Claim Missing Document
Check
Articles

PERILAKU MASYARAKAT DALAM PENGGUNAAN JALUR PEDESTRIAN DI KORIDOR JALAN PROF. H. SOEDARTO, S.H. Rona Panduri; Djoko Suwandono
Teknik PWK (Perencanaan Wilayah Kota) Vol 4, No 2 (2015): Mei 2015
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (774.599 KB)

Abstract

Ruang kota milik publik bertindak sebagai generator interaksi sosial dan budaya. Pola perilaku masyarakat sendiri yang menentukan cara menggunakan ruang yang sudah diciptakan. Oleh karena itu, desain perkotaan harus didasarkan pada bagaimana memenuhi nilai-nilai kemanusiaan. Walaupun desain perkotaan sudah disesuaikan dengan kebutuhan manusia, masih banyak terdapat masalah yang terjadi sehubungan dengan perilaku masyarakat itu sendiri.Salah satu masalah yang dihadapi kota metropolitan di Indonesia adalah ketidakteraturan penggunaan pedestrian. Sebagai obyek penelitian, peneliti memilih koridor Jalan Prof. H. Soedarto, Semarang karena koridor ini sudah mengalami masalah tersebut. Masalah yang terdapat di wilayah penelitian berupa pemanfaatan pedestrian untuk aktivitas selain berjalan kaki seperti berdagang dan parkir. Pendekatan penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dan bersifat deskriptif karena penelitian ini menjelaskan perilaku masyarakat dalam memanfaatkan pedestrian, faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pilihan orang berjalan kaki dan berdagang di pedestrian, serta menjelaskan hubungan penggunaan pedestrian pejalan kaki dan PKL sehingga menggambarkan pola perilaku penggunaan pedestrian. Hasil dari analisis ini adalah untuk mengetahui perilaku penggunaan pedestrian dengan dan ketidakdisiplinan yang ditinjau dari fungsi lahan dan bangunan sehingga dapat diketahui pola berjalan kaki di koridor Jalan Prof. H. Soedarto, S.H. untuk kenyamanan dan keamanan.
IDENTIFIKASI PERUBAHAN STRUKTUR RUANG PADA JALAN UTAMA KECAMATAN KRATON D.I YOGYAKARTA Jerzi Budiarto; Djoko Suwandono
Ruang Vol 2, No 1 (2014): Jurnal Ruang
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (235.997 KB)

Abstract

Abstrak: Struktur ruang merupakan suatu susunan pusat-pusat permukiman, sistem jaringan serta sistem prasarana maupun sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial-ekonomi yang secara hirarki berhubungan fungsional.Masyarakat Kota Yogyakarta dapat mengalami perubahan paradigma pembangunan yang sebagian besar memilih gaya modern. Bagaimana pengaruh perkembangan zaman terhadap keadaan di kota lama (kraton) kecamatan kraton Kota D.I Yogyakarta. Hal ini dapat membuat perkembangan Kota Yogyakarta yang mengikuti perkembangan pembangunan kota yang mengikuti gaya modern tanpa melihat dari sejarah atau budaya yang telah ada. Tujuan dari penelitian ini yaitu dapat mengidentifikai perubahan struktur ruang kota lama (kraton) terhadap terjadinya perkembangan pembangunan masa kini. Metode yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut dengan menggunakan metode kuantitatif. Dari hasil analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa struktur ruang kota yang ada telah mengalami perubahan seperti fungsi bangunan, bentuk bangunan, dan sebagainya Terjadinya perubahan diakibatkannya adanya penduduk pendatang dan para wisatawan yang datang. Dengan adanya para wisatawan dan penduduk pendatang membawa budaya dan kebiasaan yang cukup berbeda. Penelitian ini dapat memberikan rekomendasi mengenai struktur ruang kota lama (kraton) kepada pemerintah daerah sebagai pertahanan kebudayaan tradisional dan kepada masyarakat. Kata Kunci: struktur ruang, budaya jawa, kratonAbstract:the structure of the space is an arrgement of central settlements, network system infrastructure and facilities that support of the social economis activitives of related functional hierarchy. The community of yogyakarta city can exprience change the pradigm of development thatthe majorty zhose a modern style. How to influnce of the times against the state in old town of kraton district, yogyakarta. This can make the development of kraton ditrict follow the development progress of modern city which of without looking grom the side of history or culture yogyakarta. The purpose of this research to identify changes in the structure of the old town hall of the palace to the development progress nowdays. The methods used to achieve those goals with using quantitative method of analysisthat has been done can be inferred that the structure of the existing city hall has undergrounde a change as function and shape of the building, land use and so on. These changed occured, due to the presence of migrants and tourist who bring different cultures. This research can provide recommendations regarding the structure of the old city palace to local goverments as a defense of the traditional culture and to the community.Kata Kunci: the structure of the space, Kraton
PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERUMAHAN BARU DAN STRATEGI PENGADAAN TANAH BAGI MASYARAKAT BERPENGHASILAN RENDAH DI KECAMATAN BANYUMANIK Handayani Hutapea; Djoko Suwandono
Ruang Vol 2, No 4 (2014): Jurnal Ruang
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (312.646 KB)

