Rana Gustian Nugraha
Universitas Pendidikan Indonesia

Published : 27 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 27 Documents
Search

Pengembangan Powerpoint Interaktif ”Hak dan Kewajiban” Sebagai Media Digital Untuk Sekolah Dasar Azizah Indah Rianawati; Siska Meilani Lestari; Rizka Amalia; Rana Gustian Nugraha
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 6 No. 2 (2022): Agustus 2022
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (344.481 KB) | DOI: 10.31004/jptam.v6i2.4180

Abstract

Tujuan dari penelitian ini yaitu mendeskripsikan perancangan Powerpoint Interaktif sebagai media digital untuk sekolah dasar. Hasilnya ternyata masih terbatas media – media digital yang dimiliki sekolah tersebut khususnya terkait dengan materi hak dan kewajiban pada mata pelajaran PKN. Pengembangan Powerpoint Interaktif ini dikembangkan sesuai dengan kompetensi dasar dan karakteristik peserta didik. Dengan menggunakan model Design Based Research (DBR) atau desain berbasis penelitian, dirancanglah media digital Powerpoint Interaktif berdasarkan hasil analisis kebutuhan media digital terkait materi Hak dan Kewajiban, desian pengembangan media digital baik tampilan ataupun isi materi, validasi ahli media dan ahli materi hingga evaluasi produk secara keseluruhan, maka dapat disimpulkan Powerpoint “Kingdom Of Islamic” layak digunakan oleh peserta didik sekolah dasar dalam memahami materi tentang Hak dan Kewajiban.
Peranan Mata Kuliah Pendidikan Pancasila sebagai Filterasi Budaya Asing bagi Mahasiswa di Era Globalisasi Pebri Faturahman; Astri Oktavia Ningsih; Rifka Nur Rizqiana; Anggi Niswa Mustaphia; Rana Gustian Nugraha
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 6 No. 2 (2022): Agustus 2022
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (246.558 KB) | DOI: 10.31004/jptam.v6i2.4356

Abstract

Pendidikan Pancasila adalah mata kuliah wajib yang harus ada di setiap jurusan di setiap universitas di Indonesia. Peran pendidikan pancasila menjadi sangat vital bagi mahasiswa, dikarenakan agar mahasiswa tidak terpengaruh arus budaya negatif yang datang dari luar, akibat imbas dari era globalisasi. Salah satu efek dari globalisasi itu sendiri adalah masuknya budaya asing ke bangsa Indonesia. Sebagai seorang mahasiswa seyogyanya harus bisa memfilterisasi budaya yang masuk, membuang dan menjauhi budaya yang negatif dan tidak sesuai dengan norma serta menerima budaya yang positif bagi diri sendiri dan khalayak luas. Salah satu upaya untuk bisa memfilterisasi budaya asing bagi mahasiswa adalah dengan mengikuti perkuliahan Pendidikan Pancasila. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran penting mata kuliah pendidikan pancasila bagi mahasiswa di era globalisasi.
Dukungan Sosial Orang Tua dan Self-Esteem (Penelitian Terhadap Tim Kabupaten Sumedang di Ajang O2SN Jawa Barat) Anggi Setia Lengkana; Ayi Suherman; Entan Saptani; Rana Gustian Nugraha
Journal of Sport Science and Education Vol 5 No 1 (2020)
Publisher : Fakultas Ilmu Olahraga, Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/jossae.v5n1.p1-11

Abstract

This study aims to determine the effect of parental social support on the district team. sumedang in the O2SN elementary school level in West Java. The method used is an associative method with survey design. The research design used is cross-sectional. The instrument used was a questionnaire for Parents' Social Support and the Hare Self-esteem Scale (HSS). The research location is in Sumedang Regency. The population is elementary students who are members of the district team. Sumedang to attend the O2SN West Java Province. The results showed that social support has a great influence on self-esteem. This is evidenced by the significance test of variable X to Y which shows the results of Y = a + b X1 = 222,109 + 0.729 X1 The percentage obtained between X to Y is 0.405 x 100% = 40.5%. Parental social support has a significant influence on self-esteem. This is evidenced by an increase test that shows the value of tcount with ttable, it turns out that tcount = 4.568 is greater than ttable = 1.697, or the value of sig. smaller than the 0.05 significance level that is 0.047, so it can be concluded that the Social Support (X) regression equation against Self esteem (Y) is significant. The conclusion of the research shows that there is a great influence given by the social support of parents on children's self esteem. 
Implementasi Pendidikan Karakter Pancasila Di Lingkungan Sekolah Dasar Zulfa Paolina; Jihan Karimah; Delvarina Vandini; Siti Nuralisa; Rana Gustian Nugraha
Jurnal Kewarganegaraan Vol 6 No 1 (2022): 1 Januari - 30 Juni 2022 (In Press)
Publisher : UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (200.505 KB) | DOI: 10.31316/jk.v6i1.2863

