Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

PENYULUHAN EDUKASI KEPADA REMAJA PUTRI DI SMP KARTIKA SILIWANGI XIX-2 BANDUNG UNTUK MENCEGAH ANEMIA DENGAN MAKANAN SEHAT, BEGIZI DAN SEIMBANG Ellis Endang Nikmawati; Cica Yulia; Asep Maosul
Lentera Karya Edukasi Vol 1, No 1 (2021): Jurnal LENTERA KARYA EDUKASI: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat
Publisher : Pusat Pengembangan dan Kajian Sarana dan Prasarana Pendidikan (P2K Sarprasdik)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (249.756 KB)

Abstract

Abstract: Adolescents are individuals in the 10-19 age group who are divided into two terminations, namely early adolescents in the age range 10-14 years and late adolescents 15-19 years. Youth are included in the nutritionally vulnerable age group, one of the reasons is that adolescents need higher nutrition due to an increase in physical growth and rapid development of organs and in order to achieve maximum growth potential, it requires proper nutrition in the amount, type of food and frequency. The main factor causing anemia is a lack of iron intake, so it is necessary to provide education education about the importance of eating healthy, nutritious and balanced food to prevent and reduce anemia in adolescents, especially junior high school students who have more learning activities and activities at school.Abstrak: Remaja adalah individu kelompok umur 10-19 tahun yang dibagi dalam dua terminasi yaitu remaja awal pada rentang umur 10-14 tahun dan remaja akhir 15-19 tahun Remaja termasuk dalam kelompok umur rentan gizi, salah satu penyebabnya yaitu remaja memerlukan zat gizi yang lebih tinggi karena adanya peningkatan pertumbuhan fisik dan perkembangan organ yang cepat dan agar tercapainya potensi pertumbuhan secara maksimal, sehingga membutuhkan gizi yang tepat jumlah, jenis makanan, dan frekuensinya. Faktor utama penyebab anemia adalah asupan zat besi yang kurang sehingga perlu dilakukan penyuluhan edukasi mengenai pentingnya mengonsumsi makanan sehat, bergizi dan seimbang untuk mencegah dan mengurangi terjadinya anemia pada remaja, terlebih pada siswa SMP yang memiliki lebih banyak kegiatan belajar dan aktivitas di sekolah.
PENGEMBANGAN WISATA KULINDES (KULINER PEDESAAN) BERBASIS PANGAN LOKAL DI DESA PANGAUBAN KECAMATAN BATUJAJAR KABUPATEN BANDUNG BARAT Ellis Endang Nikmawati
Lentera Karya Edukasi Vol 1, No 3 (2021): Jurnal LENTERA KARYA EDUKASI: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Pusat Pengembangan dan Kajian Sarana dan Prasarana Pendidikan (P2K Sarprasdik)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (276.772 KB)

Abstract

Abstract: The Pangauban Village government program is still physically oriented and there is still a small budget for human development, especially women's empowerment. In general, housewives are limited to processing food for the family. Pangauban village has the potential for culinary tourism but has not yet developed. Agricultural products and associations as local food have not been processed and developed into superior food products by Kulindes. Pangauban Village has a large number of farmer groups and PKK women who are members of the Village women's empowerment forum but do not yet have special expertise in the culinary field. The main problem that needs to be solved with this service activity is the effort to grow the ability to process, serve, and package local food-based culinary mothers in the service village of Pangauban Village which is still conventional. Community service activities for developing Kulindes tourism based on local food in Pangauban Village are as follows: (1). Knowing the utilization of local food potential with the village culinary tourism program; (2). Knowing the paradigm of the local food-based culinary tourism model for PKK women; (3). Knowing the creative entrepreneurship model that is suitable for village youth youth; (4). Initiating a creative local food-based village culinary tourism model for posyandu cadres.Abstrak: Program pemerintah Desa Pangauban masih berorientasi pisik dan masih kecil anggaran untuk peningkatan manusia terutama pemberdayaan perempuan. Pada umumnya ibu-ibu rumah tangga hanya terbatas mengolah makanan untuk keluarga. Desa Pangauban memiliki potensi wisata kuliner namun belum berkembang.Hasil pertanian dan perikatan sebagai pangan local belum banyak diolah dan dikembangkan menjadi produk pangan unggulan oleh-oleh Kulindes.  Desa Pangauban memiliki kelompok usaha tani dan ibu-ibu PKK  yang tergabung dalam wadah pemberdayaan perempuan Desa dengan jumlah yang cukup besar namun belum memiliki keahlian khusus di bidang Boga. Permasalahan utama yang perlu dibantu pemecahannya dengan kegiatan pengabdian ini adalah upaya menumbuhkan kemampuan pengolahan, penyajian, dan pengkemasan kuliner berbasis pangan lokal  para ibu di desa layanan Desa Pangauban yang masih konvensional. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat pengembangan wisata Kulindes berbasis pangan lokal di Desa Pangauban adalah sebagai berikut: (1). Mengetahui pemanfaatan potensi pangan lokal dengan Program wisata kuliner desa; (2). Mengetahui paradigma model wisata kuliner berbasis pangan lokal ibu-ibu PKK; (3). Mengetahui model wirausaha kreatif yang cocok untuk pemuda karang taruna desa; (4). Menginisiasi model wisata kuliner desa berbasis pangan lokal kratif bagi ibu-ibu PKK.
EDUKASI GIZI DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN ANEMIA DAN STUNTING DI DESA GIRI MEKAR, KABUPATEN BANDUNG Ellis Endang Nikmawati
Lentera Karya Edukasi Vol 1, No 2 (2021): Jurnal LENTERA KARYA EDUKASI: Jurnal Pengabdian Kepada masyarakat
Publisher : Pusat Pengembangan dan Kajian Sarana dan Prasarana Pendidikan (P2K Sarprasdik)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (190.909 KB)

