Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

Potensi Pengembangan Porang (Amorphophallus muelleri) di Desa Pengembur Kecamatan Pujut, Lombok Tengah Fahrudin Fahrudin; Sukartono
Jurnal SIAR ILMUWAN TANI Vol. 3 No. 1 (2022): Jurnal Siar Ilmuwan Tani
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jsit.v3i1.61

Abstract

Salah satu desa di Lombok Tengah bagian selatan yakni Desa Pengembur di Kecamatan Pujut mempunyai potensi untuk pengembangan produk unggulan yakni tanaman porang (Amorphophallus muelleri). Bentuk wilayahnya yang berbukit serta vegetasi tegakan yang mendominasi seperti mahoni, jati putih, senokling, gamal dan vegetasi tegakan lainnya yang mencapai luas ± 550 Ha yang merupakan tutupan sebagai syarat tubuh porang, serta ditunjang dengan sarana produksi (pembibitan dan pemupukan), karena beberapa tahun sebelumnya sudah ada beberapa kelompok tani telah mengembangkan porang serta suplai bibit dari desa Jangkih Jawean Perabu. Di samping itu kondisi iklim yang memadai untuk pertumbuhan porang, dimana bulan basah di Desa Pengembur mencapai 5-6 bulan dan kondisi suhu yang relatif sejuk yakni 24-30 oC. Adapun strategi yang dilakukan dalam pengembangan porang di Desa Pengembur yakni muai dari pendataan petani, menjalin kerjasama dengan beberapa investor dan off taker, melibatkan perbankan untuk mendapatkan kredit lunak dalam bentuk KUR serta pembibimngan alangsung baik oleh pemerintah setempat maupun para peneliti porang (akademisi/Universitas).
APLIKASI BIOCHAR DAN PUPUK ORGANIK SUPERGANIK YANG DIPERKAYA DENGAN HARA MIKRO Fe DAN Zn TERHADAP PERTUMBUHAN JAGUNG Baharuddin (1; Tejowulan (2; Sukartono (3
AGROTEKSOS, Jurnal Ilmiah Ilmu Pertanian Vol 26 No 1 (2015): Jurnal Agroteksos 3 Desember 2015
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (188.631 KB)

