Latar Belakang: Rasio antara jumlah tenaga perawat dan tingginya tuntutan kerja menempatkan perawat sebagai salah satu profesi kesehatan dengan prevalensi kelelahan emosional dan fisik yang tinggi. Salah satu metode bimbingan yang digunakan RS dalam mengatasi isu – isu yang dapat memengaruhi kinerja perawat, adalah melalui metode coaching. Penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh pelaksanaan coaching terhadap peningkatan self-efficacy dan penurunan burnout perawat pelaksana. Metode: Penelitian dilakukan secara kuantitatif dengan desain quasi- experimental, melibatkan 76 responden yang terbagi atas 55 responden yang diberikan intervensi dan 21 responden kontrol. Hasil: ada pengaruh signifikan secara simultan antara variabel pelaksanaan coaching, usia, lama kerja dan tingkat pendidikan terhadap penurunan burnout perawat pelaksana pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol (p 0.008). Coaching direkomendasikan untuk dilakukan secara kontinyu dengan evaluasi progress aktual dalam rentang waktu tertentu. Kesimpulan: Penelitian ini menemukan adanya pengaruh variabel coaching perawat supervisor klinis, usia, lama kerja dan tingkat pendidikan secara simultan terhadap penurunan burnout pada perawat pelaksana kelompok intervensi (p 0.008). sehingga diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi masukan dalam implementasi dan pencapaian salah satu fungsi manajemen keperawatan terutama dalam peran bimbingan supervisor klinis.