Pudyono .
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Published : 10 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

THE USE OF SATELLITE REMOTE SENSING DATA AND GEOGRAPHIC INFORMATION SYSTEMS ON CRITICAL LAND ANALYSIS Suharyanto, Agus; Suhartanto, Ery; Pudyono, Pudyono
AGRIVITA, Journal of Agricultural Science Vol 35, No 2 (2013)
Publisher : Faculty of Agriculture University of Brawijaya and Indonesian Agronomic Assossiation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Critical land classification can be analyzed using combination between Top Soil Thickness - Land erosion method, and BRLT methods. Both methods are needed soil erosion data as one of input data. The soil erosion data can be analyzed using USLE and MUSLE methods. The combination of two critical land analyses methods with input soil erosion data from two analyses methods will be produced four combinations of critical land classification. In this research, four of the critical land classification and two soil erosion classification will be analyzed using GIS. The best method to classify critical land will be investigated in this research. The best classified critical land is the classified critical land data is nearest with the field condition.Percentage of vegetation cover (PVC) is one of the most important input data in the critical land classification analysis using BRLKT method. This data have 50% weight. PVC condition is classified into five categories i.e. very good, good, fair, poor, and very poor. Each category have score 5, 4, 3, 2, 1 respectively. To analyze this PVC classification, NDVI generated from satellite remote sensing data is used in this research. From the four methods of land critical classification analyses used in this research, critical land classified using BRLKT method with input soil erosion analyzed using method is produced the critical land classification nearest with the critical land condition in the field.Keywords: Critical land, Land erosion, GIS, Satellite Remote Sensing Data, NDVI
Penentuan Kedalaman Dan Pola Gerusan Akibat Aliran Superkritik Di Hilir Pintu Air Menggunakan End Sill Dan Buffle Block Dengan Simulasi Model Integrasi Numerik Pudyono, Pudyono; Sunik, Sunik
Rekayasa Sipil Vol 7, No 2 (2013)
Publisher : Department of Civil Engineering, Faculty of Engineering, University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (444.076 KB)

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kedalaman dan pola gerusan hasil simulasi dengan integrasi numerik pada loncatan hidraulik yang melalui pintu sorong (sluice gate) dengan menggunakan 3 jenis model yaitu model apron kosong di hilir pintu, model apron- end sill dan model apron-buffle block (Q = 155, 233, 311, 389, 467 l/det, dengan variasi bukaan pintu a1 = 6, 9, 12 cm; a2 = 6 cm dan a1 = 6, 9, 12 cm; a2 = 12 cm.). Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen berupa simulasi integrasi numerik dengan menggunakan program. Analisis menggunakan apron dan end sill serta buffle block hanya dilakukan pada saluran 1 yaitu saluran mendatar dengan pintu sorong. Ada tiga macam variasi model (M1-M3) yaitu apron kosong; apron dan end sill; apron dan buffle block, lima macam variasi debit (Q1-Q5) dan satu macarn kondisi bukaan pintu hilir (K1) yaitu kondisi loncat air di hilir pintu. Macam-macam model yang dipakai adalah M1 = model dengan apron kosong, M2 = model dengan apron dan end sill, M3= model dengan apron dan baffle block. Kondisi loncat air yang digunakan adalah K1 - kondisi loncat air di hilir pintu hulu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedalaman gerusan (faktor keamanan pengali untuk ke dua jenis model = 1,5) menggunakan apron-end sill berada dalam range 26 mm – 82 mm (gerusan berkurang sekitar 10%-15% dengan adanya pemasangan end sill) sedangkan kedalaman gerusan menggunakan apron-buffle block berada dalam range 21 mm – 64 mm (gerusan berkurang sekitar 20% - 30% dengan adanya pemasangan buffle block). Pola gerusan pada saat debit pengaliran semakin meningkat bentuknya beragam, bisa terletak dalam satu segmen (satu lokasi) bisa pula terletak berjauhan (tersebar). Ini dapat terjadi karena adanya pengaruh kecepatan aliran, karakteristik aliran (superkritis, kritis dan sub kritis) serta kedalaman aliran (y1,y2,yp,y3). 
Pengaruh Pemasangan Bangunan Peninggi Muka Air (Subweir) Terhadap Gerusan yang Terjadi di Hilir Bendung Pudyono, Pudyono
Rekayasa Sipil Vol 4, No 2 (2010)
Publisher : Department of Civil Engineering, Faculty of Engineering, University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (144.92 KB)

