Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

Tingkat Pemanfaatan Material Kayu pada Pembuatan Gading-Gading di Galangan Kapal Rakyat UD. Semangat Untung, Desa Tanah Beru, Bulukumba, Sulawesi Selatan Vita Rumanti Kurniawati; Yopi Novita; Ima Kusumanti
Buletin PSP Vol. 19 No. 3 (2011): Buletin PSP
Publisher : Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (430.57 KB)

Abstract

Kapal perikanan merupakan salah satu unsur dalam menentukan keberhasilan operasi penangkapan ikan. Pembuatan kapal perikanan di Indonesia secara umum masih bersifat tradisional. Kayu digunakan sebagai material utama dan dibutuhkan ketersediaan kayu dalam jumlah yang besar. Saat ini, produksi kayu dari hutan di Indonesia semakin menurun sehingga menyebabkan kayu menjadi terbatas dan harganya tidak ekonomis, sehingga perlu adanya efisiensi penggunaan kayu. Tingkat efisiensi ini dilihat dari tingkat pemanfaatan material kayu pada pembuatan konstruksi kapal. Penelitian ini penting dilakukan dengan alasan untuk meningkatkan efisiensi serta keefektifan pembangunan kapal kayu di Indonesia terutama pada penggunaan material kapal, salah satunya adalah gading-gading. Pemilihan gading-gading sebagai fokus bahasan pada penelitian ini dikarenakan gading-gading merupakan salah satu konstruksi utama kapal yang berfungsi sebagai rangka kapal. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode survey, yaitu galangan kapal rakyat UD. Semangat Untung di Desa Tanah Beru, Bulukumba, Sulawesi Selatan. Objek penelitian ini adalah kapal perikanan yang memiliki 29 gading-gading dengan tipe U bottom, round bottom, dan V bottom. Analisis data dilakukan dengan membandingkan volume kayu terpakai dengan volume kayu awal serta mengelompokkan gading-gading berdasarkan tipenya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pemanfaatan kayu untuk pembuatan gading-gading mencapai 85,53%. Nilai ini menunjukkan bahwa penggunaan kayu untuk gading-gading cukup efektif.
ANALISIS PENILAIAN TINGKAT TEKNOLOGI PADA GALANGAN KAPAL DI SEKITAR PPI MUARA ANGKE Vita Rumanti Kurniawati
Buletin PSP Vol. 19 No. 1 (2011): Buletin PSP
Publisher : Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (180.492 KB)

Abstract

Muara Angke fishing port is one of fishing ports in DKI Jakarta which is dominated by small fishing vessels (less than 30 GT). In order to ensure safety at sea, those vessels require maintenance periodically. Consequently, shipyard which is located close to the port is the important industry to meet the demand of fishing vessels maintenance. Indirectly, shipyard’s adopted technology influence the quality of maintenance. The technology level assessments conducted by Fauzan et al. (2009) and Natapraja (2010) in two shipyards showed the technology contributions in those shipyards were classified at normal contribution and semi modern level with slight difference in TCC (0.447 compare to 0.415). Based on their results, the smaller shipyard had a bigger TCC than the larger one. Therefore, in this research, there will be analysed the causal factors of the differences. This is a descriptive comparative research and as the main object of research is the technology level assessment from two shipyards. The result showed the factors affecting the assessment were shipyard conditions, resource person’s reliability and different assessors’ perception. Moreover, it was noticeable that computerize gave a significant effect on shipyard’s technology level. Good knowledge in assessment’s criteria, either qualitative or quantitative may determine the accuracy of assessment’s result.
RANTAI PASOK MATERIAL PADA INDUSTRI GALANGAN KAPAL Vita Rumanti Kurniawati; Triwilaswandio W. P.
Buletin PSP Vol. 17 No. 3 (2008): Buletin PSP
Publisher : Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (398.063 KB)

