Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Factors Associated with Breast Cancer in Women of Reproductive Age at Dr. Pirngadi Hospital, Medan, North Sumatera Sari, Mila Trisna; Sarumpaet, Sorimuda; Siregar, Fazidah Aguslina
Journal of Maternal and Child Health Vol 6, No 1 (2021)
Publisher : Journal of Maternal and Child Health

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (33.638 KB)

Abstract

Background: Breast cancer has the highest prevalence in Indonesia. The objective of the research was to analyze the risk factors which influenced the incidence of breast cancer in women of reproductive age.Subjects and Method: This was a case-control study conducted at Dr. Pirngadi Hos­pital, North Sumatera. The population was all 15-49 year-old breast cancer women. Sample of 42 women of reproductive age with breast cancer and 42 women without breast cancer was selected for this study. The dependent vari­able was breast cancer. The independent vari­ables were family history of breast cancer, menarche, history of breastfeeding, and history of fibrocystic disease. The data were collected by questionnaire and medical record. The data were analyzed by a multiple logistic regression.Results: History of family with breast cancer (OR= 4.93; 95% CI=1.33 to 18.28), age of menstruation (OR= 8.46; 95% CI=2.34 to 30.64), history of breastfeeding (OR= 8.46; 95% CI= 2.19 to 32.70), and history of fibro­cystic disease (OR= 7.12; 95% CI=1.99 to 25.48) were associated with breast cancer.Conclusion: History of family with breast cancer, age of menstruation, history of breast­feeding, and history of fibrocystic disease are associated with breast cancer.Keywords: breast cancer, history of breastfeeding, women of reproductive ageCorrespondence: Mila Trisna Sari. Masters Program in Public Health, Universitas Sumatera Utara. Email: milatrisnasari@gmail.com. Mobile: 08192100­173Journal of Maternal and Child Healthdoi.org/10.26911/thejmch.2021.06.01.09 
Pengkajian Paripurna Pasien Geriatri (P3G) di Puskesmas Kota Medan dan Puskesmas Deli Serdang Yulia Afrina Nasution; Mila Trisna Sari; Pinta Pudiyanti Siregar; Ika Nopa
JURNAL IMPLEMENTA HUSADA Vol 2, No 2 (2021)
Publisher : UMSU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30596/jih.v2i2.9311