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk: (1) mengetahui tanggapan tanaman jagung terhadap pemberian pupuk organik yang diperkaya dengan unsur mikro Fe dan Zn dan (2) mengetahui takaran optimum hara mikro Fe dan Zn sesuai jenis bahan /pupuk organik yang diberikan. Target yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah diharapkan dapat dirakit bahan pupuk organik plus ( pupuk organik yang diperkaya dengan unsur hara mikro Fe dan Zn berdasarkan kekahatannya). Untuk mencapai sasaran yang diharapkan dilaksanakan penelitian dengan desain faktorial 2x8 yang ditata secara acak lengkap.yang dilaksanakan di Rumahkaca Fakultas Pertanian Unram, menggunakan tanah Inseptisol berkadar bahan organik rendah dan kahat hara mikro Fe dan Zn. Faktor pertama adalah jenis bahan pupuk organik, yaitu Arang Hayati (Biochar) dan Pupuk Superganik. Faktor kedua adalah dosis hara mikro (Fe – Zn) yang terdiri atas 8 taraf: (0-0, 5-0, 0-5, 5-5, 10-0, 0-10, 5-10, dan 10-5 kg Fe-Zn per-ha), sehingga seluruhnya ada 16 kombinasi perlakuan yang dilaksanakan dalam 3 ulangan. Variabel tanah yang dikaji adalah: C-organik, pH, KTK, kadar hara P, Fe, dan Zn. Variabel tanaman meliputi: tinggi tanaman, jumlah daun, serta bobot kering tanaman. Data agronomis dianalisis dengan analisis varians (anova) dan beda rata-rata perlakuan dibandingkan dengan uji BNJ pada taraf nyata 5%. Kemanjuran (keefektifan) penggunaan bahan pupuk organik dikaji berdasarakan nilai persentase peningkatan pertumbuhan pada setiap perlakuan pengayaan unsur hara mikro Fe-Zn. Hasil penelitian menunjukkan bahwa arang hayati (Biochar) dan pupuk organik Superganik nyata mempengaruhi pertumbuhan tanaman jagung. Pupuk organik Superganik lebih manjur (efektif) daripada arang hayati dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman jagung. Pengayaan arang hayati dengan 10 kg Zn/ha tanpa Fe dapat meningkatkan bobot brangkasan kering sebesar 22 % dan pengayaan pupuk organik Superganik dengan dosis hara mikro yang sama dapat meningkatkan bobot brangkasan kering sebesar 19%. ABSTRACT The research was aimed to find out the response of maize growth on the application of charcoal and organic fertilizers (Superganik) as a result of Fe and Zn added ; and to determine the optimum doses for maize growth. The experiment was designed according to a Complatelely Randomized Design, which consisted of two factors and was arranged in a factorial. The first factor was two levels of organic fertilizers, that were Charcoal and Superganic Organic Fertilizer, and the second factor were micronutrients (Fe and Zn), which consisted of eight levels, namely : (0 – 0 ; 5 – 0 ; 0 – 5 ; 5 - 5 ; 10 – 0 ; 0 – 10 ; 5 – 10 and 10 – 5) kg Fe-Zn ha-1, respectively. Each treatment was replicated three times, therefore 16 combination treatments were obtained. Data collected were analysed by using analysis variance at 5% of significant level. The effectiveness of organic fertilizers used were calculated by the value of percentage growth. The soil variables observed were organic carbon, pH, CEC, P, Fe and Zn cocentration. In addition, plant variables were plant height, the number of leaves and shoot dry weight. The results of this study indicated that, charcoal and organic fertilier superganic had significant effect on the growth of maize. Moreover, superganic was more effective compared with those of charcoal, and the enrichment of micronutrients Fe and Zn had positive influence on the effectiveness of organic fertilizers. The addition of 10 kg Zn-1 ha without Fe on charcoal had increased shoot dry weight by 22%, and by 19% on Superganic organic fertilizer.
Effect of Biochar and Nitrogen on Growth and Yield of Shallots (Allium Ascalanicum L.) Abdarah Abdarah; Sukartono Sukartono; Bambang Budi Santoso; IGM Kusnarta; Kisman Kisman
Prisma Sains : Jurnal Pengkajian Ilmu dan Pembelajaran Matematika dan IPA IKIP Mataram Vol 9, No 2: December 2021
Publisher : IKIP Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (737.487 KB) | DOI: 10.33394/j-ps.v9i2.4296

Abstract

Shallots (Allium ascalanicum L.) is a vegetable commodity that has high economic value. The productivity of shallots in NTB is still relatively low because the level of soil fertility is still decreasing. One of the efforts to increase the productivity of shallots can be done through the addition of soil fertility enhancers by providing biochar and fertilization efficiency. This study aims to determine the effect of biochar, nitrogen fertilizer and interactions on the growth and yield of shallots. The experiment has been carried out since May –August 2021 at the Greenhouse of the Faculty of Agriculture, University of Mataram. The experiment was designed using a factorial Completely Randomized Design consisting of two factors, namely the dose of Biochar (4 levels) B0: 0 tons/ha without Biochar, B1: 10 tons/ha, B2: 20 tons/ha, B3: 30 tons/ha and the dose Nitrogen (5 levels) N0: 0 kg/ha without Nitrogen, N1: 200 kg/ha, N2: 400 kg/ha, N3: 600 kg/ha, N4: 800 kg/ha. The results showed that there was an interaction between the dose of biochar and nitrogen on growth (plant height, number of leaves and number of cloves) and yield (wet weight and dry weight), where doses of biochar 30 tons/ha and nitrogen 800 kg/ha gave growth and yields. and produces the highest nitrogen uptake efficiency. 
Dynamic of Change in Soil Physical Properties and SoyBean Growth through The Application of Biochar on Lombok Vertisols Sukartono; Rika Andrianti Sukma Dewi; Arifin Aria Bakti; Bambang Hari Kusumo
Jurnal Biologi Tropis Vol. 23 No. 1 (2023): January - March
Publisher : Biology Education Study Program, Faculty of Teacher Training and Education, University of Mataram, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jbt.v23i1.4590

