebut permasalahan yang terjadi di PT Himalaya Mitra Sukses adalah ketidak optimalan dalam penggunaan waktu dan SDA yang tersedia. Solusi perbaikan penjadwalan produksi saos di PT Himalaya Mitra Sukses diusulkan dengan melakukan penjadwalan produksi saus dengan menggunakan metode Campbell, Dudek And Smith (CDS) dengan software WinQSB. Tujuannya perbaikan pada penjadwalan produksi saus adalah untuk mendapatkan Makespan yang optimal dibanding dengan penjadwalan produksi yang dilakukan perusahaan saat ini. Penjadwalan produksi dilakukan pada 5 produk saus dengan 9 mesin yang memiliki urutan proses yang sama. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan metode CDS total makespan yang diperoleh sebesar 16635 menit dengan urutan job 5-4-2-3-1. Sedangkan hasil penjadwalan manual yang dilakukan perusahaan nilai makespan yang diperoleh adalah sebesar 17333 menit dengan urutan job 5-4-3-2-1. Dari hasil tersebut diperoleh nilai makespan yang optimal dari penjadwalan produksi yang dilakukan dengan menggunakan metode CDS. Dengan demikian perusahaan dapat menghemat waktu sebesar 698 menit.
PENENTUAN LOKASI FASILITAS CROSSDOCK PADA KOTA METROPOLIS DENGAN PENDEKATAN CENTER OF GRAVITY Moch. Anshori; Ahmad Fatih Fudhla; Agus Hidayat
Teknika: Engineering and Sains Journal Vol 1, No 2 (2017): Desember 2017
Publisher : Universitas Maarif Hasyim Latif

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51804/tesj.v1i2.111.83-88

Abstract

Untuk memenuhi kebutuhan pasokan barang pada kota metropolis yang padat penduduk, kendaraan angkut besar tidak bisa langsung masuk ke dalam kota, karena adanya batasan kelas jalan. Penentuan lokasi fasilitas cross dock menjadi sangat vital karena akan sangat berpengaruh pada seberapa responsif pasokan barang dari titik pasokan ke semua retail yang ada di dalam kota. Sebagai study kasus, di dalam penelitian ini dilakukan  pemilihan lokasi terbaik diantara beberapa alternatif lokasi fasilitas cross dock  untuk menyokong kebutuhan logistik retail modern di Surabaya.  Berdasarkan Focus Group Discussion (FGD) Didapatkan 4 alternatif lokasi yang bisa digunakan untuk fasilitas cross dock.  Dengan menggunakan metode Center of Gravity (CoG) didapatkan Lokasi fasilitas cross dock yang paling kecil cost-nya adalah lokasi alternatif dengan TC : sebesar 43.359,2 yang berada di daerah Surabaya Timur.
PERENCANAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU UNTUK PRODUK SEMEN INSTAN DI PT. VWX Firman Nuriszal; Moch Anshori
JISO : Journal of Industrial and Systems Optimization Vol 2, No 1 (2019): Juni 2019
Publisher : Universitas Maarif Hasyim Latif

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51804/jiso.v2i1.18-22

Abstract

Penerimaan bahan baku di PT. VWX sering mengalami keterlambatan yang berakibat pada terganggunya proses produksi, sehingga pemenuhan permintaan konsumen juga terganggu. Maka metode yang tepat untuk meminimalisasi keterlambatan penerimaan bahan baku adalah Material Requirement Planning (MRP). Berdasarkan pada analisis dan perhitungan lot sizing yang telah dilakukan pada penelitian ini Periodic Order Quantity(POQ) adalah metode lot sizing yang paling tepat digunakan untuk menyelesaikan permasalahan diatas.
PENERAPAN MODEL JOINT ECONOMIC LOT SIZE PADA PT. MPX ANTARA PEMANUFAKTUR DAN MULTI PEMBELI DENGAN PERMINTAAN PROBABILISTIK Deny Santining Tyas; Moch Anshori
JISO : Journal of Industrial and Systems Optimization Vol 1, No 1 (2018): Desember 2018
Publisher : Universitas Maarif Hasyim Latif

