Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Target prediction of compounds on jamu formula using nearest profile method Nur Hilal A Syahrir; Sumarheni Sumarheni; Supri Bin Hj Amir; Hedi Kuswanto
Jurnal Matematika, Statistika dan Komputasi Vol. 17 No. 2 (2021): JANUARY 2021
Publisher : Department of Mathematics, Hasanuddin University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/jmsk.v17i2.11616

Abstract

Jamu is one of Indonesia's cultural heritage, which consists of several plants that have been practiced for centuries in Indonesian society to maintain health and treat diseases. One of the scientification efforts of Jamu to reveal its mechanism is to predict the target-protein of the active ingredients of the Jamu. In this study, the prediction of the target compound for Jamu was carried out using a supervised learning approach involving conventional medicinal compounds as training data. The method used in this study is the closest profile method adopted from the nearest neighbor algorithm. This method is implemented in drug compound data to construct a learning model. The AUC value for measuring performance of the three implemented models is 0.62 for the fixed compound model, 0.78 for the fixed target model, and 0.83 for the mixed model. The fixed compound model is then used to construct a prediction model on the herbal medicine data with an optimal threshold value of 0.91. The model produced 10 potential compounds in the herbal formula and its 44 unique protein targets. Even though it has many limitations in obtaining a good performance, the closest profile method can be used to predict the target of the herbal compound whose target is not yet known.
Efek Minuman Tradisional Beralkohol Asal Kota Ambon Terhadap Profil Biokimia Darah Sumarheni , Asnah Marzuki , Tenri Esa, Rista Amelia Samual, Gracia Victoria
Jurnal Farmasi dan Ilmu Pengobatan Vol 1 No 2 (2016): JPMS
Publisher : STIFA Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (134.413 KB)

Abstract

Konsumsi minuman beralkohol diketahui berkorelasi dengan terjadinya kerusakan sel-sel pada organ tubuh sehingga memicu timbulnya berbagai penyakit. Pada sebagian komunitas masyarakat kota Ambon, konsumsi minuman tradisional beralkohol dapat menjadi faktor resiko terjadinya penurunan fungsi hati dan diabetes mellitus tipe 2. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efek konsumsi minuman tradisional sopi terhadap enzim aminotransferase sebagai penanda fungsi hati dan kadar glukosa darah sebagai penanda DM pada subjek sehat. Penelitian dilakukan menggunakan desain Cross Sectional dengan observasi laboratorik pada sampel serum 28 subjek di laboratorium RS Tk II Prof. Dr. J.A Latumetten dan Balai Kesehatan Kota Ambon. Hasil analisis menggunakan uji paired sample t-Test menunjukkan bahwa kadar AST ditemukan terjadi pada 93% subyek (rerata 47,93±18,49 U/l), kadar meningkat pada 18% pecandu (rerata 46,89±14,10 U/l) sedangkan kadar glukosa yang rendah ditemukan pada 82% subyek (rerata GDP 57,39 mg/dl dan GDS 92,32 mg/dl). Peningkatan enzim ALT dan AST serta penurunan kadar glukosa tidak menunjukkan adanya korelasi yang signifikan terhadap faktur usia dan durasi konsumsi, namun menunjukkan korelasi positif yang signifikan terhadap kuantitas sopi yang dikonsumsi oleh para pecandu.
EFEK PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL RIMPANG TEMU PUTIH (Curcuma zedoaria (Berg.) Roscoe) TERHADAP PERUBAHAN KADAR PROTEIN TOTAL DAN ALKALI FOSFATASE PADA TIKUS (Rattus norvegicus) YANG DIPAPARKAN ASAP ROKOK Fauziah Amin; Nur Inda Yanti; Sartini Sartini; Sumarheni Sumarheni
Majalah Farmasi dan Farmakologi Vol. 22 No. 3 (2018): MFF
Publisher : Faculty of Pharmacy, Hasanuddin University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (459.821 KB) | DOI: 10.20956/mff.v22i3.5861

