Claim Missing Document
Check
Articles

PREVALENCE AND RISK FACTOR OF CHILDHOOD ASTHMA AND ALLERGIC DISEASE FOR POPULATION LIVING IN THE NEIGHBORHOOD OF CEMENT FACTORY EMISSION Finny Fitry Yani; Dhyna Lidya Lestari; Husna Yetti; Rizanda Machmud
Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas Vol 15, No 1 (2020): Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas
Publisher : Faculty of Public Health, Andalas University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24893/jkma.v15i1.645

Abstract

Prevalence of asthma in children increase especially in the industrial city. Cement factory in Padang city is located near from community, cause air pollution, especially to children. We aim to know the prevalence and risk factor of asthma and allergic disease in this area. A cross sectional study to children age 0-15 years old has been done on May-June 2015, around the Cement factory, with distance from factory <5 km (exposed area) and >10 km (un-exposed area). We used International Study of Asthma and Allergy in Childhood (ISAAC) questionnaire to determine asthma and allergic disease. Data was taken from the parent about asthma, allergic rhinitis and atopic dermatitis symptoms and some risk factors. Data was analyzed with chi-square test. This study found 90 children, 43 (47.8%) from exposed area. Asthma prevalence and atopic dermatitis was found higher in un-exposed area than exposed area (19.5% vs 13.9% and 39.1% vs 37.2%), allergic rhinitis was higher in exposed area (60.4% vs 58.6%), though no significance difference. This study concluded that there were no significant differences in asthma and allergies disease in exposed and un-exposed area of semen factory emissions.
Cultural and Religious Belief Approaches of a Tuberculosis Program for Hard-to-Reach Populations in Mentawai and Solok West Sumatera, Indonesia Rizanda Machmud; Irvan Medison; Finny Fitry Yani
Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol 15, No 4 (2020): Volume 15, Issue 4, November 2020
Publisher : Faculty of Public Health Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (94.226 KB) | DOI: 10.21109/kesmas.v15i4.3374

Abstract

Tuberculosis (TB) is a leading public health concern in Indonesia. It ranks second on the list of high-burden TB countries. In West Sumatra, 47% of TB cases are undetected, late diagnosed, and received incomplete treatment because of low-level awareness and knowledge and stigma, especially among the hardest to reach populations. The study aims to identify the best communication channel to reach those who live in vulnerable and remote areas. This study was a qualitative study applying in-depth interviews to the informal leaders, health officers, cultural artists, and religious leaders across districts in Mentawai and Solok Districts, which are remote and had the lowest case detection rates compared with other districts. The questionnaire was prepared with the perception of the channel to identify TB cases. The data were analyzed using the content analysis technique. Involving religious and informal leaders and using traditional music as a communication channel improved the population's awareness of TB symptoms and access to TB testing and treatment, as well as reduced TB-related stigma. This study found that the cultural and religious contexts play a major role in health communication on TB control for hard-to-reach populations in West Sumatera, Indonesia.
Faktor Risiko Asma Pada Murid Sekolah Dasar Usia 6-7 Tahun di Kota Padang Afdal Afdal; Finny Fitry Yani; Darfioes Basir; Rizanda Machmoed
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 1, No 3 (2012)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v1i3.80

