Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : Jurnal Ilmu Ternak

Kecernaan Ransum Yang Mengandung Kulit Singkong (Manihot utilisama Pohl) Kering Pada Domba Ghea Kemala; Ratna Utami Dewi; Iman Hernaman; Ana Rochana Tarmidi; Budi Ayuningsih
Jurnal Ilmu Ternak Vol 19, No 2 (2019): December
Publisher : Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (169.347 KB) | DOI: 10.24198/jit.v19i2.25846

Abstract

Kulit singkong merupakan limbah pertanian yang masih memiliki potensi nutrien untuk ruminansia. Penelitian bertujuan untuk mengkaji penggunaan kulit singkong dalam ransum domba dan dampaknya terhadap kecernaan. Dua puluh ekor domba dengan bobot badan 23 ± 1,2 kg dialokasikan secara acak ke dalam 5 macam perlakuan ransum yang mengandung 0, 6, 12, 18, dan 24 %. Data terkumpul dilakukan analysis ragam (ANOVA). Hasil analsis menunjukan bahwa semua perlakuan menghasilkan kecernaan bahan kering, bahan organik, protein kasar dan lemak kasar yang sama dengan kisaran nilai berturut-turut 63,31-66,80%, 70,84-74,23%, 59,73-63,13%, dan 25,68-37,42%. Kesimpulan, penggunaan singkong kering dalam ransum domba sebanyak 24% tidak mengganggu kecernaan.
Pengaruh Lama Pengukusan terhadap Suhu Gelatinisasi, Retensi Bahan Kering dan Energi Metabolis Tepung Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.) pada Ayam Broiler Deny Saefulhadjar; Denny Rusmana; Hendi Setiyatwan; Ana Rochana Tarmidi
Jurnal Ilmu Ternak Vol 20, No 1 (2020): June
Publisher : Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jit.v20i1.29136

Abstract

ABSTRAKPenelitian untuk mengetahui suhu gelatinisasi dan retensi tepung ubi jalar (Ipomoea batatas L.) pada ayam broiler akibat pengukusan dilaksanakan di Laboratorium Nutrisi Ternak Unggas Non Ruminansia dan Industri Makanan Ternak Universitas Padjadjaran Jatinangor. Ubi jalar diberi empat perlakuan, yaitu tanpa pengukusan, dan pengukusan selama 15, 30, dan 45 menit.  Suhu gelatinisasi tepung umbi ubi jalar diukur menggunakan Pertens Rapid Visco Analizer. Pengukuran retensi bahan kering dan energi metabolis ransum dilakukan dengan metode koleksi total. Ayam pedaging strain Cobb sebanyak 20 ekor yang berumur 5 minggu ditempatkan pada 20 kandang individu yang terbuat dari kawat dengan ukuran 55 x 35 x 60 cm. Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL). Hasil pengukuran menunjukkan bahwa suhu gelatinisasi ubi yang dikukus nyata berbeda (P<0,05) dengan ubi yang tidak dikukus. Suhu gelatinisasi antar lama pengukusan berbeda tapi tidak nyata (P>0,05). Retensi bahan kering, energi metabolis (EM), dan energi metabolis terkoreksi nitrogen (EMn)  pada pengukusan selama 15 menit semuanya nyata lebih tinggi (P<0,05) dari ubi jalar yang tidak dikukus, namun tidak berbeda nyata (P>0,05) dari ubi jalar yang dikukus. Pengukusan selama 15 menit cukup untuk meningkatkan retensi ubi jalar. 
Efek Kadar Air Substrat dan Dosis Inokulum Terhadap Perubahan Komposisi Kimiawi Rumput Kume (Sorghum plumosum var. Timorense) Hasil Biokonversi Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus). (Effects of Substrate Moisture and Doses of Pleurotus ostreatus Inoc Ana Rochana Tarmidi; Stefanus Ghunu
Jurnal Ilmu Ternak Vol 6, No 1 (2006)
Publisher : Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jit.v6i1.2264

Abstract

Penelitian ini  mengkaji efek kadar air substrat dan dosis inokulum jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) terhadap perubahan komposisi kimiawi rumput Kume (Sorghum plumosum var. Timorense) hasil biokonversi (RKHB), telah dilakukan di Laboratorium Bioteknologi dan Laboratorium Nutrisi dan Pakan Ternak Politani Kupang. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial 4x4 dengan ulangan 3 kali. Faktor pertama adalah kadar air substrat (A) terdiri atas 4 level yaitu A1 = 62,50; A2 = 70,00;  A3 = 77,50; dan A4 = 85,00 % dari total berat substrat. Faktor kedua adalah dosis inokulum jamur tiram putih (D), yang terdiri atas 4 level yaitu D1 = 10 g, D2 = 15 g, D3 = 20 g, dan D4 = 25 g kg-1 substrat. Peubah yang diukur meliputi perubahan komposisi kimiawi (bahan kering [BK], bahan organik [BO], protein kasar, serat kasar [SK]) produk biokonversi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa biokonversi dapat meningkatkan kualitas rumput Kume kering, ditandai dengan meningkatnya kandungan protein kasar dan menurunnya kandungan BK, BO, dan serat kasar. Peningkatan terbaik dan efisien adalah kadar air substrat 77,5% dan dosis inokulum 20g kg-1 substrat.Kata kunci : Rumput Kume, Jamur Tiram Putih, biokonversi, Kadar Air, Dosis Inokulum.
Pengaruh Penambahan Molases Pada Proses Ensilase Terhadap Kualitas Silase Jerami Ubi Jalar (Ipomoea batatas) Tidi Dhalika; Atun Budiman; Ana Rochana Tarmidi
Jurnal Ilmu Ternak Vol 21, No 1 (2021): June
Publisher : Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jit.v21i1.33105

Abstract

Abstrak,Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan molases pada proses ensilase yang menghasilkan kualitas silase jerami Ubi Jalar (Ipomoea batatas) terbaik berdasarkan nilai pH, konsentrasi asam laktat dan N-Ammonia, serta senyawa nitrogen bukan protein. Penelitian menggunakan metode eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap, perlakuan yang diuji adalah persentase penambahan molases sebanyak 0%, 1 %, 2 %, 3 % dan 4 % pada proses ensilase, setiap perlakuan diulang 4 kali. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan sidik ragam dan uji Beda Nyata Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan molases sampai 4 % pada proses ensilase menghasilkan kualitas silase jerami Ubi Jalar yang baik, ditunjukkan oleh nilai pH sebesar 3,62 dengan peningkatan kandungan asam laktat mencapai 1,84 % yang terjadi pada penambahan molases sebesar 3 %, namun mengalami penurunan pada perlakuan penambahan molases sebanyak 4 %, penurunan kandungan N-ammonia mencapai 3,56 mM/liter, dan senyawa nitrogen bukan protein 0,32 %. Dengan demikian, molases sebagai karbohidrat mudah larut dapat ditambahkan pada proses ensilase jerami Ubi Jalar sebanyak 3 % dari berat substrat untuk mempercepat terbentuknya asam laktat sehingga derajat keasaman pada substrat dapat diturunkan dan kerusakan zat makanan dalam jerami ubi jalar dapat dihindarkan.Kata Kunci : Molases, ensilage, kualitas, silase, jerami, ubi jalar.