I Made Eka Santosa
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mataram

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Hubungan Persepsi Keluarga Dalam Merawat Lansia Dengan Kemampuan Aktifitas Lansia Di Desa Gemel Kecamatan Jonggat Kabupaten Lombok Tengah I Made Eka Santosa; Desi Laelawati; Ni Made Sumartyawati; Idayati Nirwana
Jurnal PRIMA Vol 7, No 2 (2021)
Publisher : STIKES Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47506/jpri.v7i2.239

Abstract

Pendahuluan : Pada usia lanjut terjadi penurunan kondisi fisik/ biologis, kondisi psikologis, serta perubahan kondisi sosial. Hal ini membutuhkan perhatian dari keluarga lansia untuk perawatan dan pemenuhan kebutuhan terutama kemampuan aktifitas lansia. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan persepsi keluarga dalam merawat lansia dengan kemampuan aktifitas lansia di Desa Gemel Kecamatan Jonggat Kabupaten Lombok Tengah. Metode: Metode penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan waktu yang digunakan adalah Cross Sectional. Teknik sampling menggunakan purposive sampling dengan 45 sampel. Analisis data menggunakan uji spearmanrank dengan tingkat signifikansi 5% dan tingkat kepercayaan 95%. Hasil: Berdasarkan hasil uji Spearman rank diperoleh nilai r 0,4342 dengan nilai p hitung sebesar 0,021 lebih kecil dari nilai p yang telah ditetapkan yaitu 0,05 (5%) yang berarti bahwa Ha diterima dan H0 ditolak. Kesimpulan: ada hubungan persepsi keluarga dalam merawat lansia dengan kemampuan aktifitas pada lansia di Desa Gemel Kecamatan Jonggat Kabupaten Lombok Tengah.
Pengaruh Pijat Refleksi Telapak Tangan Terhadap Tekanan Darah pada Lansia Penderita Hipertensi di Lingkungan GEDUR Baru Kota Mataram I Made Eka Santosa
Jurnal PRIMA Vol 7, No 1 (2021)
Publisher : STIKES Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47506/jpri.v7i1.224

Abstract

Pendahuluan: Hipertensi dikenal sebagai heterogeneus group of disease karena dapat menyerang siapa saja, namun akan meningkat seiring bertambahnya usia. Hipertensi merupakan faktor risiko ketiga terbesar yang memicu terjadinya gagal jantung kongestif serta penyakit kardiovaskuler. Jumlah penderita hipertensi di Propinsi Nusa Tenggara Barat pada tahun 2017 sebanyak 100.115 jiwa (12,2%) dan sebagian besar adalah lansia. Berdasarkan data yang diperoleh dari Kepala Lingkungan Gedur Abian Tubuh Mataram, terdapat 63 lansia yang yang ada diwilayah lingkungan tersebut dan dari data Posyandu Lansia teridentifikasi sebanyak 45 lansia menderita hipertensi. Selama ini hipertensi pada lansia tersebut ditangani dengan obat dan beberapa lansia tidak mendapatkan penanganan. Salah satu penatalaksanaan non-farmakologi untuk hipertensi adalah dengan pijat refleksi.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh pijat refleksi tangan terhadap penurunan tekanan darah pada lansia yang menderita hipertensiMetode: Merupakan penelitian Quasi-Experiment dengan pendekatan One Group Pretest-postest Design. Dalam penelian ini yang menjadi populasi adalah semua lansia yang menderita hipertensi yang ada di lingkungan Gedur Baru Abiantubuh pada bulan September sampai dengan Desember 2020. Dalam pengambilan sampel peneliti menggunakan purposive sampling dengan jumlah responden sebanyak 30 lansia yang semuanya mendapatkan perlakuan pijat refleksi telapak tangan.Hasil : Setelah dilakukan pengolahan data, berdasarkan uji paired sample t-test diperoleh nilai p = 0.000 sehingga p < 0.05 (0.00<0.05), H0 ditolak, Ha diterimaKesimpulan ; ada pengaruh pemberian pijat refleksi telapak tangan terhadap tekanan darah pada lansia penderita hipertensi di lingkungan Gedur Baru Mataram
HUBUNGAN RESPON EMOSI KELUARGA DENGAN KEKAMBUHAN PASIEN SKIZOFRENIA DI POLIKLINIK JIWA RSJ MUTIARA SUKMA MATARAM I Made Eka Santosa
Jurnal PRIMA Vol 6, No 2 (2020)
Publisher : STIKES Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47506/jpri.v6i2.179

