Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

KAJIAN MUTU IKAN CAKALANG (Katsuwonus Pelamis L.) ASAP UTUH YANG DIKEMAS VAKUM DAN NON VAKAUM SELAMA PROSES PENYIMPANAN PADA SUHU RUANG Paputungan, Tri Sutrisno; Wonggo, Djuhria; Damongilala, Lena Jeane
Media Teknologi Hasil Perikanan Vol 3, No 2 (2015)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/mthp.3.2.2015.11444

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemunduran mutu kimiawi dan tingkat kesukaan konsumen ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis L.) asap utuh yang dikemas vakum dan non vakum selama 0 hari, dan 2 hari, dengan penyimpanan pada suhu ruang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Eksploratif deskriptif, yaitu mengumpulkan data fakta yang telah tersedia dilapangan melalui pencatatan dan pengamatan secara terperinci kemudian dilakukan analisa data berdasarkan data kualitatif dan data kuantitatif. Parameter yang di uji adalah kadar Air, pH, TVB-N, TPC dan Organoleptik.Hasil penelitian ini menujukkan bahwa Nilai kadar air ikan cakalang (Katsuwonus pelamis L.) asap utuh yang dikemas vakum pada penyimpanan 0 hari memiliki nilai tertinggi yaitu 68.1% dan non vakum 63.3% sedangkan pada penyimpanan 2 hari mengalami penurunan untuk ikan yang divakum memiliki nilai 65.6% dan untuk ikan yang dikemas non vakum yaitu 63.3%.Nilai pH ikan cakalang (Katsuwonus pelamis L) asap utuh yang disimpan dengan pengemas vakum dan non vakum untuk 0 hari masi baik untuk vakum yaitu 5.68 ,dan non vakum 5.85   sedangkan untuk nilai pH pada hari ke 2 vakum 6.12 dan untuk non vakum adalah 6.08. Nilai TVB-N ikan cakalang (Katsuwonus pelamis L) asap utuh yang disimpan dengan pengemas vakum dan non vakum untuk 0 hari yaitu, vakum 39.9 mg N/100 gr dan non vakum 35.7 mg N/100 gr sedangkan untuk penyimpanan pada 2 hari mengalami kenaikan yaitu, vakum 85.3 mg N/100 gr dan non vakum 58 mg N/100 gr. Nilai TPC ikan cakalang (Katsuwonus pelamis L) asap utuh yang disimpan dengan pengemas vakum dan non vakum untuk 0 yaitu vakum 49,5X101 dan non vakum 74,5X103. sedangkan untuk nilai TPC pada hari ke 2 yaitu, vakum 145X101 dan non vakum 246,5X101 . Berdasarkan hasil uji organoleptik ikan cakalang (katsuwonus pelamis L) asap utuh yang dikemas vakum dan non vakum di uji dari segi kenampakan, rasa, dan bau, ikan cakalang asap yang dikemas vakum dan non vakum pada penyimpanan 0 hari memiliki nilai yang baik, sedangkan untuk pengujian hari ke 2 memiliki penurunan nilai. Penyimpanan ikan dengan menggunakan plastik vakum memiliki nilai lebih baik dari ikan yang tidak divakum ini terbukti adanya hasil yang diperoleh selama proses pengamatan.
APLIKASI AIR KELAPA SEBAGAI ADITIF ALAMI BAGI PENINGKATAN MUTU PRODUK CAKALANG ASAP (CAKALANG FUFU) KHAS SULAWESI UTARA Wonggo, Djuhria; Mongi, Eunike Louisje; Harikedua, Silvana Dinaintang
Media Teknologi Hasil Perikanan Vol 6, No 1 (2018)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/mthp.6.1.2018.19521

