Claim Missing Document
Check
Articles

Found 36 Documents
Search

SOSIALISASI BAHAYA PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI KALANGAN REMAJA Yuhelna Yuhelna; Isnaini Isnaini; Livia Ersi; Refni Yulia; Yenita Yatim
Jurnal Abdimas Indonesia Vol. 2 No. 2 (2022): Terbitan Keenam - Juni 2022
Publisher : Perkumpulan Dosen Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53769/jai.v2i2.258

Abstract

Data Badan Narkotika Nasional (BNN) terkait pengguna narkotika dan obat-obatan terlarang (narkoba) di 2014 menyebutkan, 22 persen pengguna narkoba di Indonesia merupakan pelajar dan mahasiswa. Sementara, jumlah penyalahgunaan narkotika pada anak yang mendapatkan layanan rehabilitasi pada 2015, tercatat anak usia di bawah 19 tahun berjumlah 348 orang dari total 5.127 orang yang direhabilitasi di tahun itu.
SOSIALISASI BAHAYA PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI KALANGAN REMAJA Yuhelna Yuhelna; Isnaini Isnaini; Livia Ersi; Refni Yulia; Yenita Yatim
Jurnal Abdimas Indonesia Vol. 2 No. 2 (2022): Terbitan Keenam - Juni 2022
Publisher : Perkumpulan Dosen Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53769/jai.v2i2.258

Abstract

Data Badan Narkotika Nasional (BNN) terkait pengguna narkotika dan obat-obatan terlarang (narkoba) di 2014 menyebutkan, 22 persen pengguna narkoba di Indonesia merupakan pelajar dan mahasiswa. Sementara, jumlah penyalahgunaan narkotika pada anak yang mendapatkan layanan rehabilitasi pada 2015, tercatat anak usia di bawah 19 tahun berjumlah 348 orang dari total 5.127 orang yang direhabilitasi di tahun itu.
PERFILMAN DI INDONESIA TAHUN 1950-1965 Melza Huzelmi; Meri Erwati; Refni Yulia
Puteri Hijau : Jurnal Pendidikan Sejarah Vol 7, No 2 (2022): Puteri Hijau: Jurnal Pendidikan Sejarah
Publisher : Department of History Education, Faculty of Social Science, Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/ph.v7i2.37676

Abstract

Penelitian ini membahas tentang Perkembangan Perfilman di Indonesia dari tahun 1950-1965. Penelitian ini masuk kedalam kajian studi kepustakaan, yang bersumber dari buku-buku, baik itu buku online dan buku diperpustakaan, dan dibantu dengan jurnal dan situs internet lainnya. Adapun rumusan masalah dari penelitian ini yaitu : 1).Apa yang dimaksud dengan The Long March Of Siliwangi sebagai tonggak baru film nasional dan munculnya film-film nasional lainnya, 2).Bagaimana arus film impor ke pasar film Indonesia, 3). Bagaimana kebijakan Soekarno menutup akses film impor yang mendominasi dunia film di Indonesia, dan bagaimana pengaruh kebijakan tersebut terhadap perkembangan film Indonesia. Penelitian ini termasuk kedalam penelitian sejarah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode Sejarah. Metode Sejarah ini terbagi atas empat tahapan yaitu : 1). Heuristik 2). Kritik Sumber 3). Interpretasi 4). Historiografi. Hasil penelitian ini yaitu melihat perkembangan perfilman Indonesia dari tahun 1950-1965 yaitu Perfilman nasional dimulai dari tahun 1950 dengan dibuatnya film The Long March Of Siliwangi sebagai tonggak kedua film di Indonesia dan dengan ini mulai bermunculannya film-film nasional, namun film nasional ini digeser keberadaannya oleh film impor yang masuk ke Indonesia, film yang di dominasi oleh film impor dari Amerika, namun usaha untuk mengembangkan film nasional tetap ada dengan dibuatnya kebijakan untuk menutup akses film impor ke Indonesia dengan dilakukan pemulangan terhadap film impor yang masuk ke Indonesia dan dilakukan pembinaan terhadap perfilman Indonesia untuk perkembangannya.
JARI CENDIKIA INSTITUTE PELOPOR PENULISAN BIOGRAFI DI SUMATERA BARAT TAHUN 2005-2021 Silvia Silvia; Refni Yulia; Livia Ersi
Puteri Hijau : Jurnal Pendidikan Sejarah Vol 7, No 2 (2022): Puteri Hijau: Jurnal Pendidikan Sejarah
Publisher : Department of History Education, Faculty of Social Science, Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/ph.v7i2.37129

