Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

STUDI TENTANG PENGUKURAN DAN PEMETAAN PADA PELAKSANAAN LANDREFORM DI INDONESIA (Studi Kasus : Desa Pangkah Kulon, Gresik) Ali Pebriadi; Yuwono Yuwono; Roedy Rudianto
Geoid Vol 6, No 2 (2011)
Publisher : Department of Geomatics Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (490.364 KB) | DOI: 10.12962/j24423998.v6i2.4236

Abstract

Kebijakan pemerintah mengenai pembagian tanah untuk mengatasi masalah kemiskinan adalah Landreform. Pada tahun 1999 Kantor Pertanahan Gresik telah melaksanakan program Landreform di Desa Pangkah Kulon, Gresik kemudian hasilnya dibagikan kepada penerima yang berhak. Dalam program Landreform terdapat kegiatan  mengenai pengukuran dan pemetaan. Studi dalam tugas akhir ini tujuannya adalah untuk mengetahui mekanisme secara teknis dalam kegiatan Landreform yaitu pengukuran, pemetaan serta evaluasinya. Metode yang digunakan dalam studi ini adalah mengidentifikasi dan mengetahui mekanisme pengukuran dan pemetaan pada kegiatan Landreform di Desa Pangkah Kulon, yang dilaksanakan Kantor Pertanahan Gresik. Kemudian membuat peta bidang digital serta melakukan transformasi koordinat UTM ke TM 3 menggunakan Software Arcview Gis 3.3. Hasil studi ini berupa penjelasan pelaksanaan teknis dalam program Landreform serta membuat informasi sederhana peta dasar pendaftaran tanah mengenai pemilik tanah, luas dan nomer identifikasi bangunan ( NIB ). Kesimpulan studi tugas akhir ini, dari program Landreform tanah yang dibagikan Kantor Pertanahan Gresik kepada masyarakat petani di Desa Pangkah Kulon berupa tanah oloran dengan luas keseluruhan 73.38 Ha.  Pengukuran bidang tanah menggunakan metode terrestrial secara polar dengan unsur sudut dan jarak. Serta peta pendaftaran tanah yang dijadikan sebagai keperluan pembukuan tanah.
PENGGUNAAN DAN EVALUASI METODA GRAPHIC INDEX MAPPING DALAM PENYUSUNAN SISTEM INFORMASI PENDAFTARAN TANAH DI KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN PATI Ben Proyogo Hillman; Chatarina Nurjati Supadiningsih; Yuwono Yuwono
Geoid Vol 7, No 1 (2011)
Publisher : Department of Geomatics Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (472.109 KB) | DOI: 10.12962/j24423998.v7i1.4217

Abstract

Dalam proses pencatatan tanah memperlukan survey dan pemetaan, dimana  hasilnya dapat berupa data dan informasi yang berbentuk peta ataupun sistem informasi sebagai basis data tentang pertanahan yang akurat dalam mendukung peran dan fungsi Badan Pertanahan Nasional. Akan tetapi, pada kenyataannya sistem pengarsipan di Kantor Pertanahan masih terdapat suatu kekurangan, sehingga bagi masyarakat pengguna jasa Kantor Pertanahan masih mengalami kesulitan mendapatkan informasi tentang status tanah yang ada. Maka dikembangkanlah suatu metoda baru yaitu Graphic Index Mapping ( GIM ). Graphic Index Mapping (GIM) merupakan suatu metode pemetaan digital dalam melokasikan bidang tanah yang telah terdaftar pada peta dasar pendaftaran agar diketahui posisi relatif bidang tersebut dengan keadaan sekitarnya dan bertujuan untuk mempermudah dalam penyajian data pencatatan tanah. Data hasil proses GIM, dimana hasil utamanya berupa peta tematik, dipergunakan dalam penyusunan Sistem Informasi Pendaftaran Tanah ( SIPT ). Dari hasil pembuatan SIPT, di Desa Puri terdapat sebanyak 1820 bidang tanah dengan kriteria 1241 bidang tanah yang belum memiliki sertifikat Tanah dan sebanyak 579 bidang tanah telah memiliki sertifikat tanah dan di Desa Winong terdapat sebanyak 2220 bidang tanah dengan kriteria 1508 bidang tanah yang belum memiliki sertifikat Tanah dan sebanyak 712 bidang tanah telah memiliki sertifikat tanah. Dengan penggunaan GIM pada penyusunan SIPT, didapatkan suatu tampilan peta yang lebih sistematis dan lengkap mengenai informasi bidang tanah dibandingkan dengan metoda pemetaan digital pada umumnya . Sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan GIM lebih sesuai dalam penyajian data spasial terutama dalam pemetaan bidang-bidang tanah.
PERAN KADASTER LAUT DALAM PEMECAHAN KONFLIK DI PERAIRAN STUDI KASUS: KABUPATEN REMBANG, JAWA TENGAH Arief Widiansyah; Yuwono Yuwono
Geoid Vol 6, No 2 (2011)
Publisher : Department of Geomatics Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (540.377 KB) | DOI: 10.12962/j24423998.v6i2.4246