Abstract

Ilmu geriatri menjadi sangat penting untuk dipahami oleh tenaga kesehatan karena jumlah penduduk lanjut usia semakin meningkat dan masih sedikitnya penelitian tentang pengkajian paripurna pasien geriatri. Peningkatan jumlah penduduk berusia lanjut ini akan mengakibatkan transisi epidemiologi. Jumlah Lansia tahun 2017 mencapai 9,03% dari jumlah penduduk dan Tahun 2020 mencapai 27,08 juta dan akan menjadi negara ke lima paling banyak jumlah lansia pada Tahun 2025. Berdasarkan hal tersebut peneliti ingin melihat gambaran pengkajian paripurna geriatri di Puskesmas Kota Medan dan Puskesmas Deli Serdang Tahun 2018. Penelitian ini betujuan untuk mengetahui gambaran pengkajian paripurna pasien geriatri di Puskesmas Kota Medan dan Deli Serdang tahun 2018. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif, Populasi adalah lansia yang berumur ≥ 60 tahun sebanyak 700 orang dengan sampel 60 orang untuk Puskesmas Kota Medan dan 60 orang di Puskesmas Deli Serdang. Pengambilan data penelitian dengan wawancara kuesioner dan dilakukan analisis data menggunakan SPSS. Jumlah lansia di Puskesmas Kota Medan sebesar 83,1% sedangkan di Puskesmas Deli Serdang sebesar 91,7%. ADL dengan Instrumen Indeks Barthel Modifikasi pada lansia di puskesmas kota medan lebih banyak mengalami ketergantungan ringan sebesar 38,3% sedangkan di Puskesmas Deli Serdang sebesar 70,0%. IADL Lawton pada lansia di Puskesmas Kota Medan lebih banyak independen/mandiri sebesar 88,3% sedangkan di Puskesmas Deli Serdang sebesar 78,3%. Risiko jatuh pasien lanjut usia pada pasien geriatri di Puskesmas Kota Medan lebih banyak mengalami risiko rendah sebesar 55,0%  sedangkan di Puskesmas Deli Serdang sebesar  53,3 %. GDS pada lansia di Puskesmas Kota Medan lebih banyak tidak memiliki risiko untuk gangguan depresi sebesar 68,3% sedangkan di Puskesmas Deli Serdang sebesar 56,7%. CDT4 pada lansia di Puskesmas Kota Medan lebih banyak tidak mengalami gangguan kognisi sebesar 78,3% sedangnkan di Puskesmas Deli Serdang sebesar 68,3%. MMSE pada lansia di Puskesmas Kota Medan lebih banyak tidak mengalami gangguan kognisi sebesar 78,3% sedangkan di Puskesmas Deli Serdang sebesar 73,3%. AMT pada lansia di Puskesmas Kota Medan lebih banyak tidak mengalami gangguan ingatan sebesar 71,7%  sedangkan di Puskesmas Deli Serdang sebesar 68,3%. MNA pada lansia di Puskesmas Kota Medan yang mempunyai risiko untuk mengalami malnutrisi sebesar  60,0% sedangkan di Puskesmas Deli Serdang sebesar 66,7%. Jumlah lansia di Puskesmas Kota Medan dan Deli Serdang Tahun 2018 sangat tinggi sehingga pelu adanya peningkatan pelayanan kesehatan bagi lansia seperti home visite, penyuluhan kesehatan, dan senam lansia
Faktor Risiko Terjadinya Diabetes Melitus Tipe 2: Literatur Review Mila Trisna Sari
JURNAL IMPLEMENTA HUSADA Vol 2, No 2 (2021)
Publisher : UMSU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30596/jih.v2i2.9775

Abstract

Peningkatan penderita DM tipe 2 terus meningkat terutama di negara berkembang terjadi karena faktor genetik, faktor demografi dan faktor perubahan gaya hidup. Pengabaian terhadap faktor risiko terjadinya DM tipe 2 menimbulkan peningkatan DM tipe 2.  Tujuan pengkajian ini untuk mengidentifikasi faktor risiko kejadian penyakit DM tipe 2. Mengetahui faktor risiko apa saja yang meningkatkan kasus DM amat penting karena dengan mengetahui faktor risikonya akan lebih mudah dalam melakukan pencegahannya. Desain penelitian ini adalah Literatur Review. Penulis memilih artikel penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional dan case control yang terbit dari tahun 2017 sampai 2021. Penulis menggunakan database yang dijadikan sebagai sumber sumber pencarian yang terkait dalampenelitian yaitu Google Scholar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor risiko terjadinya DM tipe 2 terbagi atas 2. Pertama faktor risiko yang tidak dapat bisa diubah yakni umur, jenis kelamin dan riwayat keluarga. Kedua yaitu faktor yang bisa diubah yakni obesitas, aktivitas fisik, pola konsumsi, stres, dan kebiasaan merokok.
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PROTOKOL KESEHATAN DENGAN KEJADIAN COVID-19 PADA KELUARGA BINAAN FK UMSU ANGKATAN 2018 MUHAMMAD RIVAI PANJAITAN; MILA TRISNA SARI
JURNAL ILMIAH SIMANTEK Vol 6 No 4 (2022): JURNAL ILMIAH SIMANTEK
Publisher : LP2MTBM MAKARIOZ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) is an infectious disease caused by a new type of coronavirus, namely Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2), which has never been identified in humans. Society now has to adjust to the pattern of life in the era of the COVID-19 pandemic. One of them is a new habit pattern regarding the discipline of the COVID-19 health protocol which aims to reduce the transmission of the COVID-19 virus outbreak by implementing the 5M health protocol. The high rate of transmission of COVID-19 cases in Indonesia is still caused by various problems. One of them is the lack of public concern, awareness and knowledge in maintaining cleanliness and protecting themselves from COVID-19. Determine the relationship between the level of knowledge of health protocols and the incidence of COVID-19 in families assisted by FK UMSU. This research is a cross sectional study. The research sample was taken using simple random sampling method, amounting to 30 people. The hypothesis test used was the Pearson Chi-square test with data collected based on a health protocol knowledge level questionnaire. Shows that there were 23 respondents (76.7%) respondents who had good knowledge and 27 respondents (90%) had never experienced COVID-19 (p value = 0.004). There is a relationship between the level of knowledge of health protocols and the incidence of COVID-19 in FK UMSU fostered families class of 2018.
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DAN INDEKS MASSA TUBUH PADA PERAWAT Ika Nopa; Yulia Afrina Nasution; Nanda Sari Nuralita; Mila Trisna Sari; Pinta Pudiyanti Siregar
Jurnal Ilmu Keperawatan Komunitas Vol. 5 No. 2 (2022)
Publisher : Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jawa Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32584/jikk.v5i2.1670