Abstract

Abstrak: Tingginya intensitas pembangunan, jumlah penduduk yang terus meningkat, harga rumah di pasar sangat mahal dan tanah merupakan sumber daya yang tidak dapat diperbaharui membuat MBR sulit menjangkau rumah yang layak huni dan murah. Penelitian bertujuan untuk membantu MBR terutama yang bekerja dan bertempat tinggal di Kecamatan Banyumanik dapat mengakses rumah yang layak huni. Penelitian ini menggunakan  pendekatan metode survey dan analisis data menggunakan perpaduan metode kualitatif dan metode kuantitatif. Metode kuantitatif digunakan untuk mengidentifikasi karakteristik MBR,dianalisis menggunakan teknik analisis deskriptif dan sumber data dengan cara penyebaran kuesioner dan observasi. Untuk pendekatan metode kualitatif digunakan untuk mengkaji kebutuhan ruang, fasilitas dan desain tapak, mengkaji peluang dari program lembaga yang sesuai. Untuk pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara mendalam dan telaah dokumen. Hasil dari penelitian ini berupa penyusunan perencanaan pembangunan perumahan baru dan merumuskan strategi pengadaan tanah untuk pengadaan perumahan bagi MBR. Pembangunan perumahan murah dan layak huni memerlukan waktu yang cukup lama dikarenakan pengadaan tanah dilakukan MBR secara swadaya dan belum ada bantuan untuk pengadaan tanah.  Rekomendasi diusulkan kepada Pemerintah untuk membuat kebijakan terkait ketersediaan tanah, mengajak investor bekerja sama untuk membantu MBR dalam menyediakan tanah terkait pengadaan rumah secara swadaya. Kata Kunci : Pembangunan Perumahan Baru, Pengadaan Tanah , Masyarakat Berpenghasilan Rendah Abstract : The high intensity of development, the population increase, houses prices are very expensive and land is a resource that can not be updated make the low-income communities difficult to access the low-cost housing and livable. This research was aim to help the low-income communities that working and live in Kecamatan Banyumanik. This study used a survey method and analysis data using mixed method combination of qualitative methods and quantitative methods. Quantitative methods are used to identify the characteristics of low-income people and analyzed using descriptive analysis techniques and data sources by questionnaires and observation. Qualitative methods to assess the needs of space, facilities and design for a site, assesses the opportunities of the program agencies. Data collection is by in-depth interviews and document review. The results is a new housing development planning and formulating strategies of land acquisition to housing development for low-income communities. Construction of housing development takes a long time due to land acquisition is the low-income communities independently and there is no help for land acquisition. Recommendations proposed to the Government to make policies related to land availability, invites investors collaborate to assist in providing land acquisition for the low-income communities independently.Keywords: New Housing Development, Land Acquisition, Low-Income Communities
EVALUASI TATA REKLAME PADA KORIDOR UTAMA KOTA MAGELANG Monang Wijaya; Djoko Suwandono
Ruang Vol 1, No 1 (2013): Jurnal Ruang
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (318.229 KB)