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51804/jiso.v1i1.23-28

Abstract

PT. MPX adalah perusahaan pengelola coklat yang memiliki permasalahan mengenai pengelolaan persediaan dengan distibutornya, sehingga menyebabkan tidak stabilnya permintaan dari kedua pembeli, serta tidak ada waktu pengiriman yang optimal untuk keduanya. Pada kondisi nyata pihak pembeli dan pemanufaktur menetapkan ukuran lot optimalnya masing-masing, sehingga penulis melakukan penelitian untuk mencari lot pengiriman dan biaya optimal untuk semua level. Penelitian ini menerapkan metode JELS (Joint Economic Lot Size) antara pemanufaktur tunggal dan multi pembeli dengan permintaan probabilistik. Hasil dari analisa ini membuktikan bahwa dengan menerapkan metode JELS (Joint Economic Lot Size) pada pemanufaktur tunggal dan multi pembeli menghasilkan total biaya yang lebih kecil dibandingkan tanpa menggunakan metode JELS (Joint Economic Lot Size) serta didapatkan waktu pemesanan yang optimal bagi kedua pembeli.
ANALISIS PENENTUAN REMAINING LIFE DENGAN PENDEKATAN METODE RBI SEMI KUANTITATIF (STUDI KASUS PADA PIPA PENYALUR GAS BAWAH TANAH DI PT. XYZ) Hardhianto Hardhianto; Gusti Adriansyah; Moch Anshori
JISO : Journal of Industrial and Systems Optimization Vol 4, No 2 (2021): Desember 2021
Publisher : Universitas Maarif Hasyim Latif

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51804/jiso.v4i2.88-95

Abstract

PT. XYZ is a natural gas trading company that was founded in 2003 and started to expand its business to East Java starting in 2012 with a total length of 18 KM pipeline. This study aims to determine what risks exist in the natural gas pipeline network and determine the remaining service life (Remaining Life) of the pipeline that can be used. The method used is by using a Risk Based Inspection (RBI) semi-quantitative method approach to determine the most risky sections and with ASME B.31.8 and API 570 standards for determining the nominal thickness and requirement thickness of the pipe to determine the remaining service life (Remaining Life) of the pipe. distributor. From the results of the study, it is known that several risks exist in the pipeline segment, including life risk, financial risk, environmental risk, social risk, legal risk and business continuity. Based on these risks, it can be seen that the ML-02 Pipe Section is the most risky section. In accordance with calculations with ASME B31.8 and API 570 standards based on pipe thickness and corrosion rate, the Remaining Life for Section ML-02 is the shortest, which is 15.42 Years. Referring to the calculation results on the ML-02 pipe section, if the average reduction in pipe thickness is calculated each year, the results show that the ML-02 pipe section at Point A, namely the Box Valve Pipe at the Bambe Village Office (BV02/ML02) is the most common. reduction in pipe thickness is 0.13 millimeters / year and has a shorter Remaining Life, which is 10.97 Years.AbstrakPT. XYZ merupakan salah satu badan usaha niaga gas alam yang mulai didirikan pada tahun 2003 dan mulai mengembangkan bisnisnya ke Jawa Timur mulai tahun 2012 dengan total panjang pipa penyalur sepanjang 18 KM. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan risiko apa saja yang ada pada jaringan pipa penyalur gas alam dan menentukan sisa umur layan (Remaining Life) pipa penyalur tersebut dapat dipergunakan. Metode yang digunakan yaitu dengan menggunakan Risk Based Inspection (RBI) pendekatan metode semi kuantitatif untuk penentuan ruas yang paling berisiko dan dengan standar ASME B.31.8 dan API 570 untuk penentuan nominal thickness dan requirement thickness pipa untuk menentukan sisa umur layan (Remaining Life) pipa penyalur. Dari hasil penelitian diketahui bahwa beberapa risiko yang ada pada ruas pipa penyalur antara lain risiko jiwa, risiko finansial, risiko lingkungan, risiko sosial, risiko legal dan keberlangsungan bisnis. Berdasar risiko tersebut maka dapat diketahui bahwa Ruas Pipa ML-02 merupakan ruas yang paling berisiko. Sesuai perhitungan dengan standar ASME B31.8 dan API 570 berdasar ketebalan dan laju korosi pipa, maka Remaining Life untuk Ruas ML-02 adalah yang paling pendek yaitu selama 15,42 Tahun. Mengacu pada hasil perhitungan pada ruas pipa ML-02, jika dihitung rata-rata pengurangan ketebalan pipa tiap tahunnya, didapatkan hasil bahwa ruas pipa ML-02 pada Titik A yaitu pada Pipa Box Valve Kantor Desa Bambe (BV02/ML02) yang paling banyak terjadi pengurangan ketebalan pipa yaitu 0,13 milimeter / tahun dan memiliki Remaining Life yang lebih pendek, yaitu  selama 10,97 Tahun.
Usaha Mikro Kecil Dan Menengah Pembuatan Frozen Food Di UKM Raniah, Kebraon, Surabaya, Jawa Timur Moch. Anshori; Dini Retnowati; Ahmad Fatih Fudhla; Gusti Adriansyah; Ika Widya Ardhyani; Asri Dwi Puspita; Ahsan Muafa; Gempur Santoso
Among : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 3, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Maarif Hasyim Latif

