Welly Herumurti
Departemen Teknik Lingkungan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Published : 22 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

EVALUASI KINERJA IPAL – IPAL KOMUNAL PROGRAM SANITASI PERKOTAAN BERBASIS MASYARAKAT – URBAN SANITATION RURAL INFRASTRUCTURE (SPBM-USRI) TAHUN PEMBANGUNAN 2012 – 2014 DI SURABAYA Aulia Husada Bhakti; Welly Herumurti
Jurnal Teknik ITS Vol 5, No 2 (2016)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (407.547 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v5i2.18283

Abstract

Program SPBM-USRI telah membangun 40 unit fasilitas sanitasi di Surabaya pada Tahun 2012 - 2014 yang meliputi 17 MCK++, 13 MCK Kombinasi, dan 10 IPAL Komunal. Evaluasi dilakukan untuk menentukan kinerja pelaksanaan dan strategi peningkatan kinerja program yang ditinjau dari aspek teknis. Data primer didapatkan dari observasi lapangan, wawancara penanggung jawab, dan pengujian kualitas air limbah. Data sekunder yang digunakan adalah DED dan karakteristik air limbah yang telah diuji BLH. Evaluasi dilakukan dengan metode analisis scoring dan pembobotan serta analisis SWOT. Terdapat 3 unit bangunan MCK++ dan 4 unit bangunan MCK Kombinasi yang terbengkalai. Kinerja pelaksanaan program ditinjau dari aspek teknis adalah buruk dengan nilai evaluasi sebesar 45,1%. Kinerja program tiap jenis fasilitas beserta hasil nilai evaluasinya masing – masing adalah MCK++ berkinerja baik (54,8%), MCK Kombinasi buruk (40,9%), dan IPAL Komunal buruk (34,2%). Peningkatan kinerja pelaksanaan Program SPBM ditinjau dari aspek teknis adalah melalui perbaikan sarana MCK, perbaikan manhole, peningkatan intensitas pemeliharaan, serta meningkatkan kinerja IPAL dengan cara: menambahkan mikroba, meningkatkan frekuensi pengurasan, membersihkan biofilter, menambahkan filter eksternal, maupun menambahkan kompartemen
Studi Timbulan Dan Reduksi Sampah Rumah Kompos Serta Perhitungan Emisi Gas Rumah Kaca Di Surabaya Timur Amar Addinsyah; Welly Herumurti
Jurnal Teknik ITS Vol 6, No 1 (2017)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (459.897 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v6i1.22973

Abstract

Wilayah Surabaya Timur juga merupakan wilayah yang memiliki jumlah unit rumah kompos terbanyak di Surabaya yaitu sebanyak delapan unit rumah kompos. Unit rumah kompos tersebut mendapat pasokan sampah yang kebanyakan berasal dari perantingan dan sampah pasar. Pada unit rumah kompos tersebut belum terdapat suatu metode pengendalian terhadap emisi gas rumah kaca yang dihasilkan dari proses pengomposan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan timbulan sampah, kemampuan reduksi, dan emisi gas rumah kaca pada rumah kompos di Surabaya Timur. Metode yang digunakan dalam studi ini adalah metode perhitungan timbulan dan komposisi sampah menurut SNI 19-3964-1994. Sedangkan untuk perhitungan emisi gas rumah kaca digunakan metode perhitungan menurut IPCC Guideline for National Greenhouse Gas Inventories. Penelitian ini melibatkan tiga skenario. Skenario pertama merupakan skenario rumah kompos Surabaya Timur dengan delapan rumah kompos dan dua unit gasifikasi berfungsi serentak. Skenario kedua merupakan skenario dengan lima rumah kompos dan dua unit gasifiaksi berfungsi serentak. Skenario ketiga merupakan skenario tanpa reduksi sampah dan sampah langsung dikirim ke TPA. Hasil dari penelitian timbulan sampah yang masuk di rumah kompos Surabaya Timur meliputi 51487,11 kg per bulan untuk sampah daun, 76654,04 kg per bulan untuk sampah kayu, dan 26778,13 kg per bulan untuk sampah pasar. Hasil penelitian tingkat reduksi menyatakan tingkat reduksi sebesar 50,74 % untuk skenario pertama perhitungan dan tingkat reduksi sebesar 34,68 % untuk perhitungan skenario kedua. Hasil penelitian emisi gas rumah kaca menyatakan emisi gas rumah kaca sebesar 5,80 Gg CO2 per bulan untuk skenario pertama, emisi gas rumah kaca sebesar 5,13 Gg CO2 per bulan untuk skenario kedua, dan emisi gas rumah kaca sebesar 0,49 Gg CO2 per bulan untuk skenario ketiga.
Perencanaan Tipikal Unit Pengolahan Lumpur Tinja Skala Kecil Kota Surabaya Zahratun Nuraida; Welly Herumurti
Jurnal Teknik ITS Vol 9, No 2 (2020)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v9i2.56396

