Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search
Journal : MAHESA : Malahayati Health Student Journal

Korelasi Kadar Gula Darah Sewaktu dengan Nilai Fecal Incontinence Severity Index (FISI) pada Kelompok Lanjut Usia Jeffrey Jeffrey; Yohanes Firmansyah; Joshua Kurniawan; William Gilbert Satyanagara; Giovanno Sebastian Yogie; Edwin Destra
MAHESA : Malahayati Health Student Journal Vol 3, No 11 (2023): Volume 3 Nomor 11 (2023)
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mahesa.v3i11.11402

Abstract

ABSTRACT Physiological changes occur to every organ systems along with age. Fecal incontinence (FI) is one of them. FI should not be underestimated. There are a lot of risk factors for FI in elderly, including age, obesity, gender, and comorbidities like dementia and diabetes melitus. High prevalence of FI and diabetes mellitus will affect clinical and managements in elderly care. To find out the correlation between blood sugar level and fecal incontinence severity index (FISI) score in elderly patients. This is an analytic study with cross sectional design. Samples are elderly patients in Santa Anna Nursing Home in July 2023 that met the criteria. Data obtained through questionnaire interview and blood examination. Statistical analysis used in the study are Pearson or Spearman correlation test. Data distribution is tested with Kolmogorov-Smirnov test. Level of significance in the study is 5%. There are 60 respondents with the mean age of 76,30 (±7,88) years, dominated by female (66,7%). High blood sugar level obtained in 11,7% of the respondents. There is a significant correlation between blood sugar level and FISI score (p-value = 0,041; r-correlation : 0,264). From the R square evaluation we found a value of 0.091, which indicates that 9.1% of FISI score is influenced by blood sugar level. There is a correlation between elevated blood sugar and fecal incontinence. Fecal incontinence in older adults requires attention due to its adverse impact on their quality of life. Keywords: Blood Sugar Level, Elderly, Fecal Incontinence  ABSTRAK Perubahan fisiologis terjadi pada seluruh sistem organ seiring dengan bertambahnya usia. Salah satu hal yang dapat terjadi pada lansia adalah fecal incontinence (FI). Hal ini tidak dapat dipandang sebelah mata. Terdapat berbagai faktor risiko untuk FI pada lansia, termasuk bertambahnya usia, obesitas, jenis kelamin, dan berbagai jenis penyakit penyerta, seperti demensia dan diabetes melitus. Tingginya prevalensi FI dan diabetes melitus akan berdampak pada klinis dan manajemen perawatan lansia. Mengetahui korelasi kadar gula darah sewaktu dengan nilai fecal incontinence severity index (FISI) pada kelompok lanjut usia. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan desain penelitian cross sectional. Sampel merupakan pasien lanjut usia di Panti Lansia Santa Anna pada Juli 2023 serta memenuhi kriteria. Data diperoleh melalui wawancara kuesioner dan pemeriksaan darah. Analisa statistik pada penelitian ini menggunakan korelasi Pearson atau korelasi Spearman. Distribusi data diperiksa menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Nilai kemaknaan dalam penelitian ini adalah sebesar 5%. Didapatkan 60 responden dengan rerata usia adalah 76,30 (±7,88) tahun, yang didominasi jenis kelamin perempuan (66,7%). Kadar gula darah sewaktu yang tergolong tinggi didapatkan pada 11,7% responden. Terdapat korelasi yang bermakna antara kadar Gula Darah Sewaktu dengan nilai FISI (p-value = 0,041; r-correlation : 0,264). Penelusuran dari nilai R square didapatkan nilai sebesar 0,091, yang menunjukkan bahwa 9,1% nilai FISI dipengaruhi oleh kadar gula darah sewaktu. Terdapat korelasi antara peningkatan gula darah sewaktu dengan inkontinensia fekal. Inkontinensia fekal pada usia lanjut perlu mendapat perhatian karena dapat menurunkan kualitas hidup. Kata Kunci: Gula Darah Sewaktu, Fecal Incontinence, Lanjut Usia
Korelasi Kadar Gula Darah Sewaktu dengan Kadar Air dan Sebum Kulit di Rukun Warga (RW) 008 Kelurahan Cipondoh Novia Yudhitiara; Sukmawati Tansil Tan; Giovanno Sebastian Yogie; Dean Ascha Wijaya; William Gilbert Satyanegara; Fernando Nathaniel; Joshua Kurniawan; Catharina Sagita Moniaga; Yohanes Firmansyah; Alexander Halim Santoso; Astin Mandalika; Linginda Soebrata
MAHESA : Malahayati Health Student Journal Vol 3, No 11 (2023): Volume 3 Nomor 11 (2023)
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mahesa.v3i11.11607

