Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Factors Affecting the Marketing Efficiency of Gambier Commodity in Lima Puluh Kota Regency, West Sumatra, Indonesia Muhammad Hendri; Rahmat Syahni; Nofialdi Nofialdi; Ifdal Ifdal
International Journal of Agricultural Sciences Vol 4, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/ijasc.4.1.8-17.2020

Abstract

This research is motivated by the condition of Gambier marketing in Limapuluh Kota Regency, the Gambier center of West Sumatera and Indonesia, which is still experiencing problems and tends to be inefficient because of the high marketing margins, and the low share received by farmers. This study aims to analyze what factors influence the marketing efficiency of Gambier commodities in Lima Puluh Kota Regency. In this study, the researcher uses a Structural Equation Model (SEM) PLS method by taking 100 Gambier producers from Kapur IX sub-district and Pangkalan Koto Baru sub-district as research sites. The results showed that the variables of human resources, marketing institutions, products, capital, and markets significantly affect the marketing efficiency of Gambier commodities in the research site. Only the variable of government policy did not have a substantial impact on marketing efficiency
ANALISIS UPAYA PENEMUAN KASUS TUBERKULOSIS ANAK DI KABUPATEN LIMA PULUH KOTA TAHUN 2019 Muhammad Hendri; Rosfita Rasyid; Deni Hendra Suryadi
HUMAN CARE JOURNAL Vol 6, No 1 (2021): Human Care Journal
Publisher : Universitas Fort De Kock

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32883/hcj.v6i1.1082

Abstract

Tuberkulosis (TB) anak merupakan penyakit yang menjadi permaslahan kesehatan baik ditingkat Global, Nasional, sampai ketingkat kabupaten/kota. Dampak tidak dilakukannya penemuan kasus TB pada anak, anak beresiko tertular  kuman TB yang menyebabkan anak menjadi sakit TB. Jika tidak diobati maka anak akan mengalami TB berat yang menyebabkan tingginya angka kematian. Jika anak tidak mengalami gejala tetapi sudah terpapar kuman TB, akan berpotensi menjadi kasus TB laten yang berdampak menjadi sumber penularan baru ketika mereka dewasa. Tujuan penanggulangan TB adalah melindungi kesehatan masyarakat dari penularan TB agar kematian (mortalitias) akibat penyakit TB anak harus ditekan dengan meningkatkan penemuan pasien TB anak. Tujuan penelitian ini menganalisis upaya penemuan kasus TB anak di Kabupaten Lima Puluh Kota tahun 2019 dengan pendekatan sistem. Metode yang dipakai pada penelitian ini yaitu metode kualitatif. Hasil penelitian menunjukan capaian penemuan kasus TB anak di Kabupaten Lima Puluh Kota belum mencapai target, masih ada 33,4% (93 kasus) TB anak belum ditemukan disebkan oleh masih adanya tenaga pelaksana TB yang belum mendapatkan pelatihan tentang TB anak, belum adanya kebijakan tentang penanggulangan TB, pemanfaatan sarana penunjang belum maksimal, pelaksanaan investigasi kontak belum optimal. Hasil penelitian ini diharapkan Dinas Kesehatan Kabupaten Lima Puluh Kota membuat kebijakan dan alur pelaksanaan investigasi kontak yang melibatkan bidan desa, kader dan mantan penderita TB.
ANALISA PELAKSANAAN INVESTIGASI KONTAK DAN PEMBERIAN TERAPI PENCEGAHAN TUBERKULOSIS PADA ANAK DI KOTA PARIAMAN TAHUN 2020 Muhammad Hendri; Finny Fitry Yani; Edison edison
HUMAN CARE JOURNAL Vol 6, No 2 (2021): Human Care Journal
Publisher : Universitas Fort De Kock

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32883/hcj.v6i2.1255

Abstract

Tuberkulosis (TB) anak merupakan penyakit yang menjadi permasalahan kesehatan baik ditingkat Global, Nasional, sampai ketingkat kabupaten/kota. Dampak tidak dilakukannya penemuan kasus TB pada anak terutama balita yaitu beresiko tertular kuman TB yang menyebabkan balita menjadi sakit TB. Jika tidak diobati maka balita akan mengalami TB berat hingga terjadinya kematian. Masih rendahnya penemuan kasus TB pada balita disebabkan penemuan kasus masih bersifat pasif, yaitu menunggu di Puskesmas. Kebijakan Kementerian Kesehatan RI dalam penemuan kasus yaitu menggunakan pelaksanaan investigasi kontak TB. Penemuan kasus TB anak di Kota Pariaman 3 (tiga) tahun terakhir mengalami penurunan dan pemberian terapi pencegahan pada balita di Kota Pariaman belum pernah dilaksanakan dalam 3 (tiga) tahun tarakhir ini. Tujuan penelitian ini untuk melihat gambaran pelaksanaan investigasi kontak dan pemberian terapi pencegahan di Kota Pariaman Tahun 2020. Metode yang dipakai pada penelitian ini yaitu menggunakan mix methode. Hasil penelitian pelaksanaan investigasi kontak TB belum berjalan optimal yang disebabkan karena masih lemahnya pernecanaan program TB sehingga tidak adanya anggaran khusus dalam pelaksanaan investigasi kontak. Selain perencanaan yang lemah, penyebab belum optimalnya pelaksanaan investigasi kontak adalah masih kurangnya koordinasi serta monitoring dan evaluasi baik dari tingkat Dinas Kesehatan maupun dari pihak Puskesmas.Kata kunci: TB balita, investigasi kontak TB, Terapi Pencegahan TB
Arabica Coffee Development Model in Alleviating Poverty in West Sumatra Hasnah Hasnah; Rika Hariance; Muhammad Hendri
International Journal of Agricultural Sciences Vol 6, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/ijasc.6.1.1-8.2022