Abstract

Abstract One of professions that exposed to high psychosocial stressors in the workplace is nurse. Long-term stress is thought to be a risk factor for obesity through activation of the HPA axis and cortisol secretion. Stress is a public health problem that can be considered in preventing obesity. The purpose of this study was to determine the effect of stress on body mass index in nurses. This study uses a quantitative method with a cross-sectional study design. The samples were taken using the total sampling method, namely all nurses at the X General Hospital in North Sumatra. The stress variable was measured by the Perceived Stress Scale and the Body Mass Index (BMI)  was determined by the Asia-Pacific classification BMI criteria. The collected data were analyzed by linear regression test. The results showed that there was an effect of stress on nurses' BMI. Work stress management on nurses needs to be done and will have an impact on their mental and physical health.   Keywords: Stress, Nurse, Body Mass Index
Dimensi Kualitas Pelayanan Kesehatan Berbasis Manajemen Mutu di Puskesmas Kota Medan: Dimensions of Quality Health Services Based on Quality Management at the Medan City Health Center Kholilul Kholik; Mila Trisna Sari; Siti Hajar; Agung Saputra; Iin Juliani Saragih
Jurnal Sinar Manajemen Vol. 9 No. 3: NOVEMBER 2022
Publisher : Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56338/jsm.v9i3.3017

Abstract

Kesehatan sebagai kebutuhan dasar manusia dalam menjalankan aktivitasnya, maka sangat penting dapat didukung sarana dan prasana yang berkualitas. Hal ini terkait dengan fungsi Puskesmas sebagai salah satu sarana yang memberikan pelayanan secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan serta bertanggung jawab untuk menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat. Puskesmas sebagai pelayanan kesehatan tingkat pertama, maka dituntut untuk dapat memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas sehingga dapat memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat. Dengan demikian, Puskesmas harus didukung oleh tenaga kesehatan sebagai sumber daya manusia (SDM) yang andal dan diharapkan dapat menyelenggarakan pelayanan kesehatan berdasarkan prinsip-prinsip manajemen yaitu perencanaan, penggerakan, pelaksanaan, pengendalian, pengawasan dan penilaian untuk menghasilkan output yang efektif dan efisien pada semua kegiatan di Puskesmas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas pelayanan kesehatan yang mengarah pada manajemen mutu Puskesmas di Kota Medan, dan dalam penelitian ini menggunakan metode survey. Hasil penelitian yang diperoleh adalah pelayanan kesehatan di Puskesmas Kota Medan sudah cukup bagus dan memadai, namun masih perlu adanya peningkatan kompetensi dan kemampuan pada SDM Puskesmas terkait tata kelola Puskesmas.
Penggunaan Pelayanan Kesehatan Sebelum Dan Selama Covid-19: Satu Kajian Di RSU Muhammadiyah Kota Medan Pinta Pudiyanti Siregar; Ika Nopa; Yulia Afrina Nasution; Mila Trisnasari; Royyan Ashri
ANATOMICA MEDICAL JOURNAL | AMJ Vol 6, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30596/amj.v6i1.13762