Abstract

Beberapa fasilitas MCK di Surabaya diketahui menghasilkan effluent yang tidak memenuhi baku mutu. Hal ini disebabkan oleh terakumulasinya lumpur dalam fasilitas tersebut. Akumulasi lumpur yang berlebih merupakan akibat dari tidak dilakukannya pengurasan lumpur secara berkala yang dikarenakan oleh kendala jarak serta keterbatasan alat angkut. Pengolahan lumpur tinja pada umumnya menggunakan dewatering. Semakin tebal media pasir yang digunakan maka semakin tinggi efesiensi penurunan beban polutan pada filtrat. Namun hal tersebut akan mengakibatkan volume pasir yang dibutuhkan semakin besar dan mengurangi efektifitas filter. Penambahan media filter geotextile merupakan alternatif yang direkomendasikan untuk mengurangi volume pasir yang dibutuhkan serta mempermudah pencian media filter. Berdasarkan hasil diperoleh bahwa penambahan geotextile non woven 6cm pada media filter, mampu meningkatkan kemampuan media filtrasi berupa kenaikan penyisihan pada TSS hingga 99,99%, TN 98%, ammonia 99,99%, BOD5 99,99%, TVS 99,99% dan Total Coliform 99,99%. Dimensi unit dewatering yang direncanakan adalah menggunakan bak pengering berukuran P=4,3m, L= 2,3m tinggi 1,06m dan bak penampung filtrat P= 2,3m dan L=1,3m.
Perencanaan Pengembangan Sistem Penyaluran Air Limbah Terpusat IPAL Sewon Habib Dwi Putro Priambodo; Welly Herumurti
Jurnal Teknik ITS Vol 9, No 2 (2020)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v9i2.56337

Abstract

Pemerintah Provinsi DIY melalui UPT IPAL Sewon berencana untuk meningkatkan pelayanan Sambungan Rumah dari yang awalnya 25.000 (2020) menjadi 50.000 (2040), diiringi dengan peningkatan kapasitas pengolahan IPAL Sewon. Jaringan pipa air limbah yang dilayani oleh IPAL Sewon adalah Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman, dan sebagian Kabupaten Bantul. Kondisi saat ini, panjang jaringan perpipaan yang dilayani oleh IPAL Sewon adalah 234 km yang terdiri atas pipa induk berdiameter lebih dari 300 mm, pipa gelontor dengan diameter lebih dari 300 mm, dan pipa lateral dengan diameter 200 – 300 mm. Pada perencanaan ini, dilakukan perencanaan pengembangan jaringan pelayanan penyaluran air limbah di Kota Yogyakarta yang nantinya akan diolah di IPAL Sewon. Perencanaan didahului dengan menganalisis kondisi eksisting, kemudian dilakukan perencanaan sesuai data primer dan sekunder yang diperoleh. Dari data tersebut dapat dilakukan analisis kondisi eksisting dan didapatkan perencanaan dalam pengembangan sistem penyaluran air limbah terpusat di Kota Yogyakarta. Dalam perencanaan ini, ditambahkan daerah layanan baru sebesar 550,68 hektar, yang meliputi Kecamatan Kotagede, Kecamatan Umbulharjo, Kecamatan Tegalrejo, Kecamatan Gedongtengen, dan Kecamatan Gondokusuman dengan total sambungan baru sebanyak 27.225 SR dan panjang pipa 25,68 km. Hasil perhitungan timbulan air limbah dan perencanaan perpipaan telah dilakukan dan disambungkan dengan sistem jaringan eksisting. Didapatkan pula jaringan pipa eksisting masih sanggup menerima beban air limbah pada daerah baru, sehingga tidak diperlukan penggantian pipa baru. Pada jaringan pengembangan, diameter pipa terkecil adalah 103 mm pada pipa lateral dan diameter terbesar adalah 500 mm pada pipa primer. Pipa yang melewati sungai direncanakan jembatan pipa dengan air limbah yang dipompa. Dari perencanaan ini, didapatkan debit air limbah sebesar 28.012 m3/hari, yang melampaui kapasitas desain IPAL Sewon saat ini. Oleh karena itu, diperlukan perencanaan kapasitas IPAL Sewon yang baru.
Perencanaan Pengurasan dan Pengeringan Lumpur Skala Kecil IPALD-T Kabupaten Gresik Debbie Gabriella Hutagaol; Welly Herumurti
Jurnal Teknik ITS Vol 9, No 2 (2020)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v9i2.56882