Abstract

Penelitian ini membahas tentang Jari Cendikia Institute pelopor penulisan biografi di Sumatera Barat tahun 2005-2021. Lembaga ini merupakan satu-satunya lembaga pendidikan di Kota Padang yang bergerak dalam bidang penulisan biografi ataupun profil tokoh yang didirikan oleh beberapa orang mahasiswa. Adapun rumusan permasalahan dari penelitian yaitu: 1) Bagaimana latar belakang berdirinya Jari Cendikia Institute pelopor penulisan biografi di Sumatera Barat 2005-2021, 2) Bagaimana perkembangan dari Jari Cendikia Institute pelopor penulisan biografi di Sumatera Barat 2005-2021, 3) Bagaimana pandangan tokoh-tokoh terhadap Jari Cendikia Institute. Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui latar belakang berdirinya Jari Cendikia Institute pelopor penulisan biografi di Sumatera Barat 2005-2021, untuk mengetahui perkembangan dari Jari Cendikia Institute pelopor penulisan biografi di Sumatera Barat 2005-2021 dan mengetahui pandangan tokoh-tokoh terhadap Jari Cendikia Institute. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian sejarah yang terdiri dari empat tahap yaitu, 1) heuristik, 2) kritik sumber, 3) interpretasi, dan 4) historiografi. Hasil penelitian ini menjelaskan tentang perkembangan Jari Cendikia Institute dari awal berdiri 2005 hingga 2021. Terhitung semenjak awal berdiri dari 2005-2021 lebih kurang terdapat 18 buku yang telah diterbitkan oleh tim Jari Cendikia Institute. Menurut tokoh yang biografinya dituliskan oleh Jari Cendikia Institute mengatakan bahwa Jari Cendikia Institute bagus dan merupakan lembaga yang professional dalam bidang penulisan.           Kata Kunci: Lembaga, Biografi, Tokoh
ORGANISASI PENCAK SILAT PERSAUDARAAN SETIA HATI TERATE (PSHT) 1993-2015 CABANG PASAMAN BARAT RANTING KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT Sri Ambar Sari; Meri Erawati; Refni Yulia
Puteri Hijau : Jurnal Pendidikan Sejarah Vol 7, No 2 (2022): Puteri Hijau: Jurnal Pendidikan Sejarah
Publisher : Department of History Education, Faculty of Social Science, Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/ph.v7i2.37893

Abstract

Sidodadi Tengah merupakan salah satu desa di Kenagarian Kinali yang masih terdapat pelestarian budaya tradisional yaitu pencak silat. Pencak silat ini telah terorganisasi ke dalam pencak silat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT), organisasi “Persaudaraan” yang membentuk manusia berbudi luhur, tahu benar dan salah, serta bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dalam menjalin persaudaraan yang kekal dan abadi serta telah membawa dampak positif di lingkungan masyarakat desa Sidodadi Tengah. Tujuan dari penelitian ini untuk Mengetahui organisasi PSHT di desa Sidodadi Tengah, Mengetahui aktifitas PSHT Ranting Kinali, Mengetahui sudut pandang masyarakat Sidodadi Tengah tentang PSHT. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan Organisasi Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) masih dilestarikan sampai saat sekarang ini dan tidak terlepas dari peran individu yang berada dalam struktur organisasi PSHT, dan Aktifitas PSHT berjalan cukup baik.Kata kunci: Organisasi, Pencak Silat, PSHT
FUNGSI KOPERASI SERBA USAHA EKONOMI DESA (KSU-ED) TERHADAP MASYARAKAT NAGARI TABEK TALANG BABUNGO, KABUPATEN SOLOK Yenti Welia; Witrianto Witrianto; Refni Yulia
Jurnal Ilmu Sosial Mamangan Vol 2, No 2 (2013): Jurnal Ilmu Sosial Mamangan ( Not Accredited)
Publisher : LPPM Universitas PGRI Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (528.074 KB) | DOI: 10.22202/mamangan.v2i2.1375

