Moch Zaenal Hakim
Unknown Affiliation

Published : 12 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search
Journal : Peksos: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial

KESEDIAAN BALAI BESAR PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KESEJAHTERAAN SOSIAL (BBPPKS) DALAM MENANGANI HIV/AIDS Moch Zaenal Hakim
Peksos: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol 11 No 1 (2012): PEKSOS
Publisher : Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31595/peksos.v11i1.4

Abstract

Abstract As an institution in providing training for social workers, Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial (BBPPKS) has a very important role to play towards the social well-being of the community. A qualitative study was conducted in order to identify the extent of BBPPKS’s involvement in providing training on HIV/AIDS. Aspects which is tested including the profile of BPPKS institution; the institutional assessment concerning HIV/AIDS from the aspects of knowledge, attitudes toward people with HIV/AIDS (PLWHA); policy and requirement of HIV/AIDS training; and HIV/AIDS training curriculum for social worker. With purposive and snowball sampling technique, six institutions throughout Indonesia under the BBPPKS were selected as informants. Results showed that informant had a good understanding about HIV/AIDS and have positive attitudes towards PLWHA. With regards to the training needs of HIV/AIDS for social workers, the BBPPKS in Jayapura understands the problems of HIV/AIDS and has conducted training on HIV/AIDS for their social workers and stakeholders in this region. However, the other five institutions of BBPPKS, namely Padang, Bandung, Yogyakarta, Makassar and Banjarmasin have yet to acknowledge the problems of HIV/AIDS in their areas. Furthermore, the five institutions do not have a training program of HIV/AIDS for social workers. At the same time, the five BBPPKS highlighted that currently there is no stakeholders in the province ever propose for HIV/AIDS training for social workers.  However, results of research showed that there is an important need for HIV/AIDS training. Other factors which cause these institutions for not having any training programs include that there are no curriculum on HIV/AIDS to train the social workers, there are no competent trainers in this area and is not a top priority from the Ministry of Social Affairs of Indonesia to have such training. This study also introduced a curriculum on HIV/AIDS training for social workers which can be implemented by BBPPKS.Keywords: BBPPKS, social worker, stakeholders, training programme, curriculum on  HIV/AIDS training for social worker Abstrak Peranan Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial (BPPKS) sangat penting dalam meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat. Penelitian kualitatif ini dilakukan untuk mengetahui sejauhmana BBPPKS terlibat dalam pelatihan tentang HIV/AIDS. Aspek-aspek kajian meliputi profil BBPPKS; penilaian institusi terhadap HIV/AIDS berdasarkan aspek pengetahuan, sikap terhadap ODHA, kebijakan dan keperluan pelatihan HIV/AIDS, serta kurikulum pelatihan HIV/AIDS untuk pekerja sosial. Dengan menggunakan teknik purposive dan snowball sampling, enam BBPPKS di Indonesia telah dipilih sebagai informan. Hasil penelitian menunjukkan informan mempunyai pemahaman yang baik tentang HIV/AIDS dan sikap yang positif terhadap ODHA.  Terkait dengan kebutuhan latihan HIV/AIDS untuk pekerja sosial, BBPPKS Jayapura memahami permasalahan HIV/AIDS dan telah menjalankan latihan HIV/AIDS untuk pekerja sosial dan stakeholder di wilayah kerjanya. Lima  institusi lainnya yaitu BBPPKS Padang, Bandung, Yogyakarta, Makassar dan Banjarmasin belum dapat memahami permasalahan HIV/AIDS dengan baik di wilayah kerjanya. Kelima institusi  ini juga belum mempunyai program latihan HIV/AIDS untuk pekerja sosial. Kelima BBPPKS juga berpendapat belum ada stakeholder di wilayah kerjanya yang mengusulkan latihan HIV/AIDS untuk pekerja sosial. Namun demikian, hasil penelitian menunjukkan sudah ada kebutuhan latihan HIV/AIDS. Faktor-faktor lain yang menyebabkan BBPPKS belum mempunyai program latihan, yaitu ketiadaan kurikulum latihan HIV/AIDS untuk pekerja sosial, tidak ada tenaga pengajar yang kompeten melatih HIV/AIDS, dan belum ada keutamaan dalam program latihan HIV/AIDS dari Kementerian Sosial Indonesia.  Kajian ini juga merekomendasikan satu kurikulum latihan HIV/AIDS khusus pekerja sosial untuk diimplementasikan oleh BBPPKS di Indonesia.   
PERILAKU BERISIKO TINGGI TERTULAR HIV DAN AIDS DI KALANGAN SUPIR TRUK ANTAR KOTA ANTAR PROVINSI Moch Zaenal Hakim; Rini Hartini R.A; Lina Favourita; Nono Sutisna
Peksos: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol 12 No 1 (2013): PEKSOS
Publisher : Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31595/peksos.v12i1.9

