Claim Missing Document
Check
Articles

Perilaku Pengguna Ruang Terbuka Publik Terkait Ketersediaan Akses Internet Pada Taman Lansia Kota Bandung Anindita, Yanuar Akbar; Suwandono, Djoko
Ruang Vol 1, No 4 (2015): Jurnal Ruang
Publisher : Ruang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/.1.4.291-300

Abstract

Fasilitas Internet Nirkabel/ Wireless Internet telah menjadikan internet sebagai sesuatu yang mudah dijangkau dimanapun dan tidak lagi memerlukan sambungan kabel seperti di rumah ataupun kantor – kantor. Penggunaan internet kini menjadi kegiatan sehari – hari orang – orang ketika berada di taman, plaza, mall dan ruang publik lainnya. Kota Bandung merupakan kota yang telah melengkapi ruang-ruang publiknya dengan akses wireless internet. Taman Lansia Kota Bandung merupakan salah satu taman yang telah dilengkapi akses internet sehingga penggunanya dapat mengakses internet. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penataan taman dan ketersediaan akses internet menentukan perilaku/ aktivitas manusia serta bagaimana penggunaan internet saat ia berada di ruang terbuka publik ini. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode campuran dengan melakukan teknik analisis distribusi frekuensi untuk mengetahui karakteristik pengguna taman, analisis klaster mengetahui dan mengelompokkan penggunaan internet berdasarkan tujuan penggunaannya serta teknik pemetaan perilaku untuk merekam perilaku masyarakat pada ruang-ruang di taman ini.Berdasarkan kuesioner yang dihimpun, 88% responden tergolong kedalam pengguna berat internet dan porsi penggunaan internet pada Taman Lansia dalam sekali berkunjung bisa selama 1-3 jam. Dari hasil identifikasi karakteristik penggunaan internet juga menunjukkan 3 Klaster yang terbagi berdasarkan motif/tujuan penggunaan internet dimana 2 klaster terbesar sebesar 36% dan 53% merupakan kaum muda yang suka menggunakan internet pada Taman Lansia. Sementara itu hasil pemetaan perilaku memperlihatkan bahwa penataan taman seperti bangku-bangku taman, vocal point, dan pedagang kaki lima berperan sangat besar dalam pembentukan perilaku pasif pada Taman Lansia ditambah lagi dengan kehadiran internet terlihat zona-zona “nyaman” bagi para pengguna internet di taman yang juga ternyata memberikan pengaruh positif bagi fungsi ekonomi Taman Lansia.  
Perilaku Pengguna Ruang Terbuka Publik Terkait Ketersediaan Akses Internet Pada Taman Lansia Kota Bandung Anindita, Yanuar Akbar; Suwandono, Djoko
Ruang Vol 1, No 1 (2016): Jurnal Ruang
Publisher : Department of Urban and Regional Planning, Faculty of Engineering, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (47.837 KB) | DOI: 10.14710/ruang.1.1.21-30

