Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

Efektivitas Kasgot sebagai Media Tanam terhadap Produksi Kailan Illa Muliani Musadik; Heny Agustin
Agrin Vol 25, No 2 (2021): Agrin
Publisher : Jenderal Soedirman University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.agrin.2021.25.2.636

Abstract

Salah satu upaya dalam penanggulangan sampah organik ialah dengan memanfaatkannya menjadi kompos dengan bantuan larva lalat tentara hitam atau yang dikenal dengan black soldier fly (BSF). Biokonversisampah organik menggunakan larva BSF akan menghasilkan kasgot yang dapat dimanfaatkan sebagai campuran media tanam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas kasgot sebagai media tanam dan aplikasinya terhadap produksi kailan. Penelitian dilakukan dari bulan Maret sampai Juli 2021 di Kebun Percobaan dan Laboratorium Program Studi Agroekoteknologi, Universitas Trilogi. Pengujian kandungan kasgot dilakukan di Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat, Bogor, Jawa Barat. Penelitian terdiri dari satu set percobaan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial dengan dua faktor. Faktor pertama adalah jenis kasgot (K) terdiri atas ????1 = Kasgot limbah buah, ????2 = Kasgot limbah sayur, ????3 = Kasgot limbah nasi, dan ????4 = Kasgot limbah campuran (Buah, Sayur, dan Nasi). Faktor kedua adalah persentase kasgot dalam media tanam (K) terdiri atas ????1 = Kasgot 10% dan ????2 = Kasgot 20%. Percobaan terdiri atas 8 perlakuan dan setiap perlakuan diulang sebanyak tiga kali dengan jumlah sampel setiap ulangan sebanyak tiga tanaman. Data hasil penelitian dianalisis menggunakan metode analysis of variance (ANOVA) dan hasil uji F yang berbeda nyata diuji lanjut menggunakan uji Duncan Multiple Range Test (DMRT) dengan taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kasgot limbah nasi menjadi perlakuan media tanam terbaik dibandingkan perlakuan kasgot limbah lainnya.Persentase 10% kasgot dari limbah nasi menghasilkan tinggi tanaman 28,93 cm, jumlah daun 12,44 cm, diameter batang 6,96 cm, bobot daun panen 69,22 cm, panjang akar sebesar 33,42 cm dan bobot akar sebesar 27,42 cm. Nilai tersebut tidak berbeda nyata dengan perlakuan 20% kasgot dari limbah nasi.Kata kunci: lalat tentara hitam, limbah organik, NPK, pupuk organik, unsur hara
PELATIHAN HIDROPONIK DI YAYASAN ASOFA AKSELERASI SODAQOH FIQRUL AKBAR, KAB. BEKASI Annisa Nur Ichniarsyah; Heny Agustin; Maulidian Maulidian
Jurdimas (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat) Royal Vol 2, No 2 (2019): Juli 2019
Publisher : STMIK Royal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (185.408 KB) | DOI: 10.33330/jurdimas.v2i2.322

Abstract

Abstract: urban farming means to cultivate and nurture animals in a city or within its rural area. There are variety of plants that could be grown namely vegetables and fruits. Urban agriculture is expeted to help improve the economy of the people in an area because the yields produced can provide economic benefits. The Asofa Foundation tried to capture this opportunity in the context of developing a masjid-based economy through hydroponic training for the surrounding community. Therefore, a series of training was conducted to improve the capacity of the community. The training included training on seeding vegetables in rockwool, training on transplanting, and training in preparing and mixing hydroponic fertilizers. The results of the training were that residents were able to cultivate plants using hydroponics. However, the boundary was the environmental conditions (in this case water) in Bekasi which were not good enough so that the seedlings died after being transplanted into the hydroponic kit. Further training needed can be in the form of training fruit plants using hydroponics which can withstand inadequate water conditions. Another training that can be carried out is training in vegetable cultivation with planting methods other than hydroponics that are able to accommodate environmental conditions Keywords: urban farming, economic development, masjid-based economy, trainings  Abstrak: Pertanian perkotaan adalah menanam dan memelihara binatang ternak di dalam atau sekitar kota. Beragam jenis tanaman dapat dibudidayakan terutama tanaman sayuran dan buah. Pertanian perkotaan mampu membantu peningkatan ekonomi rakyat di suatu daerah karena hasil panen yang dihasilkan dapat memberikan keuntungan ekonomis. Peluang inilah yang berusaha ditangkap oleh Yayasan Asofa dalam rangka pengembangan ekonomi berbasis masjid lewat pelatihan hidroponik untuk masyarakat sekitar. Oleh karena itu, dilakukanlah serangkaian pelatihan untuk meningkatkan kemampuan masyarakatnya. Pelatihan yang dilakukan antara lain pelatihan penyemaian tanaman sayuran di rockwool, pelatihan pindah tanam, dan pelatihan meracik pupuk hidroponik. Hasil dari pelatihan tersebut adalah warga mampu melakukan budidaya tanaman dengan menggunakan hidroponik hanya saja kondisi lingkungan (dalam hal ini air) di daerah Bekasi kurang baik sehingga tanaman semaian mati setelah dipindahkan ke dalam kit hidroponik. Pelatihan lanjutan yang diperlukan dapat berupa pelatihan tanaman buah dengan menggunakan hidroponik yang tahan kondisi air yang kurang memadai. Pelatihan lain yang dapat dilakukan adalah pelatihan budidaya tanaman sayuran dengan metode tanam selain hidroponik yang mampu mengakomodasi kondisi lingkungan. Kata kunci: pertanian perkotaan, pengembangan ekonomi, ekonomi berbasis masjid, pelatihan
PENGARUH METODE PENANAMAN HIDROPONIK DAN KONVENSIONAL TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SELADA ROMAINE DAN PAKCOY Rosa Qhoiriyah Cahyanda; Heny Agustin; Ahmad Rifqi Fauzi
JURNAL BIOINDUSTRI (JOURNAL OF BIOINDUSTRY) Jurnal Bioindustri: Vol. 4 No. 2 (2022)
Publisher : Universitas Trilogi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31326/jbio.v4i2.951