Abstract

This research used the dam model from the prototype of the Bakalan Dam in the Kecamatan WagirKabupaten Malang with the 1 : 30 scale as the case of the study. In this model research, in the damdownstream was formed as the moveable bed with the mixing of sand (50%) and the gravel (50% sieve 10mm), with the three discharge variation Q = 6 liter/sec, 9 liter/sec and 12 liter/sec.The aim of this research is finding out the minimum scouring depth occurrence in the downstreamof the dam with the subweir installment. The height variation of the sub weir was Zo = 0; Z1 = 1,66cm; Z2 = 3,33 cm; and Z3 = 5 cm, and the variation of length sub weir installment range in the downstreamof the dam was L1 = 60 cm; L2 = 75 cm; L3 = 90 cm.The result of this research was shown that the minimum downstream dam scouring was occurredfor discharge variation range Q1 = 6 litter/sec until Q2 = 9 litter/sec with the variation of the length subweir installment was 60 cm until 75 cm from the toe of the dam that used the 5 cm of the sub weir height.While for the discharge in the range of Q2 = 9 litter/sec to Q3 = 12 litter/sec with the all of the length ofinstallment and the height of sub weir variation have not gave the significance influence for the depth ofscouring. Its shown that that trend of the scouring depth was followed the trend of the discharge without thesub weir installment (Zo). It is mean hat for the high discharge, installation of the sub weir was having notinfluence to decrease the scouring depth of the downstream dam. 
Pengaruh Perubahan Iklim Terhadap Ketersediaan Air Baku Di Kabupaten Mojokerto Pujiraharjo, Alwafi; Rachmansyah, Arief; Wijatmiko, Indradi; Suharyanto, Agus; Zaika, Yulvi; Pudyono, Pudyono; Hasyim, M. Hamzah
Rekayasa Sipil Vol 8, No 1 (2014)
Publisher : Department of Civil Engineering, Faculty of Engineering, University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (619.72 KB)

Abstract

Air merupakan kebutuhan yang penting dalam kehidupan manusia dimana merupakan sumber daya alam yang harus dijaga ketersediaannya. Perubahan dan penggunaan lahan serta perubahan cuaca dapat menimbulkan perubahan pada kondisi sumber air. Perubahan tersebut dapat mempengaruhi ketersediaan air. Kondisi saat ini di Kabupaten Mojokerto, terdapat beberapa mata air dan sumur yang mengalami penurunan kuantitas. Apabila tidak dilakukan usaha perlindungan dan perbaikan mata air, maka dapat menimbulkan kondisi dimana tidak ada sumber air yang dapat diambil lagi. Untuk lebih memahami masalah kesediaan air di Kabupaten Mojokerto, maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui kondisi kesediaan air di Kabupaten Mojokerto. Penelitian akan dilakukan dengan mengumpulkan data-data dan informasi yang dapat digunakan dalam analisis keterssediaan air. Data yang diperoleh dapat berupa data primer dan sekunder. Data-data tersebut kemudian juga akan dianalisis dengan adanya pengaruh perubahan iklim. Akibat perubahan iklim debit banjir andalan dari aliran permukaan (run off) diperkirakan menurun drastis, begitu pula air hujan yang akan meresap menjadi air tanah. 
Pemanfaatan Sistem Informasi Geografis (SIG) Dalam Perhitungan Debit Limpasan Di Das Kamoning Kabupaten Sampang Wijatmiko, Indradi; A., M. Ruslin; Pudyono, Pudyono; Amrullah, Usri
Rekayasa Sipil Vol 10, No 2 (2016)
Publisher : Department of Civil Engineering, Faculty of Engineering, University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1445.812 KB)