Abstract

ABSTRACT Skin hydration is influenced by various factors. Blood glucose levels are also known to affect the protective function of the skin. This cross-sectional study aims to investigate the profile of skin hydration status and its correlation with blood glucose levels among subjects at RW 08 Cipondoh. Skin hydration status measurements were done using an Over The Counter (OTC) skin analyzer. Blood glucose levels were measured using Point of Care Testing (POCT) Out of 101 respondents, the average age was 51.38 years with 75.2% of the respondents were female. The mean blood glucose was 122.71 mg/dL. The mean oil and water hydration were 22.99% and 42.96%, respectively. The data showed a negative correlation between blood glucose and water hydration, with a correlation coefficient power of 0.319 significantly, and between blood glucose and oil hydration, with 0.236 significantly. This study concludes that higher blood glucose levels was associated with worse skin hydration status.  Keywords : Blood glucose, Hydration Status ABSTRAK Kelembaban kulit dipengaruhi oleh banyak faktor. Kadar gula darah merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi fungsi kelembaban kulit. Penelitian potong lintang ini bertujuan untuk mengetahui gambaran status hidrasi kulit dan korelasinya dengan kadar gula darah pada komunitas yang tinggal di RW 08 Cipondoh. Pengukuran status hidrasi kulit menggunakan alat Over The Counter (OTC) skin analyzer. Kadar gula darah diukur menggunakan Point of Care Testing (POCT). Dari 101 responden, rata-rata usia subjek penelitian adalah 51,38 tahun dengan 75,2% responden adalah perempuan. Rerata gula darah sewaktu (GDS) sebesar 122,71 mg/dL. Rerata hidrasi sebum dan air, masing-masing sebesar 22,99% dan 42,96%. Hasil uji statistik menunjukan hasil korelasi negatif antara GDS dengan hidrasi air sebesar 0,319 secara signifikan dan hidrasi sebum sebesar 0,236 secara signifikan. Penelitian ini menyatakan bahwa semakin tinggi kadar gula darah, maka semakin menurun status hidrasi kulit seseorang. Kata Kunci: Kadar Gula Darah, Kadar Hidrasi
Korelasi Antara Indeks Massa Tubuh terhadap Tekanan Darah pada Kelompok Pasien yang Telah Mendapatkan Pengobatan Hipertensi Devi Astri Rivera Amelia; Joshua Kurniawan; Fernando Nathaniel; Yohanes Firmansyah
MAHESA : Malahayati Health Student Journal Vol 3, No 9 (2023): Volume 3 Nomor 9 (2023)
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mahesa.v3i9.11133

Abstract

ABSTRACT Hypertension and high body mass index (BMI) are risk factors for cardiovascular diseases. Several studies found that blood pressure were rised in high BMI, but studies about correlation of BMI and blood pressure in hypertensive patients on medication are still limited. The study aims to evaluate the correlation between BMI and blood pressure in hypertensive patients on medication.  This quantitative, observational, cross-sectional design study includes all eligible hypertensive patients in outpatient Internal Medicine clinic in Ciawi General Hospital from June to July 2023. A total of 50 patients aged 18 or above are selected by using concecutive sampling. History of hypertension duration and medication was taken from every patients.   The BMI and blood pressure of patients were assessed. Statistical test used in the study is Pearson and Spearman correlation test. Normality of the data is tested with Shapiro Wilk test. The correlation test used in the study is decided based on the normality test result. Significance level expected in the study is 5% (p-value < 0.05). There was a weak correlation (r = 0.314) between body mass index and systolic blood pressure (p-value = 0.026), and a very weak correlation (r = 0.197) between BMI and diastolic blood pressure (p-value = 0.169). The results showed positive but weak correlation between BMI and systolic blood pressure, while there was no significant correlation between BMI and diastolic blood pressure. Keywords : Body Mass Index, Diastolic Blood Pressure, Hypertension, Systolic Blood Pressure  ABSTRAK Hipertensi dan indeks massa tubuh (IMT) merupakan faktor risiko terjadinya penyakit kardiovaskular. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa tekanan darah akan meningkat pada orang dengan IMT tinggi, namun penelitian mengenai hubungan indeks massa tubuh dengan tekanan darah pada pasien hipertensi dalam pengobatan masih terbatas.  Untuk mengevaluasi korelasi antara IMT dan tekanan darah pada kelompok pasien hipertensi yang sedang mendapatkan pengobatan. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, observasional, dengan desain potong lintang. Penelitian ini dilaksanakan di Poliklinik Penyakit Dalam RSUD Ciawi pada Periode Juni hingga Juli 2023. Pemilihan sampel dilakukan secara berurutan pada 50 pasien usia > 18 tahun yang telah terdiagnosis penyakit hipertensi dan telah mendapatkan obat hipertensi, yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Analisa statistik yang digunakan dalam penelitian ini berupa uji korelasi Pearson dan Spearman. Penentuan uji normalitas atau sebaran data pada penelitian ini menggunakan uji Shapiro Wilk. Penentuan uji korelasi didasarkan pada interpretasi uji normalitas. Interpretasi nilai korelasi didasarkan pada nilai r-correlation (r). Nilai kemaknaan yang diharapkan pada penelitian ini adalah sebesar 5% (p-value < 0,05). Didapatkan korelasi positif yang lemah (r = 0,314) antara indeks massa tubuh dengan tekanan darah sistolik (p-value = 0,026), dan korelasi yang sangat lemah (r = 0,197) antara IMT dengan tekanan darah diastolik (p-value = 0,169). Korelasi antara IMT dan tekanan darah sistolik positif namun lemah, sedangkan korelasi antara IMT dan tekanan darah diastolik tidak signifikan. Kata Kunci: Hipertensi, Indeks Massa Tubuh, Tekanan Darah Diastolik, Tekanan Darah Sistolik