Abstract

AbstrakTujuan pendidikan karakter yang berkaitan dengan pembentukan mental dan sikap anak didik dikelola dengan menanamkan nilai-nilai islami dan nilai tradisional yang positif. Namun jika diamati dengan baik, tujuan utama pendidikan karakter bisa dikatakan gagal atau belum tercapai, hal itu dapat dilihat secara jelas di era globalisasi seperti sekarang ini. Era globalisasi menghadirkan teknologi informasi yang semakin canggih. Namun kemajuan teknologi membawa dampak yang negatif. Salah satunya yaitu kemerosotan akhlak dan sikap pancasila. Dari fenomena diatas sangat jelas bahwa permasalahan sebuah lembaga pendidikan adalah bagaimana sekolah tersebut dalam membentuk karakter yang baiki peserta didik. Mengingat semakin maraknya hal-hal negatif seperti yang telah dijelaskan diatas maka pembentukan karakter dan kepribadian anak sesuai dengan nilai keagamaan kebangsaan menjadi sebuah kebutuhan dan keharusan. Oleh karena itu penting sekali bagi kita dalam membentuk nilai-nilai karakter bangsa melalui metode pembiasaan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana penerapan metode pembiasaan dalam pembentukan karakter  di sekolah dasar Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunaka metode kualitatatif. Dari hasil analisis yang dilakukan penulis, Lingkungan pendidikan sekolah dasar sebenarnya selama ini sudah mengembangkan dan melaksanakan nilai-nilai pembentuk karakter melalui program operasional satuan pendidikan masing-masing. Hal ini merupakan prakondisi pendidikan karakter pada satuan pendidikan yang untuk selanjutnya diperkuat dengan beberapa nilai hasil kajian empirik Pusat Kurikulum. Nilai prakondisi yang dimaksud seperti: keagamaan, gotong royong, kebersihan, kedisiplinan, kebersamaan, peduli lingkungan, kerja keras, dan sebagainya.Kata Kunci: Pendidikan Karakter, Pancasila, Sekolah Dasar AbstractThe purpose of character education related to the mental formation and attitudes of students is managed by instilling positive Islamic and traditional values. However, if observed properly, the main goal of character education can be said to have failed or has not been achieved, it can be seen clearly in the era of globalization as it is today. The era of globalization presents increasingly sophisticated information technology. However, technological advances have a negative impact. One of them is the decline in morals and attitudes of Pancasila. From the above phenomenon, it is very clear that the problem of an educational institution is how the school forms a good character for students. Given the increasing prevalence of negative things as described above, the formation of children's character and personality in accordance with national religious values becomes a necessity and necessity. Therefore, it is very important for us to shape the values of the nation's character through the habituation method. The purpose of this study was to determine how the application of the habituation method in character building in elementary schools. The method used in this study used a qualitative method. From the results of the analysis conducted by the author, the primary school education environment has actually developed and implemented character-building values through the operational programs of each educational unit. This is a precondition for character education in the education unit which will be further strengthened by several values from the results of an empirical study of the Curriculum Center. The precondition values in question are: religion, mutual cooperation, cleanliness, discipline, togetherness, environmental care, hard work, and so on.Keywords: Character Education, Pancasila, Elementary School
Penerapan Nilai Pancasila Dalam Kehidupan Sehari-Hari Sebagai Upaya Menangkal Radikalisme Muhammad Rizal; Fajar Budiman; Anisa Rahma Salsabilla; Mochamad Azhar Gunawan; Rana Gustian Nugraha
Jurnal Kewarganegaraan Vol 6 No 1 (2022): 1 Januari - 30 Juni 2022 (In Press)
Publisher : UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (236.741 KB) | DOI: 10.31316/jk.v6i1.2891

