Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

Analisis Bentuk Legalisasi Konvensi Jenewa 1949 tentang Perlindungan Korban dalam Konflik Bersenjata Internasional S, Anita Afriani
Jurnal Ilmiah HUBUNGAN INTERNASIONAL Vol 11, No 1 (2015): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional
Publisher : Jurnal Ilmiah HUBUNGAN INTERNASIONAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (791.561 KB)

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk mengeksplorasi Konvensi Jenewa 1949 sebagai sebuah produk hukum humaniter internasional, dengan menggunakan perspektif politik hukum internasional. Artikel ini selanjutnya akan dianalisis dengan menggunakan konsep Legalisasi yang digunakan untuk menunjukkan bahwa aspek hukum dan aspek politik saling mempengaruhi dalam proses penyusunan sebuah produk hukum internasional, dalam hal ini Konvensi Jenewa 1949. Melalui konsep tersebut dapat dianalisis seberapa besar kekuatan mengikat sebuah produk hukum internasional yang terefleksikan melalui bentuk hukumnya. Artikel ini mencoba menjelaskan persoalan efektifitas sebuah perjanjian internasional tidak hanya dalam tahap implementasi saja, namun persoalan tersebut sesungguhnya telah dimulai sejak dini ketika dalam tahap penyusunan sebuah perjanjian internasional. Pilihan nomenklatur Konvensi sebagai bentuk perjanjian internasional melihatkan adanya keinginan negara-negara yang terikat dalam perjanjian tersebut memiliki tanggung jawab untuk melaksanakan dan mematuhi isi perjanjian tersebut karena sifatnya yang mengikat secara hukum pasca ratifikasi dan dikategorikan sebagai Hukum Keras. Sementara itu melalui analisis dengan menggunakan Konsep Legalisasi dilihat bahwa bentuk Legalisasi Konvensi Jenewa adalah moderat dimana tingkat obligasinya tergolong tinggi, tingkat presisi tergolong tinggi dan tingkat delegasinya tergolong rendah. Artinya meskipun tanggung jawab setiap negara telah tertulis dengan jelas dan terperinci, namun perjanjian ini belum memiliki pendelegasian otoritas kepada pihak ketiga untuk mengimplementasikan, menginterpretasikan, dan mengaplikasikan peraturan-peraturan tersebut; menyelesaikan perselisihan; dan juga kemungkinan membuat peraturan baru. Tanpa aspek ketiga maka dalam perjanjian tersebut cenderung aspek politis akan dominan dibandingkan aspek hukum sehingga memungkinkan untuk dipolitisasi meskipun pilihan bentuk hukumnya adalah Hukum Keras. 
Analisis Bentuk Legalisasi Konvensi Jenewa 1949 tentang Perlindungan Korban dalam Konflik Bersenjata Internasional S, Anita Afriani
Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol 11, No 1 (2015): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional
Publisher : Parahyangan Center for International Studies

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (791.561 KB) | DOI: 10.26593/jihi.v11i1.1444.%p