Abstract

Abstrak Latar belakang : Asma merupakan penyakit kronik yang sering dijumpai pada anak. Dilaporkan bahwa prevalens asma meningkat pada anak maupun dewasa. Usia 6-7 tahun merupakan periode dimana prevalens asma dan angka kunjungan ke rumah sakit karena asma lebih tinggi. Terjadinya asma dianggap sebagai interaksi yang kompleks antara faktor genetik dan faktor lingkungan. Faktor genetik sudah dibuktikan dari penelitian-penelitian sebelumnya, tetapi karakteristik faktor risiko lingkungan pada asma belum jelas. Apabila melihat derajat peningkatan kejadian asma, tidak mungkin hanya faktor genetik yang berperan, tetapi peran faktor lingkungan justru yang lebih besar. Tujuan : Untuk mengetahui prevalens dan faktor risiko asma pada anak SD usia 6-7 tahun di Kota Padang.Metoda : Suatu penelitian cross sectional di 20 SD di Kota Padang pada bulan Juni – November 2009 dengan jumlah sampel 879 orang. Terhadap setiap subjek dilakukan penelitian yaitu pembagian kuisioner ISAAC (international study of asthma and allergies in childhood) untuk orang tua. Analisis data dilakukan dengan uji chi-square untuk variabel katagorik dan analisis multivariat dengan regresi logistik. Data dianalisis menggunakan peranti lunak komputer.Hasil : Prevalens asma pada murid SD usia 6-7 tahun di Kota Padang berdasarkan kuisioner ISAAC sebesar 8%. Faktor yang paling dominan berpengaruh terhadap kejadian asma adalah atopi ayah atau ibu, diikuti faktor berat badan lahir dan kebiasaan merokok pada ibu serta pemberian obat parasetamol. Sedangkan pemberian ASI dan kontak dengan unggas merupakan faktor protektif terhadap kejadian asma. Kata kunci: faktor risiko, asma, sekolah dasar Abstract Background: Background Asthma is a common chronic disease in children. It had been reported that the prevalence of asthma in children and adults was increasing. The age of 6-7 years is the period where the prevalence and the number of visits to the hospital because of asthma are higher. The occurrence of asthma is considered as a complex interaction between genetic factors and environmental factors. Genetic factors have been proved to be the risk factor for asthma, but not for the characteristic of environmental that factors that were still unclear. If seeing the increased incidence of asthma, genetic factors might not play a role solely, but the environmental factors might play moreObjective The aim of this study was to determine the prevalence and the risk factors of asthma in elementary school children aged 6-7 years in Padang.Methods This research is cross sectional study in 20 elementary schools in Padang during June until November 2009, total sample of 879 students. To each respondent the ISAAC (international study of asthma and allergies in childhood) questionnaire was given to be fulfilled. Data were analyzed using computer software. Results The prevalence of asthma in elementary school students aged 6-7 years in Padang based on ISAAC questionnaire was 8%. The most dominant factor influencing the incidence of asthma is atopic in father or mother, followed by factors of birth weight and maternal smoking habits and drug administration of paracetamol, while breastfeeding and poultry contact were protective factors. Keywords:risk factors, asthma, elementary school
Peran Vitamin D pada Penyakit Respiratori Anak Finny Fitry Yani
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 8, No 1 (2019): Online Maret 2019
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v8i1.986

Abstract

Fungsi utama vitamin D yang telah lama dikenal adalah pada pengaturan metabolisme kalsium yang berefek pada tulang. Pengetahuan tentang fungsi ini berkembang karena banyak penemuan keadaan defisiensi vitamin D yang dihubungkan dengan berbagai penyakit. Penyakit pada organ respiratori merupakan salah satu kelompok penyakit yang mengalami keterkaitan dengan defisiensi dan insufisiensi vitamin D. Vitamin D dapat berperan sebagai imunomodulator pada sistem imun ilmiah maupun adaptif, sehingga dapat dipertimbangkan sebagai salah satu alternatif untuk suplemen terapi baik pada pencegahan maupun pengobatan penyakit yang berhubungan dengan respiratori, seperti tuberkulosis, infeksi respiratori akut, dan asma. Suplementasi vitamin D yang diberikan berupa dosis harian atau dosis tunggal. Vitamin D yang direkomendasikan adalah vitamin D3 tidak aktif yaitu kolekalsiferol.
Hubungan Faktor Risiko terhadap Kejadian Asma pada Anak di RSUP Dr. M. Djamil Padang Adefri Wahyudi; Finny Fitry Yani; Erkadius Erkadius
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 5, No 2 (2016)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v5i2.514