Abstract

AbstrakPancasila adalah ideologi negara yang memiliki sifat terbuka artinya dapat menerima paham-paham dari luar sesuai dengan perkembangan zaman. Namun bukan berarti paham dari luar dapat bebas masuk begitu saja ke Indonesia, paham luar dibatasi oleh kelima asas dari Pancasila.  Radikalisme adalah permasalahan yang muncul akibat dari salah tangkap mengenai sebuah paham dari luar sehingga masyarakat yang mempercayainya melupakan Pancasila dan memilih mendukung ideologi luar dengan keras. Sejak beberapa tahun terakhir radikalisme sudah merajalela di Indonesia bahkan sudah masuk ke dunia pendidikan dan kalangan kaum muda. Ada banyak faktor penyebab mengapa radikalisme sangat mudah masuk ke Indonesia yaitu mulai dari faktor pemikiran, faktor ekonomi, faktor politik, faktor psikologis, faktor sosial, dan faktor pendidikan. Semua faktor tersebut menjadi latar belakang radikalisme masuk ke Indonesia namun yang pasti itu semua mengerucut pada satu, yaitu menurunnya penerapan Pancasila dalam kehidupan. Maka dari itu solusinya adalah revitalisasi Pancasila pada kehidupan sehari-hari, seluruh warga negara harus bersinergi untuk sama-sama meningkatkan penerapan nilai-nilai Pancasila.Kata Kunci: Pancasila, Ideologi, Penerapan, Nilai-nilai, Radikalisme, Faktor. AbstractPancasila is a state ideology that has an open nature, meaning that it can accept ideas from outside in accordance with the times. But that does not mean that outside understanding can freely enter Indonesia, external understanding is limited by the five principles of Pancasila. Radicalism is a problem that arises as a result of misunderstanding an understanding from the outside so that people who believe in it forget Pancasila and choose to support external ideologies hard. Since the last few years radicalism has been rampant in Indonesia and has even entered the world of education and among young people. There are many factors that cause radicalism to enter Indonesia very easily, starting from thought factors, economic factors, political factors, psychological factors, social factors, and educational factors. All of these factors are the background for radicalism to enter Indonesia, but what is certain is that it all boils down to one thing, namely the decline in the application of Pancasila in life. Therefore, the solution is to revitalize Pancasila in everyday life, all citizens must work together to increase the application of Pancasila values.Keywords: Pancasila, Ideology, Application, Values, Radicalism, Factors.
Pengaruh Era Society 5.0 Terhadap Nilai-Nilai Pancasila Yang Menjadi Tantangan Masyarakat Indonesia Nezar Raksa Wigena; Muhammad Dzar Alghifari; Nayla Rosiana Kamilah; Hani Nurhalimah; Rana Gustian Nugraha
Jurnal Kewarganegaraan Vol 6 No 1 (2022): 1 Januari - 30 Juni 2022 (In Press)
Publisher : UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (204.593 KB) | DOI: 10.31316/jk.v6i1.2892