Abstract

Diseminasi produk teknologi ke masyarakat dengan aplikasi air kelapa sebagai aditif alamiah bagi peningkatan mutu produk cakalang asap (cakalang fufu) khas Sulawesi Utara bertujuan supaya dihasilkan produk ikan asap (fufu) yang bermutu dan aman dikonsumsi serta menjadikan mitra kerja pada kelompok percontohan bagi kelompok pengolah ikan lainnya. Target luaran adalah: tersedianya 3 bak beton dengan 3 fungsi berbeda (bak penampungan dan pencucian ikan, bak perendaman dan bak penampungan limbah); Adanya rumah pengasapan yang lebih memadai sehingga ada efisiensi penggunaan bahan bakar dari pengolah; Serta adanya produk ikan asap dengan mutu yang lebih baik dan harga yang lebih kompetitif. Ini ditandai dengan adanya tekstur yang lebih kompak, warna yang lebih menarik tanpa penambahan pewarna, citarasa yang khas ikan asap, serta penurunan kadar histamin. Untuk pencapaian tujuan tersebut maka metode yang digunakan adalah survei, penyuluhan, pelatihan termasuk didalamnya perbaikan fisik usaha pengasapan ikan, pendampingan dan evaluasi. Hasil pengamatan dan pengalaman di lapangan, para pengusaha pengolah ikan fufu mempunyai kebiasaan yang perlu dilestarikan dan juga ada hal-hal membutuhkan waktu yang cukup untuk mengubah kebiasaan yang selama ini mereka lakukan dimana kebiasaan ini tidak perlu ditiru. Teknologi yang ditransfer ke masyarakat belum sepenuhnya diterima, dan hal ini membutuhkan waktu untuk penyuluhan yang teratur dan berkelanjutan.
KAJIAN PERUBAHAN MUTU KESEGARAN IKAN TONGKOL (Euthynnus Affinis) YANG DIRENDAM DALAM EKSTRAK RUMPUT LAUT (Eucheuma spinosum) DAN EKSTRAK BUAH BAKAU (Sonneratia alba) Pianusa, Anggriani Fedrika; Sanger, Grace; Wonggo, Djuhria
Media Teknologi Hasil Perikanan Vol 4, No 2 (2016)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/mthp.4.2.2016.12927

Abstract

The research has been done to know the influence of seaweed extract (Eucheuma spinosum) and mangrove fruit extract (Sonneratia alba) as antibacterial in preserving tongkol fish. Seaweed (Eucheuma spinosum) and mangrove fruit (Sonneratia alba) were refined, filtered, and dissolved into sterile aquades. Fresh tongkol fish soaked in that extract added ice to maintain the temperature not more than 5 celsius degree. Observation was done to chemistry characteristic (pH), there was microbe pollution (ALT) and sensory characteristic and hedonic of tongkol fish produced by using score test. The result of observation to the sensory value and hedonic of tongkol fish which soaked in each extract give very real influence. On the other side, treatment of soak in extract did not give real influence to pH and microbe pollution (ALT).Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh dari ekstrak rumput laut Eucheuma spinosum dan ekstrak buah bakau Sonneratia alba sebagai antibakteri dalam mengawetkan ikan tongkol. Rumput laut Eucheuma spinosum dan buah bakau Sonneratia alba dihaluskan, disaring dan dilarutkan ke dalam aquades steril. Ikan tongkol segar direndam dalam ekstrak tersebut sambil diberi es dengan mempertahankan suhu agar tidak lebih dari 5ºC. Pengamatan dilakukan terhadap sifat kimia (pH), adanya cemaran mikroba (ALT) dan sifat sensori dan hedonik ikan tongkol yang dihasilkan dengan menggunakan uji skor. Hasil pengamatan terhadap nilai sensori dan hedonik ikan tongkol yang direndam dalam masing-masing ekstrak memberikan pengaruh yang sangat nyata. Sebaliknya perlakuan perendaman dalam ekstrak tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap pH dan cemaran mikroba (ALT).
TINGKAT KESUKAAN NUGGET DAN KAKI NAGA IKAN HASIL OLAHAN KELOMPOK WANITA KAUM IBU (WKI) GMIM SOLAFIDE KELURAHAN GIRIAN INDAH KECAMATAN GIRIAN KOTA BITUNG PROVINSI SULAWESI UTARA Dotulong, Verly; Montolalu, Lita ADY; Wonggo, Djuhria
Media Teknologi Hasil Perikanan Vol 7, No 3 (2019)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/mthp.7.3.2019.24368

