Verly Dotulong, Verly
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Sam Ratulangi, Manado, Sulawesi Utara

Published : 30 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 30 Documents
Search

ISOTERMI SORPSI AIR IKAN KAYU (Katsuo-Bushi) YANG DIBUAT DENGAN KONSENTRASI ASAP CAIR DAN LAMA PERENDAMAN YANG BERBEDA Tinuwo, Greace; Berhimpon, Siegfried; Taher, Nurmeilita; Sanger, Grace; Mongi, Eunike Louisje; Mentang, Feny; Dotulong, Verly
Media Teknologi Hasil Perikanan Vol 7, No 2 (2019)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/mthp.7.2.2019.23614

Abstract

Dried smoked skipjack or better known as Katsuobushi, are included in smoking processed products, which are carried out in several stages. The weight of Katsuobushiis about 20% of the weight of the raw material, with a moisture content of 15-19%, because they have a long process of smoking and drying. According to Berhimpon et al. (2014), the weakness of katsuobushiin the world today is the high content of Polycyclic Aromatic Hydrocarbon (PAH), which it exceeds a maximum of 10 ppb, which it is the standard given by Korean as an importer country. Although, Japan as a bigger importer country did not gave a standard yet, but nowadays consumer have more concern to health. In their research Berhimpon et al. (2016) has examined katsuobushi processed using liquid smoke which it contains PAH <0.25 ppb. In this study katsuobushiwere smoked using liquid smoke, with concentration 2, 4, 6, 8% and soaking time 30, 60, 90, 120 minutes. The parameters tested were water content (AOAC, 2005), pH (AOAC, 2005),and moisture sorption isotherm (MSI) (Berhimpon, 1990). The results showed that soaking time had an effect on the value of water content and pH of liquid smoked katsuobushi, and MSI analysis showed a type 1 sorption isothermic curve and the best equation model fitted the MSI curves was Henderson equation with MRD value  of 4.9.Keyword: Isotherm sorpsi water (ISA) Katsuo-bushi, liquid smoke. Ikan kayu atau lebih dikenal dengan Katsuo-bushi termasuk dalam produk olahan pengasapan, yang dilakukan secara bertahap. Ikan kayu memiliki berat sekitar 20% dari berat bahan baku, dengan kadar air 15-17%, karena mengalami proses pengasapan/pengeringan yang lama. Berhimpon dkk.. (2014), mengatakan bahwa kelemahan ikan kayu yang ada di dunia dewasa ini adalah tingginya kandungan Polycyclic Aromatic Hydrocarbon(PAH) yang melebihi 10 ppb, yaitu standar yang diberikan oleh Korea sebagai negara pengimpor. Walaupun Jepang sebagai negara pengimpor terbesar belum membatasi kandungan PAH, tetapi konsumen dewasa ini sudah mempertimbangkan kesehatan. Pada penelitian selanjutnya Berhimpon et al. (2016) telah meneliti pembuatan ikan kayu dengan menggunakan asap cair dan memperoleh ikan kayu yang kandungan PAH <0,25 ppb.Penelitian ini menggunakan metode pengasapan menggunakan asap cair dengan perlakuan yang digunakan ialah konsentrasi asap cair 2, 4, 6, 8% dan lama perendaman 30, 60, 90, 120 menit. Parameter yang di diuji adalah kadar air (AOAC, 2005), pH (AOAC, 2005), analisa isotermi sorpsi air (Berhimpon, 1990). Hasil yang didapatkan menunjukan bahwa, lama perendaman memberikan pengaruh terhadap nilai kadar air dan pH dari ikan kayu asap cair dan untuk analisa ISA menunjukkan kurva isotermi sorpsi air tipe 1 dan model persamaan yang paling baik adalah persamaan Henderson dengan nilai MRD 4,915. Kata kunci: isotermi sorpsi air (ISA), ikan kayu, asap cair. 
KANDUNGAN FITOKIMIA EKSTRAK ETANOL RUMPUT LAUT SEGAR (Turbinaria sp., Gracilaria sp., dan Halimeda macroloba) Soamole, Hasri H; Sanger, Grace; Harikedua, Silvana Dinaintang; Dotulong, Verly; Mewengkang, Hanny Welly; Montolalu, Roike Iwan
Media Teknologi Hasil Perikanan Vol 6, No 3 (2018)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/mthp.6.3.2018.21259