Abstract

Abstrak: Reklame merupakan media publik untuk memperkenalkan barang maupun jasa secara dua dimensi dan selalu mempunyai sifat atau tujuan secara komersial. Keberadaan reklame yang ada muncul karena Kota Magelang merupakan kota yang strategis berada dijalur lintas provinsi Jawa Tengah – DIY. Melihat visi dan misi Kota Magelang sebagai “Kota Sejuta Bunga” maka penataan dan penempatan reklame tersebut berintregasi dengan baik agar menciptakan kesan estetika yang baik. Namun kenyataannya penataan reklame yang ada tidak tertata dan cenderung merusak pemandangan estetika kota bahkan pemerintah sering mencabut reklame-reklame yang dinilai ilegal pada Kota Magelang. Pendekatan evaluasi tata reklame ini sendiri akan bersifat secara deskriptif kuantitatif berdasarkan peraturan terkait penyelenggaraan reklame dan tanggapan masyarakat dipadukan dengan konsep perancangan estetika kota agar menggambarkan estetika positif. Konsep evaluasi penataan akan dilihat dari segi penataan ruang terbuka dipadukan dengan fungsi bentuk dan massa bangunan sehingga akan menemukan lokasi strategis yang secara ekonomi dapat menghasilkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) bagi Kota Magelang dengan ditambah penataan estetika kota yang akan membentuk estetika kota dari Kota Magelang serta peraturan terkait reklame dan tanggapan masyarakat disepanjang koridor utama Kota Magelang. Secara umum kondisi penataan reklame yang ada disepanjang koridor utama (jalan pemuda) secara nilai estetika kota menurut para masyarakat tidak terlalu menggangu nilai estetika kota yang ada di Kota Magelang walaupun ada juga keberadaan reklame yang menyalahi peraturan, teori dan standart yang telah ditetapkan. Tetapi hal yang perlu diperhatikan adalah penanganan ruang terbuka dan bentuk massa bangunan terhadap reklame yang ada. Kata Kunci: Reklame , Estetika kota, Koridor Utama Abstract: Public media advertising is to introduce goods or services in two dimensions and always have the nature or the purpose of commercially. The existence of the billboard emerged since the City Magelang is the strategic be on course inter-provincial Central Java - DIY. Seeing visions and mission City Magelang as “ City a Million Flowers “  then the arrangement and siting the ads intergrated well so stage an esthetics good. But in fact the billboard add chaos that tend to deform scenery aesthetics city even the government often repeal ads advertisement is considered illegal City Magelang. the approach evaluation the ads will be based in descriptive quantitative concerning the ads and responses society combined with concept design aesthetics city to describe aesthetics positive. Concept evaluation the arrangement would be seen in terms of the spatial open combined with function form and mass of building so will find the strategic economically can produce local revenue (PAD) for a City Magelang with augmented structuring aesthetics the city to be form aesthetics city from City Magelang and regulations related ads and responses society along the main corridor City Magelang. In general condition structuring ads along the main corridor (pemuda road) in aesthetic value city according to the people not too bothers aesthetic value city in City Magelang even though there also banners which breaking rules, theory and standart set. But the thing to note is the handling of open spaces and the building of mass forms of advertising there is. Keywords: Advertising, Aesthetics of The City, The Main Corridor
IDENTIFIKASI PERKEMBANGAN STRUKTUR RUANG PERKOTAAN PADA KORIDOR JALAN UTAMA DI KELURAHAN KALICACING, KOTA SALATIGA Paramita Dyah Maharani PP; Djoko Suwandono
Ruang Vol 2, No 4 (2014): Jurnal Ruang
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (479.835 KB)

