Budhy Jasa Widyananta
Departemen Klinik Reproduksi Dan Patologi, Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor, Bogor

Published : 9 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Prevalensi dan Identifikasi Nematoda Gastrointestinal Kuda serta Dampaknya terhadap Body Condition Score di Bali Equstrian Centre dan Bali Star Adventures Putranty, Rahmi Maulidya; Oka, Ida Bagus Made; Widyananta, Budhy Jasa
Indonesia Medicus Veterinus Vol 8 (3) 2019
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (160.724 KB)

Abstract

Peranan kuda sebagai destinasi pariwisata, olahraga, dan rekreasi cukup besar di beberapa wilayah di Indonesia. Kuda dijadikan sebagai destinasi pariwisata, olahraga, dan rekreasi, di beberapa tempat di Pulau Bali yaitu Bali Equstrian Centre (BEC) dan Bali Star Adventures (BSA). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi dan jenis nematoda gastrointestinal kuda yang dipelihara di BEC dan BSA, mengetahui perbedaan body condition score (BCS) kuda yang terinfeksi dan tidak terinfeksi nematoda gastrointestinal. Sampel yang digunakan berjumlah 40 kuda, dimana 28 sampel berasal dari BEC dan 12 sampel berasal dari BSA. Sampel diperiksa dengan menggunakan metode konsentrasi apung dan scotch tape test. Identifikasi dilakukan berdasarkan morfologi telur cacing. Prevalensi infeksi nematoda gastrointestinal pada kuda adalah 37,5% (15/40) dengan prevalensi di BEC 10,7% (3/28) dan di BSA 100% (12/12). Berdasarkan analisis Chi-square, prevalensi infeksi nematoda gastrointestinal pada kuda di BEC tidak berbeda nyata dengan kuda di BSA. Perbedaan umur dan jenis kelamin tidak menunjukan perbedaan yang nyata terhadap infeksi. Kuda yang terinfeksi nematoda gastrointestinal memiliki persentase BCS: “Kurus (skor 1-3)” 86,7% (13/15); “Ideal (4-6)” 13,3% (2/15); dan “Obesitas (skor 7-9)” 0%. Jenis cacing nematoda gastrointestinal yang ditemukan adalah cacing tipe Strongyle 30% (12/40), Oxyuris equi 7,5% (3/40), Parascaris equorum 2,5% (1/40), dan Trichuris spp 2,5% (1/40).
Kelainan Gigi Gergaji (Dental Overgrowth) disertai Ulkus Bukalis pada Kuda-kuda Horse-Riding School di Bogor dan Bali Aldiansyah, Bagus; Widyastuti, Sri Kayati; Widyananta, Budhy Jasa; Fathiyah, Fitri Dewi
Indonesia Medicus Veterinus Vol 11 (2) 2022
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19087/imv.2022.11.2.213

Abstract

Olahraga berkuda semakin banyak digemari oleh masyarakat, terutama golongan ekonomi menengah ke atas. Salah satu tempat untuk belajar menunggang kuda adalah horse-riding school. Selain keahlian penunggang, kesehatan kuda juga menjadi faktor penting dalam pengendalian kuda, yang salah satunya adalah kesehatan gigi. Hal ini karena pemasangan besi kendali kuda (bit) yang berhubungan langsung dengan gigi sehingga apabila terjadi gangguan pada kesehatan gigi maka akan berpengaruh pada performa kuda. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui abnormalitas gigi kuda yang berada di horse-riding school. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 20 ekor kuda jantan dan betina dengan jenis thoroughbred, crossbreed, dan kuda poni. Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan cara pemeriksaan secara langsung di lapangan, yaitu pada 20 ekor kuda diperiksa giginya satu persatu. Data berupa catatan berisi temuan hasil abnormalitas gigi kuda yang diperoleh disajikan secara deskriptif dalam bentuk tabel. Dalam penelitian ini ditemukan tujuh jenis abnormalitas gigi antara lain, gigi gergaji (dental overgrowth/sharp teeth), gigi susu tersisa (deciduous caps), gigi landai (ramps teeth), gigi bergelombang (wave mouth), gigi patah (fractured teeth), karang gigi (dental plaque), gigi kait (hooks). Abnormalitas gigi yang paling banyak ditemukan yaitu gigi gergaji (dental overgrowth/sharp teeth) yang berjumlah 19 dari 20 atau 95% kuda mengalami abnormalitas tersebut. Sebanyak 10 dari 19 kuda yang mengalami gigi gergaji juga mengalami ulser pada bagian dalam pipi.
EQ-3 Castration as a Treatment for Seminoma Intratubular Case in Horse Budhy Jasa Widyananta; Fitri Dewi Fathiyah; Wiwid Rhuwaida
Hemera Zoa Proceedings of the 20th FAVA & the 15th KIVNAS PDHI 2018
Publisher : Hemera Zoa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (516.486 KB)