Abstract

Arabica coffee has promising market potential in the world market, which reaches 85%. However, national coffee commodity production has been dominated by Robusta coffee which reaches 90% and only 10% of production is Arabica coffee. Given the opportunity of this Arabica coffee market, the West Sumatra government tried to develop this type of coffee. Solok Regency is an area that develops Arabica Coffee rapidly so that it can become the second largest Arabica coffee growing area in the last 3 years. The study aims to: (1) Measure the proportion of smallholder farmers whose income is below the poverty line and the severity of the poverty situation; (2) Analyze the influence of economic and non-economic factors on the poverty rate of coffee farmers. This research will be conducted in Solok Regency which is selected purposively with the consideration that this area has a high poverty rate and has a rapid growth in arabica coffee growing area. The results showed that the poverty rate of Arabica coffee farmers is quite large with a Head-count index of 0.50 meaning that as many as 50% of farmers have incomes that are below the poverty line. Arabica coffee farmers who are members of cooperatives have a higher poverty rate compared to non-cooperative farmers both from the Headcount Index and from the Poverty Gap Index and Poverty Severity Index. This is because cooperative farmers have no other source of income and are very dependent on coffee farming on narrow land. Factors that affect the poverty rate of Arabica coffee farmers are assets and being members of cooperatives. The existence of cooperatives will be able to increase opportunities for farmers to gain access to economic facilities, one of which is access to financing sources, so that it will be able to encourage farmers to develop their businesses and open new businesses to increase their income.To increase the income of Arabica coffee farmers, there needs to be policies to encourage farmers to open other businesses so as to increase farmers' incomes. Diversification of business becomes very important because it will be able to help farmers to get out of poverty.
Derajat Integrasi Ekonomi Indonesia Dengan Malaysia Pada Komoditi Kopi Melani Anisa Fitri; Rahmat Syahni; Muhammad Hendri
Jurnal Ekonomi Pertanian dan Agribisnis Vol 7, No 2 (2023)
Publisher : Department of Agricultural Social Economics, Faculty of Agriculture, Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jepa.2023.007.02.23

Abstract

Economic integration aims to facilitate the flow of goods and services between integrated countries by reducing trade barriers, both tariff and non-tariff. At the ASEAN level, implementing economic integration is performed by establishing AFTA. For AFTA's performance to be effective, CEPT and ATIGA schemes are formed. Indonesia and Malaysia have a relationship in AFTA, which is applied one of them in the coffee commodity trade. Because Indonesia is in the position of producers and Malaysia is in the position of consumers. This study aims to analyze the degree of economic integration between Indonesia and Malaysia in coffee from 2001-2020. This study uses the Intra-Industry Index (IIT) approach using the Grubel-Lloyd Index (G-L index) model. Data in this research is secondary data from 2001-2020. The research variables are the volume of Indonesian coffee exports to Malaysia and the volume of Indonesian coffee imports from Malaysia. The results show that Indonesia and Malaysia's average degree of economic integration from 2001-2020 is weak. From 2001-2020 the IIT index fluctuated, with the highest in 2017 at 8.6386 and the lowest in 2011 at 0.169184. From 2001-2020 the most types of coffee exported to Malaysia based on the HS Code were 09011110 (Arabica wib or robusta oib, not roasted, not decaffeinated), while the type of coffee most imported by Indonesia from Malaysia based on the HS Code was 090121200 (Coffee, roasted, not decaffeinated, ground).
PERBANDINGAN INDUSTRI KOPI INDONESIA DAN MALAYSIA Melani Anisa Fitri; Rahmat Syahni; Muhammad Hendri
AGROVITAL : Jurnal Ilmu Pertanian Vol 7, No 2 (2022): AGROVITAL VOLUME 7, NOMOR 2, NOVEMBER 2022
Publisher : Universitas Al Asyariah Mandar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35329/agrovital.v7i2.3655