Abstract

Fasilitas Internet Nirkabel/ Wireless Internet telah menjadikan internet sebagai sesuatu yang mudah dijangkau dimanapun dan tidak lagi memerlukan sambungan kabel seperti di rumah ataupun kantor – kantor. Penggunaan internet kini menjadi kegiatan sehari – hari orang – orang ketika berada di taman, plaza, mall dan ruang publik lainnya. Kota Bandung merupakan kota yang telah melengkapi ruang-ruang publiknya dengan akses wireless internet. Taman Lansia Kota Bandung merupakan salah satu taman yang telah dilengkapi akses internet sehingga penggunanya dapat mengakses internet. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penataan taman dan ketersediaan akses internet menentukan perilaku/ aktivitas manusia serta bagaimana penggunaan internet saat ia berada di ruang terbuka publik ini. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode campuran dengan melakukan teknik analisis distribusi frekuensi untuk mengetahui karakteristik pengguna taman, analisis klaster mengetahui dan mengelompokkan penggunaan internet berdasarkan tujuan penggunaannya serta teknik pemetaan perilaku untuk merekam perilaku masyarakat pada ruang-ruang di taman ini.Berdasarkan kuesioner yang dihimpun, 88% responden tergolong kedalam pengguna berat internet dan porsi penggunaan internet pada Taman Lansia dalam sekali berkunjung bisa selama 1-3 jam. Dari hasil identifikasi karakteristik penggunaan internet juga menunjukkan 3 Klaster yang terbagi berdasarkan motif/tujuan penggunaan internet dimana 2 klaster terbesar sebesar 36% dan 53% merupakan kaum muda yang suka menggunakan internet pada Taman Lansia. Sementara itu hasil pemetaan perilaku memperlihatkan bahwa penataan taman seperti bangku-bangku taman, vocal point, dan pedagang kaki lima berperan sangat besar dalam pembentukan perilaku pasif pada Taman Lansia ditambah lagi dengan kehadiran internet terlihat zona-zona “nyaman” bagi para pengguna internet di taman yang juga ternyata memberikan pengaruh positif bagi fungsi ekonomi Taman Lansia. 
OPTIMALISASI JANGKAUAN PELAYANAN HALTE BRT/BUS TRANS SEMARANG Suwandono, Djoko; Dewi, Diah Intan Kusuma; Mussadun, Mussadun; Anggraini, Pratamaningtyas
Prosiding Forum Studi Transportasi Antar Perguruan Tinggi Vol 2 No 1 (2015): Prosiding Forum Studi Transportasi antar Perguruan Tinggi
Publisher : FSTPT Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The growth of urban population is often not accompanied with adequate public transport. To meet the needs of public transport, Semarang city are beginning to develop the provision of Bus Rapid Transit (BRT) or Bus Trans Semarang in 2010. One of the problems to meet the needs of public transport services is BRT shelter range of service is not optimal. It can be seen from the BRT shelter service outreach at a radius of 400 meters (on foot) only covers 47 % of the 177 districts (kelurahan) in the city of Semarang. The limited range of shelter coverage is due to lack of modal options (such as taxi motorcycle, rickshaw, bicycle) between residential location with BRT shelter. To overcome these problems required the addition of BRT shelter outreach radius to a radius of 3 km by bike and ride facilities (for bicycles) and other advanced modes such as taxi motorcycle or rickshaw.
Perilaku Perjalanan pada Akhir Pekan oleh Rumah Tangga yang Tinggal di Daerah Pinggiran Kota Semarang Ulfa, Ikfi Maryama; Suwandono, Djoko
JURNAL PEMBANGUNAN WILAYAH & KOTA Vol 10, No 3 (2014): JPWK Vol 10 No 3 September 2014
Publisher : Magister Pembangunan Wilayah dan Kota,Undip

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1157.714 KB) | DOI: 10.14710/pwk.v10i3.7790

Abstract

Nowadays the activity of the population in the metropolitan cities on weekend have started to increase the impact on the serious congestion in city center where the entertainment facilities placed. Due to the inequality of facilities resulted by urban sprawl, residents in rural areas become a potential trip generation towards the central bussiness district (CBD) in accessing entertainment and recreation needs on weekend. These problems, can be more complicated due to an increase in welfare, population growth, and an increase in private vehicle ownership. Therefore, the necessary understanding of weekend travel behavior as a way to build a proper transport policy. This study uses a quantitative approach with frequency distribution and multiple linear regression as analysis tools to find the factors of spatial and non-spatial households that affect travel behavior. The study shows that households that live closer to the CBD will be encouraged to increase the travel frequency to meet social needs, recreation, and entertainment on weekend, while staying far away from the CBD will increase their travel distance. The trip will be varied in line with the changes in social conditions, demographic, and economic ownership of household such as children under 16 years of age, car ownership, increased revenue and expenditure entertainment by household.
Edukasi Pendekatan Vegetatif Dalam Penanganan Bencana Longsor di Kampung Plasansari Mussadun, Mussadun; Khadiyanto, Parfi; Suwandono, Djoko; Syahri, Endah Kartika
Jurnal Arsitektur ZONASI Vol 3, No 2 (2020): Vol. 3 No. 2 (2020): Jurnal Arsitektur Zonasi Juni 2020
Publisher : KBK Peracangan Arsitektur dan Kota Program Studi Arsitektur Fakultas Pendidikan Teknologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jaz.v3i2.25195