Abstract

Abstrak : Pertumbuhan kota yang cukup pesat menyebabkan kawasan berkembang mengikuti alur jaman dan gaya hidup masyarakatnya. Tidak adanya peraturan daerah yang kuat untuk melestarikan kawasan ini sehingga banyak kawasan yang mengalami perkembangan struktur ruang perkotaan. Permasalahan terbesar terjadi pada kawasan pusat perkotaan di Kelurahan Kalicacing yaitu Koridor Jalan Letjen Sukowati, Jalan Semeru, Jalan Jendral Ahmad Yani, dan Lapangan Pancasila. Lokasi kawasan yang berada pada pusat perkotaan dengan Lapangan Pancasila sebagai ikon alun-alun perkotaan membawa kawasan ini menuju perubahan yang cukup signifikan dan tidak beraturan. Perubahan struktur ruang perkotaan di Koridor-koridor Jalan Utama Kelurahan Kalicacing, Salatiga dikaji dengan menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian berbasis observasi lapangan. Metode analisis deskriptif kualitatif dilakukan guna mendeskripsikan hasil perkembangan fisik dan non-fisik kawasan studi berdasarkan landasan teori yang digunakan. Pendekatan kualitatif pada penelitian ini fokus pada identifikasi fisik dan non-fisik kawasan. Dimana pendekatan sejarah digunakan untuk melakukan analisis urban tissue dan pola perkembangan wilayah, selanjutnya melakukan analisis kondisi fisik wilayah studi, dan terakhir pendekatan sistem aktivitas digunakan untuk melakukan analisis kondisi non-fisik wilayah studi. Selanjutnya hasil observasi akan dianalisis dengan menggunakan analisis perancangan kota hingga dihasilkan seberapa besar tingkat perkembangan struktur ruang perkotaan pada Koridor Jalan Letjen Sukowati, Jalan Semeru, Jalan Jendral Ahmad Yani, dan Lapangan Pancasila di Kelurahan Kalicacing, Kota Salatiga. Dengan dilakukan penelitian terhadap perkembangan struktur ruang perkotaan kawasan pusat perkotaan diharapkan dapat menghidupkan kembali struktur ruang kawasan yang mulai tidak beraturan, dapat mengembangkan nilai-nilai dari potensi yang ditemukan dan dapat dikembangkan untuk berbagai sektor, dan juga mengevaluasi seberapa jauh upaya pemerintah untuk mempertahankan kawasan sesuai dengan peraturan yang ada.Kata kunci       :     struktur ruang perkotaan, koridor jalan, pusat perkotaan Abstract: As the city is quite loved since the colonial era, Salatiga nowadays has a lot of historical value in the form of objects of cultural heritages. As found in around the Kalicacing, Salatiga. The biggest problems occur in areas of urban centers in Main Corridor of Kalicacing namely Lt. Sukowati St, Semeru St, Jenderal Ahmad Yani St, and Lapangan Pancasila. Location area within the urban centers of the Lapangan Pancasila as urban square icon to bring this region to the significant changes and irregular. Changes in the structure of urban space corridors Kalicacing, Salatiga will be examined using a qualitative approach to this type of research based on field observations. Methods of qualitative descriptive analysis was conducted to describe the results of the physical and non-physical study area based on the theoretical basis that is used. Qualitative approach in this study focused on identifying the physical and non-physical region. Where the historical approach is used to perform the analysis of the urban tissue and the pattern of regional growth, further analyzing the physical condition of the study area, and the last activity of the systems approach is used to perform the analysis of non-physical conditions of the study area. Furthermore, the observation will be analyzed using urban design to the extent resulting spatial structure of urban development on Lt. Sukowati St, Semeru St, Jenderal Ahmad Yani St, and Lapangan Pancasila in the Kalicacing, Salatiga. By doing research on the development of urban spatial structure of urban central region is expected to revive the area spatial structure began irregularly, can develop the values of the potential are found and can be developed for various sectors, and also evaluate how far the government's efforts to maintain the appropriate region with existing regulations.Keywords       :     space structure, street elements, central business districts
PENGARUH PERKEMBANGAN PERKOTAAN TERHADAP MORFOLOGI KAMPUNG KAUMAN KOTA SEMARANG Cynthia Putriyani Alie; Djoko Suwandono
Ruang Vol 1, No 1 (2013): Jurnal Ruang
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (332.696 KB)