Abstract

Subsektor yang memiliki peranan penting dan sebagai penyumbang terbesar dalam penerimaan devisa negara adalah subsektor perkebunan. Komoditi yang berperan penting pada subsektor perkebunan salah satunya adalah kopi. Negara dengan potensi perdagangan kopi terbesar untuk kopi Indonesia salah satunya adalah Malaysia. Secara geografis dan budaya, Malaysia memiliki kedekatan dengan Indonesia, selain itu juga menjadi negara dengan rezim tarif yang sangat terbuka sehingga bisa menjadi pasar potensial bagi kopi Indonesia di masa mendatang. Adanya potensi-potensi tersebut menyebabkan penting untuk mengkaji terlebih dahulu bagaimana gambaran industri kopi Indonesia dan Malaysia. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan gambaran industri kopi Indonesia dan Malaysia serta mengetahui perbandingan industri kopi Indonesia dan Malaysia. Penelitian merupakan penelitian dengan metode deskriptif dengan pendekatan studi perbandingan. Sumber data adalah data sekunder dari tahun 2001-2020 yang diperoleh dari Food and Agriculture Organization-Statistic Division (FAO STAT), International Coffee Organization (ICO), Kementerian Pertanian, serta sumber pustaka lainnya baik berupa jurnal dan buku terkait. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Indonesia merupakan negara pengekspor dan produsen kopi terbesar keempat dunia, dengan kontribusi terbesar berasal dari kopi jenis robusta, dan juga terkenal dengan kopi spesialti. Industri kopi Malaysia menunjukkan perkembangan yang bagus ditandai dengan meningkatnya permintaan akan kopi dan budaya minum kopi serta menjamurnya kedai kopi. Secara statistik, luas lahan dan produksi kopi Indonesia dari tahun 2001-2020 lebih unggul dari Malaysia. Sedangkan produktivitas kopi Malaysia lebih unggul dari pada kopi Indonesia. Meskipun demikian, produktivitas kopi Indonesia dari tahun 2001-2020 terus mengalami peningkatan.
Analisis Kelayakan Finansial Perkebunan Kayu Manis (Cinnamomum Burmanii) Rakyat di Kecamatan Malalak Kabupaten Agam Meltina Ilfania; Rina Sari; Muhammad Hendri
Journal of Socio-economics on Tropical Agriculture (Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian Tropis) (JOSETA) Vol 3, No 2 (2021): August
Publisher : UNIVERSITAS ANDALAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/joseta.v3i2.416

Abstract

Kayu Manis merupakan salah satu komiditi ekspor yang bernilai tinggi yang banyak dihasilkan di Kecamatan Malalak Kabupaten Agam. Budidaya kayu manis bagi masyarakat Malalak sudah menjadi kebiasaan yang terun temurun yang berfungsi sebagai penghasilan sampingan dan tabungan. Tujuan dari skripsi ini adalah mendiskripsikan perkebunan kayu  manis dan menganalisis kelayakan perkebunan kayu manis masyarakat. Penelitian ini menggunakan metode survei dan metode pengambilan sampel dengan purposive sampling. Analisis data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa budidaya kayu manis di tempat penelitian layak dilakukan dengan nilai B/C = 1,6, NPV = 74.170.624 dan IRR 12,6%. Petani harus lebih memperhatikan teknik budidaya dan perhatian pemerintah pada pembentukan kelompok dan konseling.
Analisis Usahatani Jagung Pipilan di Nagari Aie Tajun Kecamatan Lubuk Alung, Kabupaten Padang Pariaman Siti Maharani; Rahmat Syahni; Muhammad Hendri
Journal of Socio-economics on Tropical Agriculture (Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian Tropis) (JOSETA) Vol 2, No 1 (2020): April
Publisher : UNIVERSITAS ANDALAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/joseta.v2i1.217

Abstract

Jagung pipilan merupakan jagung yang telah mengalami pemisahan antara biji dan tongkolnya. Berdasarkan prasurvei dengan petani jagung pipilan yang telah dilakukan, permasalahan yang terjadi di Nagari Aie Tajun lainnya adalah penggunaan pupuk yang belum sesuai anjuran. Penelitian ini menggunakan metode survai dengan analisis data deskriptif kualitatif dan analisis data kuantitatif. Metode Pengumpulan data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Pengumpulan data dilapangan dengan melakukan wawancara langsung kepada petani responden. Alat untuk pengumpulan data yaitu kuesioner. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 30 orang. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa petani responden jagung pipilan dalam melakukan budidaya jagung pipilan belum terlaksana sesuai anjuran, hal ini dikarenakan petani jagung tidak memiliki pedoman. Sehingga produksi petani belum mencapai potensi hasil jagung pipilan kering. Penelitian menunjukkan bahwa usahatani jagung pipilan yang dijalankan petani responden menguntungkan.