Abstract

AbstrakPrevalensi asma  terus meningkat (5—30% dalam satu dekade terakhir) dan lebih dari 50% penderita saat ini adalah anak-anak. Fenomena ini tidak terlepas dari kompleksitas patogenesis asma yang melibatkan faktor genetik dan lingkungan  yang dimulai sejak masa fetal. Tujuan penelitian ini adalah menentukan hubungan antara faktor genetik, demografi, lingkungan, dan perinatal terhadap kejadian asma anak di RSUP Dr. M.. Djamil Padang. Desain penelitian ini adalah case-control study terhadap pasien rawat inap di bangsal anak. Pemilihan sampel menggunakan teknik simple randomized sampling dengan jumlah 78 pasien (39 kasus dan 39 kontrol). Data didapatkan melalui rekam medis subyek penelitian. Analisis data yang digunakan yaitu univariat dan bivariat dengan chi-square. Hasil uji chi-square menunjukkan usia < 5 tahun (p= 0,364), jenis kelamin laki-laki (p=0,255), berat badan lahir rendah (p=0,358), obesitas (p=0,382)  tidak memiliki hubungan bermakna dengan asma anak. Hanya riwayat atopi (p <0,05) yang memiliki hubungan berarti. Riwayat paparan asap rokok dan bulu binatang tidak lengkap; sedangkan  usia gestasional hanya satu kelompok saja sehingga tidak dianalisis. Disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan bermakna antara usia <5 tahun, jenis kelamin laki-laki, prematuritas dan obesitas dengan kejadian asma anak. Hubungan bermakna hanya terdapat pada riwayat atopi dengan kejadian asma anak.Kata kunci: asma anak, faktor risiko, riwayat atopi  AbstractPrevalence of asthma is  still elevating (5—30% at last decade) and more than 50% of asthmatic is children. This phenomenon is predicted correlating with the complexity of pathogenesis of asthma (included genetic, environtment and perinatal factors) that began from fetal-age. The objectives of this study was to deternine the correlation of genetic, demographic, environtment, perinatal factors to asthma in children in RSUP Dr. M. Djamil Padang. Research design was case-control study. The pediatric patients in RSUP Dr. M. Djamil Padang were the population. The 78 samples were taken by simple randomized sampling technique (39 cases and 39 controls). The chi-square test showed no correlation among age <5 years old (p=0,364), male for sex (p=0,255), low birth-weight (p=0,358), obesity (p=0,382) to children asthma. The history of atopy (p <0,05) was the only correlation to asthma in RSUP M. Djamil Padang. The data of environtment tobacco smoke and pet’s hair were not completed and prematurity history  just the only grouped in class of gestasional age, so the data were not analyzed. In conclusion, there are no correlation among age <5 years old, male for sex, low birth-weight, and obesity with children asthma. Atopic history is the  only data that has correlation with children ashtma in RSUP M. Djamil Padang. Keywords: children asthma, risk factors, atopic history
Tren Kasus Tuberkulosis Anak di RSUP Dr. M. Djamil Padang Tahun 2014-2016 Nurul Noviarisa; Finny Fitry Yani; Darfious Basir
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 8, No 1S (2019): Suplemen 1
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v8i1S.949

Abstract

Latar belakang: Tuberkulosis (TB) masih menjadi penyebab utama tingginya angka kesakitan dan kematian. Insiden TB anak sekitar 6% dari semua kasus TB namun spektrum penyakit TB anak masih belum jelas. Tujuan penelitian ini menggambarkan profil demografi, spektrum penyakit, dan respon pengobatan seluruh anak dengan TB pada 3 tahun terakhir di Rumah Sakit dr M Djamil Padang. Metode: Studi ini merupakan penelitian retrospektif terhadap semua anak menderita TB di Rumah Sakit Dr. M. Djamil pada tahun 2014-2016. Data dikumpulkan dari rekam medis pasien. Hasil: Terdapat 198 anak dengan diagnosis TB, 114 pasien rawat jalan dan 84 pasien rawat inap. Sebagian besar berusia 5-9 tahun (40,9%), laki-laki 66,7% dan 78,8% berstatus sosial ekonomi rendah. TB paru lebih banyak ditemukan pada pasien rawat jalan daripada rawat inap (69,3% vs 15,5%), TB ekstraparu lebih banyak ditemukan pada pasien rawat inap (84,5% vs 30,7%). Penyakit penyerta tersering adalah HIV (6,6%). Gejala terbanyak pada pasien rawat inap adalah penurunan kesadaran (67,9%) sedangkan pasien rawat jalan adalah penurunan berat badan (43,9%). Temuan tes tuberkulin positif hampir sama pada pasien rawat jalan dan rawat inap (48,2% vs 45,2%). Riwayat kontak TB ditemukan pada 43,9% kasus. Rontgen toraks dengan gambaran TB ditemukan pada 92,4% kasus. 78,3% kasus pulih paska 6 bulan pengobatan, 21% pulih dengan pengobatan tambahan, yang lainnya pindah ke pelayanan kesehatan primer dan putus obat. Efek samping obat terjadi pada 6,6% kasus, 6,6% kasus meninggal. Kesimpulan: Terdapat variasi spektrum klinis yang luas pada TB anak, data surveilans yang komprehensif sangat berguna untuk menentukan kebijakan berikutnya untuk menurunkan insiden TB.
Pola Kejadian ISPA pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Anak Air Padang Tahun 2012 Aidil Rahman Novesar; Eryati Darwin; Finny Fitry Yani
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 3, No 3 (2014)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v3i3.114