Abstract

Abstrak: Kota Semarang telah merupakan salah satu pusat peradaban budaya di Indonesia sejak jaman dulu. Kota Semarang menjadi wadah perpaduan berbagai macam budaya yaitu Arab, Tionghoa, Eropa, dan Jawa (pribumi). Kampung Kauman merupakan salah satu kampung kota di Semarang yang dulunya sebagai embrio perkembangan kota dan tempat tinggal masyarakat pribumi. Kauman juga dikenal sebagai pusat peradaban Islam yang ditunjukkan dengan adanya Masjid Agung Kauman sehingga menjadi kawasan penting kebudayaan Semarang. Metode yang digunakan adalah metode kuantitatif, untuk melihat seberapa besar pengaruh perkembangan perkotaan terhadap morfologi Kampung Kauman dimana variabel-variabel penelitian ditentukan di awal yaitu variabel morfologi berupa pemanfaatan lahan, pola jalan, dan tipe bangunan. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi dan kuesioner untuk data-data primer sedangkan untuk data-data sekunder dilakukan dengan pengumpulan data-data ke instansi terkait. Hasil dari penelitian menunjukkan adanya pengaruh dari perkembangan perkotaan terhadap morfologi Kampung Kauman. Pengaruh terhadap pemanfaatan Lahan terlihat dari adanya perubahan fungsi bangunan di Kampung Kauman, yang kemudian juga berpengaruh terhadap tipe bangunan yang ada. Sementara untuk pengaruh terhadap pola jaringan jalan lebih bersifat non fisik berupa peningkatan pergerakan terutama di jalan-jalan yang berhubungan dengan jalan-jalan perkotaan Kota Semarang.  Kata kunci : Perkembangan Kota, Kampung Kauman, Morfologi Kota. Abstract: Semarang is the one of the cultural city centers in Indonesia since earlier times. It  has been into a various kinds of culture, which is arab, chinese, europe, and Java (indigenous). Kampung Kauman is the one of kampung in Semarang where formerly as the embrio of the  urban development in Semarang and the shelter of indigenous had lived. It  is also known as the center of  Islamic civilization, which shown by the Kauman’s grand mosque  that indicates an important culture district in Semarang. This research use the quantitative methods which is to see how big impacts of urban development on Kampung Kauman’s Morphology. Variabel in this reasearch is such as land use, patterns of road, and types of building. Data primary is collected by  observations and questionnaire, meanwhile, data secondary is collected by data to related agencies. This research result that the impact of urban development has indicated on Kampung Kauman’s morphology. The impact of land use,  has changed in the function of building and also has impact on the type of existing buildings. The patterns of urban street has been impact on non –physical’s form, that is increased in the movement on  streets in Semarang. Keywords : Urban development, Kampung Kauman, Urban Morphology
PERENCANAAN PASAR APUNG BERKELANJUTAN DALAM UPAYA PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA AIR BANJIR KANAL BARAT KOTA SEMARANG Nandha Pradipta Budoyo; Djoko Suwandono
Ruang Vol 2, No 4 (2014): Jurnal Ruang
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (226.406 KB)