Abstract

Mitra dari Program Kemitraan Masyarakat (PKM) ini adalah wainta Kaum Ibu (WKI) Jemaat GMIM Solafide yang berlokasi di Kelurahan Girian Indah, Kecamatan Girian Kota Bitung Provinsi Sulawesi Utara. Para wanita ini tergabung dalam kelompok organisasi Gereja yaitu Wanita Kaum Ibu (WKI) Kolom 10. Dipilihnya kelompok WKI Kolom 10 ini dikarenakan ada beberapa kepala keluarga berprofesi sebagai nelayan dan mereka adalah penerima raskin. Yang diikutsertakan dalam kegiatan kelompok PKM ini adalah 7 orang kader yang adalah pengurus WKI Kolom 10. Masalah yang dihadapi oleh nelayan di daerah ini apabila hasil tangkapan melimpah, harga ikan akan murah dan banyak yang tersisa tidak laku dijual, diolah seadanya misalnya dibakar atau digoreng. Tujuan kegiatan ini yaitu memanfaatkan hasil tangkapan ikan yang melimpah, dan meningkatkan keterampilan kaum ibu (istri nelayan) dalam melakukan berbagai bentuk olahan ikan seperti nugget ikan, dan kaki naga ikan sebagai pangan yang kaya gizi dan digemari terutama oleh anak-anak. Metode pelaksanaan yang diterapkan pada program ini yaitu: (1) Penyuluhan dan pelatihan tentang pengolahan nugget dan kaki naga ikan, (2) Pendampingan dan (3) Evaluasi. Hasil yang dicapai dari kegiatan PKM ini adalah ibu-ibu WKI Kolom 10 (isteri nelayan) telah memahami manfaat makan ikan bagi kesehatan dan kecerdasan anak-anak, cara mengolah nuget dan kaki naga ikan sebagai makanan sehat, bergizi dan mempunyai rasa yang lezat yang disukai oleh mitra PKM dari anak-anak hingga orang dewasa, hingga nantinya bisa dikembangkan sebagai skala usaha rumah tangga. Mitra PKM lebih menyukai produk nugget ikan dibandingkan kaki naga ikan
UJI FITOKIMIA DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN BUAH MANGROVE Sonneratia alba DI DESA NUNUK KECAMATAN PINOLOSIAN KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW SELATAN SULAWESI UTARA Paputungan, Zulkifli; Wonggo, Djuhria; Kaseger, Bertie Elias
Media Teknologi Hasil Perikanan Vol 5, No 3 (2017)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/mthp.5.3.2017.16866