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk mengeksplorasi Konvensi Jenewa 1949 sebagai sebuah produk hukum humaniter internasional, dengan menggunakan perspektif politik hukum internasional. Artikel ini selanjutnya akan dianalisis dengan menggunakan konsep Legalisasi yang digunakan untuk menunjukkan bahwa aspek hukum dan aspek politik saling mempengaruhi dalam proses penyusunan sebuah produk hukum internasional, dalam hal ini Konvensi Jenewa 1949. Melalui konsep tersebut dapat dianalisis seberapa besar kekuatan mengikat sebuah produk hukum internasional yang terefleksikan melalui bentuk hukumnya. Artikel ini mencoba menjelaskan persoalan efektifitas sebuah perjanjian internasional tidak hanya dalam tahap implementasi saja, namun persoalan tersebut sesungguhnya telah dimulai sejak dini ketika dalam tahap penyusunan sebuah perjanjian internasional. Pilihan nomenklatur Konvensi sebagai bentuk perjanjian internasional melihatkan adanya keinginan negara-negara yang terikat dalam perjanjian tersebut memiliki tanggung jawab untuk melaksanakan dan mematuhi isi perjanjian tersebut karena sifatnya yang mengikat secara hukum pasca ratifikasi dan dikategorikan sebagai Hukum Keras. Sementara itu melalui analisis dengan menggunakan Konsep Legalisasi dilihat bahwa bentuk Legalisasi Konvensi Jenewa adalah moderat dimana tingkat obligasinya tergolong tinggi, tingkat presisi tergolong tinggi dan tingkat delegasinya tergolong rendah. Artinya meskipun tanggung jawab setiap negara telah tertulis dengan jelas dan terperinci, namun perjanjian ini belum memiliki pendelegasian otoritas kepada pihak ketiga untuk mengimplementasikan, menginterpretasikan, dan mengaplikasikan peraturan-peraturan tersebut; menyelesaikan perselisihan; dan juga kemungkinan membuat peraturan baru. Tanpa aspek ketiga maka dalam perjanjian tersebut cenderung aspek politis akan dominan dibandingkan aspek hukum sehingga memungkinkan untuk dipolitisasi meskipun pilihan bentuk hukumnya adalah Hukum Keras. 
Aplikasi Proses Anammox Dalam Penyisihan Nitrogen Menggunakan Reaktor Up-Flow Anaerobic Sludge Blanket Zulkarnaini, Zulkarnaini; Afrianita, Reri; Putra, Ilham Hagi
Jurnal Teknologi Lingkungan Vol. 21 No. 1 (2020)
Publisher : Center for Environmental Technology - Agency for Assessment and Application of Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (839.892 KB) | DOI: 10.29122/jtl.v21i1.3725

Abstract

ABSTRACTAnammox process is a more practical alternative in biological nitrogen removal compared to conventional nitrification-denitrification processes. This process conducted at the optimum temperature of 370C. Indonesia, as a tropical country, has the potential for the application of anammox processes to remove nitrogen in wastewater. The purpose of this study was to analyze the efficiency of nitrogen removal in the anammox process using the Up-Flow Anaerobic Sludge Blanket (UASB) reactor at ambient temperature with variations in the hydraulic retention time (HRT) of 24 hours and 12 hours, at the laboratory scale. Samples are measured twice a week using a UV-Vis spectrophotometer. As a seeding sludge for start-up, the reactor was inoculated with granular anammox bacteria genus Candidatus Brocadia. At the stable operation, the ratio of ΔNO2--N:ΔNH4+-N and ΔNO3--N:ΔNH4+-N approach the stoichiometry of the anammox process were 1.20 and 0.21, respectively. The performance of nitrogen removal with 24-hour HRT obtained a maximum nitrogen removal rate (NRR) of 0.113 kg-N/m3.d with nitrogen loading rate (NLR) 0.14 kg-N/m3.d, and at 12-hour HRT, maximum NRR  of 0.196 kg-N/m3.d with NLR 0,28 kg-N/m3.d. Ammonium Conversion Efficiency (ACE) and Nitrogen Removal Efficiency (NRE) maximum for HRT 24 hours were 82% and 77%, respectively while HRT 12 hours were 72% and 68%, respectively. The anammox process operated stably in the tropical temperature with a temperature range of 23-280C on a laboratory scale using the UASB reactor.Keywords: anammox, nitrogen, temperature, tropical, uasb.ABSTRAKProses anammox menjadi alternatif yang lebih efektif dalam penyisihan nitrogen secara biologi dibandingkan dengan proses konvensional nitrifikasi-denitrifikasi. Proses ini berlangsung optimum pada suhu 370C. Indonesia sebagai negara tropis memiliki potensi untuk aplikasi proses anammox untuk menghilangkan nitrogen pada air limbah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efesiensi penyisihan nitrogen pada proses anammox menggunakan Up-Flow Anaerobic Sludge Blanket (UASB) reaktor pada suhu ambien dengan variasi Waktu Tinggal Hidrolik (WTH) 24 jam dan 12 jam, pada skala laboratorium. Sampel diukur dua kali setiap minggu menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Sebagai seeding sludge (lumpur biakan) untuk start-up (memulai) reaktor digunakan bakteri anammox genus Candidatus Brocadia berbentuk granular. Berdasarkan hasil pengukuran, didapatkan nilai rasio ΔNO2--N:ΔNH4+-N dan ΔNO3--N:ΔNH4+-N mendekati stoikiometri proses anammox yaitu 1,20 dan 0,21. Kinerja penyisihan nitrogen dengan WTH 24 jam didapatkan nilai tingkat penyisihan nitrogen (TPyN ) maksimum 0,113 kg-N/m3.h pada tingkat pemuatan nitrogen (TPN) 0,14 kg-N/m3.h, dan WTH 12 jam nilai TPyN  maksimum 0,196 kg-N/m3.h pada TPN 0,28 kg-N/m3.h. Nilai efisiensi konversi amonia (EKA) dan efisiensi penyisihan nitrogen (EPN) maksimum pada WTH 24 jam berturut-turut adalah 82% dan 77%, sedangkan pada WTH 12 jam berturut-turut adalah 72% dan 68%. Penelitian membuktikan bahwa proses anammox dapat berlangsung stabil pada daerah tropis dengan suhu terukur 21-290C pada skala laboratorium menggunakan UASB reaktor. Kata kunci: Anammox, nitrogen, temperatur, tropis, uasb.
EFISIENSI DAN KAPASITAS PENYERAPAN FLY ASH SEBAGAI ADSORBEN DALAM PENYISIHAN LOGAM TIMBAL (Pb) LIMBAH CAIR INDUSTRI PERCETAKAN DI KOTA PADANG Reri Afrianita; Yommi Dewilda
Jurnal Dampak Vol 10, No 1 (2013)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/dampak.10.1.1-10.2013