Abstract

Temu putih (Curcuma zedoaria (Berg.) Roscoe) telah banyak digunakan secara tradisional sebagai pengobatan penyakit. Temu putih diketahui memiliki aktivitas antioksidan yang berpotensi memperbaiki kerusakan sel. Tujuan penelitian ini yaitu mengevaluasi efek ekstrak temu putih (ETP) melalui perubahan kadar protein total dan alkali fosfatase (ALP) pada tikus yang dipaparkan asap rokok. Sebanyak 15 ekor tikus dibagi menjadi 5 kelompok (n=3) yaitu kelompok kontrol negatif, kontrol positif, kelompok induksi asap rokok dan ETP 70 mg/200gBB, kelompok induksi asap rokok dan ETP 105 mg/200gBB, dan kelompok pemberian ETP 105 mg/200gBB. Perlakuan dilakukan selama 30 hari. Pada hari ke-0 dan hari ke-30, diambil darah tikus untuk mengevaluasi perubahan kadar protein total dan ALP. Hasil penelitian menunjukkan pemberian ETP secara peroral pada hewan coba tikus yang telah dipaparkan asap rokok menurunkan kadar protein total secara signifikan dengan nilai p=0,038 dan 0,004 (p<0,05) masing-masing setelah pemberian ETP dosis 70 mg/200gBB dan 105 mg/200gBB. Pemberian dosis yang sama juga menunjukkan signifikansi penurunan kadar ALP dengan nilai p= 0,003 dan 0,001 (p<0,05) pada tikus yang terpapar asap rokok. Kesimpulan penelitan ini adalah ekstrak temu putih 70 mg/200gBB dan 105 mg/200gBB dapat menurunkan kadar protein total dan ALP tikus yang terpapar asap rokok selama 30 hari.
ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT As, Cd DAN Pb PADA Eucheuma cottonii DARI PERAIRAN TAKALAR SERTA ANALISIS MAXIMUM TOLERABLE INTAKE PADA MANUSIA Sumarheni Sudir; Yulica Tumaruk; Burhanuddin Taebe; Tadjuddin Naid
Majalah Farmasi dan Farmakologi Vol. 21 No. 3 (2017): MFF
Publisher : Faculty of Pharmacy, Hasanuddin University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1087.706 KB) | DOI: 10.20956/mff.v21i3.6856

Abstract

Perairan Takalar Sulawesi Selatan telah dikenal sebagai lokasi budidaya alga terutama Eucheuma cottonii yang banyak dimanfaatkan sebagai bahan baku atau bahan tambahan pangan. Akan tetapi risiko terdapatnya cemaran logam berat yang berpotensi mengakibatkan gangguan kesehatan telah menjadi perhatian utama khususnya karena sifat dari tumbuhan air yang mampu menyerap logam berat sehingga terjadi akumulasi yang mengakibatkan kadar logam-logam tersebut lebih tinggi dibandingkan lingkungannya. Logam berat seperti timbal, kadmium dan arsen anorganik biasanya ditemukan dalam rumput laut dan pangan lain yang berasal dari laut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan logam berat Pb, Cd, dan As pada E. cottonii dan mengetahui batas maksimum konsumsi mingguannya. Metode penelitian adalah metode studi lapangan dengan pengambilan sampel sebanyak 3 kali pengulangan. Analisis kadar logam berat menggunakan metode spektrometri serapan atom (SSA) sedangkan analisis keamanan konsumsi berdasarkan MTI (Maximum Tolerable Intake). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar Pb pada sampel adalah  1,2215±0,200 ppm, analisis kadar Cd di bawah batas deteksi, dan kadar As adalah 0,3939±0,035ppm. Berdasarkan kandungan logam berat Pb, Cd dan As, jumlah maksimum Eucheuma cottonii yang masih aman dikonsumsi per minggu oleh manusia dengan BB 60 kg adalah 122,8 g atau 0,1228 kg. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kadar semua logam yang telah diteliti pada rumput laut Eucheuma cottonii warna hijau asal Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan masih memenuhi standar yang ditetapkan SNI dan BPOM, kecuali logam Pb karena hasilnya melebihi kadar yang seharusnya yaitu 1,0 mg/kg.
PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK TEMU PUTIH (Curcuma zedoaria (Berg.) Roscoe) TERHADAP KADAR ENZIM LDH TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) YANG DIINDUKSI ASAP ROKOK Mu'minisa Bahrun; Sukamto S. Mamada; Subehan Lallo; Sumarheni Sumarheni
Majalah Farmasi dan Farmakologi Vol. 23 No. 2 (2019): MFF
Publisher : Faculty of Pharmacy, Hasanuddin University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/mff.v23i2.8324