Abstract

Kabupaten Sampang yang dilalui sungai Kamoning sepanjang + 30 Km dengan kecamatan kota sebagai daerah hilir yang seringkali meluap. Oleh karena itu Analisa pengumpulan data dan analisa hidrologi merupakan pijakan awal yang sangat menentukan efektifitas dari langkah perencanaan dan rekayasa di bidang keairan pada DAS Kamoning. Sistem Informasi Geografis (SIG) merupakan metode yang dapat digunakan dalam melakukan analisa hidrologi dengan berbasis data spasial, khususnya dalam menghitung debit limpasan akibat banjir. Metode yang dipakai dalam menghtiung debit limpasan akibat hujan menggunakan metode Rasional, dengan data awal yang dipergunakan berupa peta tata guna lahan, topografi, peta batas administrasi, dan data hidrologi berupa data curah hujan harian. SIG digunakan untuk menghitung variabel-variabel dalam persamaan metode rasional dengan analisa overlay, dan analisa proximity yang telah tersedia dalam ArcGis 10.1. perhitungan dilakukan dengan dua cara yaitu dengan SIG dan cara manual, dengan maksud untuk mengetahui sejauh mana perbedaan proses dan hasil perhitungan dengan kedua cara tersebut. Pengolahan SIG memperoleh hasil perhitungan berupa luas DAS sebesar + 397,8 Km 2 , sedangkan dengan cara manual sebesar + 391 Km 2 . Besar debit rancangan akibat hujan hasil pengolahan SIG untuk periode ulang 2, 5, dan 10 tahun berurutan sebesar 372,913 m /d, 443,993 m 3 /d, dan 485,725 m 3 /d. Sedangkan besar debit rancangan akibat hujan hasil pengolahan dengan cara manual untuk periode ulang 2, 5, dan 10 tahun berurutan sebesar 348,034 M 3 2 /d, 413,263 M /d, dan 452,106 M 3 /d 
STUDI PENGENDALIAN BANJIR DI KELURAHAN PENANGGUNGAN DENGAN SALURAN BANJIR (FLOODWAY) Zarkasi, Hamim; Anwar, M. Ruslin; ., Pudyono
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 1 (2017)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (903.054 KB)

Abstract

Kelurahan Penanggungan merupakan kelurahan yang terletak di kota Malang. Kelurahan ini terletak pada sebelah utara kelurahan Sumbersari, yang memiliki luas daerah sebesar 782 km2 dan terdiri dari 8 RW dengan total jumlah penduduk 10.699 jiwa. Kelurahan Penanggungan memiliki kontur yang lebih tinggi dibandingkan jalan disekitarnya yaitu jalan Mayjend Panjaitan. Pada kelurahan ini tepatnya pada desa Betek, dilalui oleh saluran drainase yang dulunya merupakan saluran irigasi. Saluran ini memiliki panjang +2,8 km dan memiliki luas aliran sebesar +0,5897 km2 yang melintas dari kelurahan Penanggungan sampai kelurahan Ketawanggede. Saluran ini sering mengalami peluapan saat musim penghujan, diakibatkan kondisi saluran yang berubah fungsi dari irigasi menjadi saluran drainase, tidak mampu menahan debit yang masuk kedalamnya. Selain itu intensitas hujan yang tinggi dan kondisi saluran yang terdapat banyak sampah menjadi penyebab banjir pada desa Betek. Meluapnya air pada saluran ini juga menyebabkan beberapa ruas jalan Mayjend Panjaitan juga tergenang dan mengganggu mobilitas para pengguna jalan. Selain itu desa Betek memiliki pemukiman yang padat, sehingga sulit untuk mengatasi masalah tersebut. Untuk itu perlu adanya alternatif penanggulangan banjir yang tepat guna menyelesaikan permasalahan pada daerah ini. Alternatif penanggulangan banjir yang akan direncanakan adalah normalisasi saluran dan floodway sehingga harapannya dapat mengatasi permasalahan banjir yang ada pada daerah tersebut. Sebagai acuan perencanaan alternatif penanggulangan banjir maka digunakan debit rencana dengan kala ulang 25 tahun sebesar 11,8779 m3/dt. Kemudian dilakukan perencanaan normalisasi dan floodway dengan menggunakan debit berdasarkan pembagian luas daerah tangkapan masing-masing. Untuk kapasitas debit yang dapat dialirkan floodway, yaitu untuk floodway pertama dan floodway kedua sebesar 7,1289 m3/dt dan 2,4878 m3/dt. Kata Kunci : Banjir, Kelurahan Penanggungan, Saluran, Debit, Normalisasi, Floodway.
PERENCANAAN BANGUNAN RESERVOIR dan JARINGAN PIPA DISTRIBUSI AIR BERSIH di DESA RANDUGADING KECAMATAN TAJINAN MALANG Wiharsa, Ida Aditya; Anwar, M. Ruslin; ., Pudyono
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 1 (2017)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (441.468 KB)