Abstract

AbstrakInfeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting karena menyebabkan kematian bayi dan balita yang cukup tinggi yaitu 1 dari 4 kematian yang terjadi. Kejadian ISPA di wilayah kerja Puskesmas Anak Air Kota Padang tahun 2012. Masih menduduki peringkat pertama dari sepuluh penyakit terbanyak dan merupakan puskesmas dengan angka kejadian ISPA tertinggi di Kota Padang. Desain penelitian ini adalah cross sectional study dengan menggunakan catatan rekam medik anak yang menderita ISPA di puskemas Anak Air sebagai data sekunder. Hasil penelitian diperoleh bahwa frekuensi balita ISPA adalah 28,29% dari total penderita ISPA, dimana anak berusia 0-5 tahun yang terdiiri dari bayi sebanyak 21,5% dan balita sebanyak 78,5%. Distribusi antara balita laki-laki dan perempuan sebesar 50,04% dan 49,96%. Wilayah kerja kelurahan Batipuh Panjang memiliki frekuensi sebesar 51,71% dan kelurahan Padang Sarai sebesar 47,94 sementara luar wilayah sebesar 0,25%, distribusi dan frekuensi berdasarkan bulan didapatkan bulan November sebagai bulan dengan kejadian tertinggi atau sebesar 16,56% dan bulan September sebagai bulan dengan kejadian terendah sebesar 5,10%.Kata kunci: ISPA, bayi, pola kejadian, distribusi AbstractAcute Respiratory Infection (ARI) is still an issue regarding the importance of public health, because it cause high death rates, in a scale 1 from 4. Every child was estimated having 3 - 6 episodes of ARI every year. ARI in Puskesmas Anak Air Kota Padang 2012 is still on top of ten most common disease and a Puskesmas with the highest rate of ARI in Padang. This was a cross sectional study by using medical record as secondary data. The result of the result was infants with ARI is 28,29% from the total of all ARI patients, where it happened to 0-5 years old children divided to baby as much of 21,5% and 78,5% to infants, while the gender distribution between male and female infants was 50,04% and 49,96% in the Batipuh Panjang region which is having a frequency of 51,71% and Padang Sarai region 47,94% while other region was 0,25%. The distribution and the frequency based on months, was gathered in November as the highest rate occurrences of 16,56% and September as the lowest, 5.10%.Keywords: ARI, infants , patterns, distribution
A Case of Tuberculous Spondylitis in Child with Undernourish Erli Meichory Viorika; Finny Fitry Yani; Roni Eka Sahputra
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 10, No 1 (2021): Online March 2021
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v10i1.1709

Abstract

Tuberculous spondylitis accounts for around 2% of all cases of Tuberculosis (TB) and around 15% of extrapulmonary TB cases. It has been reported that a 17 years old boy with a complaint of a bump on the lumbar region and felt low back pain since two years before admission with a history of back trauma. There was a decrease of body weight. There was no paraesthesia nor paralysis. Defecation and micturition were normal. Basic immunization was incomplete. On physical examination found palpable lymph nodes 0,5x0,5x0,5 cm, multiple et regio colli. There was no BCG scar. Impression nutritional status was undernourished. There was fixed palpable mass at back size about 5x4x5 cm, hard, no fluctuations, no rebound tenderness. Lung examination was normal. Tuberculin test showed induration sized 20 mm. Gene Xpert result Micobacterium Tuberculosis (MTB) not detected. On chest X-ray examination found L1-2 corpus destruction. MRI Spine was suggestive of compressive fractures and suggestive of a bilateral psoas abscess. Decompression and lumbar stabilization surgery were performed. The histopathology examination results were consistent to spondylitis TB characteristics. The patient was discharged on 6th hospitalization and given anti-tuberculous drug.Keywords:  bump, extrapulmonary, fracture, spondylitis, tuberculosis
Profil Pasien Pneumonia Komunitas di Bagian Anak RSUP DR. M. Djamil Padang Sumatera Barat Osharinanda Monita; Finny Fitry Yani; Yuniar Lestari
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 4, No 1 (2015)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v4i1.225

