Oliver Samuel Simanjuntak
Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta

Published : 22 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

Bisindo Sign Language Transliteration Using Automata Awang Hendrianto Pratomo; Oliver S. Simanjuntak; Dimas Candra Nugraha Putra
Compiler Vol 8, No 1 (2019): May
Publisher : Institut Teknologi Dirgantara Adisutjipto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (900.521 KB) | DOI: 10.28989/compiler.v8i1.415

Abstract

Sign Language is a language which prioritizes manual communication, body language and lip movement for communication. People who usesign language for communication aredeaf and mute people. Sign language in Indonesia is Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI) and Bahasa Isyarat Indonesia (BISINDO). BISINDO has a unique clause pattern that isSOPA (Subject, Object, Predicate, Adverbial). The clause pattern of BISINDO is just for deaf and mute people who know and understand it. Because there are some different structures between Indonesian language and BISINDO, itis neededlearning media which can translate from Indonesian language to BISINDO. Finie State Automata (FSA) is a method which is able to recognize pattern sentence classification in Indonesian language. FSA method is NSA (Non-DetermisticFinie State Automata) that is otomata with characteristics as a state. NFA is used to give introducing structure pattern sentence in Indonesian language. Sentence pattern which is produced from NFA produces eight sentences pattern which are arranged as requisites ofBISINDO translation. The result of research which is experimented by sign language researchersas many as 90% can translate well and appropriate with BISINDO sentence pattern, 10% explain that it is not appropriate with translation of sentence pattern and sign language model. Based on the data, it can be known that media of BISINDO sign language learning based on web using method of translation automata can be used for learning media. 
REPRESENTASI BUDAYA YOGYAKARTA PADA DESAIN KAOS MENGGUNAKAN TEKNOLOGI AUGMENTED REALITY BERBASIS ANDROID Oliver Samuel Simanjuntak; Hidayatulah Himawan; Reza Raditya Setyo Putra
Seminar Nasional Informatika (SEMNASIF) Vol 1, No 1 (2017): “e-Defense : Menjaga keamanan data menghadapi cyber warfare untuk memperkokoh ke
Publisher : Jurusan Teknik Informatika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Teknologi augmented reality atau sering juga disebut AR, merupakan teknologi informasi komunikasi (TIK) yang mampu menambah dan melengkapi secara langsung/tidak langsung berbagai media (teks, gambar, suara, animasi dan video) kedalam dunia nyata. Dengan penambahan berbagai media, teknologi AR memampukan penyampaian informasi dan komunikasi yang tertampil pada benda maya dengan persepsi dan interaksi pengguna sehingga dapat hadir dalam dunia nyata. Informasi yang ditampilkan oleh teknologi AR membantu pengguna melaksanakan kegiatan-kegiatan dalam dunia nyata. Hal ini yang membuat teknologi AR banyak dimanfaatkan sebagai media promosi. Sebagai media informasi, teknologi AR mampu merepresentasikan kebudayaan daerah dalam rangka promosi pariwisata, salah satu penerapannya pada desain kaos. Konsep dari representasi budaya Yogyakarta pada desain kaos adalah pengenalan pola marker dan pendeteksian marker dengan tingkat kerumitan yang disebabkan oleh ketidakstabilan dari permukaan kaos. Dengan representasi budaya Yogyakarta pada desain kaos berbasis android, teknologi AR membantu menambah inovasi ilmu pengetahuan tentang marker based  augmented reality khususnya pada media permukaan kaos yang tidak stabil serta alternatif pengenalan budaya Yogyakarta dengan lebih menarik