Abstract

Rumput laut atau dikenal dengan nama seaweed merupakan salah satu organisme laut yang berpotensi sebagai sumber bioaktif, pangan dan obat-obatan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar air dan kandungan senyawa bioaktif seperti, alkaloid, flavonoid, terpenoid, steroid, tanin dan saponin pada tiga jenis rumput laut segar Turbinaria sp., Gracilaria sp., dan Halimeda macroloba. Rumput laut yang dijadikan sampel didapatkan dari daerah Minahasa Utara (pulau Nain). Ekstraksi senyawa bioaktif dilakukan dengan metode maserasi (perendaman) dengan pelarut teknis (etanol), dan perbandingan (1:2 b/v), selama 48 jam pada suhu ruang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan air pada ketiga jenis rumput laut ini bervariasi yaitu 75,6% untuk Turbinaria sp. 90,6% untuk Gracilaria sp. dan 72,7% untuk Halimeda macroloba. Dari penelitian ini juga menunjukkan ketiga jenis rumput laut mengandung senyawa bioaktif seperti; alkaloid, flavonoid, terpenoid, steroid, saponin dan tanin. Dari hasil penelitian pada ketiga jenis rumput laut tersebut dapat disimpulkan bahwa tiga jenis rumput laut tersebut dapat digunakan sebagai pangan fungsional, obat-obatan dan industri makanan karena memiliki senyawa bioaktif.
MUTU KARAGINAN DAN KEKUATAAN GEL DARI RUMPUT LAUT MERAH Kappaphycus alvarezii Erjanan, Sopina; Dotulong, Verly; Montolalu, Roike Iwan
Media Teknologi Hasil Perikanan Vol 5, No 2 (2017)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/mthp.5.2.2017.14872

Abstract

The study aim to determine the quality and gel strength of carrageenan produced by red algae Kappaphycus alvarezii. The carrageenan was produced using various concentration, cooking time and water ratio that is 0.05, 0.1 and 0.15% potassium hydroxide; 1, 1.15, 1.25, 1.5, 3 and 4.5%, potassium chloride (KCl); cooking time 2h or 3h; and carrageenan and water ratio, 1:20L or 1:30L The results showed that the best treatment produced the highest gel strength (188.53 g/cm2) with 17.7% moisture content and 19.9% ash content. This condition was achived by mixing 0.15% KOH and 1.25% KCl, cooked for 2h with 1:20 carrageenan to water ratio.Keyword: Carageenan, Kappaphycus alvarezii, seaweed. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan mutu akhir karaginan dari rumput laut merah Kappaphycus alvarezii yang dibuat dengan 5 perlakuan berbeda. Perlakuan variasi konsentrasi pelarut KOH dan KCl, lama pemasakan, dan perbandingan air yang berbeda. Proses ekstraksi karaginan menggunakan pelarut KOH dengan konsentrasi 0,05%, 0,1 %, dan 0,15% sedangkan pelarut KCl dengan konsentrasi 1%, 1.15%, 1.25%, 1,5%, 3%, dan 4,5%, lama permasakan 2 dan 3 jam, dan perbandingan air 1:20 L dan 1:30 L. Hasil penelitian menunjukan bahwa perlakuaan F dengan konsentrasi  KOH 0,15 + KCl 1,25 % dan lama pemasakan 2 jam,dan perbandingan karaginan dan air 1: 20 Liter menghasilkan  kekuataan gel 188,53 g/cm2, dengan pH 8.04, kadar air 17.75, dan kadar abu 19,99%.Kata Kunci: Karaginan, Kappaphycus alvarezii, rumput laut.
PENGARUH KONSENTRASI PELARUT DAN LAMA EKSTRAKSI PADA PRODUKSI KARAGENAN Gerung, Marselino S; Montolalu, Roike Iwan; Lohoo, Helen Jenny; Dotulong, Verly; Taher, Nurmeilita; Mentang, Feny; Sanger, Grace
Media Teknologi Hasil Perikanan Vol 7, No 1 (2019)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/mthp.7.1.2019.23908