Abstract

Lumpur merupakan produk samping dari pengolahan air limbah yang memiliki karakteristik berbahaya terhadap lingkungan karena mengandung mikroorganisme patogen serta konsentrasi polutannya yang sangat tinggi. Beberapa IPAL di Kabupaten Gresik mengalami penurunan kualitas efluen yang disebabkan oleh terhambatnya pengurasan endapan lumpur di dalam unit pengolahan. Penyebab terhambatnya pengurasan lumpur adalah keterbatasan akses menuju IPAL. Tujuan dari perencanaan ini adalah merencanakan metode pengurasan dan pengangkutan lumpur skala kecil, merencanakan unit pengolahan lumpur skala kecil, serta merencanakan anggaran biaya yang dibutuhkan dalam pengelolaan lumpur skala kecil. Dalam penelitian ini, penentuan IPALD-T yang pengurasan lumpurnya terhambat direncanakan berdasarkan identifikasi kemampuan akses sarana pengangkut lumpur ke unit pengolahan lumpur. Periode pengurasan direncanakan berdasarkan produksi lumpur pada masing-masing bak dan membandingkannya dengan kapasitas kompartemen settler dan pengolahan biologis. Sarana pengurasan direncanakan berdasarkan lebar jalan dan lama pengurasan direncanakan berdasarkan kapasitas sarana pengurasan. Unit dewatering direncanakan berdasarkan ketersediaan lahan, efisiensi biaya, dan kemudahan dalam operasional. Periode pengurasan IPAL klaster 1 dilakukan 3 tahun sekali dengan menggunakan truk tinja. Sedangkan untuk klaster 2 dan 3 masing-masing dilakukan 1 dan 2 tahun sekali. Sarana pengurasan yang digunakan adalah kombinasi antara motor tinja dan kedoteng. Perencanaan unit dewatering skala kecil menghasilkan 2 unit bak pengering lumpur dan 3 unit tandon pengering lumpur, masing-masing dengan kapasitas total 2,88 m3 dan 1,9 m3. Total biaya yang dibutuhkan untuk pembangunannya masing-masing adalah Rp 30.508.500,- dan Rp 16.114.500,-.
Perencanaan Tipikal Unit Pengolahan Skala Kecil Lumpur IPAl Domestik Kabupaten Gresik Hilma Ayu Khansa; Welly Herumurti
Jurnal Teknik ITS Vol 9, No 2 (2020)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v9i2.56811

Abstract

Abstrak—Lumpur IPALD-T memiliki kadar air yang tinggi serta kontaminan yang dapat mencemari lingkungan. Beberapa IPALD-T di Kabupaten Gresik memiliki kendala pengurasan yang tidak teratur karena IPALD-T yang tidak dapat dilewati oleh truk tinja dan jauh dari IPLT. Pengurasan yang tidak teratur menyebabkan penurunan kemampuan penyisihan kontaminan pada IPALD-T. Sehingga, diperlukan adanya pengolahan lumpur skala kecil di sekitar lokasi IPALD-T. Tujuan tugas akhir ini adalah menentukan kriteria desain unit dewatering berdasarkan studi literatur dan melakukan perencanaan pengolahan lumpur skala kecil. Tugas akhir ini menghasilkan kriteria desain unit dewatering dengan ketinggian lumpur berkisar 20-50 cm, ketinggian media filter geotekstil non woven 1-6 cm dengan jenis PET (Polietelena Tereftalat) dan PP (Polypropylene) (continuous filament dan Staple fibre dengan berat 150-500 GSM), ketinggian Media filter pasir diameter 0,2-0,6 setinggi 20-30 cm, dan kerikil penyangga diameter 2-3 cm setinggi 20-30 cm. Hasil perencanaan unit dewatering yang telah dilakukan menghasilkan unit dengan kapasitas 0,335 m3 dengan lumpur setinggi 40 cm, geotekstil non-woven setinggi 6 cm, pasir berdiameter 0,2-0,6 mm setinggi 20 cm, kerikil penyangga berdiameter 2-3 cm setinggi 20 cm, dan geotekstil non-woven 1 cm. Unit dewatering ini direncanakan menggunakan tandon dengan diameter 103,2 cm dan ketinggian tandon 100 cm, serta dilengkapi dengan bak penampung filtrat.
Persebaran Logam Berat pada Tanah dan Air Tanah Akibat Aktivitas Industri Rumah Tangga Peleburan Limbah Elektronik Citra Nur Fadilah; Welly Herumurti
Jurnal Teknik ITS Vol 9, No 2 (2020)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v9i2.57497

