Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Analisis Kelayakan Usaha Pemanfaatan Bungkil Jagung dalam Pengomposan Pelepah Kelapa Sawit Dina Arfianti Saragih; Ingrid Ovie Yosephine; Guntoro Guntoro; Fery Pradana
JURNAL AGROPLASMA Vol 9, No 1 (2022): AGROPLASMA VOL 9 NO 1
Publisher : UNIVERSITAS LABUHANBATU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36987/agroplasma.v9i1.2771

Abstract

Palm oil midrib can also be used as a base for composting. Palm fronds which have been underutilized by the community and are more wasteful are usually only stacked around the tree. One way to use oil palm leaf fronds as a source of plant nutrients is in the form of compost. Palm oil fronds contain high lignin, so the process of composting oil palm fronds takes a long time. The process of decomposition of oil palm fronds naturally takes a long time which is around 3-4 months. This study will analyze the feasibility of utilizing corn meal as a compost material for oil palm fronds, corn meal is used as an energy source for microorganisms to accelerate the decomposition of oil palm fronds.This research was conducted in the greenhouse of the Agricultural Agribusiness College of Agriculture (STIPAP) Medan. When the research was conducted for 3 months, from March to May 2019. Palm oil fronds composting is 50 kilograms with a production cost of Rp 1,121,308 and a total income of Rp 1,200,000. The net profit of making oil palm frond compost is Rp. 78,692. BEB the price of making palm oil compost is Rp. 22,426 while the selling price of compost is Rp. 24,000. The BEP of producing oil palm fronds compost obtained is 47 kilograms while the amount of production of oil palm frond compost making is 50 kilograms so it can be interpreted that BEP production of oil palm frond composting is profitable because the amount of production of BEP production is greater. R / C ratio, which is the ratio of total receipts with total production costs has an R / C value of 1.07, then the R / C value can be greater than 1, it can be interpreted that the R / C value of making compost makes a profit. B / C ratio, which is the ratio of profits to total production costs has a B / C value of 0.07, thus the B / C value is smaller than 1. Then it can be interpreted that the B / C value of making compost does not benefit or is not feasible to run in the production of 50 kilograms. Keywords: palm fronds, compost, corn meal, break event point
UJI EFEKTIVITAS PERASAN SARI DEDAUNAN MANGGA (MANGIFERA INDICA L. VAR. ARUMANIS) SEBAGAI HERBISIDA NABATI PADA PENGARUH TINGKAT KEMATIAN GULMA TEKI (CYPERUS ROTUNDUS L.) Guntoro Guntoro; Abu Yazid; Adinda Thalia
Jurnal AGROHITA: Jurnal Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan Vol 7, No 3 (2022): JURNAL AGROHITA
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jap.v7i3.9838

Abstract

Latar Belakang dan Tujuan: Keberadaan gulma khususnya Teki (Cyperus rotundus L.) pada perkebunan kelapa sawit memberikan dampak kurang baik bagi tanaman menghasilkan seperti kelapa sawit karena terjadinya persaingan hara antara gulma teki dan tanaman kelapa sawit. Penelitian dilakukan di Rumah Kaca Institut Teknologi Sawit Indonesia di Medan. Bahan dan Metode: Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah etanol 96%, dedaunan mangga (Mangifera indica L.), rimpang gulma teki (Cyperus rotundus L.), tanah yang diayak, polibag berukuran 10 cm x 15 cm, dan aquades. Pada riset ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) Non Faktorial dengan Taraf Perlakuan B0= 0%, B1= 10%, B2= 20%, B3= 30%, B4= 40% yang diulang sebanyak 5 kali, dengan menggunakan Uji Jarak Berganda Duncan (DMRT) dengan kadar 5%. Data kematian gulma menggunakan data kategorikal dengan skor 0,1,2,3, dan 4 dengan Metode Analisis Kruskall Wallis. Pengamatan pertumbuhan gulma pinang (Cyperus rotundus L.) dilakukan selama 21 hari setelah aplikasi perasan sari dedaunan mangga (Mangifera indica L.) dengan interval waktu 7, 14, 21 hari setelah aplikasi. Parameter yang diamati adalah: tinggi gulma (cm), panjang akar (cm), tingkat kematian gulma. Simpulan: Hasil penelitian menunjukkan bahwa efektivitas perasan sari dedaunan mangga (Mangifera indica L. Var. Arumanis) sebagai herbisida nabati sangat signifikan dalam menekan angka kematian gulma rumput teki (Cyperus rotundus L.) dengan konsentrasi 10% pada 21 hari setelah aplikasi (HSA).
LAJU INFEKSI PENYAKIT BUSUK PANGKAL BATANG (BPB) PADA TANAMAN KELAPA SAWIT DI DIVISI I KEBUN BANGUN BANDAR PT SOCFINDO Nurliana Nurliana; Makhrani Sari Ginting; Guntoro Guntoro; Rio Ardiansyah Fenni
Jurnal Agro Estate Vol 6 No 2 (2022): Edisi Desember 2022
Publisher : Institut Teknologi Sawit Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47199/jae.v6i2.266