Abstract

The purpose of this study is to obtain carrageenan from red seaweed Kappaphycus alvarezii using the steam method. In this study the treatment of 4% NaOH and 5% KOH was used and the extraction time was 7 hours and 10 hours. The stages of making carrageenan are; drying, soaking, washing, extraction, settling, filtering, drying and grinding. The results of this study showed that the highest yield was in 4% NaOH treatment, 10-hour extraction time was equal to 18.15%. The lowest water content was obtained from 5% KOH treatment, 10 extraction time which was 1.9%. The best pH value is in 4% NaOH treatment, 10 hours extraction time is 7.58. The best results of gel strength were obtained from 5% KOH treatment, 7 hours extraction time which was 78.3 mm/g/sec.Keyword: Carrageenan, Kappaphycus alvarezii, Steam Method, NaOH, KOH.Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan karaginan dari rumput laut merah Kappaphycus alvarezii dengan menggunakan metode uap. Pada penelitian ini digunakan perlakuan konsentrasi NaOH 4% dan KOH 5% dan waktu ekstraksi 7 jam dan 10 jam. Tahapan pembuatan karaginan ini adalah pengeringan, perendaman, pencucian, ekstraksi, pengendapan, penyaringan, pengeringan dan penggilingan. Hasil penelitian ini diperoleh rendemen terbanyak ada pada perlakuan NaOH 4%, waktu ekstraksi 10 jam yaitu sebesar 18,15%. Kadar air yang paling rendah diperoleh dari perlakuan KOH 5%, waktu ekstraksi 10 yaitu sebesar 1,9%. Nilai pH terbaik ada pada perlakuan NaOH 4%, waktu ekstraksi 10 jam yaitu sebesar 7,58. Hasil penelitian kekuatan gel paling terbaik diperoleh dari perlakuan KOH 5%, waktu ekstraksi 7 jam yaitu sebesar 78,3 mm/g/det.Kata kunci: Karaginan, Kappaphycus alvarezii, Metode Uap, NaOH, KOH.
MUTU IKAN ROA (Hemirhamphus sp) ASAP YANG DIJUAL DI PASAR BERSEHATI KOTA MANADO SULAWESI UTARA Dotulong, Verly; Patty, Chlara Noni; Suwetja, I Ketut
Media Teknologi Hasil Perikanan Vol 6, No 3 (2018)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/mthp.6.3.2018.21386

Abstract

Di kota Manado, ikan roa termasuk salah satu jenis ikan yang diolah dengan cara pengasapan. Cara pengolahan ini dapat memberi aroma dengan citarasa yang khas pada ikan yang diolah karena adanya senyawa kimia dari hasil pembakaran bahan bakar alami. Baik pasar swalayan maupun pasar tradisional merupakan tempat penjualan ikan roa asap, dimana pasar Bersehati adalah salah satu pasar tradisional di kota Manado yang menjadi tempat penjualan ikan roa asap. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui mutu ikan roa asap melalui uji kadar air, pH, TVB-N, TPC dan organoleptik selama penyimpanan suhu kamar 0, 7, 14 dan 21 hari dengan menggunakan metode eksploratif deskriptif. Hasil penelitian adalah sebagai berikut: nilai kadar air tertinggi adalah 13,38%, Nilai pH tertinggi adalah 6,9, nilai TVB-N tertinggi adalah 59, 64 mg N/100 g sampel, Nilai TPC tertinggi adalah 7,76 x 104 CFU/g, Nilai organoleptik kenampakan terendah adalah 5,3 , Nilai organoleptik bau terendah adalah 6,4, nilai organoleptik rasa terendah adalah 6,1, dan nilai tekstur terendah adalah 6,7. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa sampai hari penyimpanan ke-21pada suhu kamar mutu ikan roa masih tergolong baik, kecuali untuk nilai kenampakan adalah 5,3, hal kemungkinan disebabkan karena warna ikan roa asap agak hitam karena asap yang agak banyak pada waktu pengasapan.
TINGKAT KESUKAAN NUGGET DAN KAKI NAGA IKAN HASIL OLAHAN KELOMPOK WANITA KAUM IBU (WKI) GMIM SOLAFIDE KELURAHAN GIRIAN INDAH KECAMATAN GIRIAN KOTA BITUNG PROVINSI SULAWESI UTARA Dotulong, Verly; Montolalu, Lita ADY; Wonggo, Djuhria
Media Teknologi Hasil Perikanan Vol 7, No 3 (2019)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/mthp.7.3.2019.24368