Abstract

Kabupaten Rembang memiliki panjang garis pantai 63,5 Km dengan luas wilayah pesisir 355,95 km2. Dengan wilayah perairan yang luas membuat perairan di Kabupaten Rembang rentan terjadi konflik. Di Kabupaten Rembang terdapat konflik di wilayah perairan yang disebabkan oleh penggunaan trawl dan pelanggaran jalur penangkapan ikan. Salah satu solusi yang ditawarkan untuk menyelesaikan konflik yang terjadi adalah dengan menggunakan kadaster laut. Dalam penelitian ini, dilakukan kompilasi dari data lokasi konflik perairan dari DKP, Polisi air, maupun Kantor Pelabuhan Rembang, kemudian dilakukan plotting data lokasi dengan peta dasar berupa Peta LPI Rembang skala 1:50000. Setelah itu dilakukan analisa, untuk menghasilkan rekomendasi penyelesaian konflik di perairan dengan kadaster laut. Rekomendasi kadaster laut untuk pemecahan permasalahan pelanggaran trawl adalah diperlukannya hak yang diberika kepada nelayan yang mencantumkan pemilik hak, syarat penetapan hak, masa berlaku hak, jenis pengawasan dan sanksi pelanggaran hak. Sedangkan rekomendasi untuk pemecahan masalah pelanggaran jalur tangkap ikan adalah adanya penegasan batas-batas wilayah jalur tangkap ikan dengan menggunakan titik-titik koordinat acuan pada sistem navigasi kapal. Dari penelitian ini juga menghasilkan peta estimasi lokasi konflik skala 1:10000
Aplikasi Isochrysis galbana dan Chaetoceros amami serta Kombinasinya Terhadap Pertumbuhan dan Kelulushidupan Veliger-Spat Tiram Mutiara (Pinctada maxima) Nur Taufiq; Diana Rachmawati; Justin Cullen; Yuwono Yuwono
ILMU KELAUTAN: Indonesian Journal of Marine Sciences Vol 15, No 3 (2010): Ilmu Kelautan
Publisher : Marine Science Department Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1328.77 KB) | DOI: 10.14710/ik.ijms.15.3.119-125