Abstract

Industri pengolahan PCB di suatu daerah di Jawa Timur telah beroperasi sejak tahun 2015 hingga tahun 2020, Paska penutupan industri belum diketahui dampak terhadap lingkungan sekitar. Kemudian dilakukan analisis pendahuluan pada kualitas air tanah dan tanah di wilayah tersebut. Hasil analisis menunjukkan bahwa terjadi pencemaran logam berat Pb sebesar 0,52 mg/L dan Cu sebesar 0,27 mg/L. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persebaran logam berat Pb dan Cu pada tanah dan air tanah di sekitar wilayah industri dan mengetahui jarak aman sumur yang layak konsumsi terhadap sumber kontaminan sesuai dengan Pergub Jatim Nomor 72 Tahun 2013. Metode yang digunakan untuk mengukur sebaran logam berat adalah model transport kontaminan satu dimensi. Model ini menggunakan solusi numerik dengan metode beda hingga. Langkah dasar metode ini antara lain membagi grid waktu hingga 5 tahun dan membagi grid jarak per 100 meter hingga jarak terjauh yaitu 700 meter, mentransformasikan persamaan diferensial parsial model transport satu dimensi ke persamaan kerja beda hingga, dan melakukan simulasi konsentrasi. Hasil model simulasi konsentrasi Pb dari konsentrasi sumber 0,52 mg/L, 0,92 mg/L, 1.72 mg/L, 2.53 mg/L, 3.26 mg/L, 4.34 mg/L dan simulasi konsentrasi Cu dari konsentrasi sumber 0,27 mg/L, 0,65 mg/L, 0,83 mg/L, 1.64 mg/L, 1.94 mg/L, 2.18 mg/L, menunjukkan bahwa seluruh hasil persebaran logam berat Pb dan Cu dari grid jarak 100 hingga 700 m yang disimulasikan mengalami persebaran melebihi grid jarak terjauh 700 meter. Hal ini ditunjukkan dari hasil simulasi semua konsentrasi pada grid jarak dan waktu masih terdapat sisa konsentrasi. Jarak aman sumur terhadap titik pembakaran untuk logam berat Pb minimal 200 m dan logam berat Cu minimal 100 m. Faktor yang paling mempengaruhi persebaran kontaminan pada air tanah berdasarkan simulasi model secara berurutan adalah adveksi, disperse, dan faktor retardasi.
Pengolahan Lindi Menggunakan Moving Bed Biofilm Reactor dengan Proses Anaerobik-Aerobik-Anoksik Nuriflalail Rio Jusepa; Welly Herumurti
Jurnal Teknik ITS Vol 5, No 2 (2016)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (285.997 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v5i2.19116

Abstract

Lindi mengandung konsentrasi organik, Total Kjeldahl Nitrogen, amonium, nitrit dan nitrat yang tinggi sehingga lindi yang tidak diolah dapat mencemari lingkungan. Pengolahan biologis dengan sistem fluidized attached growth seperti Moving Bed Biofilm Reactor (MBBR) dapat digunakan untuk menurunkan senyawa organik dan senyawa nitrogen. Konsentrasi organik dan nitrogen yang tinggi pada lindi dapat diolah dengan mengatur proses aerobik-anaerobik-anoksik di dalam MBBR. Kapasitas pengolahan MBBR yang digunakan sebesar 10 L dan media Kaldness (K1) sebanyak 2 L. MBBR dioperasikan dengan sistem batch, dengan kondisi aerobik yang berasal dari aerator dan pompa submersible, kondisi anaerobik berasal dari pompa submersible saja, dan kondisi anoksik yang berasal dari pompa submersible dan aerator. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa MBBR dapat digunakan untuk menurunkan senyawa nitrogen dan senyawa organik. Efisiensi penyisihan optimum senyawa organik sebesar 87% pada proses anaerobik baik pada sistem fluidized attached growth maupun suspended growth. Efisiensi penyisihan optimum senyawa nitrogen sebesar 72% pada proses anoksik baik pada sistem fluidized attached growth maupun suspended growth.
Timbulan dan Pengurangan Sampah di Kecamatan Klojen Kota Malang Rizqi Meuthia Widyaningsih; Welly Herumurti
Jurnal Teknik ITS Vol 6, No 2 (2017)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (161.859 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v6i2.24825