Abstract

Vertisol is a type of soil whose mineral fraction is dominated by 2:1 type clay minerals (smectite) which have the property of swelling-shrinking periodically as the soil water content changes. However, these physical properties can be improved by the application of biochar so that it can support plant growth. The aim of this study was to evaluate the effect of biochar on changes in the physical characteristics of vertisols soils and growth performance of soybean plants. This research was conducted in Kawo Village, Pujut District, Central Lombok. This study was designed to test the application of two types of biochar, namely rice husk biochar (BS) and corn cob biochar (BJ) at several doses, namely 0, 15, 30 and 60 g/kg of vertisols soil and design using a randomized block design with 6 replications. The parameters measured were unit weight, soil density, porosity, soil tensile strength, available water capacity, aggregate stability, cole value, crack pattern and soybean growth test. The results showed that the application of biochar could improve the physical properties of vertisol soil and also has implications for improving the growth of soybean plants. Observational data showed that a dose of 60 g/kg of biochar, both rice husk and corn cob biochar, showed better changes in soil physical properties compared to biochar doses of 15 g/kg, 30 g/kg and without the addition of biochar. Besides that, the treatment of rice husk and corn cob biochar at a dose of 60 g/kg gave better vegetative growth of soybean plants.
Gerakan Penghijauan Masyarakat Lokal Gili Air Sebagai Kontribusi Dalam Pengurangan Emisi Karbon Di Pulau-Pulau Kecil Siska Ita Selvia; Sukartono; Lalu Arifin Aria Bakti; Suwardji; Bambang Hari Kusumo
Jurnal SIAR ILMUWAN TANI Vol. 4 No. 1 (2023): Jurnal Siar Ilmuwan Tani
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jsit.v4i1.82

Abstract

Pulau-pulau Kecil seperti Gili Air merupakan kawasan yang rentan terhadap perubahan iklim. Tujuan dilaksanakannya kegiatan pengabdian kepada masyarakat di Gili Air antara lain untuk mengedukasi masyarakat lokal mengenai jejak karbon, dampak beberapa aktivitas manusia terhadap peningkatan emisi karbon, dampak emisi karbon terhadap perubahan iklim dan dampak perubahan iklim khususnya di Pulau-pulau Kecil. Sasaran pengabdian kepada masyarakat ini adalah kelompok muda mudi Karang Taruna Gili Air (KTGA) dan Gili Care. Metode pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat ini berupa sosialisasi untuk membangkitkan kesadaran masyarakat tentang perlunya menjaga keberlanjutan lingkungan dan Gerakan penghijauan dengan melakukan penanaman 200 bibit pohon trembesi. Pohon trembesi merupakan salah satu pohon yang memiliki daya serab karbon sangat besar, yakni mencapai 28.488,39 kg CO2/pohon setiap tahunnya. Gerakan penghijauan ini diharapkan mampu berkontribusi dalam penurunan emisi karbon di Pulau Gili Air. Hal ini juga merupakan Langkah mitigasi perubahan iklim di Pulau-pulau Kecil untuk meminimalisir terjadinya beberapa bencana seperti abrasi pantai, kenaikan muka air laut dan cuaca ekstrim. Hasil dari kegiatan pengabdian ini adalah pengetahuan masyarakat meningkat dari 24% menjadi 85% dengan jawaban “iya”, yang berarti bahwa masyarakat mengerti terkait 8 pertanyaan dalam kuesioner yang dibagikan sebelum dan setelah sosialisasi. Selain itu antusiasme masyarakat saat melakukan penanaman pohon sangat tinggi. Hal ini tercermin dari semangat berjalan kaki dengan rute yang cukup jauh berkeliling di Pulau Gili Air untuk menanam bibit pohon trembesi.