Abstract

Many efforts to improve the economy of the community, either by building it Rural Economy Business Multipurpose Cooperative (KSU-ED). Nagari Talang Babungo to improve the economy of the community and establish cooperative KSU-ED. After the founding of KSU-ED economy and the welfare of society is increasing, because the cooperative has helped to lend capital to improve the business community, and various efforts have been developed to improve the business community. KSU-ED Tabek have increasing from year to year, as evidenced by SHU (Business Profits) increasing so does the number of its members, and co-operatives are very active role in improving the local economy. The establishment of good cooperative impact people's lives, especially the members and its own management, its impacts, among others in the social and economic spheres of society.Berbagai upaya meningkatkan perekonomian masyarakat salah satunya dengan mendirikannya Koperasi Serba Usaha Ekonomi Desa (KSU-ED). Nagari Talang Babungo untuk meningkatkan perekonomian masyarakat dan koperasi mendirikan KSU-ED. Setelah berdirinya KSU-ED perekonomian dan kesejahteraan hidup masyarakat semakin meningkat, karena koperasi telah membantu meminjamkan modal untuk meningkatkan usaha masyarakat, dan berbagai macam usaha telah dikembangkan untuk meningkatkan usaha masyarakat. Perkembangan KSU-ED Tabek dari tahun ketahun semakin meningkat, terbukti dengan SHU (Sisa Hasil Usaha) yang semakin meningkat begitu juga dengan jumlah anggotanya, serta koperasi sangat berperan aktif dalam meningkatkan ekonomi masyarakat. Berdirinya koperasi membawa dampak baik bagi kehidupan masyarakat khususnya para anggota dan pengurusnya sendiri, dampak yang ditimbulkannya antara lain dalam bidang sosial dan ekonomi masyarakat.
Pelestarian Budaya Lokal Dalam Media Pembelajaran Berbasis Proyek Simulasi (PBPS) Pada Generasi Milenial Zulfa Zulfa; Desri Nora; Refni Yulia; Edi Susrianto Indra Putra
Bakaba Vol 10, No 2 (2022)
Publisher : Laboratorium Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas PGRI Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22202/bakaba.2022.v10i2.6626

Abstract

The younger generation increasingly does not love local culture. This is proven by the existence of increasingly sophisticated technology. The change in learning during the Covid period from face-to-face to online has increasingly made the younger generation less interested in learning anything. Meanwhile, preserving local culture is very important for this millennial generation. Simulation project-based learning (PBPS) is a learning model that will awaken a generation's love for local cultural traditions. The purpose of this study is to reveal efforts to preserve local culture in Simulation Project Based Learning (PBPS) media. This research method is to use qualitative research methods by analyzing data with reduction, data presentation and verification. The results of this study revealed that the simulation project-based learning model was carried out in 6 steps, namely: Determining Fundamental Questions (Start with the Essential Question). Designing Project Planning (Design a Plan for the Project). Testing the Results (Assess the Outcome). Implementation of Simulation (Simulation). Interviewing Students and the Progress of the Project (Monitor the Students and the Progress of the Project). Evaluate the Experience (Evaluate the Experience). Of the six steps in this PBPS, it is carried out in every existing studio. By carrying out this PBPS for 8 meetings, efforts to preserve local culture will be realized in the millennial generation.
PELESTARIAN BENDA PENINGGALAN SEJARAH LUBANG JEPANG DI KELURAHAN GUNUNG PANGILUN KOTA PADANG Meldawati Meldawati; Refni Yulia; Livia Ersi; Zulfa Zulfa
Jurnal Abdimas Indonesia Vol. 3 No. 1 (2023): Terbitan Kesembilan - Tahun 2023
Publisher : Perkumpulan Dosen Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53769/jai.v3i1.386