Abstract

Salah satu penyebab rendahnya pertumbuhan dan kelulushidupan pada  perkembangan awal larva sampai spat tiram mutiara (Pinctada maxima) adalah pemberian pakan alami yang kurang tepat. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pemberian pakan alami Isochrysis galbana dan Chaetoceros amami dan kombinasinya terhadap pertumbuhan dan kelulushidupan veliger-spat Pinctada maxima.  Penelitian ini dilaksanakan di PT. Autore Pearl Culture, Sumbawa, NTB. Rancangan Acak Lengkap dengan 5 perlakuan dan 3 kali ulangan diterapkan pada penelitian ini, yaitu pemberian pakan alami 100% I. galbana); kombinasi 75% I. galbana dan 25% C. amami, kombinasi 50% I. galbana dan 50% C. amami, kombinasi 25% I. galbana dan 75% C. amami, dan 100% C. amami, dengan kepadatan 7 x 106 sel/mL. Untuk mengetahui pengaruh perlakuan dilakukan analisis ragam (ANOVA) yang dilanjutkan dengan uji wilayah ganda Duncan.. Hasil penelitian menunjukkan bahwa selama pemeliharaan veliger-spat dengan pakan  I. galbana, C. amami dan kombinasinya berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap pertumbuhan panjang mutlak cangkang dan berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap kelulushidupan. Pertumbuhan panjang mutlak dorsal-ventral dan anterior-posterior cangkang tertinggi dicapai pada perlakuan kombinasi 25% I. galbana dan 75% C. amami, yaitu 1.623,7µm dan 2.217,11 µm. Kelulushidupan tertinggi dicapai oleh pemberian 100% I. galbana sebesar 6,85%. Kata kunci: Pinctada maxima, Veliger, Spat, Isochrysis galbana, Chaetoceros amami, pertumbuhan  The low growth and survival rates of pearl oyster (Pinctada maxima) at early development from larvae to spat is commonly due to inappropriate natural food given. The aims of the present study was to determine the effect of natural food Isochrysis galbana, Chaetoceros amami and its combination on the growth and survival rates of pearl oyster (P. maxima) larvae. This study was conducted at PT. Autore Pearl Culture, Sumbawa, West Nusa Tenggara province. Completely Randomized Design was applied with 5 treatments and 3 replications. The treatments were 100 % I. galbana, combination of 75% I. galbana and  25% C. amami, 50% I. galbana and 50% C. amami, 25% I. galbana and 75% C. amami, and 100% C. amami, with density of 7 x 106 sel/mL. The data of length growth and survival were analyzed by Analysis of Variants followed by Duncan’s Test. The result showed that the treatments gave highly significant difference (P< 0.01) on the  shell growth and significantly different (P< 0.05) on survival rate. The highest dorsal-ventral and anterior-posterior shell growth (1,623.7 µm and 2,217.11 µm) reached by spat fed on combination of 25% I. galbana and 75% C. amami. The highest survival rate (6.85%) was reached by spat fed by 100 % I. galbana . Key words: Pinctada maxima, Veliger, Spat, Isochrysis galbana, Chaetoceros amami, growth
Studi kualitatif implementasi advokasi, komunikasi dan mobilisasi sosial dalam pengendalian tuberkulosis paru di Kabupaten Musi Rawas Utara tahun 2016 Theta Elba Moulina; Yuwono Yuwono; Ridhah Taqwa
JURNAL KEDOKTERAN DAN KESEHATAN Vol 5, No 1 (2018)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (319.318 KB) | DOI: 10.32539/JKK.v5i1.6124