Abstract

Abstrak: Banjir kanal barat merupakan salah satu kanal di Kota Semarang yang berfungsi sebagai pengendali banjir yang sering melanda Kota Semarang. Banjir kanal barat memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi kawasan wisata air. Hal ini dikarenakan akses menuju kawasan banjir kanal barat cukup mudah dan memiliki view yang menarik. Tidak hanya potensi wisata saja yang ada di banjir kanal barat namun juga ada permasalahan yang berkembang di kawasan banjir kanal barat ini. Selama masa normalisasi, sekitar 500 pedagang kaki lima digusur tanpa adanya relokasi. Kondisinya pun saat ini masih kurang tertata sehingga kurang menarik untuk dikunjungi. Metode yang digunakan dalam perencanaan ini adalah metode campuran (mix method). Metode kualitatif digunakan dalam penelitian sedangkan metode kuantitatif digunakan dalam perencanaan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi lapangan dan telaah dokumen. Konsep yang akan digunakan untuk mengembangkan banjir kanal barat ini adalah sustainable floating market. Lokasi yang akan menjadi lokasi perencanaan berada di sebelah utara jembatan kereta api dengan luas wilayah perencanaan adalah sebesar 3200 meter persegi. Berdasarkan analisis kelayakan proyek didapat BCR untuk analisis ekonomi sebesar 1,72 dan BCR untuk analisis finansial sebesar 1,86 sehingga dapat disimpulkan bahwa proyek perencanaan wisata air pasar apung berkelanjutan ini layak untuk dilaksanakan.Kata kunci: wisata air, mix method, sustainable floating market Abstract: Flood western canal is one of the canals in the Semarang which serves as a flood control that often occurs in Semarang. Flood western canal has the potential to be developed into a water tourism area. This is because access to the area west flood canal is quite easy and has an interesting view. Not only are there potential for tourism in the west flood canal but there is also a growing problem in the western area of the flood channel. During the normalization period, around 500 hawkers evicted without relocation. This condition is still less arranged so less attractive to visit. The method used in this project is a mixed method. Qualitative methods used in the study while the quantitative methods used in planning. Data collection techniques used were interviews, field observations and document review. Concepts that will be used to develop the western flood canal floating market is sustainable. The location will be the location of the planning is to the north of the railway bridge to the planning area is equal to 3200 square meters.Based on project feasibility analysis obtained BCR of 1.72 for economic analysis and financial analysis of the BCR for 1.86 so it can be concluded that the project planning sustainable tourism water floating market is feasible.Keywords: Water tourism, mixed methods, sustainable floating market 
KONSEP DESA WISATA HUTAN MANGROVE DI DESA BEDONO, KECAMATAN SAYUNG, KABUPATEN DEMAK Eko Prasetyo; Djoko Suwandono
Ruang Vol 2, No 4 (2014): Jurnal Ruang
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (297.777 KB)

Abstract

Abstrak: Desa Bedono merupakan salah satu desa di wilayah pesisir kabupaten Demak yang memiliki potensi wisata mangrove dan religi. Sebagai salah satu desa yang memiliki potensi tersebut, Desa Bedono belum dikembangkan secara optimal. Untuk megembangkan potensi tersebut diperlukan sebuah perencanaan yang matang. Agar perencanaan tersebut tidak salah sasaran, perlu dilakukan penelitian terlebih dahulu untuk mengidentifikasi kelayakan kawasan yang akan dijadikan sebagai obyek perencanaan. Pada penelitian ini digunakan metode analisis deskriptif kualitatif. Analisis yang dilakukan yaitu terkait dengan elemen pariwisata. Hasil dari penelitian kemudian dijadikan sebagai masukan untuk merancang desain kawasan wisata di Desa Bedono. Perancangan desain tersebut dilakukan dengan menganalisis kebutuhan ruang, elemen perancangan, kriteria terukur dan tak terukur, kemudian dari hasil analisis perancangan dihasilkan sebuah siteplan desa wisata Bedono.Kata Kunci: Konsep, Pesisir, Desa Wisata Abstract: Bedono Village is one village in coastal area of Demak with mangrove and religious tourism potential. However, that potential is not developed optimally yet. To develop that potential, Bedono needs a good planning. Therefore, this research is made to identify the eligibility of area as a planning object. This research use qualitative descriptive method. The analysis is containing of tourism elements. The result of this research will be an input for the design of Bedono tourism area. The design is made through analysis of area needs, design elements, measurable and un-measurable criteria. Those analysis will be the basic of a siteplan for Bedono tourism area.Key words: Concepts, Coastal, Village Tourism
PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN RUANG TERBUKA HIJAU DI KELURAHAN LAMPER KIDUL Retno Putri Hapsari; Djoko Suwandono
Ruang Vol 1, No 1 (2013): Jurnal Ruang
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (359.992 KB)