Abstract

AbstrakEra society 5.0 adalah era yang dimulai pertama kali oleh pemerintah Jepang dengan sebuah ide baru, yaitu masyarakat di titik pusatkan pada manusia (human-centered) dan selalu berbasis teknologi (technology based) yang berdasarkan pada adat budaya masyarakat di era revolusi 4.0. Oleh karena itu, untuk menghadapi society 5.0 dibutuhkan ide-ide baru dalam upaya menghadapi tantangan yang akan terjadi society 5.0. Pada penelitian ini, penulis menggunakan metode pendekatan deskriptif kualitatif dengan menggunakan teknik pengumpulan data kuesioner dalam bentuk google form. Era Society 5.0 ini menganggap bahwa Era Society 5.0 ini banyak membawa dampak positif daripada dampak negatifnya itu sendiri, akan tetapi dengan sejalannya zaman, masyarakat pun menyadari bahwa dengan adanya era society 5.0 ini membuat nilai-nilai Pancasila semakin memudar. Dengan semakin pesatnya pertumbuhan dalam ilmu pengetahuan serta teknologi yang terdapat di Indonesia dalam era society 5.0 tentu akan banyak tantangan dan terjadi perubahan yang juga akan membawa dampak negatif seperti lunturnya moral maupun karakter bangsa kecanggihan teknologi dapat menjadi musuh manusia dalam mengerjakan kegiatan, masyarakat Indonesia harus selalu bisa menyesuaikan diri terhadap kemajuan zaman tersebut pada hakikatnya pancasila lahir diantara beragamnya suku, budaya, dan agama yang ada di Indonesia.Kata Kunci: Era society 5.0, Pancasila, Moral masyarakat Indonesia AbstractThe 5.0 society era, which has started first by the Japanese government with a new idea, namely society at a central point in humans (human-centered) and is always technological-based (technology based) based on public culture customs in the revolution era 4.0. Therefore, to deal with society 5.0 new ideas need in an effort to deal with challenges that will occur 5.0. In this study, the author uses a qualitative descriptive approach method using questionnaire data collection techniques in the form of google form. This 5.0 Society considers that the Society 5.0 Era has a lot of positive impact than its own negative impacts, however, it will be in line with times, society also realizes that with the existence of the Society 5.0 Era makes Pancasila values increasingly fading. With the rapid growth and growth in science and technology contained in the Indonesia in era of society 5.0 of course there will be many challenges and changes that will also bring negative impacts such as morals and the character of the technological sophistication can become the enemy of humans in working activities, Indonesian people must always be able to adjust their nature to the progress of the time in Pancasila is born between various tribes, cultures and religions that are in Indonesia.Keywords: Era of society 5.0, Pancasila, Indonesian people's morals
Peran Guru SD Dalam Membangun Etika Peserta Didik Di Sekolah Dasar Berdasarkan Pancasila Delia Disa Fadilla; Elza Alida Yasmin; Iis Inar; Ina Nailul Amaniah; Siti Nursaadah; Rana Gustian Nugraha
Jurnal Kewarganegaraan Vol 6 No 1 (2022): 1 Januari - 30 Juni 2022 (In Press)
Publisher : UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (501.142 KB) | DOI: 10.31316/jk.v6i1.2917

Abstract

AbstrakAnak-anak menghabiskan sebagian besar waktunya di sekolah, sehingga apa yang didapatkan nya di sekolah akan mempengaruhi pembentukan karakternya. Di sinilah peran guru harus tampak karena pada usia sekolah dasar adalah usia untuk membentuk kepribadian anak, jika di sekolah anak tidak diajarkan cara bersikap yang baik, hal ini akan menjadi kebiasaan buruk. Dengan demikian, peneliti bertujuan menganalisa bagaimana peran guru SD terhadap etika peserta didik berdasarkan Pancasila. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, data dalam penelitian ini diperoleh dengan membagikan kuesioner berbentuk google form kepada responden yang menjadi guru di SD. Hasil pengamatan jawaban semua responden menunjukkan bahwa mereka setuju akan pentingnya penerapan etika pada peserta didik dimana pun dan kapan pun berada. Solusi untuk mengatasi anak yang kurang memedulikan etika ialah dengan menasehati, memberikan contoh yang baik, membimbing, membuat aturan, melakukan pendekatan kepada peserta didik dengan sabar, lemah lembut ketika memberitahu peserta didik tentang mana yang benar dan mana yang salah.Kata Kunci: Krisis Moral, Anak-Anak, Guru AbstractChildren spend most of their time in school, so what they get at school will affect the formation of their character. This is where the role of the teacher must appear because at elementary school age is the age to shape the child's personality, if at school the child is not taught how to behave well, this will become a bad habit. Thus, the researcher aims to analyze how the role of elementary school teachers towards the ethics of students based on Pancasila. This study uses a qualitative approach. The data used in this research is primary data, the data in this study was obtained by distributing a questionnaire in the form of a google form to respondents who became teachers in elementary schools. The results of observing the answers of all respondents indicate that they agree on the importance of applying ethics to students wherever and whenever they are. The solution to dealing with children who do not care about ethics is to advise, set a good example, guide, make rules, approach students with patience, be gentle when telling students what is right and what is wrong.Keywords: Moral Crisis, Child, Teacher
Perilaku Bullying Yang Menyimpang Dari Nilai Pancasila Pada Siswa Sekolah Heti Novita Sari; Putri Pebriyani; Salsa Nurfarida; Muhammad Fadhil Suryanto; Puti Ageng Ambun Suri; Rana Gustian Nugraha
Jurnal Kewarganegaraan Vol 6 No 1 (2022): 1 Januari - 30 Juni 2022 (In Press)
Publisher : UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (284.529 KB) | DOI: 10.31316/jk.v6i1.2922