Abstract

Mitra dari Program Kemitraan Masyarakat (PKM) ini adalah wainta Kaum Ibu (WKI) Jemaat GMIM Solafide yang berlokasi di Kelurahan Girian Indah, Kecamatan Girian Kota Bitung Provinsi Sulawesi Utara. Para wanita ini tergabung dalam kelompok organisasi Gereja yaitu Wanita Kaum Ibu (WKI) Kolom 10. Dipilihnya kelompok WKI Kolom 10 ini dikarenakan ada beberapa kepala keluarga berprofesi sebagai nelayan dan mereka adalah penerima raskin. Yang diikutsertakan dalam kegiatan kelompok PKM ini adalah 7 orang kader yang adalah pengurus WKI Kolom 10. Masalah yang dihadapi oleh nelayan di daerah ini apabila hasil tangkapan melimpah, harga ikan akan murah dan banyak yang tersisa tidak laku dijual, diolah seadanya misalnya dibakar atau digoreng. Tujuan kegiatan ini yaitu memanfaatkan hasil tangkapan ikan yang melimpah, dan meningkatkan keterampilan kaum ibu (istri nelayan) dalam melakukan berbagai bentuk olahan ikan seperti nugget ikan, dan kaki naga ikan sebagai pangan yang kaya gizi dan digemari terutama oleh anak-anak. Metode pelaksanaan yang diterapkan pada program ini yaitu: (1) Penyuluhan dan pelatihan tentang pengolahan nugget dan kaki naga ikan, (2) Pendampingan dan (3) Evaluasi. Hasil yang dicapai dari kegiatan PKM ini adalah ibu-ibu WKI Kolom 10 (isteri nelayan) telah memahami manfaat makan ikan bagi kesehatan dan kecerdasan anak-anak, cara mengolah nuget dan kaki naga ikan sebagai makanan sehat, bergizi dan mempunyai rasa yang lezat yang disukai oleh mitra PKM dari anak-anak hingga orang dewasa, hingga nantinya bisa dikembangkan sebagai skala usaha rumah tangga. Mitra PKM lebih menyukai produk nugget ikan dibandingkan kaki naga ikan
PKM KELOMPOK PKK (ISTRI NELAYAN) KELURAHAN MOLAS KECAMATAN BUNAKEN KOTA MANADO PROVINSI SULAWESI UTARA TENTANG DIVERSIFIKASI PRODUK OLAHAN IKAN Dotulong, Verly; Montolalu, Lita ADY
Media Teknologi Hasil Perikanan Vol 7, No 1 (2019)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/mthp.7.1.2019.21260