Abstract

Partikel-partikel asap rokok diketahui mengandung tingkat radikal bebas tinggi yang dapat menyebabkan kerusakan atau kematian sel organ-organ di dalam tubuh. Peningkatan enzim Laktat dehidrogenase (LDH) dapat digunakan sebagai biomarker pada saat terjadi kerusakan atau kematian sel tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek terapi dari ekstrak temu putih (ETP) terhadap kadar enzim LDH tikus (Rattus norvegicus) yang diinduksi asap rokok. Sebanyak 12 ekor tikus diinduksi asap rokok selama 30 menit dengan menggunakan 10 batang rokok perhari kemudian diberikan vitamin C dosis 100mg/ml sebagai kontrol positif, ETP dengan dosis 70mg/200gBB dan dosis 105mg/200gBB. Penginduksian dilakukan selama 30 hari kemudian dilakukan pengambilan sampel darah. Pengukuran kadar enzim LDH menggunakan reagen kit diagnostik pada instrument ABX Pentra 400. Uji Oneway ANOVA menunjukkan bahwa pemberian ETP secara peroral pada hewan coba tikus menunjukkan penurunan kadar LDH pada setiap dosis yang digunakan yaitu 70mg/200gBB dan 105mg/200gBB dengan perbedaan secara nyata dibandingkan kelompok kontrol negatif (p<0,05). Sehingga dapat disimpulkan bahwa ETP dosis 70 mg/200gBB dan 105mg/200gBB memberikan efek terapi dengan menurunkan kadar enzim LDH pada tikus yang diinduksi asap rokok.
AKTIVITAS ANTI DIABETES MELLITUS TANAMAN DURIAN (Durio zibethinus Murr.) TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH PUASA MENCIT YANG DIINDUKSI ALOKSAN Muh. Nur Amir; Yuyun Sulitiani; Indriani Indriani; Inda Pratiwi; Elly Wahyudin; Marianti A Manggau; Sumarheni Sumarheni; Ismail Ismail
Majalah Farmasi dan Farmakologi Vol. 23 No. 3 (2019): MFF
Publisher : Faculty of Pharmacy, Hasanuddin University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (515.092 KB) | DOI: 10.20956/mff.v23i3.9396

Abstract

Durian (Durio zibethinus Murr.) telah lama digunakan sebagai salah satu pengobatan tradisional untuk mengobati berbagai macam penyakit, termasuk untuk penderita diabetes mellitus. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan aktivitas ekstrak etanol durian dalam menurunkan kadar glukosa darah pada mencit yang diinduksi aloksan dosis 125 mg / kgBB dan diberi beban glukosa 20%. Sebanyak 36 ekor mencit dibagi menjadi 6 kelompok perlakuan. Kelompok I sebagai kontrol sehat, kelompok II diinduksi dengan aloksan dan diberikan NaCMC 1% (kontrol negatif), kelompok III diinduksi dengan aloksan dan diberikan Acarbose® (kontrol positif), kelompok IV diinduksi dengan aloksan dan diberikan ekstrak etanol akar durian (EDR), ekstrak klika (ESB) dan ekstrak daun (EDL) dosis 125 mg / kgBB, kelompok V diinduksi dengan aloksan dan diberikan ekstrak etanol akar durian (EDR), ekstrak klika (ESB) dan ekstrak daun (EDL) dosis 250 mg / kgBB, kelompok VI diinduksi dengan aloksan dan diberikan ekstrak etanol akar durian (EDR), ekstrak klika (ESB) dan ekstrak daun (EDL) dosis 500 mg / kgBB. Pengukuran kadar glukosa darah dilakukan sebelum induksi alloxan (t-0), 3x24 jam setelah induksi (t-3), dan setiap 30 menit setelah pemberian perlakuan ekstrak dan larutan glukosa hingga menit ke-180 (t30, t60, t90, t120, t150 dan t180), yang dilakukan pengukuran menggunakan alat glukometer (Nesco®). Persen penurunan kadar glukosa darah yang paling tinggi ditunjukkan setelah menit ke-180 pada kelompok EDR dengan dosis 125 mg / kgBB, ESB dosis  250 mg / kgBB dan EDL dosis 500 mg / kgBB yaitu  sebesar 50,60%, 105,62%, dan 62,97%.
Formulasi Nanopartikel Ekstrak Bawang Dayak (Eleutherine americana (Aubl) Merr) dengan Variasi Konsentrasi Kitosan-Tripolifosfat (TPP) Ermina Pakki; Sumarheni Sumarheni; Aisyah F; Ismail Ismail; Syarfina Safirahidzni
Journal of Tropical Pharmacy and Chemistry Vol. 3 No. 4 (2016): Journal of Tropical Pharmacy and Chemistry
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Mulawarman, Samarinda, Indonesia, 75117, Gedung Administrasi Fakultas Farmasi Jl. Penajam, Kampus UNMUL Gunung Kelua, Samarinda, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (664.577 KB) | DOI: 10.25026/jtpc.v3i4.113