Abstract

AbstrakPneumonia adalah proses inflamasi pada parenkim paru dan merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas anak berusia di bawah lima tahun, terutama di negara berkembang. Prevalensi kejadian pneumonia komunitas pada anak di Sumatera Barat cukup tinggi. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui gambaran pasien pneumonia komunitas di Bagian Anak RSUP Dr. M. Djamil Padang tahun 2010-2012. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan data rekam medik anak yang dirawat dengan diagnosis utama pneumonia periode 1 Januari 2010 sampai 31 Desember 2012 dan diperoleh jumlah sampel sebanyak 178 orang anak. Hasil penelitian yang didapatkan yaitu pneumonia komunitas pada anak banyak terdapat pada anak laki-laki 55,6%, terutama pada kelompok usia 2-<12 bulan 60% dengan status gizi anak yang kurang 62% dan status imunisasi masih belum lengkap 34,8%. Keluhan utama anak dengan pneumonia yaitu sesak napas 97,8% dan gejala klinis yang ditemukan yaitu demam 92,7% dengan suhu rata-rata 37.6 C, batuk 92,1%, takipneu rata-rata laju napas 66 kali/menit pada kelompok usia < 2bulan, takikardi rata-rata denyut nadi 124 kali/menit pada kelompok usia >48-72 bulan, disertai nafas cuping hidung 92,7%, retraksi dinding dada 86%, ronkhi 91,6% dan wheezing 14,6%. Pada pemeriksaan penunjang didapatkan jumlah leukosit dalam batas normal 63% dan gambaran foto rontgen thoraks berupa infiltrat 96,6%. Penyakit yang sering menyertai pneumonia pada anak yaitu anemia 30,9% dan komplikasi yang terjadi berupa gangguan keseimbangan asam-basa 48,3%. Lama rawatan paling banyak 5-10 hari dengan outcome perbaikan 56,7%. Tingginya insiden pneumonia anak di RSUP DR. M. Djamil dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya yaitu status gizi kurang, status imunisasi yang belum lengkap, serta faktor lingkungan tempat tinggal anak.Kata kunci: profil, pneumonia komunitas, anakAbstractPneumonia is infection or inflammation of the lung and it is a major cause of morbidity and mortality in children aged under five years, especially in developing countries. Prevalence of CAP in children at West Sumatra is quite high. The objective of the study was to report the profile of CAP in pediatric ward of DR. M. Djamil Hospital Padang in 2010–2012.This research was a descriptive study using medical records of children with primary diagnosis of CAP in the period of January 1, 2010 until December 31, 2012. During the study period, 178 patients were diagnosed as CAP, 55.6% found in boys, especially in the age group 2 - <12 months 43.8% with the poor nutritional status 62% and 34.8% have incomplete immunization status. The chief complaint of children with pneumonia are shortness of breath 97.8%, and clinical symptoms such as fever found 92.7% with an average temperature of 37.6 C, cough 92.1%, takipneu average respiratory rate 66 breaths/min in the age group <2 months, tachycardia average pulse rate 124 beats/min in the age group >48-72 months, with nasal flaring 92.7%, chest wall indrawing 86%, rhonchi 91.6% and wheezing 14.6%. The laboratory test showed leucocyte 63% within normal limits and infiltrate found in 96,6% chest radiograph. Accompanying diseases that often in children with pneumonia are anemic 30.9% and complications that occur is acid-base balance disorders 48,3%. The hospital length of stay for children is 5-10 days and 56.7% children had improvement outcomes.The high incidence of CAP in children at DR. M. Djamil hospital influenced by several factors, such as malnutrition status, incomplete immunization.Keywords: profile, community-acquired pneumonia, children
Profil Balita Penderita Infeksi Saluran Nafas Akut Atas di Poliklinik Anak RSUP DR. M. Djamil Padang Tahun 2012-2013 Dita Maharani; Finny Fitry Yani; Yuniar Lestari
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 6, No 1 (2017)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v6i1.662