Abstract

Quality Stallions are one of the most expensive aset in the horse farm. Testicular swelling quite common found without specific diagnosis due to lack of experience. Varied supportive diagnosis is needed to confirm the cause. A thirteen years old horse crossbreed stallion had a history of progressive testicular enlargement.
KIVEQ-1 Kasus Torsio Usus dan Ruptur Akibat Enterolith Budhy Jasa Widyananta; Fitri Dewi Fathiyah; Wiwid Rhuwaida; Arif Rahman
Hemera Zoa Proceedings of the 20th FAVA & the 15th KIVNAS PDHI 2018
Publisher : Hemera Zoa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (437.256 KB)

Abstract

Kejadian enterolith pada kuda di Indonesia sangat sering dilaporkan, akan tetapi saat ini masih belum cukup literatur yang membahas tentang gejala klinis dan teknik diagnosanya.Rose at al, 2003 mengatakan Enterolith merupakan konsentrasi mineral yang umumnya terbentuk pada usus besar walaupun terkadang dapat muncul sebagai sumbatan di usus halus.Pakan dengan kandungan nitrogen, magnesium dan phospor yang tinggi diperkirakan menjadi salah satu penyebab terbentuknya entertolith. Alfalfa (lucerne) hay merupakan salah satu pakan yang mengandung nitrogen dan magnesium dalam jumlah tinggi (Rose et al, 2003)
Radiografi sebagai alat penunjang diagnosa dan kontrol persembuhan laminitis pada kuda Budhy Jasa Widyananta; Fitri Dewi Fathiyah; Wakhid Nur Hidayat
ARSHI Veterinary Letters Vol. 2 No. 3 (2018): ARSHI Veterinary Letters - Agustus 2018
Publisher : School of Veterinary Medicine and Biomedical Sciences, Bogor Agricultural University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (293.016 KB) | DOI: 10.29244/avl.2.3.47-48

Abstract

Laminitis is an inflammation of hoof lamina which support the pedal bone to stay to it normal position. One crossbreed horse was found severely lame and lying down most of the time. Lameness examination was showing bilateral lameness of his fore hooves. Both are pain on the hoof test and digital pulse was positive. First X-ray were taken and show rotation and abnormal tip of the pedal bone, where the left fore was worse. Hoof trimming, corrective shoeing, sistemic and oral anti-inflammatory, cold compress, feeding program were combined for the treatment. Three months later, the horse was reexamined and x ray was taken. Another trimming and shoeing were followed with series of x ray shown good result. There are many different method have been suggested to provide support for an unstable pedal bone. Hoof wall resection and corrective sole on the heel area for corrective shoeing. Horse was trotted sound and starts his lower level of work few months after. X ray may identify the rotation angle of pedal bone and their effect to the bone also guide the treatment of laminitis.
Luksasio patela pada kambing Fauzan Arisandi; Igan Arpan Eka Putra; Zulfikar Hisbul Islami; Dwi Utari Rahmiati; Budhy Jasa Widyananta
ARSHI Veterinary Letters Vol. 2 No. 3 (2018): ARSHI Veterinary Letters - Agustus 2018
Publisher : School of Veterinary Medicine and Biomedical Sciences, Bogor Agricultural University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (308.175 KB) | DOI: 10.29244/avl.2.3.59-60

Abstract

Luksasio persendian patela merupakan kondisi bawaan di mana tulang tempurung lutut (patela) mengalami dislokasi dari alur troklearis normal. Luksasio ini secara klinis dapat terjadi pada bagian medial, di dalam permukaan, lateral, maupun di luar permukaan lutut. Tulisan ini melaporkan kasus patela berpindah lokasi pada kambing. Tulang patela berpindah ke medial persendian lutut dan terlihat berada di belakang tulang femur, sehingga persendian lutut tidak dapat bergerak. Tindakan pembedahan dilakukan untuk melakukan reposisi. Insisi dimulai dari daerah parapatelar sekitar 1 cm dibagian lateral patela dan di atas sendi lutut. Jaringan sendi dipreparir dan dieksplorasi sehingga daerah femoro-tibia dapat diakses dengan baik. Inspeksi dan konfirmasi keadaan ligamen krusiate dari lutut dilakukan untuk melihat keparahan luksasio. Terdapat dua kelainan yang terjadi, yaitu troklea ossis femoris dangkal dan beberapa ligamen patela yang memendek karena kejadian dislokasi telah berlangsung kronis. Tindakan yang dilakukan adalah memperdalam cekungan pada troklea ossis femoris menggunakan kikir sebagai tempat pertautan patela. Selanjutnya melakukan pemotongan tendon (ligamen patela lateral) dan mereposisi patela. Berdasarkan citra radiografi menampakkan tulang patela berada di kranial tulang femur sehingga persendian lutut dapat bergerak dengan baik.
STUDI KASUS PENCITRAAN SONOGRAM KELAINAN ORGAN HEPATOBILIARI ANJING (Canis lupus) Deni Noviana; Budhy Jasa Widyananta; I Wayan Widi Parnayoga; Siti Zaenab
Jurnal Kedokteran Hewan Vol 7, No 2 (2013): September
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (375.652 KB) | DOI: 10.21157/j.ked.hewan.v7i2.895