Abstract

Air merupakan zat paling penting dalam kehidupan manusia. Dengan adanya air maka manusia dapat melakukan berbagai aktifitas penting seperti mencuci dan memasak. Selain itu air juga diperlukan untuk memenuhi kebutuhan industri, pertanian dan fasilitas umum lainnya. Tanpa adanya air maka manusia akan kesulitan dalam memenuhi kebutuhan tersebut. Dalam bidang teknik sipil, air juga merupakan salah satu zat penting yang dibutuhkan, salah satu contohnya yaitu air untuk campuran beton. Desa Randugading, merupakan salah satu desa yang terletak di kecamatan Tajinan, Kabupaten Malang. Pada daerah tersebut terdapat mata air Ngembul yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan domestik dan non-domestik penduduk setempat. Akan tetapi, elevasi pada desa Randugading lebih tinggi bila dibandingkan dengan elevasi mata air Ngembul. Sehingga digunakan pompa hydrum untuk dapat mendistribusikan air bersih dari mata air menuju rumah penduduk.Sebelum air bersih dapat terdistribusikan dengan baik menuju rumah penduduk diperlukan proyeksi kebutuhan domestik dan non-domestik untuk mengetahui seberapa besar debit yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Selain itu juga direncanakan berapa besarnya dimensi bangunan reservoir yang berguna untuk menampung air bersih sebelum disalurkan menuju rumah penduduk dan agar dapat memenuhi besarnya debit kebutuhan air bersih pada jam puncak. Selain itu direncanakan pula pipa induk distribusi air bersih agar air bersih yang telah ditampung oleh reservoir dapat dimanfaatkan oleh penduduk sekitar. Desa Randugading terdiri dari dua pemukiman penduduk, sehingga dalam perencanaannya bangunan reservoir dibangun pada dua tempat yang berbeda, masing-masing dari pemukiman direncanakan memiliki bangunan reservoir sesuai dengan besarnya kebutuhan air bersih pada jam puncak pada masing-masing daerah, yaitu sebesar 0,00153 m3/detik atau sebesar 5,508 m3/ jam dan 0,00076 m3/detik atau sebesar 2,736 m3/jam. Sedangkan untuk pipa distribusi direncanakan memiliki head tekan pipa terjauh sebesar 19,597 meter dan 52,598 meter untuk masing-masing daerah. Kata Kunci : Air Bersih, Randugading, Reservoir, Pipa.
STUDI KELAYAKAN INVESTASI PEMBANGUNAN WADUK JLANTAH KABUPATEN KARANGANYAR DITINJAU DARI ASPEK EKONOMI Abdurrahman, Gani; Hasyim, M Hamzah; ., Pudyono
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 3 (2015)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu permasalahan yang ada di beberapa tempat di Indonesia adalah kesulitan memperoleh air terutama air baku dan untuk kebutuhan air irigasi pada saat musim kemarau yang panjang. Waduk merupakan salah satu solusi dari pemanfaatan air permukaan yang berfungsi untuk menampung air sebagai cadangan air baku pada saat musim kemarau. Salah satu tempat yang berpotensi dalam pembangunan waduk ini adalah di kabupaten Karanganyar kecamatan Jatiyoso desa Tlobo yang akan membendung sungai Jlantah yang mempunyai Daerah Aliran Sungai (DAS) sebesar 22.47 km2. Untuk merencanakan pembangunan Waduk Jlantah tercapai sesuai dengan yang diharapkan maka perlu dilakukan studi kelayakan. Metode yang digunakan untuk menghitung tingkat kelayakan pembangunan waduk Jlantah kabupaten Karanganyar adalah dengan menggunakan Net Present Value untuk mengetahui arus kas yang akan datang yang didoskontokan pada saat ini. Selain itu metode yang digunakan adalah Internal Rate Of Return untuk mengetahui tingkat diskonto yang menyamakan nilai sekarang dari arus kas masuk proyek yang diharapkan terhadap nilai sekarang proyek yang membuat nilai Net Present Value sama dengan nol. Metode yang ke tiga adalah Benefit Cost Ratio, metode ini digunakan untuk mencari nilai manfaat dengan perbandingan antara manfaat dan biaya dalam suatu proyek. Metode yang terakhir digunakan adalah Payback Period yang digunakan mencari tahu waktu yang dibutuhkan dalam pengembalian nilai investasi yang telah dikeluarkan. Dalam perhitungan studi kelayakan waduk Jlantah ini digunakan suku bunga sebesar 11% sehingga didapatkan nilai pada kondisi normal dengan metode  Net Present Value didapatkan sebesar Rp 110.025.049.610,03, Internal Rate Of Return sebesar 15%, Benefit Cost Ratio sebesar 1,27, dan Payback Period selama 8,64 tahun. Dari hasil perhitungan kelayakan ekonomi pembangunan waduk Jlantah kabupaten Karanganyar dengan kondisi normal ini, maka proyek layak untuk dilaksanakan dikarenakan nilai Net Present Value> 0, Internal Rate Of Return> 11%, dan Benefit Cost Ratio> 1. Kata – kata kunci : manajemen kosntruksi, studi kelayakan waduk, ekonomi teknik, net present value, internal rate of return, benefit cost ratio, dan benefit cost ratio .