Abstract

Abstract: Plasansari village is one of the settlements in landslide-prone locations. This is because the geographical conditions in the plasansari village have very steep slopes, types of soil that are easily crossed by water, and high rainfall. The existence of an elite residential area at the top of the village adds to the threat of landslides. This dedication activity aims as education on preventing the threat of landslides by applying a vegetative approach to the plasansari village area. This method is in line with the central government's call to use a vegetative approach in efforts to prevent landslides in a comprehensive manner while empowering the community. The activity was carried out by providing material on the vegetative approach and the geographical condition of the plasansari village. The material provided was the result of the analysis of the community service team in the form of vegetation guidelines for landslide-prone areas in plasansari village. The output of this dedication, the development of the plasansari community's insights on the threat of landslides in the area of residence, and conservation efforts independently by the community using a vegetative approachKeywords: Community Service, Landslide Disaster, Vegetative Approach Abstrak: Kampung Plasansari merupakan salah satu permukiman yang berada di lokasi rawan longsor. Hal ini karena kondisi geografi di Kampung Plasansari memiliki kemiringan lahan sangat curam, jenis tanah yang mudah dilewati air, serta curah hujan yang tinggi. Keberadaan kawasan perumahan elit pada bagian atas kampung semakin menambah ancaman terjadinya bencana longsor. Kegiatan pengabdian ini bertujuan sebagai edukasi mengenai pencegahan ancaman bencana longsor dengan menerapkan metode pendekatan vegetatif pada kawasan Kampung Plasansari. Metode ini sejalan dengan imbauan pemerintah pusat untuk menggunakan pendekatan vegetatif dalam upaya pencegahan tanah longsor secara komprehensif sekaligus pemberdayaan kepada masyarakat. Kegiatan dilakukan dengan memberikan materi mengenai pendekatan vegetatif dan kondisi geografis Kampung Plasansari. Materi yang diberikan merupakan hasil analisis tim pengabdian berupa panduan vegetasi untuk kawasan rawan longsor di Kampung Plasansari. Output pengabdian ini, pengembangan wawasan masyarakat Kampung Plasansari mengenai ancaman tanah longsor pada wilayah tempat tinggal, dan upaya konservasi secara mandiri oleh masyarakat dengan menggunakan pendekatan vegetatif.Kata Kunci: Pengabdian Masyarakat, Bencana Longsor, Pendekatan Vegetatif
PROSPEK PENGEMBANGAN KAWASAN MUSEUM DIPONEGORO MAGELANG BERBASIS PARIWISATA HERITAGE BERKELANJUTAN Mussadun Mussadun; Djoko Suwandono; Novia Sari Ristianti; El Sifa Mega Biruni; Fionita Yuliani Devi
Jendela Inovasi Daerah Vol 2 No 1 (2019): Februari
Publisher : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Magelang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56354/jendelainovasi.v2i1.24

Abstract

Museum Diponegoro merupakan salah satu museum yang menyimpan bukti sejarah perjuangan Pangeran Diponegoro melawan penjajah Belanda. Tulisan ini bertujuan mengkaji prospek pengembangan Museum Diponegoro berbasis pariwisata heritage berkelanjutan dengan memperhatikan aspek (1) atraksi, (2) fasilitas akomodasi pelayanan, (3) kemudahan aksesibiltas dan transportasi, (4) kelengkapan informasi dan promosi, serta (5) tata kelola yang baik. Disarankan perlunya kemitraan antara pengelola, swasta, masyarakat, akademisi, pemerintah dan komunitas seniman dalam pengelolaan Museum Diponegoro. Pengembangan fungsi museum sebagai pelestari lingkungan, sejarah dan budaya, edukasi bagi generasi muda, dan memiliki potensi pariwisata yang dapat dikembangkan untuk pendapatan masyarakat dan daerah secara berkelanjutan dapat terwujud.
Pola Interaksi Ruang Kegiatan Usaha Perikanan Tangkap Desa Bajomulyo, Kecamatan Juwana, Kabupaten Pati Novia Rini Listiana; Djoko Suwandono
Teknik PWK (Perencanaan Wilayah Kota) Vol 10, No 1 (2021): Februari 2021
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pati Regency is a regency in Central Java which has abundant natural wealth, one of which is in the potential capture fisheries sub-sector. Capture fisheries business in Pati Regency which is very potential is located in Bajomulyo Village, Juwana District. Bajomulyo Village is synonymous with the term "fishing village" because of the existence of the Bajomulyo Beach Fishing Port as a center for fishing activities. The availability of natural resource wealth developed into a business such as the capture fisheries sub-sector in Bajomulyo Village causes spatial interactions both within the region and with the surrounding area. This is because in the capture fisheries business consists of several units of activity (pre-production, production, post-production) that are interrelated with supply and demand. The capture fisheries business of Bajomulyo Village does not only interact or have local links (within Pati Regency area), but it is related to other areas in pre-production and post-production fishing activities. Business actors who run capture fisheries have been able to optimize the presence of local resources, especially in meeting the needs of supplies and by recruiting local human resources to work in the business. Capture fisheries business in Bajomulyo Village also draws human resources from other regions by providing equal employment opportunities.
EVALUASI KETERSEDIAAN SARANA DAN PRASARANA PERMUKIMAN DI KELURAHAN BANDARJO KABUPATEN SEMARANG Dina Puspita; Djoko Suwandono
Teknik PWK (Perencanaan Wilayah Kota) Vol 3, No 4 (2014): November 2014
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (488.554 KB)

