Lita ADY Montolalu
Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan, Universitas Sam Ratulangi, Manado, Sulawesi Utara

Published : 19 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

AKTIVITAS ANTIBAKTERI AIR REBUSAN DAUN MANGROVE Sonneratia alba Sendukh, Toar Waraney; Linggama, Gisella Aisyah; Kembaren, Meiliani Sembiring; Montolalu, Lita ADY
Media Teknologi Hasil Perikanan Vol 7, No 3 (2019)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/mthp.7.3.2019.23623

Abstract

tradisional untuk mengobati beberapa penyakit. Penggunaan daun, buah, kulit kayu, batang, akar dan buah dari beberapa spesies mangrove dan memiliki senyawa yang bersifat antibakteri. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui aktivitas antibakteri yang terdapat pada ekstrak daun mangrove Sonneratia alba untuk menghambat bakteri S. aureus danE. coli. Menggunakan metode ekstraksi infusa dengan cara direbus selama  10, 20, dan 30 menit setelah itu di rebus kembali dengan air api kecil kemudian di keringkan dalam oven dengan suhu 75-80°C dengan konsentrasi ekstrak 50.000 ppm dan 10.000 ppm, kontrol positif (kloramfenikol), dan kontrol negatif (aquades). Hasil pengujian antibakteri menunjukkan bahwa ekstrak air rebusan daun mangrove Sonneratia albamempunyai aktivitas paling besar pada perlakuan 30 menit konsentrasi 100.000 ppm terhadap bakteri E. colididapatkan rata-rata zona hambat sebesar 11,7 mm. Sedangkan pada bakteri S. aureus, paling besar pada perlakuan 30 menit konsentrasi 50.000 mendapatkan rata-rata zona hambat sebesar 7,5 mm. 
KARAKTERISTIK SIFAT FISIKA KIMIA KARAGINAN RUMPUT LAUT Kappaphycus alvarezii PADA BERBAGAI UMUR PANEN YANG DIAMBIL DARI DAERAH PERAIRAN DESA ARAKAN KABUPATEN MINAHASA SELATAN Bunga, Selvanda M; Montolalu, Roike Iwan; Harikedua, Johanna; Montolalu, Lita ADY; Watung, Alexander H; Taher, Nurmeilita
Media Teknologi Hasil Perikanan Vol 1, No 2 (2013)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/mthp.1.2.2013.767

Abstract

Rumput laut Kappaphycus alvarezii merupakan salah satu komoditas unggulan penghasil karaginan yang banyak dimanfaatkan dalam industri kertas, tekstil, fotografi, pasta dan pengalengan ikan. Karaginan dipakai dalam bebaragi industri karena berfungsi sebagai pengatur keseimbangan, bahan pengental, pembentuk gel, dan pengemulsi. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui dan membandingkan sifat fisika kimia karaginan rumput laut dari berbagai umur panen, serta menentukan umur panen yang tepat. Penelitian dilakukan 2 tahap, tahap pertama penanaman rumput laut di daerah perairan desa Arakan  dan diambil dalam waktu 0 (bibit), 10, 20, 30, 40 dan 50 hari. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa rendemen karaginan tertinggi diperoleh dari perlakuan 20 hari (28,402%), kadar air terendah diperoleh pada hari ke 30 (13,76%), kadar abu terendah diperoleh pada hari ke 30 (16,19%), nilai viskositas terendah diperoleh pada hari ke 20 dan 50 (60 cps) dan kekuatan gel tertinggi diperoleh pada hari ke 50 (78,505 g/cm2). Karakteristik kimia untuk parameter kadar air, tidak memenuhi standard yang ditetapkan (12%) dan karakteristik fisika untuk parameter kekuatan gel juga belum memenuhi standard yang ditetapkan (900–1200 g/cm2). Hasil Penelitian ini, diharapkan bisa memberi informasi tentang kandungan fisika kimia karaginan yang terkandung dalam rumput laut dalam perannya di bidang industri perikanan dan kelautan.
KOMPOSISI IODIUM PADA PRODUK MANISAN RUMPUT LAUT Mongi, Eunike Louisje; Harikedua, Silvana Dinaintang; Montolalu, Lita ADY
Media Teknologi Hasil Perikanan Vol 7, No 3 (2019)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/mthp.7.3.2019.24367