Abstract

Penanggulangan TB Paru merupakan tanggungjawab seluruh elemen antara lain  pemerintah, petugas kesehatan dan masyarakat. AKMS TB merupakan program pengendalian TB yang mengupayakan dukungan dari Pemerintah, perlunya keterampilan komunikasi petugas kesehatan dan melibatkan masyarakat atau lintas sektoral dalam pengendalian TB. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis implementasi Advokasi, Komunikasi dan Mobilisasi Sosial (AKMS) dalam pengendalian Tuberkulosis Paru di Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2016. Jenis penelitian adalah penelitian analitik deskriptif  dengan pendekatan  kualitatif interaktif.  Teknik pengumpulan data dengan wawancara mendalam terhadap 15 (limabelas) informan, diskusi kelompok terarah, observasi, pemeriksaan dokumen, dan studi kepustakaan. Sampel sumber data dipilih secara purposive sampling. Teknik analisis berupa reduksi data, penyajian data dan verifikasi data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi advokasi dan pelaksanaan strategi komunikasi belum terlaksana sesuai pedoman AKMS seperti belum adanya advokasi kepada pemangku kebijakan, pengembangan media promosi, kampanye Tuberkulosis melalui media massa baik cetak maupun elektronik, dan belum dilaksanakan pelatihan konseling serta komunikasi interpersonal bagi petugas kesehatan. Mobilisasi sosial di tingkat Dinas Kesehatan dan Puskesmas belum dilaksanakan seperti belum ada pedoman mobilisasi sosial pengendalian Tuberkulosis dan perumusan kebijakan yang mendukung implementasi integrasi layanan yang terintegrasi dengan UKBM, belum melibatkan komunitas khusus dan LSM dan belum dilaksanakan sosialisasi piagam hak dan kewajiban pasien TB. Rendahnya pengetahuan petugas kesehatan tentang program AKMS TB menjadi penyebab program AKMS belum dilaksanakan. Perlunya segera dilakukan pelatihan tentang Advokasi, Komunikasi dan Mobilisasi Sosial kepada Wasor TB, Kepala Puskesmas, pemegang program Tuberkulosis.
Sensitivitas dan Spesifisitas Polimerase Chain Reaction pada Diagnosis Her2/Neu Karsinoma Payudara Duktal Invasif Wresnindyatsih Wresnindyatsih; Triwani Triwani; Yuwono Yuwono; Heni Maulani
JURNAL KEDOKTERAN DAN KESEHATAN Vol 2, No 3 (2015)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Karsinoma payudara duktal invasif adalah keganasan yang berasal dari sel epitel pelapis duktal-lobuler payudara. Gen her2/neu merupakan salah satu gen yang mengalami amplifikasi dan menyebabkan terjadinya  karsinoma payudara. Penemuan terapi target anti her2/neu menurunkan angka kematian dan memperpanjang harapan hidup penderita. Penelitian ini bertujuan memperoleh nilai sensitivitas dan spesifisitas Polymerase Chain Reaction diagnosis status her2/neu pada karsinoma payudara dibandingkan dengan pemeriksaan imunohistokimia. Uji diagnostik telah dilakukan di Laboratorium Patologi Anatomi RSUP dr. M. Hoesin dan Balai Besar Laboratorium Kesehatan Palembang pada bulan Januari sampai November 2013. Sebanyak 39 sampel blok paraffin jaringan karsinoma payudara diambil secara purposif. Dari hasil penelitian terhadap sampel pemeriksaan imunohistokimia didapatkan hasil positif 17,94% (7 dari 39 sampel). Pemeriksaan  dengan metode Polymerase Chain Reaction didapatkan hasil positif 28,20% (11 dari 39 sampel) yang ditandai dengan adanya amplikon DNA spesifik her2/neu >2,0. Berdasarkan hasil tersebut  didapatkan sensitivitas  dan spesifisitas metode Polymerase Chain Reaction 57,14% dan 81,81% dan memiliki nilai prediksi positif dan nilai prediksi negatif 50,00% dan 85,71%. Dapat disimpulkan bahwa pemeriksaan metode Polymerase Chain Reaction memiliki sensitivitas lebih rendah daripada metode IHK namun spesifisitas lebih baik dibandingkan dengan metode IHK. Metode PCR dapat dikembangkan sebagai metode alternatif untuk mendiagnosis status her2/neu.
Faktor – faktor yang mempengaruhi kepatuhan bidan terhadap standar pelayanan antenatal di kota palembang Sri Wahyuningsih; Yuwono Yuwono; Andries Lionardo
JURNAL KEDOKTERAN DAN KESEHATAN Vol 5, No 2 (2018)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (389.137 KB) | DOI: 10.32539/JKK.v5i2.6131