Abstract

Abstrak : Pembangunan kota saat ini semakin berkembang pesat. Adanya pengalihfungsian lahan dari ruang terbuka menjadi kawasan industri, kawasan perkantoran, kawasan perdagangan dan jasa, kawasan permukiman, jaringan transportasi serta sarana dan prasarana menyebabkan minimnya ruang terbuka hijau di perkotaan. Salah satu pengalihfungsian RTH menjadi perkantoran dan permukiman di Kelurahan Lamper Kidul Kecamatan Semarang Selatan. Untuk mendapatkan Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang fungsional dalam suatu sistem perkotaan perlu adanya pengelolaan yang komprehensif dari berbagai pihak yaitu pemerintah, swsata, dan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengindetifikasi peran serta seluruh elemen masyarakat dalam pengelolaan RTH di Kelurahan Lamper Kidul. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode analisis kuantitatif dengan teknik analisis deskriptif kuantitatif didukung dengan deskriptif kualitatif dan metode tabulasi silang. Berdasarkan hasil penelitian, masyarakat merupakan unsur utama dalam mengelola dan menjaga kualitas RTH. Bentuk peran serta masyarakat dalam upaya perbaikan lingkungan di Kelurahan lamper Kidul yaitu dengan memberikan sumbangan berupa dana dan tenaga dengan kerja bakti. Selain itu, mereka juga mengadakan pertemuan warga yang dilakukan satu bulan sekali di setiap RT dan dalam melakukan kegiatan untuk pengelolaan lingkungan warga melakukannya tanpa merasa terpaksa sama sekali. Untuk tingkat peran serta masyarakat di kelurahan ini dipengaruhi oleh lamanya tinggal. Lamanya tinggal memiliki keterkaitan yang kuat dengan tingkat peran serta masyarakat dalam proses keterlibatan warga dalam pertemuan, kegiatan fisik/kerja bakti, keaktifan berdiskusi dan membayar iuran/sumbangan. Tingkat peran serta masyarakat seperti ini menurut Arnstein dapat digolongkan pada tingkat informing dan consultation.  Kata Kunci: Peran Serta Masyarakat, Pengelolaan, Ruang Terbuka Hijau Abstract : Nowadays, urban development growing rapidly. Lack of green open space in urban areas caused by land converting from open space into industrial areas, office areas, commercial and service areas, residential areas, network transportation and facilities. One of example land converting happend in Lamper Kidul village, district south of Semarang City. Lamper Kidul area changed into office and residential area which was used to be as green open space. Comprehensive management by government, private sector and participation community really need to do, to get well funcional green open space in all areas. This research aims to identify the participation of all elements of the society to manage the green open space in Lamper Kidul Village. This research was conducted by quantitative anlysis method with quantitative descriptive analysis technique and supported by qualitative and crosstab method. Based on the result of the research, participation community is the key element to managing and maintaning the quality of green open space. Participation community due plat forms to improving environment are try to find some funds and working together as small team work community. One of activities are conduct small meeting once in each month. Environmental management, community do it as real withaout any preasure from anything. The level paticipation of community depends how long people live in that area. The more long community have been live in some area, the more strong participation of community as a step process meeting, phisical dues, and to get a lot of funds. Arnstein said that level of paticipation community that explained above can be classified as level of “informing and consutation”. Keywords : Community Participation, Management, Green Open Space
PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP AKTIVITAS RUANG TERBUKA PUBLIK DI LAPANGAN PANCASILA SIMPANG LIMA, SEMARANG Muhammad Ridha Azzaki; Djoko Suwandono
Ruang Vol 1, No 2 (2013): Jurnal Ruang
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (359.955 KB)