Abstract

Kecamatan Klojen merupakan salah satu kecamatan di Kota Malang yang memiliki kepadatan penduduk paling tinggi dengan kontribusi sampah terbesar yaitu kurang lebih sekitar 38,00 m3/hari dengan jumlah penduduk terendah. Besarnya timbulan sampah mengakibatkan penumpukan sampah di TPS. Manajemen Bank Sampah Malang (BSM) merupakan salah satu program yang dibuat untuk membantu pemerintah daerah dalam mereduksi sampah khususnya yaitu sampah anorganik dan mendorong perilaku memilah sampah. Data primer yang dibutuhkan antara lain pengukuran timbulan dilakukan selama 8 hari. Pemilihan lokasi sampling berdasarkan hasil pemetaan TPS. Data reduksi sampah didapatkan dari wawancara dan pengukuran komposisi sampah tereduksi oleh bank sampah, petugas pengumpul sampah, dan sektor informal. Data reduksi juga didapatkan dari pengukuran langsung terhadap hasil pilahan dengan cara menimbang. Laju timbulan sampah rumah tangga di Kecamatan Klojen adalah sebesar 0,28 kg/orang/hari. Komposisi sampah sejenis sampah rumah tangga terdiri dari dikomposkan sebesar sebesar 67,29%, sedangkan komposisi lainnya terdiri dari sampah plastik 8,29%, diapers 8,00%, kertas 7,22%, kain 1,90%, logam 1,78%, kaca 1,06%, kayu 0,09%, karet 0,15%, residu 3,66%, dan B3 0,57%. Reduksi sampah di sumber dilakukan oleh masyarakat melalui Bank Sampah dan sektor informal. Jumlah bank sampah yang ada di Kecamatan Klojen sebanyak 93 bank sampah. Persentase pelayanan Bank Sampah di Kecamatan Klojen sebesar 14,6%. Pengurangan sampah melalui Bank Sampah sebesar 1,1%. Sedangkan pengurangan sampah melalui sektor informal sebesar 2,6%.
Pengolahan Limbah Domestik Menggunakan Moving Bed Biofilm Reactor (MBBR) dengan Proses Aerobik-Anoksik untuk Menurunkan Konsentrasi Senyawa Organik dan Nitrogen Ana Anisa; Welly Herumurti
Jurnal Teknik ITS Vol 6, No 2 (2017)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (400.026 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v6i2.25166

Abstract

Limbah domestik memiliki kandungan organik, ammonium, nitrat yang tinggi dan dapat menyebabkan pencemaran jika langsung dibuang ke badan air. Sehingga diperlukan pengolahan terhadap limbah agar memenuhi kualitas baku mutu yang berlaku. Salah satu pengolahan limbah adalah dengan melalui proses pengolahan biologis yang dilakukan dengan memanfaatkan mikroorganisme untuk mendegradasi polutan. Salah satu unit pengolahan secara biologis yang sudah umum digunakan adalah Moving Bed Biofilm Reactor (MBBR). Media biofilm yang digunakan dalam penelitian ini adalah media kaldness (K1).   Dalam pelaksanaan penelitian ini, digunakan limbah yang berasal dari unit ABR Jurusan Teknik Lingkungan ITS dengan variasi konsentrasi COD sesuai dengan konsentrasi yang berasal dari inlet dan outlet unit ABR guna menguji kemampuan MBBR dalam mengolah limbah domestik dengan beban organik yang berbeda-beda. Variasi konsentrasi COD yang digunakan adalah konsentrasi low (130 – 170)  mg/L ; konsentrasi medium (270 – 310) mg/L dan konsentarsi high (370 – 460)  mg/L. Selama berlangsungnya penelitian, unit ini dijalankan dengan durasi proses aerobik–anoksik yang berbeda pada masing–masing reaktor dengan tujuan menentukan waktu durasi pengolahan aerobik dan anoksik yang paling optimal. Reaktor terbuat dari pipa PVC dengan volume pengolahan sebanyak 5 L. Parameter yang digunakan adalah COD, ammonium-nitrogen, nitrat-nitrogen, nitrit-nitrogen, BOD, pH, DO, MLSS, MLVSS. Berdasarkan hasil analisis terlihat bahwa MBBR dengan media kaldness mampu menurunkan kandungan organik sebesar 81,4%; BOD sebesar 83,6%; ammonium-nitrogen sebesar 92,8%; nitrat-nitrogen sebesar 66,4% dan nitrit-nitrogen sebesar 99,7%. Selain itu, durasi pengolahan limbah dengan hasil optimum dicapai pada reaktor dengan durasi pengolahan aerobik selama 31,5 jam dan anoksik selama 13,5 jam.