Abstract

Fishing vessel regeneration was barrier by high cost and late delivery. In the mean time, procurement activity influence production cost and on time delivery. Therefore efficiency in material supply chain keep cost and accelerate ship production. One of supply chain performance indicator is delivery performance. This capability depend on shipyard supply chain management in the procurement activity. Purpose of this research is analyze of material supply chain management. General problem of supply chain management is long lead time and material delay. Fluctuation material lead time depend on material specification, buying mechanism, manufacture lead time, supplier location, transportation, finance condition, and delay situation. Delay can happen because mistake of shipyard, supplier, forwarder, customs, and transportation service. The reduction of material lead time can be obtained through direct buying mechanism, using local component, and credit guarantee from national banking. Whereas, delivery delay can be anticipated through earlier purchasing, cooperation with national banking and internal integration of design, procurement and production activity.
PENILAIAN TINGKAT TEKNOLOGI DOK PEMBINAAN UPT BTPI MUARA ANGKE JAKARTA Achmad Fauzan; Yopi Novita; Vita Rumanti Kurniawati
Buletin PSP Vol. 18 No. 2 (2009): Buletin PSP
Publisher : Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This article determines about technology level Dok Pembinaan Unit Pelaksana Teknis Balai Teknologi Penangkapan Ikan (UPT BTPI) Muara Angke, Jakarta.  Assessment of technology level is conducted by using model technometric to calculate TCC (technology contribution coefficient) value from technology component, consist of: technoware (hardware), humanware (human resources), inforware (information component), and orgaware (organization component). Value of component contribution orgaware haves contribution is lower value as 0.347, whereas component humanware haves highest contribution as 0.600.  TCC value from Dok Pembinaan UPT BTPI Mua-ra Angke as 0.447 indicate that technology in that shipyard has been fair and can be told that level of shipyard technology is semi modern.Key word: shipyard, technology, technometric model
ASPEK ERGONOMI AKTIVITAS PENANGKAPAN IKAN TUNA PADA KAPAL LONGLINE KM SATELIT, DI MUARA BARU, JAKARTA UTARA Maria Putri Widhyasari; Vita Rumanti Kurniawati; Budhi Hascaryo Iskandar
Marine Fisheries : Journal of Marine Fisheries Technology and Management Vol. 11 No. 1 (2020): Marine Fisheries: Jurnal Teknologi dan Manajemen Perikanan Laut
Publisher : Bogor Agricultural University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jmf.v11i1.33934

Abstract

This research was aiming at analysing ergonomic aspects and identifying potential hazards resulted from fishing activities. Data was collected from a long line fishing vessel MV Satelit. Analysis of ergonomic aspects focused on four major activities namely setting, drifting, hauling and fish handling. The investigation was conducted to examine the suitability of on board working area with fishermen’s movement. The result showed that on board working area was inadequate compared to fishermen’s movement because of limited zones for fishermen (ranged from 1 – 3 m2/ person) without any safety equipment. Based on Job Safety Analysis (JSA), it was revealed that there were 14 potential hazards emerging from fishing activities; 64,29% of them were moderate risk and the rest were trivial risk. However, fishermen have no significant efforts to prevent those hazards. Keywords: : ergonomic, fishing vessel, occupational health and safety, tuna fishing, potential hazards
PERBEDAAN UKURAN MATA JARING GILLNET TERHADAP HASIL TANGKAPAN IKAN TEMBANG Sardinella gibbosa YANG DIDARATKAN DI MUNCAR, BANYUWANGI Ledhyane Ika Harlyan; Fransisca Sariuli Tobing; Gatut Bintoro; Vita Rumanti Kurniawati; Muhammad Arif Rahman; Mihrobi Khalwatu Rihmi
Saintek Perikanan : Indonesian Journal of Fisheries Science and Technology Vol 17, No 2 (2021): SAINTEK PERIKANAN
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/ijfst.17.2.99-107