Abstract

AbstrakKasus bullying sudah banyak terjadi di negara ini yang melibatkan siswa sekolah, bahkan dapat dikatakan perilaku bullying merupakan suatu tindakan yang melenceng dari nilai pancasila. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengertian, dampak, distribusi dan cara mengatasi bullying, penelitian ini menggunakan pendekatan studi literatur pada dasar teori, dampak, pembagian dan cara mengatasi bullying. Peneliti menyarankan agar guru dapat cepat tanggap atau responsif pada perilaku bullying di sekolah. Pada penelitian ini akan dikaji pula cara penanganan pada kasus bullying.Kata Kunci: Bullying, Nilai Pancasila, Siswa Sekolah AbstractThere have been many cases of bullying in this country involving school students, it can even be said that bullying behavior is an act that deviates from the values of Pancasila. This study aims to determine the meaning, impact, distribution and ways of dealing with bullying, this study uses a literature study approach on the basis of theory, impact, distribution and ways to overcome bullying. Researchers suggest that teachers can be responsive or responsive to bullying behavior in schools. This study will also examine how to handle bullying cases. Keywords: Bullying, Pancasila Values, Student
Peran Generasi Milenial Sebagai Pemangku Dasar Ideologi Pancasila Annisa Anindya Ayu Aulia; Annisa Nurhayati; Nabila Nurmasrurroh; Vera Hagita Sari; Rana Gustian Nugraha
Jurnal Kewarganegaraan Vol 6 No 1 (2022): 1 Januari - 30 Juni 2022 (In Press)
Publisher : UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (334.616 KB) | DOI: 10.31316/jk.v6i1.2927

Abstract

AbstrakGenerasi milenial sebagai pemangku dasar ideologi pancasila telah terjadi perubahan yang signifikan artinya bahwa fenomena nyata yang terjadi di lingkungan masyarakat merupakan dampak dari kurangnya penerapan nilai-nilai pancasila yang telah berlangsung sejak lama. Penelitian ini menggunakan Penelitian Kuantitatif dengan metode pengumpulan data melalui angket atau kuesioner. Metode penelitian kuantitatif merupakan metode pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian analisis data bersifat kuantitatif atau statistik bertujuan untuk menguji hipotesis yang ditetapkan. Tantangan yang dihadapi generasi milenial sebagai pemangku dasar ideologi Pancasila berdasarkan hasil survei yakni Kesenjangan sosial, Rasisme dan Fenomena LGBT di Indonesia. Hasil survei menyatakan kesenjangan sosial sebanyak 47,9% vote, Rasisme sebanyak 31,3 % dan fenomena LGBT di Indonesia sebanyak 14,6%. Generasi milenial sebagai pemangku dasar ideologi Pancasila dalam upaya mengimplementasikannya tidak semudah apa yang dibayangkan, karna secara fundamental bahwa dalam praktiknya generasi muda akan menghadapi tantangan yang sangat beragam. Bekerja sama dan bersifat selektif hal yang dapat dilakukan oleh generasi milenial dalam mempertahankan nilai-nilai Pancasila.Kata Kunci: Pancasila, Generasi milenial, Kesenjangan Sosial, Rasisme, LGBT AbstractThe millennial generation as the ideological base of pancasila there has been a change to significant it means a real phenomenon that happened in community circle is an worst impact of implementation pancasila values which has been going on for a long time. This research uses quantitative research with questionnaire method. The quantitative research is a data collection method which aims to test established hypothesis. The challenges faced by the millennial generation as the ideological basis of Pancasila based on survey resulted are social gap, racism, LGBT phenomenon in Indonesia. Survey resulted has claim that social gap 47,9% vote, racism  31,3% vote and LGBT phenomenon in Indonesia 14,6% vote as the ideological basis of Pancasila in an attempt of implementation is not easy imagined because fundamentally that in practice with millennial generation will face a variety of challenges. The best way that millennial generation can do is working together and being selective for maintain the values of Pancasila.Keywords: Pancasila, Generasi milenial, Kesenjangan sosial, Rasisme, LGBT
Penerapan Pancasila Dalam Mewadahi Perilaku Siswa Di Sekolah Dasar Wildan Pratama Hariansyah; Dian Anggara; Seli Aliani; Rika Hayani Putri; Astri Nuraeni; Rana Gustian Nugraha
Jurnal Kewarganegaraan Vol 6 No 1 (2022): 1 Januari - 30 Juni 2022 (In Press)
Publisher : UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (245.108 KB) | DOI: 10.31316/jk.v6i1.2929

