Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search
Journal : Albacore : Jurnal Penelitian Perikanan Laut

PENILAIAN TINGKAT TEKNOLOGI GALANGAN KAPAL PT. PROSKUNEO KADARUSMAN MUARA BARU JAKARTA Izza Mahdiana Apriliani; Mohammad Imron; Vita Rumanti Kurniawati
ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Laut Vol. 3 No. 3 (2019): Albacore
Publisher : Departemen PSP IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (184.429 KB) | DOI: 10.29244/core.3.3.331-342

Abstract

Peningkatan jumlah kapal di PPS Nizam Zachman akan menjadi target potensial pasar bagi galangan yang ada di sekitar pelabuhan. Salah satu galangan kapal yang berperan dalam melayani kapal-kapal di sekitar PPS Nizam Zachman adalah PT. Proskuneo Kadarusman. Oleh karena itu, untuk dapat memenuhi permintaan pasar yang meningkat, PT. Proskuneo Kadarusman harus dapat mengimbangi dengan meningkatkan produktivitas dan daya saing. Upaya meningkatkan produktivitas galangan salah satunya dengan cara meningkatkan teknologi. Peningkatan teknologi perlu didahului dengan penilaian terhadap tingkat teknologi. Penilaian tingkat teknologi dilakukan dengan menghitung nilai TCC (technology contribution coefficient) dari komponen teknologi technoware, humanware, infoware dan orgaware (organisasi). Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2011 dengan menggunakan metode studi kasus di PT. Proskuneo Kadarusman Muara Baru Jakarta. Analisis data yang digunakan adalah analisis TCC dengan menilai kontribusi komponen teknologi. Galangan PT. Proskuneo Kadarusman merupakan salah satu galangan yang aktif melayani reparasi dan produksi kapal dengan memiliki manajemen galangan yang baik yang meliputi struktur organisasi, sumberdaya manusia, pelayanan reparasi dan produksi serta sistem informasi internal dan eksternal. Nilai kontribusi komponen humanware memiliki nilai kontribusi tetinggi sedangkan komponen infoware memiliki kontribusi terendah. Nilai TCC dari galangan kapal PT. Proskuneo Kadarusman menunjukkan teknologi di galangan tersebut berada pada level semi-modern. Kata kunci: humanware, infoware, technoware, teknometrik, orgaware
PENGGUNAAN IKAN TEMBANG (Sardinella gibbosa) SEBAGAI UMPAN PADA ATRAKTOR UMPAN VERTIKAL TERHADAP HASIL TANGKAPAN BAGAN APUNG Bangkit Reksa Adjiatma; Zulkarnain -; Sulaeman Martasuganda; Vita Rumanti Kurniawati; Dwi Putra Yuwandana
ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Laut Vol. 4 No. 1 (2020): Albacore
Publisher : Departemen PSP IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/core.4.1.059-072

Abstract

Bagan apung merupakan salah satu jenis alat tangkap yang digunakan oleh nelayan dioperasikan pada malam hari dengan bantuan lampu sebagai atraktor (light fishing). Penggunaan umpan vertikal berisi ikan rucah tembang akan mempermudah mengumpulkan ikan kembali karena adanya potensi ikan untuk meloloskan diri saat hauling. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan komposisi hasil tangkapan bagan apung dengan penggunaan umpan vertikal dengan bagan apung kontrol, mengetahui pengaruh penggunaan umpan vertikal terhadap jumlah total hasil tangkapan bagan apung, dan menentukan frekuensi hauling bagan apung. Penelitian ini menggunakan metode experimental fishing atau uji coba langsung di lapang melalui kegiatan operasi penangkapan ikan. Analisis data yang digunakan yaitu analisis deskriptif dan analisis statistik. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa hasil tangkapan bagan apung yang dioperasikan sebanyak 20 kali ulangan memperoleh 19 jenis ikan hasil tangkapan dengan lima jenis ikan dominan yang tertangkap yaitu ikan tembang (Sardinella gibbosa), ikan lisong (Euthynnus affinis), ikan pepetek (Leiognathus equulus), ikan semar (Mene maculate), dan cumi-cumi (Loligo sp). Berdasarkan experimental fishing yang dilakukan bahwa penggunaan umpan secara vertikal berisi ikan tembang berpengaruh nyata terhadap hasil tangkapan bagan apung dan frekuensi hauling bagan apung perlakuan berjumlah 82 kali, frekuensi tersebut lebih banyak dibandingkan dengan bagan apung kontrol yang hanya berjumlah 50 kali. Kata kunci: atraktor, bagan apung, hauling, umpan, vertikal
EXPERIMENTAL FISHING BUBU LIPAT MODIFIKASI KONSTRUKSI DUA PINTU UNTUK PENANGKAPAN RAJUNGAN (Portunus spp) Wilda Dwi Utami; Zulkarnain -; Sulaeman Martasuganda; Vita Rumanti Kurniawati
ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Laut Vol. 4 No. 1 (2020): Albacore
Publisher : Departemen PSP IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/core.4.1.083-095