Abstract

Penggunaan alat tangkap pasif seperti gillnet pada pengelolaan perikanan Tembang diharapkan mampu mengurangi kapasitas penangkapan. Namun sayangnya terbatasnya referensi terkait selektivitas dan penggunaan mata jaring gillnet yang berbeda untuk sumberdaya ini akan beresiko pada ketidaktepatan pengelolaan perikanan Tembang di perairan Muncar, oleh karena itu kajian tentang perbedaan ukuran mata jaring gillnet terhadap sumberdaya ikan Tembang perlu dilakukan.  Penelitian dilakukan pada bulan Februari hingga Maret 2020 dengan mengobservasi pengoperasian gillnet hanyut permukaan dengan ukuran mata jaring 2,54 cm dan 3,17 cm terhadap hasil tangkapan ikan Tembang. Rancangan penelitian mempertimbangkan dua waktu pengoperasian alat tangkap yang umum digunakan nelayan setempat yaitu pada pagi hari (03.00 – 07.00) dan sore hari (15.00 – 19.00). Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis selektivitas alat tangkap gillnet dan analisis rancangan acak lengkap (RAL) faktorial dua faktor, yaitu faktor ukuran mata jaring dan waktu pengoperasian dengan pengulangan yang dilakukan sebanyak enam kali.  Hasil selektivitas terhadap dua ukuran mata jaring gillnet dengan pertimbangan ukuran ikan Tembang pertama kali matang gonad (Lm) sebesar 13 cm mengindikasikan bahwa gillnet dengan mata jaring ukuran 3,17 cm mampu menangkap ikan Tembang dengan ukuran layak tangkap. Hal ini sejalan dengan hasil analisis RAL faktorial yang menyatakan bahwa gillnet dengan ukuran mata jaring 3,17 cm menghasilkan volume hasil tangkapan ikan tembang lebih besar dibanding ukuran mata jaring 2,54 cm dengan pengoperasian alat tangkap gillnet hanyut di sore hari. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan mata jaring gillnet yang relatif lebih besar mampu mengurangi resiko terjadinya growth overfishing karena ikan yang tertangkap telah melalui fase matang gonad. The use of passive gear like gillnet for Goldstripe Sardinella fisheries management might lead to a decrease in fishing capacity. Limited references related to gillnet selectivity and the use of difference mesh size for Goldstripe sardinella may cause the risk of its mismanagement in Muncar. This work was conducted from February to March 2020 by observing fishing operation of surface drift gillnet with mesh size 2.54 cm and 3.17 cm and its Goldstripe sardinella catches. Research design was applied for two fishing operations, morning (03.00 – 07.00) and afternoon setting (15.00 – 19.00). Gear selectivity analysis and analysis of variance (ANOVA) two factors, mesh sizes and setting time, with six replications were applied for analyzing the catch data.  The results of two-mesh size selectivity showed that gillnet with mesh size 3,17 cm provides catches with length more than 13 cm (length at first maturity, Lm). This was also in line with the results of ANOVA test suggested that gillnet with the size of 3,17 can produce more fish compared to gillnet with that of 2,54 cm by afternoon gillnet setting. It can be concluded that the use of bigger mesh size can relatively reduce the risk of growth overfishing since the caught fish might be passed the maturity phase.
PENILAIAN TINGKAT TEKNOLOGI GALANGAN KAPAL PT. PROSKUNEO KADARUSMAN MUARA BARU JAKARTA Izza Mahdiana Apriliani; Mohammad Imron; Vita Rumanti Kurniawati
ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Laut Vol. 3 No. 3 (2019): Albacore
Publisher : Departemen PSP IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (184.429 KB) | DOI: 10.29244/core.3.3.331-342

