Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Profil Penggunaan Antibiotik pada Pasien Ispa di Beberapa Puskesmas Kota Samarinda Rizki Khairunnisa; Hajrah Hajrah; Rolan Rusli
Proceeding of Mulawarman Pharmaceuticals Conferences Vol. 4 (2016): Proceeding of Mulawarman Pharmaceuticals Conferences (Prosiding Seminar Nasional Kefa
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Mulawarman, Samarinda, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (338.914 KB) | DOI: 10.25026/mpc.v4i1.199

Abstract

Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah penyakit saluran pernapasan atas atau bawah yang berlangsung hingga 14 hari dan biasanya menular. Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) merupakan penyakit dengan prevalensi yang tinggi. Sebagian besar ISPA yang terjadi disebabkan oleh virus dan tidak memerlukan antibiotik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik serta pola penggunaan antibiotik pada pasien ISPA. Penelitian ini di lakukan secara retrospektif dengan mengambil data dari rekam medik pasien penderita ISPA sebanyak 221 pasien. Karakteristik pasien berdasarkan jenis kelamin diperoleh persentasi pasien laki-laki dan perempuan berturut-turut (45,25%) dan (54,75%). Pasien penderita ISPA paling banyak terjadi di usia 36-45 tahun (29,41%), 18-25 tahun (28,96%), 26-35 tahun (25,34%) dan 46-55 tahun (19,29%). Hasil diagnosa dokter meliputi influenza oleh virus (4,22%), influenza (virus tidak teridentifikasi) (18,99%), faringitis akut (45,15%), tonsillitis akut (24,48%), nesofaringitis akut (4,22%), bronkitis akut (0,42%), laringitis akut (0,42%), ISPA tidak dispesifikasi (1,26%) dan sinusitis akut (0,84%). Antibiotik yang digunakan adalah amoksisilin 500 mg (83,71%), amoksisilin 250 mg (0,45%), kotrimoksazol 480 mg (8,15%), kloramfenikol 250 mg (0,45%), siprofloksasin 500 mg (4,07%), sefadroksil 500 mg (2,72%) dan eritromisin 250 mg (0,90%). Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa penderita ISPA lebih banyak terjadi pada perempuan dan antibiotik yang banyak digunakan sebagai terapi ISPA adalah amoksisilin 500 mg.
IMPLEMENTASI METODE BATUNG BINGAR DALAM PEMBERANTASAN BUTA AKSARA Friska Indria Nora; Jubaidah Hasibuan; Nurul Aulia Sukma; Rizki Khairunnisa; Irna Nursaidah Telaumbanua
Pepatudzu : Media Pendidikan dan Sosial Kemasyarakatan Vol 18, No 1 (2022): Pepatudzu, Volume 18, Nomor 1, Mei 2022
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Univ. Al Asyariah Mandar Sulbar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35329/fkip.v18i1.2653

Abstract

This study aims to determine the impact of the application of the Batung Bingar method in an effort to eradicate illiteracy on Jl. Gurilla, Medan Tembung District, Medan City, North Sumatra. Batung Bingar is a method that combines reading, writing, arithmetic, speaking, and listening which is believed to be easier in the learning process. Because in this method, learning citizens can benefit in every given realm. These realms complement and have a relationship with each other. The research method used is a qualitative research method. Data collection techniques used by using interview and observation techniques. The research on the application of the Batung Bingar method was carried out on 4 learning residents who were illiterate in Jalan Gurilla. Where the tutor applies the methods of reading, writing, counting, speaking, and listening well so that the learning residents are able to memorize letters and are able to read even though they are still stammering, and are able to hear and absorb every provision of learning material provided and help residents learn to be smart. in counting and writing.