Abstract

AbstractHIV/AIDS case in Indonesia more increase by the year, in quality nor quantity. Until 2010, identificated 24.131 people living with HIV/AIDS (PLWHA) from many groups includes high risk infected HIV group. As one of high risk man group, truckers is very susceptible infection by HIV/AIDS. The high risk behaviour in truckers and their knowledges about sexual infection disease and HIV/AIDS are still low bring them pass to suspectible and already infected HIV. This conditions are very felt concerned, because if truckers has been infected by HIV, they are big potentially spreading to the other society group by high riskman or not. Truckers are the the main bridge of spreading of HIV/AIDS between prostitutes and society. This qualitative research purpose to know high risk behaviour to infected HIV/AIDS in truckers group in North Coast Area, Subang, West Java. Aspects which is tested including data about characteristic of truck driver,  to know the comprehension of truck driver about understanding, transmission, symptom, prevention and care for HIV/AIDS, to know  How truck drivers activities in the time rest at northen coast Subang, and  providing recommendation for prevention program of HIV/AIDS among truck driver and their environment. Using purposive sampling tehnique, five informants are choosen as primary data resources with two addition informants as secondary data resources for interviewed.The results are showing that the the knowledge about HIV/AIDS of the five informants are low. High risk behaviour to infected HIV in truckers is having sex with women prostitutes by static spouse or changing spouse, did not using condom, having sex with girl friend, having sex in vaginal or oral. The factors that causing high risk sexual behaviour in truckers are pretention, need, and propensity to do something (internal) dan environment factor (external) such as friend influence, and the existing of rest area and prostitution place in the North Coast Strip, Subang, West Java. The Research are recomendating the importance of trucker to change their knowledge, strengthening  their comprehension and perception about HIV/AIDS problem by formatting educational group, and strengthening the environment factors that possible to make positive behaviour changing in truckers. Keywords: PLWHA, high risk man, truckers, educational group, positive behaviour change AbstrakKasus HIV/AIDS di Indonesia semakin meningkat setiap tahun, baik kualitas maupun kuantitas. Sampai dengan tahun 2010 telah ditemui 24.131 Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) dari berbagai kelompok termasuk kelompok berisiko tinggi tertular HIV. Sebagai salah satu kelompok lelaki berisiko tinggi, supir truk sangat rentan tertular HIV/AIDS. Praktek perilaku berisiko tinggi di kalangan supir truk ditambah dengan kurangnya pengetahuan dan pemahaman tentang penyakit menular seksual dan HIV/AIDS, menjadikan mereka rentan dan sudah tertular virus HIV. Keadaan ini sangat mengkhawatirkan, karena ketika supir truk telah tertular virus HIV, mereka berpotensi besar untuk menularkannya kepada kelompok masyarakat lainnya baik yang berisiko tinggi maupun tidak. Supir truk merupakan jembatan utama penularan HIV/AIDS antara wanita pekerja seks dengan masyarakat umum. Penelitian kualitatif ini bertujuan untuk mengetahui perilaku berisiko tinggi tertular HIV/AIDS di kalangan supir truk di kawasan pantai utara Subang Jawa Barat. Aspek yang diteliti adalah karakteristik supir truk; pemahaman supir truk tentang HIV/AIDS dari aspek pengertian, penularan dan gejala-gejala, ujian antibodi, serta pencegahan dan perawatan HIV/AIDS; dan perilaku supir truk dalam memanfaatkan waktu luang dan faktor-faktor yang mempengaruhinya; serta rekomendasi pelayanan yang diperlukan supir truk untuk menangani HIV dan AIDS.  Dengan menggunakan tehnik purposive sampling, lima informan telah dipilih sebagai sumber data primer ditambah dengan dua informan tambahan sebagai sumber data sekunder, untuk diwawancara.Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelima informan mempunyai pengetahuan dan pemahaman yang sangat kurang tentang HIV/AIDS. Perilaku berisiko tinggi tertular HIV informan adalah berhubungan seks dengan Wanita Tuna Susila (WTS) baik pasangan tetap maupun berganti-ganti, tidak menggunakan kondom, berhubungan seks dengan pacar, melakukan hubungan seks secara vaginal dan oral. Faktor internal perilaku seksual berisiko tinggi, yaitu keinginan, kebutuhan dan hasrat untuk melakukan sesuatu, dan faktor lingkungan (eksternal) adalah pengaruh teman, dan tempat istirahat atau lokasi prostitusi di sepanjang pantai utara Subang Jawa Barat. Penelitian merekomendasikan perlunya memperkuat perubahan pengetahuan, pemahaman dan persepsi para supir truk terhadap masalah HIV/AIDS melalui pembentukan educational group, serta memperkuat faktor lingkungan yang dapat membawa perubahan perilaku secara positif di kalangan supir truk.  Kata kunci: ODHA, lelaki berisiko tinggi, supir truk, kelompok pendidikan, pengubahan perilaku positif
PEMENUHAN HAK PENGASUHAN BAYI OLEH NARAPIDANA PEREMPUAN DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN PEREMPUAN KELAS II A TANGERANG Habibah Mutiara Triano; Moch Zaenal Hakim; Enung Huripah
Peksos: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol 19 No 1 (2020): PEKSOS
Publisher : Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31595/peksos.v19i1.239