Abstract

Rumput laut jenis Kappaphycus alvarezii digunakan sebagai bahan baku dalam penelitian ini. Rumput laut ini dipotong dengan ukuran 5 dan 15 cm. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat seberapa banyak nutrisi iodium yang hilang selama proses pengolahan manisan pada 2 ukuran potong rumput laut yang berbeda. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan pola percobaan faktorial 1x2, kombinasi perlakuan diulang sebanyak 2 kali sehingga diperoleh 4 satuan percobaan. Uji ortogonal kontras digunakan untuk melihat apakah ada perbedaan antara dua jenis ukuran potong. Pengamatan dilakukan selama proses pencucian, perendaman dan terhadap produk manisan. Tahapan pengamatan sebagai berikut: pencucian (rumput laut dan air cucian), 3 kali perendaman (rumput laut dan air rendaman) dan dalam bentuk produk manisan. Analisa data menunjukkan bahwa proses pencucian dan perendaman mempengaruhi komposisi iodium pada rumput laut. Kadar iodium K. alvarezii mengalami penurunan selama proses pencucian dan perendaman juga pada pengolahan manisan. Hasil uji ortogonal kontras menunjukkan ukuran potong tidak berpengaruh terhadap kadar iodium manisan rumput laut. Secara umum, proses pengolahan manisan rumput laut tidak menyebabkan kehilangan komponen nutrisi iodium yang berarti. Kappaphycus alvarezii were used as a raw material of this research. Those were sliced into two different sizes, 5 cm and 15 cm, in order to determine how much nutrition was lost for the two different size and as well as how slice size that affected iodine composition in the final seaweed sweet product. The completely random design with a 1 by 2 factorial experimental pattern, treatment combinations were repeated two times with total of 4 experimental units. To compare the composition of iodine in two size of seaweed used an orthogonal contrast test was performed. The sequence of observation were followed: washing (seaweed and washing water), 3 times of soaking (seaweed and soaking water), and the production of seaweed sweet. Analysis in iodine content in K. alvarezii 1.2% respectively and then showed a decrease after the final soaking process, i.e. 0.45% and 0.7% respectively. This means that more iodine composition was split into the washing water by K. alvarezii 0.7% respectively. The result of analysis variance on iodine content did not find an interaction between two seaweed slice sizes. Orthogonal contrast test showed that there slice size had no effect on sweet iodine content. Seaweed have the necessary characteristics to be used as raw material for processed seaweed products, especially because of their iodine composition. Changes in the composition of iodine during preparation processes do not constitute significant nutrition component losses.
AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK AIR REBUSAN DAUN MANGROVE SEGAR Sonneratia alba DI DESA WORI KABUPATEN MINAHASA UTARA Linggama, Gisella Aisyah; Montolalu, Lita ADY; Salindeho, Netty; Taher, Nurmeilita; Harikedua, Silvana Dinaintang; Makapedua, Daisy Monica; Damongilala, Lena Jeane
Media Teknologi Hasil Perikanan Vol 7, No 2 (2019)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/mthp.7.2.2019.23612