Abstract

Penyakit busuk pangkal batang masih menjadi penyakit yang sangat penting pada Perkebunan Kelapa Sawit yang menyebabkan turunnya produksi mencapai 80%. Sebaran penyakit yang busuk pangkal kelapa sawit yang disebabkan Ganoderma dengan melakukan pengamatan setiap tahunnya yang dimulai sejak tahun 1984 di PT Socfindo. Tujuan penelitian adalah untuk memberi deskripsi kuantitatif busuk pangkal batang yang terjadi di Divisi I Kebun Bangun Bandar PT Socfindo pada Blok 66 tahun tanam 1972 generasi kedua. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif menggunakan data sekunder dari data pengamatan serangan Ganoderma dari Socfindo Seed Production and Laboratories (SSPL) tahun 2022 PT Socfindo. Hasil dari analisis data menunjukkan Persentase Luas Lahan Terserang sebesar 82,35%, Insidensi Penyakit terjadi 13 tahun setelah tanam dan kejadian penyakit busuk pangkal batang pada tanaman kelapa sawit yang ditanam pada tanah yang terinfeksi Ganoderma pada umur 5-6 tahun setelah tanam sedangkan serangan tertinggi pada umur 6-7 tahun setelah terserang.
PENGARUH PEMBERIAN AMPAS TEH TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) DI MAIN NURSERY Hari Gunawan; Marzuti Isra; Guntoro Guntoro; Maisarah Maisarah; Mhd. Iqbal Aulia
BEST Journal (Biology Education, Sains and Technology) Vol 7, No 2 (2024): September 2024
Publisher : Program Studi Pendidikan Biologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30743/best.v7i2.9488

Abstract

Indonesia merupakan produsen minyak kelapa sawit terbesar didunia serta industrinya telah menjadi andalan. Ampas teh memiliki kandungan senyawa-senyawa bermanfaat seperti polifenol, tehofilin, flavonoid, tanin, vitamin C dan vitamin E serta sejumlah mineral Zn, Se, Mo, Ge, dan Mg. Kandungan ampas teh yang berupa mineral tersebut merupakan unsur-unsur esensial yang sangat dibutuhkan oleh tanaman. Limbah ampas teh mengandung serat kasar, selulosa dan lignin, berbagai macam mineral seperti karbon organik, Tembaga (Cu) 20%, Magnesium (Mg) 10%, dan Kalsium (Ca) 13%. Kandungan tersebut dapat membantu pertumbuhan tanaman. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian ampas teh terhdap pertumbuhan tanaman kelapa sawit (Elaesgiuneensis jacq) di main nursery. Penelitian ini dilaksanakan di kebun percobaan ITSI Medan. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Kelompok Non Faktorial (RAK Non Faktorial) terdiri dari 4 perlakuan dengan 6 ulangan sehingga total sampel keseluruhan 24 bibit. Parameter yang diamati adalah tinggi bibit, diamter batang, jumlah daun, berat basah akar, berat kering akar, analisa tanah awal dan analisa tanah akhir. Data yang diperoleh dianalisis secara statistik dengan uji DMRT (Duncan’s Multiple Range Test) dan analysis of variance (ANOVA) dengan uji beda nyata 5% dan 1%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian aplikasi ampas teh berpengaruh nyata pada pertumbuhan tanaman tinggi tanaman dengan nilai rataan tertinggi di minggu 24 MST, sedangkan pada diameter batang, jumlah daun, berat basah akar dan berat kering akar menunjukkan hasil tidak nyata terhadap bibit kelapa sawit.