STUDI KELAYAKAN INVESTASI PEMBANGUNAN BENDUNGAN KREKEH KABUPATEN SUMBAWA BERDASARKAN ASPEK EKONOMI Da Costa Rao, Fredy Benedictus; Unas, Saifoe El; ., Pudyono
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 3 (2015)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pembangunan Bendungan Krekeh sangat dibutuhkan oleh masyarakat sumbawa untuk menunjang kegiatan / kebutuhan dalam aktivitas. Sering terjadinya banjir di Sungai Brang Biji yang melintasi Kota Sumbawa sangat merugikan dan menghambat aktivitas warga di sekitar daerah.Dalam rencana pembangunan bendungan Krekeh ini, terdapat 3 alternatif yang dapat digunakan sebagai patokan dalam pembangunan serta analisis kelayakan investasi yaitu  alternatif 1 Posisi diatas Desa Krekeh pada Sungai Brang Batu Lanteh dengan kordinat 8o 32’ 22,59” LS dan 117o 24’ 34,71” BT, alternatif 2 Posisi diatas Dusun Selang  pada Sungai Brang Batu Lanteh dengan 8o 33’ 54,37” LS dan 117o 23’ 28,38” BT dan alternatif 3 Posisi Pondok Empat pada Sungai Brang Batu Lanteh Posisi dengan kordinat 8o 34’ 39,39” LS dan 117o 23’ 2,16” BT. Studi kelayakan investasi pembangunan bendungan Krekeh  dilakukan untuk mengetahui kelayakan 3 alternatif serta mana alternatif yang layak digunakan dalam rencana pembangunan Bendungan Krekeh. Nilai manfaat ditinjau dari pihak – pihak yang bersangkutan dengan proyek, terlebih lagi bagi masyarakat yang membutuhkan. Hal ini dilakukan untuk mewujudkan program pemerintah untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat.Metode yang digunakan dalam analisis studi kelayakan adalah parameter NPV,BCR,IRR dan PP. Kelayakan ekonomi suatu pembangunan dapat diketahui dari beberapa parameter antara lain NPV bernilai positif, IRR bernilai lebih besar dari suku bunga,BCR bernilai lebih dari satu. Dalam studi ini suku bunga yang digunakan sebesar 12,63% dan dalam analisis studi kelayakan terdapat 3 alternatif yang setelah dianalisis dapat disimpulkan ketiga alternatifnya untung dan layak digunakan. Namun, hanya 1 alternatif yang paling menguntungkan berdasarkan nilai NPV,BCR,PP,IRR yaitu alternatif ke-1. Hasil Analisia sensivisitas alternatif 1 didapatkan bahwa untuk normal semua parameter mendapatkan hasil yang baik, sedangkan untuk kondisi manfaat normal, biaya naik 10%, kondisi manfaat turun 10% biaya normal & manfaat turun 10% biaya naik 10% mendapatkan nilai NPV,BCR,PP,IRR yang bisa disimpulkan layak.   Kata Kunci : Studi Kelayakan, Investasi, Bendungan
THE USE OF SATELLITE REMOTE SENSING DATA AND GEOGRAPHIC INFORMATION SYSTEMS ON CRITICAL LAND ANALYSIS Agus Suharyanto; Ery Suhartanto; Pudyono Pudyono
AGRIVITA, Journal of Agricultural Science Vol 35, No 2 (2013)
Publisher : Faculty of Agriculture University of Brawijaya in collaboration with PERAGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17503/agrivita.v35i2.182

Abstract

Critical land classification can be analyzed using combination between Top Soil Thickness - Land erosion method, and BRLT methods. Both methods are needed soil erosion data as one of input data. The soil erosion data can be analyzed using USLE and MUSLE methods. The combination of two critical land analyses methods with input soil erosion data from two analyses methods will be produced four combinations of critical land classification. In this research, four of the critical land classification and two soil erosion classification will be analyzed using GIS. The best method to classify critical land will be investigated in this research. The best classified critical land is the classified critical land data is nearest with the field condition.Percentage of vegetation cover (PVC) is one of the most important input data in the critical land classification analysis using BRLKT method. This data have 50% weight. PVC condition is classified into five categories i.e. very good, good, fair, poor, and very poor. Each category have score 5, 4, 3, 2, 1 respectively. To analyze this PVC classification, NDVI generated from satellite remote sensing data is used in this research. From the four methods of land critical classification analyses used in this research, critical land classified using BRLKT method with input soil erosion analyzed using method is produced the critical land classification nearest with the critical land condition in the field.Keywords: Critical land, Land erosion, GIS, Satellite Remote Sensing Data, NDVI