Abstract

Mitra sasaran program ini berlokasi di Lingkungan IV dan V Kelurahan Molas Kecamatan Bunaken Kota Manado. Penduduk Lingkungan IV hampir setengah berprofesi sebagai nelayan dan penduduk Lingkungan V lebih dari setengahnya berprofesi juga sebagai nelayan. Masyarakat nelayan ini sudah melakukan kegiatan sebagai nelayan secara turun temurun, dimana kegiatan melaut dilakukan oleh kaum pria, dan para wanita menjual ikan di pasar Tuminting (pasar terdekat dengan pemukiman), ada juga kaum wanita yang menjadi pedagang ikan segar keliling. Para wanita ini tergabung dalam kelompok organisasi kemasyarakatan PKK, dimana masing-masing kelompok akan diikutsertakan 3 orang kader dalam program kemitraan masyarakat (PKM) ini. Masalah yang dihadapi oleh nelayan di daerah ini apabila hasil tangkapan melimpah, harga ikan akan murah dan banyak yang tersisa tidak laku dijual, diolah seadanya misalnya dibakar atau digoreng. Tujuan kegiatan ini yaitu: (1) Memanfaatkan hasil tangkapan ikan yang melimpah, (2) Meningkatkan keterampilan kaum ibu (istri nelayan) dalam melakukan berbagai bentuk olahan ikan seperti nugget ikan dan kaki naga ikan sebagai pangan yang kaya gizi. Metode pelaksanaan yang akan diterapkan pada program ini yaitu: (1) Penyuluhan dan pelatihan diversifikasi olahan ikan, (2) Pendampingan dan (3) Evaluasi. Hasil yang dicapai dari kegiatan PKM ini yaitu terjadi peningkatan pengetahuan pada ibu-ibu PKK (istri nelayan) di Desa Molas tentang manfaat makan ikan bagi kesehatan dan bagaimana membuat nugget dan kaki naga ikan sebagai makanan sehat, bergizi dan mempunyai rasa yang lezat yang bisa dikembangkan sebagai skala usaha rumah tangga.
ANALISA KADAR AIR, pH, DAN KAPANG PADA IKAN CAKALANG (Katsuwonus pelamis, L) ASAP YANG DIKEMAS VAKUM PADA PENYIMPANAN SUHU DINGIN Kaban, David Hadrianus; Timbowo, Semuel Marthen; Pandey, Engel Victor; Mewengkang, Hanny Welly; Palenewen, Joyce CV; Mentang, Feny; Dotulong, Verly
Media Teknologi Hasil Perikanan Vol 7, No 3 (2019)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/mthp.7.3.2019.23624

Abstract

Ikan merupakan salah satu bahan makanan yang mudah mengalami kemunduran mutu.Kemunduran mutu ikan disebabkan oleh aksi enzimatis dan aksi bakteri. Kedua aksi ini menguraikan komponen penyusun jaringan tubuh ikansehingga menghasilkan perubahan fisik seperti daging ikan menjadi lunak dan perubahan kimia yang menghasilkan senyawa mudah menguap dan berbau busuk. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa dan membandingkan jumlah Kadar Air ,pH, dan Kapang Pada Ikan Cakalang Asap (Katsuwonus pelamis, L) Asap yang dikemas Vakum Pada Penyimpanan Suhu Dingin selama 0 sampai 7 hari. Metode Analisa yang digunakan yaitu data deskriptif dilakukan dengan pengumpulan dan penyajian informasi sesuai dari hasil pengujian di Laboratium.Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen eksploratif yaitu mengungkapkan fakta-fakta berdasarkan problema yang ada melalui hipotesa. penelitian eksperimen eksploratif adalah penjelajahan yangbermaksud mencari problema-problema atau pengembangan hipotesa tentang hubungan sebabakibat atau gejala. Perlakuan yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu 0-7 hari dengan pengulangan yang dilakukan yaitu sebanyak 2 kali. Dari hasil penelitian diperoleh; nilai kadar air tertinggi pada ikan cakalang asap yang berasal dari Pasar ikan Sario(62,5%)penyimpanan 0-7 hari,terendah (55%) penyimpanan 0 hari pada ikan cakalang asap yang diolah sendiri; nilai pH tertinggi6,25 pada ikan cakalang asap dari Pasar Sario penyimpanan 7 haridan terendah 5,64 penyimpanan 0 haripada ikan cakalang asap yang diolah sendiri; Nilai total koloni kapang tertinggi 8.9 X 103 pada ikancakalang asap dari penjual ikan di Sariopenyimpanan hari ke 7 dan terendah 1.3 X 103pada ikan cakalang asapdari penjual ikan di Sario penyimpanan hari ke 0 namun nilai kapang dari kedua sampel sudah tidak memenuhi SNI (2013).
EKSTRAKSI KARAGINAN RUMPUT LAUT MERAH (Kappaphycus alvarezii) DENGAN PERLAKUAN PERENDAMAN DALAM LARUTAN BASA Panggabean, Jessica E; Dotulong, Verly; Montolalu, Roike Iwan; Damongilala, Lena Jeane; Harikedua, Silvana Dinaintang; Makapedua, Daisy Monica
Media Teknologi Hasil Perikanan Vol 6, No 3 (2018)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/mthp.6.3.2018.20642