Abstract

Tujuan dari kegiatan Pengabdian kepada masyarakat ini yaitu memelihara kesadaran sejarah melalui pelestarian benda peninggalan sejarah. Metode pelaksanaan yang dilakukan dengan memberikan motivasi kepada masyarakat khususnya generasi muda tentang perlunya pelestarian bekas peninggalan sejarah, kemudian meningkatkan kesadaran sejarah terutama kepada generasi muda. Dari hasil wawancara yang kami lakukan setelah kegiatan ini berlangsung bahwa peserta kegiatan sangat anstusias, tercatat peserta kegiatan berjumlah 30 orang yang mana 12 orang dari kalangan tua (tokoh masyarakat) dan selebihnya kaum muda. Kontribusi atas terlaksananya kegiatan ini bagi masyarakat, agar masyarakat menyadari bahwa walaupun lubang jepang merupakan peristiwa kelam dalam pembuatannya memaksa rakyat bahkan banyak rakyat Indonesia yang meninggal untuk mewujudkan keinginan Jepang tersebut. Namun bekas sejarah ini menjadi bukti ketertindasan rakayat ketika Indonesia di jajah oleh Jepang. Rakyat harus mengetahuai bahkan Generasi muda Rakyat harus tetap menjaga dan meletarikan peningglan Jepang ini.
How to Discourse on Character Education Values in the Pullagajat Liat Tradition in Mentawai, Indonesia Zulfa Zulfa; Refni Yulia; Liza Husnita; Meldawati Meldawati
Journal of Pragmatics and Discourse Research Vol 3, No 1 (2023)
Publisher : ppjbsip

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51817/jpdr.v3i1.618

Abstract

One of the traditional ritual in the Mentawai archipelago, the Tradition of Liat Pullaggajat, is in danger of dying out. This is clearly visible in the Mentawai area of South Siberut. To keep bad spirits from wreaking havoc, the villagers of Matotonan perform this annual cleansing rite. This research takes place in Matotonan Village, South Siberut District, Mentawai Islands Regency, and analyses the discourse of ritual process and the character education principles inherent in the Liat Pullagajat tradition. The researchers wanted to learn more about the significance of the ritual processions and the moral lessons taught within this culture. This research employed a qualitative strategy that combined historical analysis, ethnographic observation, and the examination of oral traditions. Methods of gathering information through direct observation, interviews, and written records. Reduction (including ritual recording), presentation, and verification of data can be achieved by processing. The results of this study found the ritual procession in carrying out the tradition of character education values contained in the Liat Pullaggajat tradition with the procession of Lia Siboitok (taddat lia), Sikebbukat sibakkat katcaila, Pasibitbit Sipitto', Lia Sikarua, Iriq toitet Iriq toitet, Lajot Simagre, Lia This ritual will be guided by the Sikerei in the villages of Matotonan, Madobag and Butui, which are in the South Siberut sub-district, Mentawai Islands district. There are nine values of character education contained in the Liat Pullagajat tradition, including religion, honesty, discipline, love of the motherland, tolerance, peace-loving, environmental care, social care, and responsibility and mutual cooperation.
Desa Sioban Kecamatan Sipora Selatan Kabupaten Kepulauan Mentawai Tahun 1999-2018 Yulisa Teti; Refni Yulia; Zulfa zulfa
Bakaba Vol 8, No 2 (2020)
Publisher : Laboratorium Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas PGRI Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1094.452 KB) | DOI: 10.22202/bakaba.2020.v8i2.4364

Abstract

Sioban village has existed since 1945, when the goverment system  was still in the form of a Nagari, since 1999, Sioban village began to undergo canges, because Mentawai District had separated it self from Padang Pariaman Regency and established its own district, namely the Mentawai Island Regency. The Mentawai Island carry out governance, starting from thr division of the sub-district in 2009 in the Mentawai Islands, including the Sipora sub-district, which is the capital of the Sioban sub-district, which is divided into the North Sipora District and the South Sipora District. Based on the results of research since the establishment of the Mentawai Island District, the aim of which is to get out of its backwardness, has not been seen in Sioban Village, South Sipora Subdistrict, because it is seen from the development of the village, infrastructure and social communities that are still langging behind. You can see that in the village at this time there is no internet network, tlephone network is still difficult. Judging from the original Mentawai traditions, the village community, the village community has no longer been preserving these original traditions since the exixtence of government policies.