Abstract

Peningkatan jumlah kapal di PPS Nizam Zachman akan menjadi target potensial pasar bagi galangan yang ada di sekitar pelabuhan. Salah satu galangan kapal yang berperan dalam melayani kapal-kapal di sekitar PPS Nizam Zachman adalah PT. Proskuneo Kadarusman. Oleh karena itu, untuk dapat memenuhi permintaan pasar yang meningkat, PT. Proskuneo Kadarusman harus dapat mengimbangi dengan meningkatkan produktivitas dan daya saing. Upaya meningkatkan produktivitas galangan salah satunya dengan cara meningkatkan teknologi. Peningkatan teknologi perlu didahului dengan penilaian terhadap tingkat teknologi. Penilaian tingkat teknologi dilakukan dengan menghitung nilai TCC (technology contribution coefficient) dari komponen teknologi technoware, humanware, infoware dan orgaware (organisasi). Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2011 dengan menggunakan metode studi kasus di PT. Proskuneo Kadarusman Muara Baru Jakarta. Analisis data yang digunakan adalah analisis TCC dengan menilai kontribusi komponen teknologi. Galangan PT. Proskuneo Kadarusman merupakan salah satu galangan yang aktif melayani reparasi dan produksi kapal dengan memiliki manajemen galangan yang baik yang meliputi struktur organisasi, sumberdaya manusia, pelayanan reparasi dan produksi serta sistem informasi internal dan eksternal. Nilai kontribusi komponen humanware memiliki nilai kontribusi tetinggi sedangkan komponen infoware memiliki kontribusi terendah. Nilai TCC dari galangan kapal PT. Proskuneo Kadarusman menunjukkan teknologi di galangan tersebut berada pada level semi-modern. Kata kunci: humanware, infoware, technoware, teknometrik, orgaware
PENGGUNAAN IKAN TEMBANG (Sardinella gibbosa) SEBAGAI UMPAN PADA ATRAKTOR UMPAN VERTIKAL TERHADAP HASIL TANGKAPAN BAGAN APUNG Bangkit Reksa Adjiatma; Zulkarnain -; Sulaeman Martasuganda; Vita Rumanti Kurniawati; Dwi Putra Yuwandana
ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Laut Vol. 4 No. 1 (2020): Albacore
Publisher : Departemen PSP IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/core.4.1.059-072

Abstract

Bagan apung merupakan salah satu jenis alat tangkap yang digunakan oleh nelayan dioperasikan pada malam hari dengan bantuan lampu sebagai atraktor (light fishing). Penggunaan umpan vertikal berisi ikan rucah tembang akan mempermudah mengumpulkan ikan kembali karena adanya potensi ikan untuk meloloskan diri saat hauling. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan komposisi hasil tangkapan bagan apung dengan penggunaan umpan vertikal dengan bagan apung kontrol, mengetahui pengaruh penggunaan umpan vertikal terhadap jumlah total hasil tangkapan bagan apung, dan menentukan frekuensi hauling bagan apung. Penelitian ini menggunakan metode experimental fishing atau uji coba langsung di lapang melalui kegiatan operasi penangkapan ikan. Analisis data yang digunakan yaitu analisis deskriptif dan analisis statistik. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa hasil tangkapan bagan apung yang dioperasikan sebanyak 20 kali ulangan memperoleh 19 jenis ikan hasil tangkapan dengan lima jenis ikan dominan yang tertangkap yaitu ikan tembang (Sardinella gibbosa), ikan lisong (Euthynnus affinis), ikan pepetek (Leiognathus equulus), ikan semar (Mene maculate), dan cumi-cumi (Loligo sp). Berdasarkan experimental fishing yang dilakukan bahwa penggunaan umpan secara vertikal berisi ikan tembang berpengaruh nyata terhadap hasil tangkapan bagan apung dan frekuensi hauling bagan apung perlakuan berjumlah 82 kali, frekuensi tersebut lebih banyak dibandingkan dengan bagan apung kontrol yang hanya berjumlah 50 kali. Kata kunci: atraktor, bagan apung, hauling, umpan, vertikal
EXPERIMENTAL FISHING BUBU LIPAT MODIFIKASI KONSTRUKSI DUA PINTU UNTUK PENANGKAPAN RAJUNGAN (Portunus spp) Wilda Dwi Utami; Zulkarnain -; Sulaeman Martasuganda; Vita Rumanti Kurniawati
ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Laut Vol. 4 No. 1 (2020): Albacore
Publisher : Departemen PSP IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/core.4.1.083-095