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mendalam tentang pemenuhan hak pengasuhan bayi oleh narapidana perempuan di Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas II A Tangerang, yang dibagi dalam beberapa aspek yaitu gambaran mengenai pelayanan kesehatan, makanan yang layak dan fasilitas. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Informan dalam penelitian ini berjumlah 3 orang yang terdiri dari 1 orang narapidana perempuan yang membawa bayi, 1 orang pendamping narapidana yang membawa bayi, dan 1 orang pegawai bagian Kemasyarakatan dan Perawatan. Informan ditentukan berdasarkan purposive (pertimbangan peneliti). Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemenuhan hak pengasuhan bayi oleh narapidana perempuan dilihat dari aspek pelayanan kesehatan, makanan yang layak dan fasilitas telah dilaksanakan dengan cukup baik, namun ada beberapa hal yang belum terlaksana yaitu belum tersedianya fasilitas kebutuhan khusus ruang laktasi dan pemberian konsultasi oleh pendamping dan pegawai bagian Kemasyarakatan dan Perawatan untuk narapidana yang membawa bayi. Berdasarkan permasalahan tersebut maka peneliti merekomendasikan  pengembangan kapasitas pendamping dan pegawai dalam pemenuhan hak pengasuhan bayi oleh narapidana perempuan. Menggunakan metode Praktik Pekerjaan Sosial Kelompok melalui teknik Educational Group, para pendamping dan pegawai ditingkatkan kapasitas pengetahuan dan keterampilannya agar dapat memenuhi dan memfasilitasi seluruh kebutuhan Narapidana Perempuan untuk dapat mengasuh bayinya.Kata Kunci:Pemenuhan Hak Pengasuhan Bayi, Narapidana Perempuan, Educational Group
SELF ESTEEM ANAK ASUH DI PANTI SOSIAL ASUHAN ANAK PUTRA UTAMA 3 JAKARTA SELATAN Anastasia Tamaro; Aep Rusmana; Moch Zaenal Hakim
Peksos: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol 19 No 2 (2020): PEKSOS
Publisher : Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31595/peksos.v19i2.326