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51804/ajpm.v3i2.1554

Abstract

Salah satu menu siap saji yang semakin berkembang saat ini yakni frozen  food. Frozen food hadir untuk memenuhi kebutuhan para pecinta makan cepat saji yang dapat disimpan dalam waktu yang cukup lama dalam kondisi beku di dalam freezer. Frozen food  diminati dan dinikmati baik dari kalangan anak-anak hingga orang dewasa. Ketika kondisi pandemi tahun 2019, dimana kegiatan masyarakat diluar rumah dibatasi agar virus Covid 19 tidak semakin meluas, fozen food atau makanan beku menjadi pilihan sebagian besarmasyarakat, karena makanan ini menjadi salah satu alternatif makanan yang mudah untuk diolah ketika berada di rumah saja. Usaha ini pun tidak membutuhkan interaksi dengan orang lain. Oleh karena itu menjual makanan beku melalui media sosial adalah cara yang tepat.Permasalahan yang umum terjadi dalam usaha Frozen food adalah masalah kartu nama,manajemen keuangan dan promosi, yang mana dalam promosi ini akan memanfaatkan sebaik mungkin fitur-fitur yang tersedia dalam media sosial. Hal ini pun menjadi keuntungan bagi pemilik (owner) dalam mengembangkan usahanya.
Pelatihan Budidaya Pembesaran Ikan Lele di Desa Tanjungan Driyorejo Gresik Dini Retnowati; Moch Anshori; Ahmad Fatih Fudhla; Gusti Ardiasyah; Ika Widya Ardhyani; Asri Dwi Puspita
Among : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 2, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Maarif Hasyim Latif