Abstract

Perkembangan suatu kota, diiringi pula dengan peningkatan aktivitas masyarakatnya. Peningkatan aktivitas masyarakat menimbulkan perubahan-perubahan fisik lingkungan yang secara tidak sadar dapat meningkatkan permasalahan yang ada di perkotaan. Salah satu permasalahan yang dapat timbul adalah masalah permukiman. Permukiman yang baik, dapat dilihat dari sarana dan prasarana yang ada, dan pemerintah telah menerbitkan peraturan standar sarana dan prasarana permukiman. Di Indonesia kita dapat dengan mudah menemukan permukiman yang tidak atau kurang  layak. Salah satu dari permukiman tersebut adalah permukiman Bandarjo, yang memiliki bentuk yang cukup berantakan serta kotor. Melalui kondisi tersebut kita dapat mengobservasi mengenai ketersediaan sarana dan prasarana berdasar standar yaitu menggunakan Peraturan Kementrian Sarana dan Prasarana no 534/2001 mengenai standar pelayanan minimum serata menggunakan persepsi penghuni. Berdasarkan hal tersebut maka dapat ditentukan apakah prasarana (jalan, drainase, sanitasi, air bersih dan persampahan) dan sarana (pendidikan, kesehatan, perdagangan, sosial budaya dan ruang terbuka hijau) di permukiman Kelurahan Bandarjo telah memadai atau tidak. Untuk mencapai tujuan yang diinginkan, maka tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan analisis karakteristik sosial ekonomi, analisis ketersediaan sarana prasarana berdasarkan standar dan analisis sarana prasarana berdasarkan persepsi penghuni. Adapun metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah observasi lapangan, penyebaran kuisioner, dan telaah dokumen. Informasi yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah tingkat ketersediaan sarana prasarana di Kelurahan Bandarjo yang telah memadai kecuali persampahan dan ruang terbuka hijau.
Kajian Kualitas Dan Tingkat Pelayanan Jalur Pejalan Kaki (Studi Kasus: Sepanjang Jalan Jend. Ahmad Yani Kota Bekasi) Daffa Dwi Saputra; Djoko Suwandono
Teknik PWK (Perencanaan Wilayah Kota) Vol 11, No 1 (2022): Februari 2022
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study aims to determine the quality and service level of pedestrian paths. This research is based on the problems that exist in the pedestrian path along Jalan Jend. Ahmad Yani Kota Bekasi which is an urban center. The problems that occur at the location of this study are the damage to the pedestrian path and the occurrence of a change in the function of the pedestrian path which is mostly used by motorized vehicle parking which is an obstacle to the pedestrian path. This study uses the calculation of the Pedestrian Environmental Quality Index (PEQI) and the Pedestrian Level of Service (High Capacity Manual). The method used in this research is by using quantitative methods and the analysis carried out is descriptive analysis. Based on the results of the analysis carried out, the value of the quality of the pedestrian crossing is in the acceptable category (Class II) where the facilities and infrastructure for the intersection are sufficient for road users, while for the quality of the pedestrian lane itself it is in a bad category (Class IV) due to the condition of the path that is perforated as well as the obstacles or obstacles that occur on the pedestrian path itself. The results of the service level analysis are based on the flow and based on the entry space at the service level c (basic service level).
IDENTIFIKASI PEMANFAATAN ILMU FENG SHUI PADA KAWASAN PECINAN SEMARANG Dara Citra Hati; Djoko Suwandono
Teknik PWK (Perencanaan Wilayah Kota) Vol 2, No 3 (2013): Agustus 2013
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (365.228 KB)