Abstract

The purpose of this study was to determine the antibacterial activity in the extracts of Sonneratia alba mangrove leaf inhibiting Staphylococcus aureus and Escherichia coli bacteria. The infusion extraction method was used to extract fresh leaves. Fresh leaves was boiled for 40 and 50 minutes then was boiled again with small fire continued with dried in an oven with a temperature of 75–80°C. The ananlysis was conducted to  an extract  of 5% and 10%, positive control (chloramphenicol), and negative control (aquades). The disc diffusion Kirby and Bauer method which has been modified was performed in these samples. The results showed that antibacterial activity from extracts of fresh mangrove leaf  was shown against both tested bacteria and explained the broad spectrum antibacterial compounds.Keyword: Sonneratia alba, antibacterial, infusion.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas antibakteri yang terdapat pada ekstrak air rebusan daun mangrove Sonneratia alba dalam menghambat bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Metode ekstraksi infusa digunakan untuk mengekstrak daun mangrove segar. Caranya yaitu daun direbus selama 40 dan 50 menit setelah itu direbus kembali dengan air api kecil kemudian dikeringkan dalam oven dengan suhu 75–80°C. Pengujian dilakukan pada konsentrasi ekstrak 5% dan 10%, kontrol positif (kloramfenikol), dan kontrol negatif (akuades). Pengujian aktivitas antibakteri dilakukan dengan metode difusi agar (disc diffusion Kirby and Bauer) yang telah dimodifikasi. Hasil yang diperoleh yaitu ekstrak air rebusan daun mangrove segar memiliki sifat antibakteri terhadap kedua bakteri uji sehingga senyawa antibakteri dari ekstrak air rebusan daun mangrove dikategorikan berspektrum luas.Kata kunci: Sonneratia alba, antibakteri, infusa.
KAJIAN MUTU IKAN CAKALANG (Katsuwonus pelamis L) SEGAR DI PASAR BERSEHATI MANADO Daud, Nashadin; Suwetja, I Ketut; Montolalu, Lita ADY
Media Teknologi Hasil Perikanan Vol 2, No 2 (2014)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/mthp.2.2.2014.6850

Abstract

Sampel penelitian ini diambil mengikuti proses penanganan ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis L) di pasar Bersehati kota Manado. Sebelum dipajang untuk dijual, ikan diberi perlakuan pendinginan dengan cara penambahan es untuk melihat dampak proses terhadap mutu ikan sampai ke konsumen. Untuk itu kami melakukan penelitian tentang kajian mutu ikan Cakalang di Pasar Bersehati kota Manado. Mengkaji mutu ikan Cakalang segar yang dijual di pasar Bersehati kota Manado menggunakan perlakuan yaitu pada jam 06.00–07.00, jam 11.00–12.00 dan jam 16.00–17.00, dan pedagang yang terdiri dari pedagang 1, pedagang 2 dan pedagang 3. Ulangan dalam penelitian ini adalah 3 kali pengambilan sampel yaitu hari pertama, kedua dan ketiga. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan dianalisis menggunakan Microsoft excel untuk mendapatkan nilai rata-rata.Hasil Penelitian adalah sebagai berikut: nilai rata-rata pH ikan Cakalang segar di pasar Bersehati sampel untuk pedagang 1, 2 dan 3 pada jam 06.00–07.00 adalah 5,37. Nilai rata-rata pH sampel untuk pedagang 1, 2 dan 3 pada pengambilan ikan Cakalang jam 12.00–13.00 adalah 5,46 dan nilai rata-rata pH sampel untuk pedagang 1, 2 dan 3 pada jam 16.00–17.00 adalah 5,43. Data ini menunjukkan bahwa pengambilan sampel jam 06.00–07.00, 11.00–12.00, dan 16.00–17.00 mendapatkan nilai yang cukup rendah. Ini berarti dari nilai pH, ikan sampel masih layak dikonsumsi. Nilai rata-rata TVB-N ikan Cakalang sampel untuk pedagang 1, 2 dan 3 pada jam 06.00–07.00 adalah 10,82 mg-N/100g. Nilai rata-rata TVB-N sampel untuk pedagang 1, 2 dan 3 pada pengambilan ikan Cakalang jam 12.00–13.00 adalah 13,25 mg-N/100g dan nilai rata-rata TVB-N sampel untuk pedagang 1, 2 dan 3 pada jam 16.00–17.00 adalah 21.81 mg-N/100g. Data ini menunjukkan bahwa pengambilan sampel jam 06.00–07.00, 11.00–12.00 dan 16.00–17.00 mendapatkan nilai yang cukup rendah, lebih rendah dari nilai ambang batas TVB-N untuk ikan segar yaitu 30 mg N/100g sampel. Ini berarti dari nilai TVB-N, ikan sampel masih layak dikonsumsi. Nilai organoleptik yaitu mata, insang, lendir permukaan badan, daging (warna dan permukaan), dan tekstur terdapat korelasi positif yaitu nilai pada ketiga pedagang terdapat pada pengambilan sampel jam 06.00–07.00, selanjutnya menurun pada pengambilan sampel jam 11.00–12.00 dan 16.00–17.00, walaupun demikian nilai organoleptik masih masuk kategori ikan bermutu segar dan agak segar.Kata kunci: Ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis L), kajian mutu, pH, TVB-N, organoleptik.
TINGKAT KESUKAAN NUGGET DAN KAKI NAGA IKAN HASIL OLAHAN KELOMPOK WANITA KAUM IBU (WKI) GMIM SOLAFIDE KELURAHAN GIRIAN INDAH KECAMATAN GIRIAN KOTA BITUNG PROVINSI SULAWESI UTARA Dotulong, Verly; Montolalu, Lita ADY; Wonggo, Djuhria
Media Teknologi Hasil Perikanan Vol 7, No 3 (2019)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/mthp.7.3.2019.24368