Abstract

Abstract: Stunting merupakan permasalahan yang mengancam masa depan suatu bangsa. Saat ini trend penurunan prevalensi stunting hanya mencapai 20% dari tahun 2010-2025. Dampak yang ditimbulkan dari stunting diantaranya adalah berkurangnya kognitif dan pertumbuhan badan yang terganggu sehingga dapat kapasitas kesehatan menjadi buruk dan akan berakibat penurunan kualitas sumber daya manusia dikemudia hari ketika anak tersebut tumbuh dewasa. Salah satu penanggulangan stunting adalah melalui nutrition spesific intervention. PKM Berbasis Desa Binaan ini memiliki tujuan untuk memberikan pengetahuan gizi mengenai pencegahan anemia dan stunting pada remaja putri dan kader PKK. Tujuan lainnya adalah untuk memberikan keterampilan pembuatan kuliner berbasis pangan local juga diharapkan dapat membekali para remaja putri untuk dapat mandiri secara ekonomi, sehingga kelak dapat membantu perekonomian keluarga dan dapat membantu mencukupi berbagai keperluan anggota keluarga. Metode yang digunakan adalah Partisipatori dengan pendekatan Demand Responsive Approach (Pendekatan Tanggap Kebutuhan). Program PkM  Berbasis Desa Binaan  ini akan dikembangkan berdasarkan kebutuhan masyarakat dan desa setempat dalam konteks pembangunannya. Hasil. Hasil PKM pada tahapan need assesment menunjukkan bahwa di Desa Giri mekar terdapat balita stunting sebanyak 90 dan 15 ibu hamil dengan risiko tinggi. Pengetahuan gizi remaja dan kader PKK pada umumnya berada pada kategori kurang.  tahapan inisiasi dan inovasi yang telah dilaksanakan meliputi perencanaan program edukasi gizi dan pemberdayaan. Pelaksanaan PKM telah dilaksanakan selama 12 kali pertemuan melalui platform daring menggunakan zoom meeting dan whatapps karena kebijakan pemberlakuan PPKM level 4 di wilayah Kabupaten Bandung.
PENGETAHUAN GIZI IBU HAMIL DI KECAMATAN KERTASARI KABUPATEN BANDUNG Sri Lestari Apriliani; Ellis Endang Nikmawati; Cica Yulia
Media Pendidikan Gizi dan Kuliner Vol 8, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (524.115 KB) | DOI: 10.17509/boga.v8i2.21967

Abstract

Angka kematian ibu (AKI) menggambarkan resiko kematian ibu pada fase kehamilan, persalinan, dan masa nifas. Angka kematian ibu di Jawa Barat mengalami peningkatan dari 748 kasus ditahun 2014 menjadi 823 kasus di tahun 2015. Kabupaten Bandung merupakan wilayah dengan angka kematian ibu cukup tinggi. Masalah gizi ibu hamil seperti kurang energi kronik (KEK), anemia dan kurang yodium dapat menyebabkan angka kematian ibu (AKI) meningkat. Salah satu faktor yang dapat mencegah masalah gizi ibu hamil adalah melalui asupan makanan yang dipengaruhi pengetahuan gizi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menilai pengetahuan gizi ibu hamil di Kecamatan Kertasari Kabupaten Bandung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif dengan desain penelitian secara cross sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan proporsional simple random sampling, sebanyak 95 ibu hamil. Instrumen yang digunakan adalah tes objektif yang telah divalidasi secara konstrak dan dihitung menggunakan program iteman dengan jumlah butir soal yang valid sebanyak 25 soal dengan reliabilitas sedang. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pengetahuan gizi ibu hamil kurang dari setengah responden memiliki pengetahuan gizi kurang (42,1%) dan pengetahuan gizi cukup (31,6%), sedangkan sebagian kecil responden memiliki pengetahuan gizi baik (22,1%) dan pengetahuan gizi sangat baik (4,2%). Pengetahuan ibu hamil tentang pesan gizi seimbang, anjuran porsi makan ibu hamil, fungsi dan sumber zat gizi bagi ibu hamil termasuk pada kriteria cukup. Pengetahuan tentang akibat kekurangan dan kelebihan gizi bagi ibu hamil termasuk pada kriteria kurang.
PENGETAHUAN “PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT” PADA SISWA SDN ANDIR 01 KEC. BALEENDAH, KAB. BANDUNG Rahman Arief Setiawan; Ellis Endang Nikmawati; Yulia Rahmawati
Media Pendidikan Gizi dan Kuliner Vol 8, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (519.664 KB) | DOI: 10.17509/boga.v8i2.21959