Abstract

Sonneratia alba is one of the most common mangrove plants found in coastal countries in Asia an including Indonesia, Malaysia Philippines, India, and China. The fruit of this plant is widely used as a medicinal ingredient and is believed to have potential as a source of antioxidants. The purpose of this study is to study the antioxidant activity in S. alba fruit 2–3cm diameter which originated from coastal area of Desa Nunuk, Kecamatan. Pinolosian, Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan, North Sulawesi. Testing of antioxidant activity of mangrove fruit was done by phytochemical and DPPH (1,1-diphenyl-2-picrilhidrazil). The result of phytochemical analysis showed that S. alba fruit contain alkaloid, flavonoid, phenolic, tannin, and steroid compound. Additionally, the IC50 value was 296.54 ppm. Sonneratia alba salah satu tanaman mangrove yang banyak ditemukan di pesisir negara-negara di Asia antara lain di Indonesia, Malaysia Filipina, India, dan Cina. Buah dari tanaman ini banyak digunakan sebagai bahan obat dan diyakini memiliki potensi sebagai sumber antioksidan. Tujuan penelitian ini yakni untuk mempelajari aktivitas antioksidan pada buah S. alba yang berdiameter 2–3cm yang diambil di sekitar pesisir pantai Desa Nunuk, Kecamatan Pinolosian, Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan, Sulawesi Utara. Pengujian aktivitas antioksidan buah mangrove dilakukan dengan uji fitokimia dan DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil). Hasil analisa fitokimia menunjukkan bahwa buah S. alba mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, fenolik, tannin, dan steroid. Selain itu nilai IC50 adalah 296.54 ppm.
Kajian Mutu Ikan Layang (Decapterus russelli) Segar di Pasar Tuminting Kota Manado Umpain, Johannis; Wonggo, Djuhria; Sanger, Grace
Media Teknologi Hasil Perikanan Vol 2, No 2 (2014)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/mthp.2.2.2014.6852

Abstract

The aim of the research was to observe the freshness of flying fish (Decapterus russelli) in Pasar Tuminting, Manado, North Sulawesi. The highest pH degree of D. ruselli was 5.6 and the lowest was 5.4. The range of TVB value was 28.01–14 mg N/100 g of flesh. The organoleptic test on eyes, mucus, gill, texture and odour approximately was 6. The conclusion of the research was flying fish in Pasar Tuminting was still fresh. Keywords: Flying fish, Decapterus russelli, pH, TVB, organoleptic.
AKTIVITAS ANTIBAKTERI INFUSA DAUN MUDA MANGROVE Sonneratia alba KERING Ibrahim, Yayu Mukhmin; Dotulong, Verly; Wonggo, Djuhria; Lohoo, Helen Jenny; Montolalu, Roike Iwan; Makapedua, Daisy Monica; Sanger, Grace
Media Teknologi Hasil Perikanan Vol 7, No 2 (2019)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/mthp.7.2.2019.23613

Abstract

Sonneratia alba mangroves are known to have bioactive compounds such as antibacterial. The purpose of this study was to determine the antibacterial activity of extract of S. alba dried mangrove leaves on Gram positive Staphylococcus aureus and Gram negative Escherichia coli bacteria. Extraction method by infusion, extraction time is 40 and 50 minutes. The extract obtained was then evaporated by the solvent above the water bath then the extracts were made concentrations of 5 and 10%. Antibacterial testing uses the modified Kirby-Bauer method. The highest yield is found in the treatment of 50 minutes infusion extraction time which is 15.6 ± 0.2%. The highest antibacterial activity against S. aureus was found in the treatment of 50 minutes extraction time both for 5% sample concentration of 7.0 mm (medium category) and at a sample concentration of 10% at 8.0 mm (medium category). While the highest antibacterial activity against E. coli bacteria was found in the treatment of 50 minutes extraction time both at 5% sample concentration of 8.0 (medium category) mm and at 10% sample concentration of 8.3 mm (medium category). From these results it can be seen that the S. alba extract of young mangrove leaf infusion has a broad spectrum antibacterial activity because it can inhibit both Gram positive S. aureus and Gram negative E. coli bacteria.Keyword: Mangrove, Sonneratia alba, infusion, rendemen, antibacterial. Mangrove Sonneratia alba diketahui memiliki senyawa bioaktif seperti antibakteri. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak Infusa daun muda mangrove S. alba kering terhadap bakteri Grampositif Staphylococcus aureus dan bakteri Gram negatif Escherichia coli. Metode ekstraksi dengan cara infusa, lama waktu ekstraksi yaitu40 dan 50 menit. Ekstrak yang didapatkan kemudian dievaporasi pelarutnya diatas penangas air kemudian hasil ekstrak dibuat konsentrasi 5 dan 10%. Pengujian antibakteri menggunakan metode Kirby-Bauer yang dimodifikasi. Rendemen tertinggi terdapat pada perlakuan lama ekstraksi infusa 50 menit yaitu sebesar 15,6±0,2 %. Aktivitas antibakteri tertinggi terhadap bakteri S. aureus terdapat pada perlakuan lama ekstraksi 50 menit baik untuk konsentrasi sampel 5% sebesar 7,0 mm (kategori sedang) dan pada konsentrasi sampel 10% sebesar 8,0 mm (kategori sedang). Sedangkan aktivitas antibakteri tertinggi terhadap bakteri E. coli terdapat pada perlakuan lama ekstraksi 50 menit baik pada konsentrasi sampel 5% sebesar 8,0 mm (kategori sedang) dan pada konsentrasi sampel 10% sebesar 8,3 mm (kategori sedang). Dari hasil ini dapat dilihat bahwa ekstrak infusa daun muda mangrove S. alba mempunyai aktivitas antibakteri dengan spektrum yang luas karena dapat menghambat baik  bakteri Gram positif S. aureus maupun Gram negatif E. coli.Kata kunci: Mangrove, Sonneratia alba, infusa, rendemen, antibakteri.
DIVERSIFIKASI PRODUK OLAHAN IKAN DI KELURAHAN TONGKEINA KECAMATAN BUNAKEN KOTA MANADO Wonggo, Djuhria; Reo, Albert Royke
Media Teknologi Hasil Perikanan Vol 6, No 3 (2018)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/mthp.6.3.2018.21263