Abstract

Ekstrak etanol Bawang dayak (Eleutherine americana (Aubl) Merr.) diketahui memiliki aktivitas antioksidan yang kuat sehingga berpotensi untuk dikembangkan menjadi sistem penghantaran nanopartikel. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi konsentrasi kitosan – tripolifosfat (TPP) terhadap karakteristik fisik dari nanopartikel. Ekstrak bawang dayak diformulasi dalam bentuk nanopartikel dengan metode gelasi ionik dengan variasi konsentrasi polimer kitosan : tripolifosfat yaitu 0,5% : 0,5% (F1), 0,75% : 0,5% (F2), dan 1% : 0,5% (F3). Parameter pengujian meliputi penentuan ukuran dan indeks polidispersitas nanopartikel menggunakan particle size analyzer, pengamatan morfologi menggunakan scanning electron microscopy, pengukuran efisiensi penjerapan, dan disolusi in vitro. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nanopartikel F1, F2, dan F3 memiliki ukuran masing-masing sebesar 256,30 nm, 376,28 nm dan 419,18 nm dengan distribusi ukuran yang relatif homogen dan efisiensi penjerapan masing-masing sebesar 69,54%, 77,51% dan 79,79%. Pengamatan morfologi dari nanopartikel menunjukkan bentuk partikel yang mendekati spheris (bulat) dengan permukaan yang kasar. Profil pelepasan obat dari nanopartikel F1, F2, dan F3 pada jam ke-8 masing-masing sebesar 71,19 % (F1), 74,97% (F2) dan 80,55% (F3). Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa ekstrak bawang dayak dapat diformulasi dalam ukuran nanopartikel dengan karakteristik fisik yang bervariasi tergantung pada konsentrasi kitosan dan tripolifosfat yang digunakan. Kata Kunci: Bawang dayak (Eleutherine americana (Aubl) Merr.), antioksidan, nanopartikel, kitosan, tripolifosfat, gelasi ionik. ABSTRACT Bawang dayak (Eleutherine americana (Aubl) Merr.) ethanol extract had been known to have excellent antioxidant activity that has the potential to be developed into a nanoparticle delivery systems. This study aims to determine the effect of varying concentrations of chitosan - tripolyphosphate (TPP) to the physical characteristics of nanoparticles. Bawang dayak extract formulated in the form of nanoparticles with an ionic gelation method and and using polymers chitosan - tripolyphospate varying concentration as 0.5% : 0.5% (F1), 0.75% : 0.5% (F2), and 1% : 0.5% (F3). The measured parameters were determinating particle size and polydispersity index using particle size analyzer, observation of particle morph using scanning electron microscopy, measurement of entrapment efficiency and dissolution in vitro. The result showed that the average size of nanoparticle F1, F2, and F3 respectively is 256.30 nm, 376 nm and 419.18 nm with entrapment efficiency respectively is 69.54% (F1), 77.51% (F2) and 79.79% (F3) with a relatively homogenous size distribution and entrapment efficiencies respectively is 69.54%, 77.51% and 79.79%. Observation of morphology of the nanoparticles shows the particle shape is almost sphere (spherical) with a rough surface. The profile of drug release from the nanoparticles F1, F2, and F3 in 8 hours respectively is 71.19% (F1), 74.97% (F2) and 80.55% (F3). Based on this study, it was concluded that the etanol extract of bawang dayak can be formulated into nanoparticles with different physical characteristics based on the ratio of polymer chitosan and tripolyphosphate used. Keywords: Bawang dayak (Eleutherine americana (Aubl) Merr.), nanoparticles, chitosan, tripolyphosphate, ionic gelation.