Abstract

Mitra dari Program Kemitraan Masyarakat (PKM) ini adalah wainta Kaum Ibu (WKI) Jemaat GMIM Solafide yang berlokasi di Kelurahan Girian Indah, Kecamatan Girian Kota Bitung Provinsi Sulawesi Utara. Para wanita ini tergabung dalam kelompok organisasi Gereja yaitu Wanita Kaum Ibu (WKI) Kolom 10. Dipilihnya kelompok WKI Kolom 10 ini dikarenakan ada beberapa kepala keluarga berprofesi sebagai nelayan dan mereka adalah penerima raskin. Yang diikutsertakan dalam kegiatan kelompok PKM ini adalah 7 orang kader yang adalah pengurus WKI Kolom 10. Masalah yang dihadapi oleh nelayan di daerah ini apabila hasil tangkapan melimpah, harga ikan akan murah dan banyak yang tersisa tidak laku dijual, diolah seadanya misalnya dibakar atau digoreng. Tujuan kegiatan ini yaitu memanfaatkan hasil tangkapan ikan yang melimpah, dan meningkatkan keterampilan kaum ibu (istri nelayan) dalam melakukan berbagai bentuk olahan ikan seperti nugget ikan, dan kaki naga ikan sebagai pangan yang kaya gizi dan digemari terutama oleh anak-anak. Metode pelaksanaan yang diterapkan pada program ini yaitu: (1) Penyuluhan dan pelatihan tentang pengolahan nugget dan kaki naga ikan, (2) Pendampingan dan (3) Evaluasi. Hasil yang dicapai dari kegiatan PKM ini adalah ibu-ibu WKI Kolom 10 (isteri nelayan) telah memahami manfaat makan ikan bagi kesehatan dan kecerdasan anak-anak, cara mengolah nuget dan kaki naga ikan sebagai makanan sehat, bergizi dan mempunyai rasa yang lezat yang disukai oleh mitra PKM dari anak-anak hingga orang dewasa, hingga nantinya bisa dikembangkan sebagai skala usaha rumah tangga. Mitra PKM lebih menyukai produk nugget ikan dibandingkan kaki naga ikan
PKM KELOMPOK PKK (ISTRI NELAYAN) KELURAHAN MOLAS KECAMATAN BUNAKEN KOTA MANADO PROVINSI SULAWESI UTARA TENTANG DIVERSIFIKASI PRODUK OLAHAN IKAN Dotulong, Verly; Montolalu, Lita ADY
Media Teknologi Hasil Perikanan Vol 7, No 1 (2019)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/mthp.7.1.2019.21260