Abstract

Abstrak: Kawasan Simpang lima mempunyai fungsi kawasan sebagai central business district dengan kepadatan aktivitas tinggi oleh masyarakat yang berkunjung. Karena tingginya aktivitas yang terjadi di kawasan ini Pemerintah Kota Semarang mengeluarkan kebijakan dalam merevitalisasi ruang terbuka publik di kawasan Simpng lima pada akhir tahun 2010-2011 berguna untuk menyeimbangkan aktivitas tinggi dan mengoptimalkan fungsi ruang terbuka publik yang diperuntukan untuk masyarakat secara umum. Fenomena tersebut mengarahkan pertanyaan penelitian yaitu Bagaimana persepsi masyarakat terhadap aktivitas ruang terbuka publik di lapangan Pancasila Simpang lima, Semarang?. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui persepsi masyarakat terhadap aktivitas ruang terbuka publik di lapangan Pancasila Simpang lima Semarang. Dengan tujuan tersebut maka sasaran yang dilakukan adalah identifikasi karakteristik dan fungsi ruang terbuka publik, identifikasi kondisi fisik fasilitas umum, identifikasi karakteristik pengguna, dan identifikasi karakteristik aktivitas. Hasil dari analisis menunjukkan bahwa pada aspek karakteristik dan fungsi ruang terbuka publik yaitu fungsi sebagai wadah interaksi sosial, tipologi sebagai lapangan pusat kota (Central Square), aksesbilitas kawasan adalah cukup baik mudah dijangkau, kenyamanan adalah baik untuk beraktivitas, keamanan adalah cukup baik dari tindakan kejahatan, kebersihan adalah cukup baik kebersihan lingkungan, dan jangkauan pelayanan adalah pelayanan skala kota. Pada aspek kondisi fisik fasilitas umum yang tidak berfungsi dengan optimal adalah toilet umum, penerangan jalan dan tempat parkir, selain itu diantaranya berfungsi dengan baik. Pada aspek karakteristik pengguna yaitu alasan pemilihan lokasi untuk menghabiskan waktu luang, waktu berkunjung lebih banyak terjadi di malam hari, intensitas berkunjung dilakukan 1 minggu sekali, rekan berkunjung bersama dengan teman, dan moda transportasi menggunakan kendaraan pribadi. Pada aspek karakteristik aktivitas yaitu aktivitas sosial, rekreatif dan olah raga yang diantaranya lebih dominan aktivitas rekeatif yang dilakukan oleh pengunjung.Kunci  : Ruang Terbuka Publik, Fasilitas Umum, Persepsi Masyarakat Abstract: The region of Simpang lima has the function of the area as central business district with a high density of activity by people who visited. because of the high activity in this region of Semarang city government  developing policies for the revitalization of open space in the area of Simpang lima at the end of the year 2010-2011 useful to balance high activity and optimize the function of open space that is intended for the general public. This phenomenon leads to a research question, How do community perception of public open space activity in Pancasila field, Semarang?. The purpose of this research is to identify of characteristics and functions of open space, identify of physical condition of public facilities, identify of user characteristics, and identify of characteristics of the activity. The Results of the analysis that is on aspects of characteristics and functions of open space that functions as a place of social interaction, typology as a central square, accessibility is quite easy to reach, comfort is good to do activity, safety is pretty good from crime, environmental hygiene is maintained, and city-wide outreach. On aspects of physical condition of public facilities are not functioning optimally are toilets, street lighting and parking area, but it serves them well. on aspects of user characteristics are reasons for selecting the location for spending free time, time visited more dominant in the evenings, intensity to visited once in a week, more hanging out with friends, and transportation by private vehicle.on aspects of characteristics of the activity are social activity, recreation and sport are among more dominant rekeatif activities undertaken by visitors.Keywords: Open Space, Public Facilities, Community Perception