Abstract

Gangguan jiwa berat terbesar di Indonesia adalah Skizofrenia yang mencapai 70% dari seluruh penderita gangguan jiwa berat. Dukungan keluarga sangat membantu proses penyembuhan pasien Skizofrenia sehingga frekuensi kekambuhan menurun. Dukungan yang paling dibutuhkan oleh pasien Skizofrenia adalah dukungan emosional yang dapat diukur dengan melihat respon emosi keluarga terhadap pasien Skizofrenia.Penelitian ini menggunakan disain deskriptif korelasional dengan pendekatan cross sectional yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara respon emosi keluarga dengan kekambuhan pasien Skizofrenia. Populasi penelitian ini adalah keluarga inti yang tinggal serumah dengan pasien Skizofrenia yang sedang menjalani rawat jalan di Poliklinik Jiwa RSJ Mutiara Sukma Mataram. Teknik pengambilan sampel menggunakan Non Probability Sampling dengan teknik Accidental Sampling. Jumlah sampel sebanyak 58 orang.Hasil penelitian menunjukan bahwa respon emosi keluarga sebagian besar menolak yaitu sebanyak 49 responden (84,5%). Kekambuhan pasien skizofrenia sebagian besar dalam kategori kambuh yaitu sebanyak 48 responden (82,8%). Ada hubungan respon emosi keluarga dengan kekambuhan pasien Skizofrenia dengan nilai p = 0,000 lebih kecil dari derajat kesalahan α = 0,05. Disarankan kepada keluarga untuk memberikan respon emosi yang positif untuk mendukung perawatan pasien Skizofrenia.
Pengaruh Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi Sesi 1-7 dan Terapi Okupasi Terhadap Kemampuan Komunikasi Verbal Pasien Isolasi Sosial: The Effect of Socialization Group Activity Therapy Session 1-7 and Occupational Therapy on Verbal Communication Ability of Social Isolation Patients Ageng Abdi Putra; Ni Made Sumartyawati; I Made Eka Santosa; Ria Susilawati
Journal Nursing Research Publication Media (NURSEPEDIA) Vol. 1 No. 3 (2022): Journal Nursing Research Publication Media (NURSEPEDIA)
Publisher : Yayasan Lentera Mitra Lestari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55887/nrpm.v1i3.21

Abstract

Latar Belakang: Pasien skizofrenia seringkali mengalami masalah dalam interaksi sosial termasuk komunikasi. Kerusakan pada fungsi kognitif mengakibatkan terjadi prosodi pada komunikasi. Kombinasi terapi aktivitas kelompok sosialisasi dan terapi okupasi mampu menstimulus interaksi pasien. Tujuan: untuk mengetahui adanya pengaruh terapi aktifitas kelompok sosialisasi sesi 1-7 dan terapi okupasi terhadap kemampuan komunikasi verbal pasien isolasi sosial. Metode: Desain penelitian ini menggunakan one group pre-test and post-test. Populasi penelitian adalah orang dengan masalah kejiwaan di RSJ Mutiara Sukma Provinsi NTB. Teknik pengambilan sampel menggunakan accidental sampling. Sampel berjumlah 14 responden. Intervensi yang diberikan berupa kombinasi terapi aktivitas kelompok sosialiasi sesi 1-7 dan terapi okupasi (senam jasmani dan rohani). Intervensi diberikan setiap 5 hari sekali selama 8 minggu. Pengukuran kemampuan komunikasi verbal menggunakan lembar observasi, yang terdiri dari 32 item pernyataan. Analisa data menggunakan uji Wilcoxon Signed Rank. Hasil: Sejumlah 57% responden berusia interval 26-35 tahun, 35.7% responden berpendidikan Sekolah Dasar, dan 42.9% responden adalah Suku Sasak. Hasil uji Wilcoxon Signed-Rank diperoleh nilai p = 0,008 (α = 0,05) dan nilai Zhitung = 3,122. Kesimpulan: Terdapat pengaruh terapi aktivitas kelompok sosialisasi sesi 1-7 dan terapi okupasi terhadap kemampuan komunikasi verbal pasien isolasi sosial.
Religiusitas Dan Interaksi Sosial Dengan Depresi Lansia Di Panti Werdha Kota Mataram Ni Made Sumartyawati; Yeni Marliani; Ageng Abdi Putra; I Made Eka Santosa; Sukardin Sukardin
Jurnal PRIMA Vol 8, No 1 (2022)
Publisher : STIKES Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47506/jpri.v8i1.268