Abstract

Pada pandemi COVID-19 termasuk di Indonesia, pelayanan kesehatan primer memainkan peranan penting dalam menjaga kesehatan di masyarakat dan awal pandemi, terjadi penurunan drastis jumlah pengunjung yang berobat ke pelayanan primer. Tujuan: Melihat perubahan persepsi masyarakat tentang gejala yang ada dan usaha mereka untuk mendapatkan pengobatan. Metode: Penelitian ini dilakukan di RSU Muhammadiyah Kota Medan dengan menggunakan Google form pada pasien rawat jalan di klinik. Hasil: Rerata umur responden adalah 36 tahun. Rerata jarak responden ke RSU Muhammadiyah adalah tiga kilometer dengan frekuensi terbanyak adalah kurang dari 3 kilometer, pendidikan terbanyak adalah lulusan SMA (60%) dan pendapatan rata-rata 4 juta rupiah. Penyebab pasien berobat adalah dengan gejala sesak nafas yang terbanyak yaitu 74%, diikuti gejala demam sakit magh. Pada saat sebelum pandemi gejala yang menyebabkan responden tidak berobat adalah gangguan penciuman dan gangguan indera perasa menempati urutan tertinggi pasien tidak pergi berobat dengan gejala tersebut dengan frekuensi 95%.  Sesudah pandemi terjadi perubahan keinginan pasien untuk berobat dimana dengan gejala gangguan penciuman dan gangguan indra perasa meningkat menjadi 44%. Gejala sesak nafas tetap menjadi urutan yang tertinggi yaitu 82%, gejala yang lain tidak mengalami perubahan yang berarti. Kesimpulan didapat beberapa gejala mengalami perubahan keinginan masyarakat dalam mengambil pengobatan dalam pelayanan kesehatan.Kata Kunci: pandemi, COVID-19, pelayanan kesehatan, penggunaan
Hubungan Status Gizi, Panjang Badan Lahir Dan Pemberian Asi Eksklusif Dengan Kejadian Stunting Pada Anak Usia 24-59 Bulan Di Kecamatan Medan Belawan Khoirunnisa M.J. Harahap; Mila Trisna Sari
Jurnal Riset Rumpun Ilmu Kedokteran (JURRIKE) Vol. 2 No. 2 (2023): Oktober :Jurnal Riset Rumpun Ilmu Kedokteran
Publisher : Pusat riset dan Inovasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55606/jurrike.v2i2.1927

Abstract

Introduction: The incidence of stunting in North Sumatra Province reached 25.8% and is the 17th province with the incidence of stunting in Indonesia. Stunting in Medan City is spread across 63 urban villages and 20 sub-districts with the area that has the highest stunting rate is Medan Belawan Sub-district. Purpose: This research was conducted to assess the relationship between nutritional status, birth length and exclusive breastfeeding with the incidence of stunting in children aged 24-59 months in Medan Belawan District in 2023. Method: This research uses an observational study research design with a cross sectional design approach. carried out in the work area of ​​the Medan Belawan District Health Center. The sample was children aged 24-59 months who were recorded at the Medan Belawan District Health Center in 2023 who met the inclusion and exclusion criteria during the research period with a total sample of 44 people. Results: A total of 5 children (29.4%) with good nutrition experienced stunting, 11 children (68.8%) with poor nutrition experienced stunting and 11 children (100.0%) with poor nutrition experienced stunting with a p-value of 0.001. A total of 4 children (33.3%) with normal birth length experienced stunting and 22 children (59.4%) with short birth length experienced stunting with a p-value of 0.002. As many as 10 children (45.5%) who received exclusive breast milk experienced stunting and as many as 17 children (77.3%) who did not receive exclusive breast milk experienced stunting with a p-value of 0.030, which means p-value < 0.005. Conclusion: There is a significant relationship between nutritional status, birth length and exclusive breastfeeding with the incidence of stunting in children aged 24-59 months in Medan Belawan District in 2023.