Abstract

Infeksi Saluran Nafas Akut Atas (ISPA atas) adalah infeksi pada saluran pernafasan di atas laring, yang merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas anak berusia di bawah lima tahun. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran balita penderita ISPA atas yang berobat ke poliklinik anak RSUP DR. M. Djamil Padang tahun 2012-2013. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan data rekam medik balita penderita ISPA atas pada tahun 2012-2013. Seluruh anggota populasi dijadikan sampel sesuai kriteria inklusi dan eksklusi sehingga diperoleh jumlah sampel sebanyak 95 orang. Hasil penelitian yang didapatkan yaitu 54,7% balita penderita ISPA atas adalah laki-laki, 68,4% pada kelompok usia 12-<60 bulan, 84,2% berstatus gizi baik dan 62% bertempat tinggal di daerah rural di Kota Padang. Pada tahun 2012, kejadian ISPA atas terbanyak terjadi pada bulan Agustus yaitu sebesar 8,4% dan pada tahun 2013 kejadian terbanyak terjadi pada bulan April dan November yaitu sebesar 7,4%.Berdasarkan hasil penelitian ini disimpulkan bahwa kejadian ISPA atas terbanyak adalah laki-laki, pada kelompok balita, dengan status gizi baik, dan umumnya bertempat tinggal di daerah rural. Kejadian ISPA atas ditemukan hampir setiap bulan pada tahun 2012-2013. Berdasarkan hal tersebut, diperlukan peningkatan pemberian informasi kepada ibu yang mempunyai bayi dan balita mengenai penyakit ISPA serta faktor-faktor yang mempengaruhinya agar angka morbiditas akibat ISPA dapat berkurang.
Co-Authors Abi Andayu Adefri Wahyudi Afdal Afdal Ahmad Junaidi Ahmad Kurniawan Akbar Aidil Rahman Novesar Alfi Maido Alius Amirah Zatil Izzah Andani Eka Putra Arni Amir Arwin AP Akib Asrawati Asrawati Aumas Pabuti Bambang Supriyatno Chicy WIdya Morfi Chika Aulia Husna Darfioes Basir Darfioes Basir Darfioes Basir Darfioes Basir Darfioes Basir Darfious Basir Darmawan B. Setyanto Destri Linjani Devi Gusmaiyanto Dhyna Lidya Lestari Diana Nur Asrini Didik Hariyanto Didik Hariyanto Dini Anggini Diska Yulia Trisiana Diska Yulia Trisiana Dita Maharani Dya Mulya Lestari Edison Edison Efrida Efrida Efrida Eka Agustia Rini Elsesmita Elsesmita Erkadius Erkadius Erli Meichory Viorika Eryati Darwin Fauzar Fauzar Firman Arbi Fitrisia Amelin Gustina Lubis Gustina Lubis Hafifatul A Rahmy Hafni Bachtiar Hanifa Hanif Helmizar Hervita Yeni Husna Yetti Ied Imilda Ikhsan Marzony Imil Irsal Imran Indra Ihsan Indri Permata Rani Irhamna Yusra Irvan Medison Irvan Medison Laura Zeffira Lita Farlina Liza Fitria Machdawaty Masri Masri Marhefdison Marhefdison Muhammad Hendri Nastiti Kaswandani Nia Kurniati Nice Rachmawati Nisa Haska Maulina Novi Violona Edwar Nur Indrawaty Lipoeto Nurul Noviarisa Osharinanda Monita Rahmi Lestari Revi Riliani Ricco Azali Riki Alkamdani Rizanda Machmoed Rizanda Machmoed Rizanda Machmud Rizki Meizikri Roni Eka Sahputra Roza Erisma Roza Kurniati Russilawati, Russilawati Shinta Ayudhia Susmiati Susmiati Syahredi SA Triyanto Triyanto Utari Gustiany G Yuniar Lestari Yuniar Lestari Yusrawati Yusrawati Yusri Dianne Jurnalis