Abstract

Perencanaan suatu kawasan heritage tentu tidak lepas dari unsur sejarah yang membentuk ruang kawasan tersebut.Oleh karena itu perencanaan itu sendiri tidak hanya memperhatikan aspek karakteristik fisik bangunan, namun juga karakteristik sosial yang tinggal di dalamnya.Untuk memahami identitas suatu kawasan bisa ditelisik melalui sejarah dan budaya yang tertanam di dalamnya, bagaimana norma-norma dan aturan-aturan adat membentuk suatu perilaku sosial masyarakat menjadi seperti yang ada saat ini.Perencanaan Pecinan sebagai contoh, juga merupakan salah satu kawasan heritage yang berada di Kota Semarang.Kawasan pecinan memiliki keunikan dan ciri khas nya sendiri yang masih terlihat sangat kental pada lingkungan, keadaan fisik, dan sosial masyarakat yang berada di kawasan tersebut.Banyak warga Tionghoa yang bertempat tinggal di Pecinan masih menganut kepercayaan tradisional, seperti pemujaan dewa-dewa di Klenteng dan Feng Shui.Selama ini Feng Shui lebih sering dikenal sebagai ilmu mistik yang tidak dapat dibuktikan kredibilitasnya.Namun sesungguhnya dibalik itu Feng Shui merupakan ilmu pengetahuan yang memiliki banyak aspek yang sebenarnya berdasarkan pada hal-hal yang sering kita jumpai sehari-hari.Feng Shui merupakan hitungan matematika tentang hubungan sebab akibat dari kondisi yang terjadi.Jadi, ada teori dan rumusan yang dapat dianalisis melalui hitungan oleh setiap orang yang mempelajarinya.Feng Shui yang kita kenal saat ini lebih banyak diimplementasikan pada skala kecil seperti pada rumah dan bangunan perkantoran atau pusat perbelanjaan.Masih sangat jarang kita melihat pengaruh Feng Shui pada skala perkotaan dan wilayah. Bukan hal yang mustahil memanfaatkan Feng Shui dalam suatu proses perencanaan kota, karena pada dasarnya bangunan dan kota memiliki unsur-unsur yang serupa.Tema yang akan diangkat dalam penelitian ini adalah menganalisis bagaimana penerapan ilmu Feng Shui pada kawasan Pecinan Semarang. Penelitian ini akan mengkaji Feng Shui dari berbagai sudut pandang, dan menganalisis prinsip keseimabangan Feng Shui yang ada pada kawasan Pecinan Semarang. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif.Dalam banyak kasus teori perancangan modern terkadang dianggap kurang pas untuk menata kawasan heritage seperti kawasan Pecinan. Penelitian ini bertujuan semata-mata hanya untuk mencari solusi yang sesuai untuk mengembangkan dan dalam waktu yang bersamaan melestarikan kebudayaan warga Tionghoa yang bertempat tinggal di Pecinan dengan memanfaatkan ilmu dan kebudayaan yang familiar dengan gaya hidup mereka. Sehingga pada hasil akhir penelitian ini diharapkan akan diperoleh rumusan perencanaan kota dengan alternatif ilmu Feng Shui.Kesimpulan akhir dari penelitian ini adalah bahwa Feng Shui masih dimanfaatkan oleh masyarakat Pecinan, baik dalam skala makro maupun mikro.Dilihat dari ditemukannya unsur-unsur yang ada pada kondisi eksisting.Feng Shui dan perencanaan modern/barat bukan benar-benar suatu hal yang bertolak belakang, ada kesamaan logis pada masing-masing dasar teori.Bisa dikatakan bahwa Feng Shui mengungkapkannya dengan bahasa yang berbeda. Namun pada akhirnya Feng Shui dan perencanaan modern tidak dapat berjalan sendiri-sendiri, diperlukan suatu kombinasi dan kerjasama dari keduanyauntuk membangun kota secara harmonis.