Abstract

Penelitian ini bertujuan menginterpretasikan sonogram dengan kelainan organ hepatobiliari pada anjing. Pemeriksaan dilakukan pada 17 ekor anjing dengan menggunakan brightness mode dan color flow Doppler ultrasonografi. Berdasarkan hasil interpretasi pada sonogram, ditemukan 7 kasus abnormalitas hati dan 10 kasus abnormalitas kantung empedu. Abnormalitas yang ditemukan pada hati, terdiri atas tumor, hepatitis, dan kongesti hati. Kasus tumor hati ditandai dengan hepatomegali, tekstur hati tidak homogen, dan adanya m assa pada parenkim hati. Sonogram kasus hepatitis ditunjukkan oleh adanya hepatomegali dan peningkatan akti vitas vaskularisasi hati. Sonogram kasus kongesti hati ditunjukkan oleh pembesaran diameter dan peningkatan echogenicity dinding pembuluh darah hati. Abnormalitas kantung empedu yang ditemukan antara lain cholecystitis, cholelithiasis dan mucocele. Penebalan dinding dengan atau tanpa edema merupakan citra yang ditemukan pada kasus cholecystitis. Sonogram kasus cholelithiasis menunjukkan adanya massa hyperechoic di dalam lumen kantung empedu disertai acoustic shadowing. Sonogram kasus mucocele menunjukkan adanya massa hypoechoic yang terdapat di dalam kantung empedu.
STUDI KERAGAMAN WARNA DAN MORFOMETRIK KUDA SANDELWOOD DI KABUPATEN SUMBA TENGAH Andreas Umbu Jara Sipul; Maxs U. E. Sanam; Budhy Jasa Widyananta
Jurnal Veteriner Nusantara Vol 3 No 2 (2020): Agustus 2020
Publisher : Program Studi Kedokteran Hewan, Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35508/jvn.v3i2.3413

Abstract

The sandalwood horse is an important part of Sumba culture and tradition which has a high social and economic value. Sandalwood horses have their own characteristics, so they need to have their own standardization. The purpose of this study was to determine the dominance of sandalwood horse color and the distribution of facial marking, leg marking, body marking and morphometric images of sandalwood horses. Sampling using purposive sampling method with a sample size of 102 sandalwood horses. The results of this study indicate that the sandalwood horse has a color that is red or bay 22.56%, breath or chesnut 18.63%, black or black 14.71%, canusu or cremello 12.75%, dragem or brown 10.79%, rhyme or palomino 9.81%, monkey black or black. gray 4.91%, dawuk or gray 1.97%, albino; or 1.96% white, 0.98% white or skewbald stripes and 0.98% breath or roan stripes. facial marking dominated by star type 62.5% followed by star, strip, snip 12.5%, bald face 12.5% and snip 12.5%; leg marking was dominated by stockings 62.5% followed by half stocking 25% and pastern 12.5%; and body marking, there was a stamp on the cheek and shoulder location 49.1%, a stamp on the cheek and thigh location 29.41% and a single stamp on the horse's cheek location 21.56%. Morphometric data obtained from 63 Sandelwood horses, namely the average body weight of male horses 320.94 kg and female horses 286.76 kg. The average height of a mare is 124 cm and a male horse is 115 cm. The average body length of male horses is 107.26 cm and female horses are 116.82 cm. The average chest circumference of a male horse is 140.47 cm and that of a female horse is 159.21 cm.
STUDI KASUS PENCITRAAN SONOGRAM KELAINAN ORGAN HEPATOBILIARI ANJING (Canis lupus) Deni Noviana; Budhy Jasa Widyananta; I Wayan Widi Parnayoga; Siti Zaenab
Jurnal Kedokteran Hewan Vol 7, No 2 (2013): September
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21157/j.ked.hewan.v7i2.895

Abstract

Penelitian ini bertujuan menginterpretasikan sonogram dengan kelainan organ hepatobiliari pada anjing. Pemeriksaan dilakukan pada 17 ekor anjing dengan menggunakan brightness mode dan color flow Doppler ultrasonografi. Berdasarkan hasil interpretasi pada sonogram, ditemukan 7 kasus abnormalitas hati dan 10 kasus abnormalitas kantung empedu. Abnormalitas yang ditemukan pada hati, terdiri atas tumor, hepatitis, dan kongesti hati. Kasus tumor hati ditandai dengan hepatomegali, tekstur hati tidak homogen, dan adanya m assa pada parenkim hati. Sonogram kasus hepatitis ditunjukkan oleh adanya hepatomegali dan peningkatan akti vitas vaskularisasi hati. Sonogram kasus kongesti hati ditunjukkan oleh pembesaran diameter dan peningkatan echogenicity dinding pembuluh darah hati. Abnormalitas kantung empedu yang ditemukan antara lain cholecystitis, cholelithiasis dan mucocele. Penebalan dinding dengan atau tanpa edema merupakan citra yang ditemukan pada kasus cholecystitis. Sonogram kasus cholelithiasis menunjukkan adanya massa hyperechoic di dalam lumen kantung empedu disertai acoustic shadowing. Sonogram kasus mucocele menunjukkan adanya massa hypoechoic yang terdapat di dalam kantung empedu.