Abstract

Kinerja tenaga kesehatan yang baik akan berdampak pada kualitas pelayanan pemeriksaan pada ibu hamil, termasuk kinerja bidan sebagai penyedia pelayanan kesehatan maternal dan neonatal.. Apabila proses kehamilan, persalinan dan nifas dapat dilalui oleh seorang perempuan dengan aman, maka Angka Kematian Ibu di Indonesia dapat ditekan.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor – faktor yang memoengaruhi kepatuhan bidan terhadap standar pelayanan Antenatal diKota Palembang. Penelitian menggunakan rancangan data cross sectional dengan populasi bidan di Kota Palembang sebanyak 270 orang sedangkan sampelnya menggunakan proportional stratified random sampling jumlah sampel 126 bidan di kota palembang. Pengumpulan data dengan kuesioner dan ceklis tentang standar pelayanan Antenatal. Data dianalisis dengan uji regresi logistik. Hasil penelitian dengan uji regresi linier berganda variabel yang paling berpengaruh terhadap kepatuhan bidan terhadap standar pelayanan Antenatal  adalah usia dan masa kerja. Kekuatan hubungan dapat dilihat dari nilai OR (Exp B). Kekuatan hubungan yang terbesar ke yang terkecil adalah usia (OR = 9,270), masa kerja (OR = 6,387)., persamaan regresi didapatkan bahwa probabilitas terhadap ketidakpatuhan bidan dalam standar pelayanan ANC adalah 70,72%. Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada hubungan antara pengetahuan, sikap, motivasi usia dan amasa kerja terhadap standar pelayanan Antenatal dan tidak ada hubungan antara pelatihan dengan standar pelayanan antenatal. Saran dalam penelitian ini adalah agar dapat digunakan untuk melakukan penelitian lanjutan tentang pelaksanaan standar pelayanan Antenatal.
Efektivitas jeruk nipis (citrus aurantifolia swingle) sebagai zat antiseptik pada cuci tangan Rahma Kurnia Lestari; Ella Amalia; Yuwono Yuwono
JURNAL KEDOKTERAN DAN KESEHATAN Vol 5, No 2 (2018)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32539/JKK.v5i2.6126