Abstract

AbstrakJenis  penelitian  yang  digunakan adalah deskriptif yakni dengan lebih menekankan pada kemampuan analisis   dan   penelaahan   terhadap   sumber-sumber dari kuesioner, artikel, dan Jurnal lainnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi nilai-nilai Pancasila melalui keteladanan (role model) dilakukan dengan cara meningkatkan sisi religius  siswa, memberikan  bimbingan  dan  melatih  ketaatan  siswa  untuk  mematuhi  tata  tertib, membangkitkan semangat kebangsaan dan rasa cinta tanah air, menanamkan sikap demokratis pada siswa, mengajarkan peduli  sosial  dan  tidak  apatis. Menurunnya  kesadaran  untuk  menghayati  dan  menjiwai  nila-nilai Pancasila  akan menyebabkan  terjadinya  degradasi  karakter  bangsa.  Jika  terus  dibiarkan akan berdampak pada moral dan akhlak generasi muda yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Penerapan Pancasila melalui keteladaan dan pembiasaan.Kata Kunci: Pancasila, Karakter Pendidikan, Role Model AbstractThe type of research used is descriptive, namely by emphasizing more on the ability to analyze and review sources from questionnaires, articles, and other journals. The results showed that the implementation of Pancasila values through role models was carried out by improving the religious side of students, providing guidance and training students to comply with the rules of order, raising the spirit of nationality and love for the homeland, instilling democratic attitudes in students, teaching social care and not apathy. The decrease in awareness to live and animate the values of Pancasila will cause a degradation of the nation's character.  If it continues to be allowed, it will have an impact on the morals and morals of the younger generation which is not in accordance with the values of Pancasila. This study aims to know the application of Pancasila through example and habituation.Keywords: Pancasila, Educational Character, Role Model
Co-Authors Adelia Puspitasari Aep Muhyidin Syaefulloh Afifah Amaliah Oktaviani Al Qomariah Aliya Putri Setiowati Alvina Alya Rahma Alya Arifah Marhamah Anggi Niswa Mustaphia Anggi Setia Lengkana Anisa Rahma Salsabilla Annisa Anindya Ayu Aulia Annisa Nurhayati Astri Nuraeni Astri Oktavia Ningsih Ayi Suherman Azizah Indah Rianawati Azmi Hofifah Dea Windiani Delia Disa Fadilla Delvarina Vandini Dhea Amanda Putri Dian Anggara Dyah Laksmi Putri Elza Alida Yasmin Entan Saptani Fajar Budiman Farda Andita Damayanti Firda Febrina Hendiyani Fitriah Erza Nurrohmah Hani Nurhalimah Heti Novita Sari Hilda Fadilah Iis Inar Ina Nailul Amaniah Ineu Nurjanah J Juli J. Julia Jenia Syifa Nurlatifah Jihan Karimah Jovanka Oktavia Venneza Zahra Khairunnisa Khairunnisa Liza Rahma Lestari Luthpin Ubaidiah Melviana Melviana Mochamad Azhar Gunawan Muhamad Fajar Al Kausar Muhammad Dzar Alghifari Muhammad Fadhil Suryanto Muhammad Rizal Nabila Nurmasrurroh Nadya Dwi Pramesti Nalar Az-zahra Nayla Rosiana Kamilah Nezar Raksa Wigena Ninis Khoirunisa Nofita Amaliahrahma Miftah Nur Hodijahtun Nisa Nur Shoviatul Zahro Nurdinah Hanifah Pebri Faturahman Pupun Patmawati Puput Putriani Puti Ageng Ambun Suri Putri Nurhasanah Putri Pebriyani Raisya Ramadhina Restu Syahas Wibusana Reviani Fitri Rifka Nur Rizqiana Rika Hayani Putri Rizka Amalia Salman Taupik P. Salsa Nurfarida Salsabila Kusuma Arfina Santika Santika Seli Aliani Shafira Salsabila Gunadi Sherina Birlian Y. Sinta Rohaeni Siska Dwi Amelia Siska Meilani Lestari Siti Nur Hayati Meidi Siti Nuralisa Siti Nursaadah Siti Ratih Aulia Sofi Fadillah Hendiyani Syahidah Asma Amanina Syfa Sahbani Tsaqila Ziyan Ahda Tumpal Petrus Sagala Vera Hagita Sari Vinka Rise Lestari Wildan Pratama Hariansyah Wita Sari Yuli Wahyuni Zulfa Paolina Zulfan Kamal Nasution