Abstract

Mitra sasaran program ini berlokasi di Lingkungan IV dan V Kelurahan Molas Kecamatan Bunaken Kota Manado. Penduduk Lingkungan IV hampir setengah berprofesi sebagai nelayan dan penduduk Lingkungan V lebih dari setengahnya berprofesi juga sebagai nelayan. Masyarakat nelayan ini sudah melakukan kegiatan sebagai nelayan secara turun temurun, dimana kegiatan melaut dilakukan oleh kaum pria, dan para wanita menjual ikan di pasar Tuminting (pasar terdekat dengan pemukiman), ada juga kaum wanita yang menjadi pedagang ikan segar keliling. Para wanita ini tergabung dalam kelompok organisasi kemasyarakatan PKK, dimana masing-masing kelompok akan diikutsertakan 3 orang kader dalam program kemitraan masyarakat (PKM) ini. Masalah yang dihadapi oleh nelayan di daerah ini apabila hasil tangkapan melimpah, harga ikan akan murah dan banyak yang tersisa tidak laku dijual, diolah seadanya misalnya dibakar atau digoreng. Tujuan kegiatan ini yaitu: (1) Memanfaatkan hasil tangkapan ikan yang melimpah, (2) Meningkatkan keterampilan kaum ibu (istri nelayan) dalam melakukan berbagai bentuk olahan ikan seperti nugget ikan dan kaki naga ikan sebagai pangan yang kaya gizi. Metode pelaksanaan yang akan diterapkan pada program ini yaitu: (1) Penyuluhan dan pelatihan diversifikasi olahan ikan, (2) Pendampingan dan (3) Evaluasi. Hasil yang dicapai dari kegiatan PKM ini yaitu terjadi peningkatan pengetahuan pada ibu-ibu PKK (istri nelayan) di Desa Molas tentang manfaat makan ikan bagi kesehatan dan bagaimana membuat nugget dan kaki naga ikan sebagai makanan sehat, bergizi dan mempunyai rasa yang lezat yang bisa dikembangkan sebagai skala usaha rumah tangga.
PERBAIKAN MUTU ORGANOLEPTIK IKAN ROA (Hemirhamphus sp.) ASAP MELALUI METODE PENGASAPAN RUANG TERTUTUP Dotulong, Verly; Montolalu, Lita ADY
Media Teknologi Hasil Perikanan Vol 6, No 1 (2018)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/mthp.6.1.2018.18927

Abstract

Ikan julung-julung (Hermihampus sp.) asap dengan nama lokal ikan roa asap adalah salah satu jenis olahan ikan yang ada di Sulawesi Utara, jenis olahan ini mempunyai rasa yang khas keasap-asapan yang digemari oleh masyarakat bahkan sering dijadikan oleh-oleh khas Manado yang dibawa ke daerah lain. Ikan asap ini dihasilkan melalui kombinasi dua metode pengasapan yaitu pengasapan panas dan pengasapan dingin. Lokasi penelitian (pengolahan ikan asap) bertempat di desa Nain Kecamatan Wori Kabupaten Minahasa Utara Provinsi Sulawesi Utara yang secara geografis terletak di pesisir pantai dengan potensi perikanan laut yang potensial untuk dikembangkan, dimana 79% dari masyarakatnya berprofesi sebagai nelayan, dan sekitar 59% adalah pengolah ikan roa asap, proses pengolahan ikan asap di daerah ini menggunakan ruang pengasapan terbuka yang sederhana. Penelitian ini bertujuan melihat pengaruh ruang pengasapan tertutup dan lama penyimpanan pada suhu ruang selama 10, 20 dan 30 hari terhadap mutu organoleptik ikan roa asap. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksploratif deskriptif yaitu mengumpulkan data fakta yang telah tersedia di lapangan melalui pencatatan dan pengamatan secara terperinci dan sistematik kemudian dilakukan analisa data berdasarkan data kualitatif dan kuantitatif. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa pengasapan dengan ruang pengasapan tertutup yang dirancang oleh peneliti menghasilkan ikan roa asap dengan mutu organoleptik lebih tinggi selama penyimpanan pada suhu ruang dibandingkan dengan mutu ikan roa asap yang diasapi pada ruang pengasapan terbuka milik pengolah yang ada di desa Nain.
KANDUNGAN TOTAL FENOL DALAM RUMPUT LAUT Caulerpa racemosa YANG BERPOTENSI SEBAGAI ANTIOKSIDAN Djapiala, Fera Yusniarti; Montolalu, Lita ADY; Mentang, Feny
Media Teknologi Hasil Perikanan Vol 1, No 2 (2013)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/mthp.1.2.2013.1859