Abstract

Cultivation of vegetables with the hydroponic method is able to produce plants with better quality values and is efficient in land use when compared to conventional ones. The comparison regarding the production and effectiveness of nutrient uptake between the two cultivation systems appears to be little studied. This study aimed to determine the effect of the planting method on the growth of romaine lettuce (Lactuca sativa) and pakcoy (Brassica rapa) through hydroponic and conventional methods. The study used a randomized block design (RBD) with two factors. The first factor is the cultivation method, namely conventional and hydroponic, while the second factor is the type of vegetable commodity, namely romaine lettuce and pakcoy. The results showed that hydroponic cultivation of romaine and pakcoy lettuce was able to absorb nutrients well, because it was proven that the results of parameters such as plant height, number of leaves, fresh weight and biomass content were superior. Hydroponic cultivation on romaine lettuce was 5.08 cm higher than conventional. Likewise, the hydroponic pakcoy was 9.12 cm higher than the conventional pakcoy. Hydroponic romaine lettuce has 3.39 leaves more than conventional, the same result also occurs in pakcoy plants. Meanwhile, fresh weight and biomass content of romaine lettuce and pakcoy in hydroponic systems are better than conventional systems.
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN BIO-TRAY PADA PROSES TRANSPLANTING TANAMAN SAYURAN DALAM KEGIATAN URBAN FARMING Iqbal Maulana; Heny Agustin
JURNAL BIOINDUSTRI (JOURNAL OF BIOINDUSTRY) Jurnal Bioindustri: Vol. 5 No. 1 (2022)
Publisher : Universitas Trilogi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31326/jbio.v5i1.1396

Abstract

Transplanting adalah suatu kegiatan pertanian yang bertujuan memindahkan bibit dari satu lokasi ke lokasi lainnya. Kegiatan transplanting sering menimbulkan pengurangan pada sistem perakaran tanaman yang akan dipindahkan. Bio-tray merupakan inovasi tray organik yang dapat memudahkan proses transplanting. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektif penggunaan bio-tray pada proses penanaman tanaman sayuran dalam kegiatan pertanian perkotaan. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan satu faktor yaitu bahan baku dan menggunakan dua jenis tanaman yang berbeda yaitu sawi hijau (Brassica juncea L.) dan cabai rawit (Capsicum frutescens L.). Tersedia tiga bahan baku bio-tray yang digunakan, B1 (tray serabut kelapa), B2 (tray batang tebu), B3 (tray batang pisang) dan B0 (tray semai plastik/kontrol). Hasil dari penelitian menunjukan bahwa penggunaan bio-tray efektif digunakan pada budidaya sawi hijau dan cabai rawit karena memiliki hasil yang sama baik dengan perlakuaan tray plastik. Hal ini menandakan bahwa penggunaan bio-tray tidak memiliki dampak negatif terhadap pertumbuhan tanaman dari fase pembibitan hingga fase panen / produksi. 
KANDUNGAN NUTRISI KASGOT LARVA LALAT TENTARA HITAM (Hermetia illucensi) SEBAGAI PUPUK ORGANIK Heny Agustin; Warid Warid; Illa Muliani Musadik
Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Indonesia Vol 25 No 1 (2023)
Publisher : BPFP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/jipi.25.1.12-18

Abstract

[NUTRITIONAL CONTENT OF BLACK SOLDIER FLY LARVAE (Hermetia illucensi) FRASS AS ORGANIC FERTILIZER]. Nowadays, maggots or Black Soldier Fly (BSF)  larvae are widely used as organic waste decomposers. The use of maggot as a macro-organism waste decomposer is considered an innovation in processing waste. Maggot farming produces residue which is called Black Soldier Fly Larvae Frass (BSFF).  BSFF is called organic solid fertilizer and can optimize growth because it contains various nutrient flows needed for plants. Therefore, the objective of this study was to assess the nutritional content of BSF larvae reared in the waste of rice, fruits, vegetables, and their mixture.  Within this aim, it was conducted a laboratory experiment using four treatments of BSFF (the waste of rice, fruits, vegetables, and their mixture) research was conducted from March to June 2022 at the Experimental Garden and Integrated Laboratory of Trilogi University, Jakarta, with the Seameo Biotrop Laboratory, Tajur-Bogor, West Java. BSFF nutrient content was measured by the organic fertilizer test kit (PUPO) and standard laboratory procedure.  According to the result of the PUPO or laboratory test, it was found that BSFF from organic waste harvested two weeks has fulfilled the standard from Permentan 2019, especially on the treatment of giving waste of rice, vegetables, or fruits with pH criteria between 4-9, C organic more than 15%, ratio C/N less than 25, the total value NPK nutrient more than 2% and Fe was found to be less than 500 mg/kg.