Abstract

Bubu sebagai alat tangkap perangkap pasif yang bersifat menjebak bagi ikan dan hasil tangkapan lainnya. Konstruksi bubu yang digunakan nelayan masih bisa dikembangkan untuk meningkatkan nilai produktivitas hasil tangkapan. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan uji coba penangkapan dengan bubu lipat penelitian, menentukan komposisi, membandingkan dan menghitung produktivitas bubu lipat penelitian. Metode yang digunakan mulai dari mendesain, membuat konstruksi dan jumlah ulangan dalam uji coba alat sebanyak 20 trip. Analisis yang digunakan yaitu analisis deskriptif, uji Wilcoxon, Uji T dan rumus produktivitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran bubu lipat modifikasi dua pintu lebih besar. Komposisi hasil tangkapan pada bubu lipat modifikasi dua pintu 54,89 kg dengan 11 jenis ikan lebih tinggi dibandingkan komposisi pada bubu lipat nelayan (kontrol) 47,44 kg dengan 9 jenis ikan. Hasil tangkapan rajungan tidak berbeda nyata baik dalam berat (kg) maupun jumlah ikan (ekor) (P<0,05), untuk hasil tangkapan bernilai ekonomis berbeda nyata baik dalam berat (kg) maupun jumlah (ekor) pada bubu lipat kontrol dan pada bubu lipat modifikasi dua pintu (P<0,05) sedangkan nilai produktivitas total pada bubu lipat kontrol lebih kecil dibandingkan bubu lipat modifikasi dua pintu. Kata kunci: bubu lipat, modifikasi, rajungan, produktivitas
INTENSITAS KEBISINGAN BERDASARKAN UMUR MESIN KAPAL PAYANG DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA PALABUHANRATU Santi Febrianti; Budhi Hascaryo Iskandar; Vita Rumanti Kurniawati
ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Laut Vol. 5 No. 1 (2021): Albacore
Publisher : Departemen PSP IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Palabuhanratu menjadi homebase bagi 39 kapal payang yang menggunakan mesin motor tempel 40 PK. Mesin motor tempel tersebut merupakan sumber kebisingan utama pada kapal payang. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi intensitas kebisingan mesin motor tempel pada berbagai rentang umur mesin dan pola perawatan mesin kapal payang di PPN Palabuhanratu dan memetakan distribusi intensitas kebisingan. Metode analisis yang digunakan yaitu analisis deskriptif dan membandingkan dengan Nilai Ambang Batas (NAB). Sampel kapal yang digunakan sebanyak 4 unit dengan umur mesin, 1 tahun, 6 tahun, 15 tahun, dan 20 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai intensitas kebisingan pada saat kondisi stasioner sebesar 59,2-77,5 dB(A) dan pada saat kondisi full rpm sebesar 70,3-104 dB(A). Nilai intensitas kebisingan tersebut dipengaruhi oleh pola perawatan mesin akan tetapi tidak dipengaruhi oleh umur mesin. Paparan intensitas kebisingan pada kapten kapal dan ABK berbeda. Hal ini dipengaruhi oleh rpm mesin pada saat stasioner dan full rpm. Kapten kapal dan ABK yang berada di buritan menerima paparan intensitas kebisingan diatas Nilai Ambang batas (NAB) sedangkan ABK yang berada di haluan menerima paparan intensitas kebisingan di bawah NAB. Pemilik kapal dan nelayan harus meningkatkan kepedulian terhadap pola perawatan mesin. Kata kunci: kapal payang, kebisingan, NAB, motor tempel, PPN Palabuhanratu
PERSYARATAN EKSPOR TUNA TUJUAN UNI EROPA, AMERIKA SERIKAT, DAN JEPANG Alif Astagia; Tri Wiji Nurani; Vita Rumanti Kurniawati
ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Laut Vol. 6 No. 1 (2022): Albacore
Publisher : Departemen PSP IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/core.6.1.057-066

Abstract

Perdagangan ekspor ikan tuna Indonesia, masih dihadapkan pada banyaknya kasus penolakan karena tidak memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh negara eksportir. Hal ini berdampak pada kerugian ekonomi yang dialami baik oleh pengusaha maupun pemerintah. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi persyaratan-persyaratan yang diperlukan untuk melakukan ekspor ke Uni Eropa, Amerika Serikat, dan Jepang dan. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan observasi, wawancara dengan responden dan studi literatur. Metode analisis yang digunakan adalah desktiptif komparatif. Persyaratan kualitas dan keamanan oleh negara Uni Eropa sama dengan, Amerika Serikat, dan Jepang yaitu eksportir sudah menerapkan GMP dan SSOP, dan penerapan HACCP. Persyaratan keberlanjutan untuk kapal tujuan ekspor ke UE, AS dan Jepang harus melakukan pendaftaran kapal terlebih dahulu kepada RFMO,setelah itu melakukan pemberitahuan hasil tangkapan kepada organisasi regional yaitu BESD (IOTC) dan (CDS-CCSBT). Persyaratan sertifikat pihak ketiga oleh UE adalah ISO 22000 dan MSC. AS menerapkan sertifikasi ISO 22000. Jepang menerapkan sertifikasi ISO 22000 dan MELJ. Persyaratan Ketelusuran oleh negara UE adalah SHTI. Persyaratan sertifikat pihak ketiga oleh negara AS adalah SIMP. Untuk negara Jepang tidak mewajibkan Persyaratan sertifikat pihak ketiga. Jika buyer meminta maka SHTI dilampirkan dalam transaksi ekspor. Kata kunci: keberlanjutan, ketelusuran, kualitas dan keamanan, persyaratan, tuna