Abstract

Efektivitas Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia Swingle) sebagai Zat Antiseptik pada Cuci Tangan. Jeruk nipis (Citrus aurantifolia Swingle) merupakan tanaman yang sangat berpotensi untuk dikembangkan sebagai tanaman berkhasiat. Hal ini disebabkan karena komponen kimia yang terkandung dalam jeruk nipis (Citrus aurantifolia Swingle) antara lain flavonoid, alkaloid, tanin, minyak atsiri, dan saponin yang mempunyai aktivitas antimikroba. Penggunaan air perasan jeruk nipis (Citrus aurantifolia Swingle) sebagai alternatif untuk mencuci tangan serta penelitian mengenai antibakteri di dalamnya, menimbulkan pertanyaan mengenai efektivitas jeruk nipis (Citrus aurantifolia Swingle) sebagai zat antiseptik pada cuci tangan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan efektivitas mencuci tangan menggunakan air biasa, air perasan jeruk nipis (Citrus aurantifolia Swingle), dan alkohol 70%. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratoris menggunakan rancangan eksperimental sederhana (Pretest-Posttest Control Group Design). Sebanyak 5 mahasiswa Fakultas Kedoketan Universitas Sriwijaya dibagi menjadi 5 kelompok. Tiga kelompok diberikan air perasan jeruk nipis dengan variasi konsentrasi 50%, 75%, dan 100%. Kelompok lainnya adalah kelompok kontrol positif dengan pemberian alkohol 70% dan kontrol negatif diberikan aquadest. Analisis terhadap jumlah koloni atau angka kuman dilakukan melalui pengambilan sampel di permukaan telapak tangan subjek dengan cara di swab menggunakan kapas swab steril. Secara umum, terjadi penurunan jumlah koloni atau angka kuman pada cuci tangan menggunakan air perasan jeruk nipis. Namun, secara statistik tidak ada perbedaan yang bermakna kecuali pada kelompok jeruk nipis konsentrasi 75% postest menit pertama. Jeruk nipis konsentrasi 75% efektif sebagai antiseptik yang mana terdapat perbedaan jumlah koloni atau angka kuman pretest dengan postest menit pertama.
Tingkat Ekspresi Galectin-3 Sebagai Penanda Lesi Jinak Dan Lesi Ganas Pada Tiroid Ellys Ellys; Ika Kartika; Aspitriani Aspitriani; Yuwono Yuwono
JURNAL KEDOKTERAN DAN KESEHATAN Vol 2, No 3 (2015)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Karsinoma tiroid merupakan keganasan tersering organ endokrin sebagian besar berasal dari sel folikular. Kasus terbanyak  adalah karsinoma tiroid papiler  dan  terbanyak kedua adalah karsinoma tiroid folikular. Namun pada beberapa kasus diagnosa tumor ganas tiroid masih belum dapat ditegakkan secara histopatologi. Galectin-3 merupakan salah satu penanda yang mempunyai struktur pentamer dan mampu mengadakan reaksi silang dan mengikat β-galactoside pada glikoprotein dan glikolipid permukaaan sel, serta berfungsi meregulasi berbagai mekanisme, antara lain kelangsungan hidup, proliferasi, transformasi, serta migrasi sel. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan tingkat ekspresi galectin-3 pada hiperplasia nodular, adenoma folikular,  karsinoma tiroid papiler dan karsinoma tiroid folikular pada organ tiroid. Penelitian ini secara  analitik observasional potong lintang.  Sampel berjumlah 68 sampel, terdiri dari 24 sampel hiperplasia nodular, 13 sampel adenoma folikular, 23 sampel karsinoma papiler dan 8 sampel karsinoma folikular dari organ tiroid. Sampel diambil dari sediaan blok parafin dari bahan operasi lobektomi dan tiroidektomi, kemudian dilakukan pulasan imunohistokimia galectin-3. Hasil dianalisis dengan menggunakan uji Chi Square dengan tingkat kemaknaan (α) pada p<0,05. Hasil uji Chi Square penelitian ini menunjukkan ekspresi galectin-3 tidak berbeda secara bermakna antara adenoma folikular dan hiperplasia nodular (p=1,000; p>0,05), ekspresi galectin-3 lebih tinggi pada karsinoma papiler dibandingkan dengan hiperplasia nodular dan adenoma folikular dengan nilai masing-masing (p=0,000; p<0,05). Terdapat perbedaan secara bermakna antara lesi jinak dan ganas  (p=0,000; p<0,05). Hasil penelitian ini menunjukkan tingkat ekspresi galectin-3 pada lesi ganas lebih tinggi daripada lesi jinak pada kelenjar tiroid, oleh karena itu ekspresi immunohistokimia galectin-3 dapat digunakan sebagai petanda tambahan dalam membedakan lesi jinak dan ganas pada tiroid
PENYEDIAAN PETA DASAR DALAM PEMBUATAN PETA KADASTER LAUT SEBAGAI MASUKAN KEBIJAKAN DALAM PENGATURAN RUANG LAUT DI INDONESIA Abdi Rachmad Affandi; Yuwono Yuwono; Dwi Budi Martono
Geoid Vol 3, No 2 (2008)
Publisher : Department of Geomatics Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j24423998.v3i2.6958

Abstract

Kadaster laut merupakan metode dalam menata dan memanfaatkan ruang laut. Laut berfungsi untuk aktivitas pelayaran, perikanan, dan pertambangan. Adanya aktivitas yang beragam di laut membutuhkan penanganan supaya tidak terjadi tumpang tindih dalam pemanfaatan aktivitas di Laut. Menangani masalah tumpang tindih salah satu caranya dengan pembuatan peta dasar.Peta dasar merupakan peta topografi yang dimanfaatkan untuk dapat diturunkan kedalam peta tematik. Informasi yang ada pada peta dasar dapat digunakan sebagai acuan dalam pembuatan peta tematik.Pada penelitian ini, ingin menyediakan sebuah peta dasar baru agar dapat dimanfaatkan dalam pembuatan peta kadaster laut. Peta baru yang dibuat merupakan gabungan peta Dishidros, Peta LPI dan Peta Bakosurtanal dengan menggunakan unsur kartografis. Pembuatan peta ini diharapkan sebagai acuan peta kadaster laut yang dapat bermanfaat untuk menangani permasalahan yang terjadi di laut.