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui self esteem anak asuh di Panti SosialAsuhan Anak Putra Utama 3 Jakarta Selatan yang mencakup tentang: 1) karakteristikinforman, 2) self esteem anak asuh dilihat dari keberartian diri (significance), 3) self esteemanak asuh dilihat dari kekuatan (power), 4) self esteem anak asuh dilihat dari kemampuan(competence), 5) self esteem anak asuh dilihat dari kebajikan (virtue) sesuai dengan teori SelfEsteem dari Coopersmith. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metodedeskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Teknik penarikan sampel yang digunakan dalampenelitian ini menggunakan accidental sampling sehingga total sampel yang digunakanberjumlah 30 anak sesuai dengan keadaan lapangan. Teknik pengumpulan data yangdigunakan adalah kuisioner dan juga studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwaself esteem anak asuh dilihat dari aspek Keberartian Diri (Significance), Kekuatan (Power),Kemampuan (Competence), dan Kebajikan (Virtue) Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 3Jakarta Selatan berada pada kategori sedang dengan perolehan skor total 724 pada aspekkeberartian diri (significance), skor total 693 pada aspek kekuatan (power), skor 655 padaaspek kemampuan (competence) dan 616 pada aspek kebajikan (virtue). Peningkatan self esteem anak asuh masih sangat diperlukan untuk perkembangan diri anak asuh. Program yangdiusulkan adalah “Support Group untuk Peningkatan Self
KEPEDULIAN SOSIAL TOKOH MASYARAKAT TERHADAP LANJUT USIA TERLANTAR DI DESA PASANGGRAHAN KECAMATAN BOJONG KABUPATEN PURWAKRATA Rina Nurul Aisyah; Aep Rusmana; Moch Zaenal Hakim
Peksos: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol 19 No 2 (2020): PEKSOS
Publisher : Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31595/peksos.v19i2.330

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran mengenai kepedulian sosial tokohmasyarakat terhadap lanjut usia terlantar di Desa Pasanggrahan Kecamatan BojongKabupaten Purwakarta. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif denganteknik pengumpulan data yaitu angket dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkanbahwa kepedulian sosial tokoh masyarakat terhadap lanjut usia terlantar di DesaPasanggrahan Kecamatan Bojong Kabupaten Purwakarta masih kurang. Pada aspek empatitokoh masyarakat terhadap lanjut usia terlantar sudah cukup baik, akan tetapi pada aspeklainnya seperti pemahaman, kesadaran, dan kemampuan dalam bertindak masih kurangoptimal. Tokoh masyarakat masih belum memahami serta mengetahui masalah lanjut usiaterlantar. Berdasarkan hasil penelitian, peneliti merumuskan usulan program yang dapatdisajikan sebagai pemecahan masalah, yaitu “Peningkatan Kepedulian Sosial TokohMasyarakat Terhadap Lanjut Usia Terlantar Di Desa Pasanggrahan Kecamatan BojongKabupaten Purwakarta”. Program ini secara umum memiliki tujuan untuk meningkatkan kepedulian sosial tokoh masyarakat terhadap lanjut usia terlantar di Desa PasanggrahanKecamatan Bojong Kabupaten Purwakarta.
JURNAL PEKERJAAN SOSIAL : PERAN WALI PEMASYARAKATAN DALAM PERAWATAN DI RUMAH TAHANAN KELAS II B PURWOREJO arsita putri utama; Moch Zaenal Hakim; Enung Huripah
Peksos: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol 22 No 1 (2023): PEKSOS
Publisher : Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31595/peksos.v22i1.426

Abstract

This reasearch aims to obtain an in-depth picture of the role of Correctional Guardians in the Care of Correctional Inmates at the Class IIB Purworejo State Detention Center which is divided into several aspects, namely: the role of Correctional Guardians in administrative activities, the role of Correctional Guardians in coaching activities and the role of Correctional Guardians. in reporting activities. The method used in this research is descriptive qualitative method. There were four informants, the informants were determined based on purposive sampling or with certain considerations of the researcher. Data collection techniques used are in-depth interviews, observation and documentation studies. The results showed that the role of the Correctional Guardian in the treatment of WBP at the Class IIB Purworejo Rutan had not been carried out in accordance with its main duties and functions. This is because the correctional guardian is busy with other tasks. The inactivity of the role of the correctional guardian causes problems such as the lack of enthusiasm for inmates in coaching activities. In addition, it also prevented the inmates from carrying out coaching activities, the inmates were hampered in applying for conditional leave and parole, and the inmates felt confused when facing the Correctional Observation Team trial. Based on these problems, the researchers analyzed that there are several needs that must be met, namely: Correctional Guardians must understand the main duties and functions of Correctional Guardians. In addition, the correctional guardian carries out his role in administrative activities, coaching activities and reporting activities. The third need is the establishment of a communication forum as a means of overcoming the difficulties faced by the Prisoners (WBP). Source systems that can be utilized in solving problems and meeting needs are the guidance from the Regional Office of the Ministry of Law and Human Rights in Central Java, and Social Workers from the Sahabat Kapas Foundation. Keywords: Correctional, Social Work Correctional