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan total fenol dari ekstrak methanol rumput laut Caulerpa racemosa kering dan mempelajari aktivitas antioksidan yang diekstrak dengan methanol dari C. racemosa kering. Pada ekstrak methanol C. racemosa setelah diidentifikasi dengan beberapa uji yang diterapkan seperti uji total fenol, uji aktivitas antioksidan DPPH, uji FRAP dan uji pengkelat ion membuktikan bahwa adanya aktivitas antioksidan yang berada di dalam ekstrak. Dapat dilihat dari hasil pengujian pada setiap uji yang dilakukan berturut turut: pada uji total fenol didapat hasil 1335,59, 2165,62, 2624,62 mg GAE/gr, uji aktivitas antioksidan metode DPPH didapatkan nilai 31,33, 31,00 dan 30,88 % penghambatan, uji FRAP didapatkan nilai berturut-turut 46,76, 46,31, 46,62 mg/ml dan uji pengkelat ion didapatkan nilai 63,79, 64,22, 65,52%. Pada pengujian kandungan total fenol tidak berkorelasi positif dengan aktivitas antioksidan yang terdapat dalam ekstrak C. racemosa. Hal ini dikarenakan tidak semua senyawa fenol yang diekstrak dalam pelarut methanol merupakan senyawa fenol yang dapat berfungsi sebagai antioksidan yang dapat dilihat pada pengujian aktivitas antioksidan berbanding lurus dengan pengkelat ion.
EFEK PEMBEKUAN-PELELEHAN BERULANG TERHADAP MUTU SENSORI IKAN CAKALANG (Katsuwonus pelamis L) Tatontos, Sandra Jenspiten; Harikedua, Silvana Dinaintang; Mongi, Eunike Louisje; Wonggo, Djuhria; Montolalu, Lita ADY; Makapedua, Daisy Monica; Dotulong, Verly
Media Teknologi Hasil Perikanan Vol 7, No 2 (2019)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/mthp.7.2.2019.23611

Abstract

Freezing technique is an effective method in storage fishery products. However, the process of freezing and thawing can cause damage to fish meat. Freeze-thaw cycle can results in protein denaturation,  the loss of water holding capacity and decrease in sensory quality (odor, texture, color). This study aims to determine the effect of the freeze-thaw cycle on skipjack sensory quality. Samples were frozen for 24 hours at -24.2ºC and thawed for 24 hours at refrigerator temperature ± 2,4ºC. Freeze-thaw is done repeatedly, 1 time, 2 times, 3 times and 4 times. The results of the study showed that the more we repeated the freezing-thawing cycle, the  less the sensory quality. score average from panelist assesment The results of this study indicates that after 4 times the freeze-thaw cycle treatment decreased the sensory quality of skipjack significantlyKeyword: Freez-thaw cycle, sensory quality. Teknik pembekuan adalah metode pengolahan dan penyimpanan yang efektif untuk produk hasil perikanan. Proses pembekuan juga dapat menyebabkan kerusakan pada daging ikan seperti terjadinya denaturasi protein, penurunan mutu sensori (aroma, tekstur, warna). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek dari pembekuan dan pelelehan secara berulang terhadap kualitas sensori ikan cakalang. Pembekuan dilakukan selama 24 jam pada suhu freezer -24,2ºC dan pelelehan dilakukan selama 24 jam pada suhu lemari es ± 2,4ºC. alur pembekuan-pelelehan dilakukan secara berulang, 1 kali, 2 kali, 3 kali dan 4 kali. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa semakin banyak proses pembekuan-pelelehan yang dilakukan maka nilai mutu sensori. Penelitian ini menunjukkan bahwa setelah 4 kali perlakuan pembekuan-pelelehan terhadap ikan cakalang terjadi penurunan pada penampakkan sensori.Kata kunci: Pembekuan-pelelehan berulang, mutu sensori.