Abstract

Bubu sebagai alat tangkap perangkap pasif yang bersifat menjebak bagi ikan dan hasil tangkapan lainnya. Konstruksi bubu yang digunakan nelayan masih bisa dikembangkan untuk meningkatkan nilai produktivitas hasil tangkapan. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan uji coba penangkapan dengan bubu lipat penelitian, menentukan komposisi, membandingkan dan menghitung produktivitas bubu lipat penelitian. Metode yang digunakan mulai dari mendesain, membuat konstruksi dan jumlah ulangan dalam uji coba alat sebanyak 20 trip. Analisis yang digunakan yaitu analisis deskriptif, uji Wilcoxon, Uji T dan rumus produktivitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran bubu lipat modifikasi dua pintu lebih besar. Komposisi hasil tangkapan pada bubu lipat modifikasi dua pintu 54,89 kg dengan 11 jenis ikan lebih tinggi dibandingkan komposisi pada bubu lipat nelayan (kontrol) 47,44 kg dengan 9 jenis ikan. Hasil tangkapan rajungan tidak berbeda nyata baik dalam berat (kg) maupun jumlah ikan (ekor) (P<0,05), untuk hasil tangkapan bernilai ekonomis berbeda nyata baik dalam berat (kg) maupun jumlah (ekor) pada bubu lipat kontrol dan pada bubu lipat modifikasi dua pintu (P<0,05) sedangkan nilai produktivitas total pada bubu lipat kontrol lebih kecil dibandingkan bubu lipat modifikasi dua pintu. Kata kunci: bubu lipat, modifikasi, rajungan, produktivitas
INTENSITAS KEBISINGAN BERDASARKAN UMUR MESIN KAPAL PAYANG DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA PALABUHANRATU Santi Febrianti; Budhi Hascaryo Iskandar; Vita Rumanti Kurniawati
ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Laut Vol. 5 No. 1 (2021): Albacore
Publisher : Departemen PSP IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Palabuhanratu menjadi homebase bagi 39 kapal payang yang menggunakan mesin motor tempel 40 PK. Mesin motor tempel tersebut merupakan sumber kebisingan utama pada kapal payang. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi intensitas kebisingan mesin motor tempel pada berbagai rentang umur mesin dan pola perawatan mesin kapal payang di PPN Palabuhanratu dan memetakan distribusi intensitas kebisingan. Metode analisis yang digunakan yaitu analisis deskriptif dan membandingkan dengan Nilai Ambang Batas (NAB). Sampel kapal yang digunakan sebanyak 4 unit dengan umur mesin, 1 tahun, 6 tahun, 15 tahun, dan 20 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai intensitas kebisingan pada saat kondisi stasioner sebesar 59,2-77,5 dB(A) dan pada saat kondisi full rpm sebesar 70,3-104 dB(A). Nilai intensitas kebisingan tersebut dipengaruhi oleh pola perawatan mesin akan tetapi tidak dipengaruhi oleh umur mesin. Paparan intensitas kebisingan pada kapten kapal dan ABK berbeda. Hal ini dipengaruhi oleh rpm mesin pada saat stasioner dan full rpm. Kapten kapal dan ABK yang berada di buritan menerima paparan intensitas kebisingan diatas Nilai Ambang batas (NAB) sedangkan ABK yang berada di haluan menerima paparan intensitas kebisingan di bawah NAB. Pemilik kapal dan nelayan harus meningkatkan kepedulian terhadap pola perawatan mesin. Kata kunci: kapal payang, kebisingan, NAB, motor tempel, PPN Palabuhanratu