Abstract

Tujuan program kemitraan masyarakat adalah untuk mengatasi pengangguran dengan cara meningkatkan jumlah partisipan wanita dalam pengadaan pola makan yang berbasis B2SA meningkatkan jumlah pengolah ikan yang bersifat sumber daya lokal, dan Meningkatkan motivasi, partisipasi, dan aktivitas masyarakat dalam program P2KP. Target khusus adalah meningkatkan kemampuan dan keterampilan dari kelompok ibu-ibu dalam teknik diversifikasi produk olahan ikan, dapat dikembangkan menjadi suatu usaha RT, yang dapat mendatangkan nilai tambah keluarga dan pemenuhan protein bagi anak-anak dan ibu hamil. Metode yang diterapkan pada program ini yaitu :penyuluhan tentang pentingnya diversifikasi produk olahan ikan, pelatihan dan pendampingan tentang penyediaan makanan berbasis B2SA dan P2KP yaitu pembuatan nugget dan kaki naga ikan. Serta mengevaluasi penerimaan konsumen terhadap produk yang ditawarkan yaitu kaki naga dan nugget ikan melalui lembar penilaian. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa Produk kaki naga dan nugget ikan dapat menciptakan rasa yang enak walaupun dibuat dari ikan yang sebenarnya sebagian besar masyarakat kurang menyukai ikan tersebut. Hanya 5% panelis yang dapat menentukan ikan sebagai bahan baku kaki naga dan nugget ikan. ini menunjukkan bahwa kaki naga dan nugget ikan dapat menciptakan rasa yang baru dan enak, sehingga hasil menunjukkan bahwa 100% panelis ingin membuat produk olahan tersebut di rumah masing-masing dan mau memilih produk ini sebagai bisnis yang baru.
KANDUNGAN FITOKIMIA, KADAR TOTAL FENOL DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK RUMPUT LAUT Halymenia durvillae Pontoh, Finka Widyastri; Sanger, Grace; Kaseger, Bertie Elias; Wonggo, Djuhria; Montolalu, Roike Iwan; Damongilala, Lena Jeane; Makapedua, Daisy Monica
Media Teknologi Hasil Perikanan Vol 7, No 3 (2019)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/mthp.7.3.2019.23615