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51804/ajpm.v2i2.747

Abstract

Di Indonesia ikan lele merupakan salah satu komoditas ikan air tawar yang sangat potensial. Ikan lele merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Pembesaran ikan lele merupakan segmen usaha yang mengkhususkan pembesaran lele sampai mencapai ukuran konsumsi. Pemilihan lokasi yang tepat untuk budidaya pembesaran ikan lele merupakan salah satu faktor kunci keberhasilan pembesaran ikan lele. Desa Tanjungan yang berada di Kecamatan Driyorejo Kabupaten Gresik Jawa Timur merupakan desa yang memiliki potensi untuk mengembangkan budidaya pembesaran ikan lele, warga yang antusias dengan budidaya ikan lele serta lahan yang cukup memadai namun belum dimanfaatkan secara ekonomi oleh penduduk. Peluang tersebut dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan pembudidayaan ikan lele. Selain itu dengan adanya pelatihan pembudidayaan ikan lele diharapkan dapat memberikan keuntungan lain yang dapat meningkatkan pendapatan masyarakat dengan terciptanya lapangan kerja baru bagi masyarakat.
ANALISA PENGARUH SHIFT KERJA, MASA KERJA DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN KINERJA KARYAWAN (STUDI KASUS DI PT. SUPRANUSA INDOGITA) Fherdy Firmansyah; Gusti Adriansyah; Moch Anshori
JISO : Journal of Industrial and Systems Optimization Vol 5, No 1 (2022): Juni 2022
Publisher : Universitas Maarif Hasyim Latif

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51804/jiso.v5i1.33-38

Abstract

Adanya upaya memenuhi kebutuhan pasar, perusahaan harus menetapkan jam operasi 24 jam. Sehingga diperlukan sistem kerja yang baik. Perusahaan menerapkan sistem kerja 3 shift. Namun, ada beberapa permasalahan yang dihadapi pihak manajemen perusahaan, salah satunya perbedaan hasil kerja karyawan secara keseluruhan untuk masing-masing shift.  Pada karyawan yang senior memiliki bekerja lebih santai, sebagian dari mereka membebankan tugas dan tanggungjawabnya kepada juniornya, perilaku tersebut yang mengakibatkan adanya perbedaan hasil kerja antara junior dan senior yang berdampak pada perusahaan.  Hal tersebut terjadi pada PT Supranusa Indogita sehingga penelitiaan ini dilakukan pada perusahaan tersebut sebagai objek penelitian. Penelitian ini menggunakan sample sebanyak 68 responden dari total populasi yaitu 100 responden, dan bagian divisi yang dijadikan sebagai sample adalah bagian produksi. Pada penelitian ini menggunakan kuantitatif dengan pengumpulan data menggunakan survey kuisioner dan SEM sebagai hasil olah data.  Pada penelitian variabel independen adalah shift kerja, masa kerja dan motivasi dan variabel dependen produktivitas kerja dan kinerja. Hasil dalam penelitian ini menyatakan bahwa shift kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap produktivitas namun shift kerja memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja, sedangkan pada masa kerja dan motivasi kerja memiliki pengaruh signifikan terhadap produktivitas.ABSTRACTIn a business world, companies certainly want an effort to meet market needs, companies must set 24-hour operating hours. So we need a good working system. The company implements a 3shift work system. However, there are several problems faced by the company's management, one of which is the difference in the overall work results of employees for each shift. Senior employees have a more relaxed job, some of them impose their duties and responsibilities on their juniors, this behavior results in differences in work results between juniors and seniors which have an impact on the company. This happened to PT Supranusa Indogita so that this research was carried out on the company as the object of research. In this study using a sample of 68 respondents from the total population of 100 respondents, and the division that is used as a sample is the production department. In this study using quantitative data collection using a questionnaire survey and SEM as the result of data processing. In this study the independent variables are work shifts, years of service and motivation and the dependent variable is work productivity and performance. The results in this study state that work shifts have no significant effect on productivity, but work shifts have a significant effect on performance, while tenure and work motivation have a significant effect on productivity. 
Pengukuran Kinerja Desa Tanjungan Gresik Dengan Pendekatan Balanced Score Card Dini Retnowati; Gusti Adriansyah; Moch. Anshori; Ahmad Fatih Fudhla; Ika Widya Ardhyani; Asri Dwi Puspita; Gempur Santoso
Among : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 4, No 1 (2022): Jurnal Among Pengabdian Masyarakat
Publisher : Universitas Maarif Hasyim Latif