Abstract

Semi-refined carrageenan are a type of carrageeanan product that have a low level of purity because it still contains a small amount of selulose within the carageenan. The purpose of this study is to find out the effect of the concentration of both NaOH and KOH towards rendemen, and the physical and chemical charactheristic of semi refined carrageenan made from kappaphycus alvarezii seaweed,  and also to minimize the use of chemical product on SRC production process. The method used in this study is steaming method. The results are the rendemen from NaOH is 10% and KOH 14%. This proves that the concentration of alkali affects the amount of rendemen. The higher the amount of alkali used, the higher the amount of rendemen obtained.  Water content obtained from the NaOH samples are 3,75%; while those from the KOH samples are 5%.  The ash content of semi-refined carrageenan obtain from NaOH samples are 55,42% and KOH are 55,27%. For the pH level on semi-refined carrageenan obtain from the NaOH samples are 8,06; and KOH are 8,69. The alkali concentration  greatly affects the amount of rendemen that is obtained because a higher concentration of alkali during the alkalization process will result in higher pH level, therefore the extration ability of alkali are increased.
PERBAIKAN MUTU ORGANOLEPTIK IKAN ROA (Hemirhamphus sp.) ASAP MELALUI METODE PENGASAPAN RUANG TERTUTUP Dotulong, Verly; Montolalu, Lita ADY
Media Teknologi Hasil Perikanan Vol 6, No 1 (2018)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/mthp.6.1.2018.18927

Abstract

Ikan julung-julung (Hermihampus sp.) asap dengan nama lokal ikan roa asap adalah salah satu jenis olahan ikan yang ada di Sulawesi Utara, jenis olahan ini mempunyai rasa yang khas keasap-asapan yang digemari oleh masyarakat bahkan sering dijadikan oleh-oleh khas Manado yang dibawa ke daerah lain. Ikan asap ini dihasilkan melalui kombinasi dua metode pengasapan yaitu pengasapan panas dan pengasapan dingin. Lokasi penelitian (pengolahan ikan asap) bertempat di desa Nain Kecamatan Wori Kabupaten Minahasa Utara Provinsi Sulawesi Utara yang secara geografis terletak di pesisir pantai dengan potensi perikanan laut yang potensial untuk dikembangkan, dimana 79% dari masyarakatnya berprofesi sebagai nelayan, dan sekitar 59% adalah pengolah ikan roa asap, proses pengolahan ikan asap di daerah ini menggunakan ruang pengasapan terbuka yang sederhana. Penelitian ini bertujuan melihat pengaruh ruang pengasapan tertutup dan lama penyimpanan pada suhu ruang selama 10, 20 dan 30 hari terhadap mutu organoleptik ikan roa asap. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksploratif deskriptif yaitu mengumpulkan data fakta yang telah tersedia di lapangan melalui pencatatan dan pengamatan secara terperinci dan sistematik kemudian dilakukan analisa data berdasarkan data kualitatif dan kuantitatif. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa pengasapan dengan ruang pengasapan tertutup yang dirancang oleh peneliti menghasilkan ikan roa asap dengan mutu organoleptik lebih tinggi selama penyimpanan pada suhu ruang dibandingkan dengan mutu ikan roa asap yang diasapi pada ruang pengasapan terbuka milik pengolah yang ada di desa Nain.