Abstract

Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengetahuikandungan fitokimia, kadar total total fenoldan aktivitas antioksidan yang terdapat pada H.durvillaeyang  diekstraksi menggunakan pelarut etanol dan etyl asetat. Analisa uji fitokimiameliputi alkaloid, flavonoid,  saponin, steroid dan triterpenoid ),kadar total fenol menggunakan folin Ciocalteau dan  uji aktivitas antioksidan menggunakan1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl(DPPH). Hasil analisis kandungan fitokimia diperoleh bahwa ekstrak etanol H.durvilaemengandungalkaloid dengan pereaksi wagner, flavonoid fengan pereaksi H2SO4, Saponin, triterpenoid dan steroid sedangkan ekstrak etil asetat mengandung alkaloid dengan pereaksi wagner dan flavonoid dengan pereaksi H2SO4,  Kadar total fenol  H.durvillaeekstrak etanol 70%, etanol 50% dan etyl asetat masing-masing 336,250 mg GAE/gr, 83,750 mg GAE/gr dan 86,250 mg GAE/gr, Aktifitas antioksidan ekstrak etanol H.durvilaeadalah lebih besar dari ekstrak etil asetat, dengan nilai pada etanol 70%sebesar 465,163 ppm dan etanol 50% adalah 614,796 ppm.Hasil penelitian ini  disimpulkan bahwa rumput laut H.durvillae memiliki sejumlah senyawa metabolit sekunder, kadartotal fenolik dan aktifitas antioksidan alami sehingga  dapat dimanfaatkan sebagai bahan pangan fungsional untuk sumber senyawa bioaktif alami.  
EFEK PEMBEKUAN-PELELEHAN BERULANG TERHADAP MUTU SENSORI IKAN CAKALANG (Katsuwonus pelamis L) Tatontos, Sandra Jenspiten; Harikedua, Silvana Dinaintang; Mongi, Eunike Louisje; Wonggo, Djuhria; Montolalu, Lita ADY; Makapedua, Daisy Monica; Dotulong, Verly
Media Teknologi Hasil Perikanan Vol 7, No 2 (2019)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/mthp.7.2.2019.23611

Abstract

Freezing technique is an effective method in storage fishery products. However, the process of freezing and thawing can cause damage to fish meat. Freeze-thaw cycle can results in protein denaturation,  the loss of water holding capacity and decrease in sensory quality (odor, texture, color). This study aims to determine the effect of the freeze-thaw cycle on skipjack sensory quality. Samples were frozen for 24 hours at -24.2ºC and thawed for 24 hours at refrigerator temperature ± 2,4ºC. Freeze-thaw is done repeatedly, 1 time, 2 times, 3 times and 4 times. The results of the study showed that the more we repeated the freezing-thawing cycle, the  less the sensory quality. score average from panelist assesment The results of this study indicates that after 4 times the freeze-thaw cycle treatment decreased the sensory quality of skipjack significantlyKeyword: Freez-thaw cycle, sensory quality. Teknik pembekuan adalah metode pengolahan dan penyimpanan yang efektif untuk produk hasil perikanan. Proses pembekuan juga dapat menyebabkan kerusakan pada daging ikan seperti terjadinya denaturasi protein, penurunan mutu sensori (aroma, tekstur, warna). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek dari pembekuan dan pelelehan secara berulang terhadap kualitas sensori ikan cakalang. Pembekuan dilakukan selama 24 jam pada suhu freezer -24,2ºC dan pelelehan dilakukan selama 24 jam pada suhu lemari es ± 2,4ºC. alur pembekuan-pelelehan dilakukan secara berulang, 1 kali, 2 kali, 3 kali dan 4 kali. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa semakin banyak proses pembekuan-pelelehan yang dilakukan maka nilai mutu sensori. Penelitian ini menunjukkan bahwa setelah 4 kali perlakuan pembekuan-pelelehan terhadap ikan cakalang terjadi penurunan pada penampakkan sensori.Kata kunci: Pembekuan-pelelehan berulang, mutu sensori.