Abstract

Pendahuluan: Berkurangnya interaksi sosial pada lansia menyebabkan perasaan terisolir sehingga lansia menyendiri dan rentan terhadap depresi. Terdapat 5 dari 10 lansia di Balai Sosial Lanjut Usia (BSLU) Mandalika menyatakan sulit berkonsenterasi, merasa malas, mudah tersinggung dan kurang bersemangat. Tujuan: Penelitian ini bertujuan melihat religiusitas dan interaksi sosial dengan depresi pada lansia. Metode: Penelitian ini adalah penelitian korelasi dengan pendekatan cross sectional. Populasinya adalah lansia beragama Islam yang tinggal di BSLU Mandalika sebanyak 83 orang. Sampel sebanyak 83 orang menggunakan total sampling. Mengetahui hubungan antar dua variabel digunakan uji statistik spearman rank. Hasil: Religiusitas lansia kategori baik sebanyak 75 (95.2%) orang, dan kategpri cukup sebanyak 4 (4.8%) orang. Interaksi sosial lansia kategori cukup sebanyak 44 (53%) orang dan kategori kurang sebanyak 39 (47%) orang. Depresi lansia pada kategori tidak depresi sebanyak 59 (71.1%) orang dan kategori ringan 24 (28.9%) orang. Hasil P value pada uji spearman rank religiusitas dengan depresi sebesar 0.196 dengan α 0.05, sehingga P > α dan artinya tidak ada hubungan religiusitas dengan depresi. P value sebesar 0.541 > α 0.05, artinya tidak ada hubungan interaksi sosial dengan depresi. Kesimpulan: Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan religiusitas dan interaksi sosial dengan depresi lansia di BSLU Mandalika mataram.
Pengaruh Thought Stopping terhadap Kecemasan Mengikuti SBMPTN pada Siswa Kelas II SMAN 2 Gerung Kabupaten Lombok Barat Ika Puspita Sari; I Made Eka Santosa; Ni Made Sumartyawati; Ns Suhartiningsih
Jurnal PRIMA Vol 8, No 2 (2022): PrimA: Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan
Publisher : STIKES Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47506/jpri.v8i2.652

Abstract

The number of participants for the 2021 SBMPTN was 777,858 people. 184,000 students were declared to have passed the 2021 SBMPTN in which the percentage of acceptance was 25.28 percent. Ministry of Education, Culture, Research, and Technology of the Republic of Indonesia (2021). The large percentage of not passing the SBMPTN in 2021 for some participants cam be felt as a stressor that can cause anxiety because many students want to enter higher education in this path. Anxiety is a feeling that can happen to almost anyone at some point in their life span. Symptoms felt by students are dizziness, nausea, defecation, insomnia, etc. This study aims to determine the effect of Thought Stopping on anxiety following the SBMPTN in class XII of SMAN 2 Gerung West Lombok.The population in this study were students of class XII, amounting to 47 respondents, with a sample of 47 respondents obtained by the total sampling technique, The anxiety was measure using the Zung Self Rating Anxiety Scale questionnaire. The effect of giving Thoughts Stopping exercises was measured using the Paired Samples T-Test analysis test. .The results showed that before the Thought Stopping treatment the mean was 3.1489, and after the Thought Stopping treatment, the mean was 2.2979. the results of the Paired Samples T-Test showed a p-value < (0.000<0.05), then Ha was accepted and H0 was rejected.The study concludes that there is an effect of giving Thought Stopping on reducing the anxiety level of class XII adolescents who take part in the SBMPTN SMAN 2 Gerung West Lombok. Thus, is it good to be applied to provide therapy to students who will take the SBMPTN exam.  Keywords: Anxiety, Thought Stopping.
The Use of Computers and Smartphones Associated with Decreased Visual Acuity in Mataram Informatics Engineering Students Ni Made Sumartyawati; Kartini Ulfianti; I Made Eka Santosa; Antoni Eka Fajar Maulana; Sukardin Sukardin; Nurul Ilmi
Jurnal Ilmiah Ilmu Keperawatan Indonesia Vol 13 No 02 (2023): Jurnal Ilmiah Ilmu Keperawatan Indonesia (JIIKI) Volume 13 Number 01 June 2023
Publisher : STIKIM Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33221/jiiki.v13i02.2479

Abstract

Background: Excessive use of computers and smartphones can cause complaints of dizziness and watery eyes. if it happens continuously, it will be harmful to eye health. Objectives: The study aimed to examine the relationship between the use of computers and smartphones with a decrease in visual acuity. Methods: The study was correlational with a cross-sectional design involving 65 students and selected by total sampling. Data collection about using computers and smartphones used observation sheets and measuring visual acuity by Snellen charts. The Spearman rank test was employed to examine the relationship between variables. Results: The use of computers and smartphones shows that in the high category as many as 10 (15%) respondents, 24 (37%) respondents in the medium category, and 31 (48%) in the low category. The results of the examination of visual acuity in the normal category were 4 respondents (6%), the nearly normal category were 30 (46%) respondents, and the less moderate category were 31 (48%) respondents. The P value (Sig. 2-tailed) is 0.000 with α 0.05, so 0.000 <0.05, meaning that there was a significant relationship between computer and smartphone use with a decrease in visual acuity. Conclusion: The study shows that there was a relationship between the use of computers and smartphones with a decrease in visual acuity