Abstract

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan program Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2011 yang salah satu sasarannya adalah institusi pendidikan. Penerapan PHBS di sekolah bertujuan untuk mewujudkan salah satu tujuan pendidikan dasar yaitu menjadikan siswa menjadi manusia yang sehat. Studi pendahuluan yang dilakukan penulis melalui wawancara kepada Kepala Sekolah dan Guru SDN Andir 01 menemukan masih adanya siswa yang belum mengetahui pentingnya PHBS, seperti jajan sembarangan, tidak sarapan dan kurangnya sarana prasarana pendukung PHBS yang mengakibatkan penerapan PHBS di sekolah menjadi kurang efektif. Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan informasi mengenai pengetahuan PHBS pada siswa SDN Andir 01. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SDN Andir 01 dengan sampel siswa kelas 4 dan kelas 5 berjumlah 80 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (10%) responden memiliki pengetahuan PHBS pada kriteria sangat baik, (26.25%) responden pada kriteria baik, (32.50%) responden pada kriteria cukup dan (31.25%) responden pada kriteria kurang. Pengetahuan responden tentang 6 (enam) indikator PHBS berada pada kriteria cukup, yaitu mencuci tangan menggunakan air bersih yang mengalir dan menggunakan sabun sebesar (52.8%), mengonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah sebesar (57.75%), olahraga yang teratur dan terukur sebesar (55%), menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap bulan sebesar (65%), menggunakan jamban yang bersih dan sehat sebesar (62.5%), serta membuang sampah pada tempatnya sebesar (58.5%).
PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN IBU DALAM PENGELOLAAN MAKANAN UNTUK PEMULIHAN BALITA GIZI KURANG DI KECAMATAN PANCALANG KUNINGAN Selvi Oktaviani; Ellis Endang Nikmawati; Rita Patriasih
Media Pendidikan Gizi dan Kuliner Vol 4, No 1 (2015)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (433.454 KB) | DOI: 10.17509/boga.v4i1.8399

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi terjadinya kasus balita gizi kurang pada tahun 2013 di Kecamatan Pancalang, yang disebabkan oleh pengelolaan makanan yang belum memenuhi kebutuhan zat gizinya. Tujuan penelitian untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan keterampilan Ibu dalam pengelolaan makanan bagi anak balita gizi kurang sebagai pendukung pemulihan status gizi balita di Kecamatan Pancalang, Kuningan. Populasi penelitian sebanyak 113 dengan anggota sampel dalam penelitian ini sebanyak 34 orang yaitu ibu yang memiliki balita dengan status gizi kurang usia 3-5 tahun dengan teknik Random Sampling. Metode yang digunakan yaitu metode deskriptif. Teknik pengumpulan data pada penelitian adalah test dan angket. Teknik pengambilan data dilakukan dengan cara wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya 6% responden yang memiliki tingkat pengetahuan baik, 35% responden memiliki tingkat pengetahuan sedang dan sisanya lebih dari setengahnya (59%) responden memiliki tingkat pengetahuan gizi yang kurang, dengan rata-rata skor 10,85, dan standar deviasi ± 2,55. Keterampilan ibu dalam pengelolaan makanan untuk balita 3-5 tahun yaitu masing-masing kurang dari setengahnya responden selalu melakukan, meliputi; (35,3%) memilih ikan, (41,1%) memilih telur, (47%) memilih makanan selingan, (47,1%) menggunakan minyak goreng, (47,1%) menumis sayuran, (35,3%) menyajikan makanan, (26,5%) menggunakan alat makan dan (44,1%) memberikan makan sesuai frekuensi. Masing-masing sebagian kecil responden selalu melakukan, meliputi; (3%) menghindari penggunaan bumbu instan dan (17,7%) menyajikan sayuran. Pengetahuan dan keterampilan ibu tentang pengelolaan makanan sebaiknya ditingkatkan, sehingga pemulihan gizi dapat berjalan optimal