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51804/ajpm.v4i1.1777

Abstract

Metode Balanced Score Card merupakan salah satu metode yang banyak digunakan dalam proses pengukuran kinerja. Salah satu obyek yang dapat diukur adalah kinerja desa. Saat ini, desa Tanjungan yang terletak di kabupaten Gresik masih belum menjalankan seluruh program utama kementerian, hanya menjalankan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes). Di sisi lain, sumber daya desa masih terbatas dan belum dikelola seluruhnya. Sumber daya aparat desa juga masih minim pengalaman serta belum memiliki kemampuan manajerial yang memadai. Peran serta Perguruan Tinggi sebagai mitra pengabdian masyarakat sangat dibutuhkan dalam memberikan gambaran kinerja desa, utamanya dengan pendekatan metode Balanced Score Card. Dari hasil pengukuran kinerja desa Tanjungan dengan metode ini memberikan gambaran bahwa desa Tanjungan masih menjalankan program desa dengan hasil yang masih belum optimal dikarenakan masih terdapat kelemahan kinerja desa pada aspek-aspek tertentu, yaitu aspek pertumbuhan dan pembelajaran serta aspek masyarakat yang masih kurang. Ini berarti program desa yang ada harus lebih ditingkatkan baik dari sisi kualitas program maupun dari sisi kuantitas program. Ke depannya, program desa Tanjungan diarahkan pada program desa menuju desa unggulan, Dengan proses pendampingan diharapkan desa dan aparatnya dapat menyusun dan mengevaluasi program-program utama kementerian menuju desa Tanjungan yang sejahtera dan mandiri.
Pendampingan Penyusunan Strategi Peningkatan Omset dan Pengembangan Usaha Pembesaran Ikan Lele di Desa Jemundo Ratna Ekasari; Moch. Anshori; Dini Retnowati; Ahmad Fatih Fudhla; Asri Dwi Puspita
Jurnal Abdimas Berdaya : Jurnal Pembelajaran, Pemberdayaan dan Pengabdian Masyarakat Vol 6, No 1 (2023): Jurnal Abdimas Berdaya
Publisher : Universitas Islam Lamongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30736/jab.v6i1.370

Abstract

Budidaya pembesaran ikan lele sampai mencapai ukuran konsumsi merupakan salah satu usaha budidaya yang memiliki prospek pasar tinggi. Mengingat lele merupakan salah satu sumber protein yang disukai masyarakat dari berbagai kalangan usia. Peluang usaha pembesaran lele ini telah ditangkap dan dijalankan oleh beberapa warga di desa Jemundo. Namun dalam perjalanan, usahanya masih mengalami beberapa kendala, mulai dari proses budidaya hingga pemasarannya. Oleh karena itu, pada program pengabdian masyarakat kali ini, akan dilakukan pendampingan terkait penyusunan strategi peningkatan omset dan pengembangan usaha pembesaran ikan lele. Analisis strategi akan dilakukan dengan melihat kekuatan, kelemahan, ancaman dan peluang yang ada dan nantinya akan membantu dalam penyusunan strategi utama untuk pemasaran usaha budidaya lele ini.  Beberapa strategi berhasil dirumuskan mulai dari memperbanyak jumlah kolam untuk budidaya lele, menjalin kerjasama dengan penjual sayur, penjual ikan, mengoptimalkan promosi  kepada konsumen secara langsung melalui pemasangan banner dilokasi ataupun media sosial  serta membuat inovasi produk olahan lele seperti nugget lele atau lele siap goreng untuk meningkatkan nilai jual lele. Tindak lanjut dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah pendampingan dalam penerapan strategi serta evaluasi dari strategi yang dijalankan. Diharapkan dengan adanya keberlanjutan maka usaha budidaya lele mitra semakin berkembang dan memberikan dampak positif bagi warga sekitar.