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk menentukan kondisi optimum fly ash sebagai adsorben dalam menyisihan logam timbal (Pb). Penelitian adsorpsi dilakukan secara batch dengan menggunakan larutan artifisial Pb dengan variasi diameter adsorben, berat adsorben, waktu kontak dan kecepatan pengadukan. Hasil penelitian diperoleh kondisi optimum untuk setiap variasi parameter adalah diameter adsorben 0,075-0,14 mm, berat adsorben 1 gam, pH adsorbat 4, waktu kontak 60 menit, dan kecepatan pengadukan 120 rpm. Dapat disimpulkan makin kecil adsorben, maka semakin luas permukaan aktif pada adsorben serta kecepatan pengadukan yang rendah menyebabkan kurang efektifnya tumbukan yang terjadi antar adsorben dan adsorbat.Kata kunci: adsorpsi, fly ash, logam timbal (Pb), kondisi optimum.ABSTRACTThe aim of this research is to determine optimum conditionof fly ash as the adsorbent in the removal of lead (Pb) in water. The research was conducted in a batch method by using artificial Pb with different adsorbent diameters, contact times and mixing rates. Result showed the optimum condition of adsorbent diameter was 0.075-0.14 mm with weight of 1 gram, adsorbate pH of 4, contact time of 60 minutes, and the mixing rate of 120 rpm. From this research, it can be concluded that the less of adsorbent size will lead to the larger active surface area and the slower mixing rate will cause to the less effectiveness of adsorbent and adsorbate collision in water.Keywords:adsorption, fly ash, lead (Pb), optimum condition
Analisis Intrusi Air Laut dengan Pengukuran Total Dissolved Solids (TDS) Air Sumur Gali di Kecamatan Padang Utara Reri Afrianita; Tivany Edwin; Aroiya Alawiyah
Jurnal Dampak Vol 14, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/dampak.14.1.62-72.2017

Abstract

This research aims to analyze the effect of seawater intrusion with measurement of TDS dug well water in Padang Utara Subdistrict. The measurements of TDS carried out in three villages in Padang Utara Subdistrict, namely the Village are Air Tawar Barat, Ulak Karang Selatan, and Ulak Karang Utara with twice sampling frequency: on November 2015 and February 2016. TDS concentration in November 2015 is in the range of 20 to 9000.8 mg / L, while the measurement of TDS concentration in February 2016 is in the range of 160.8 to 735.2 mg / L. Measurement of TDS in November 2015 showed that there were three wells that indicated to seawater intrusion, i.e. the ULS 8 (1101.6 mg / L), ULS 9 (9000.8 mg / L), and ULU 6 (1926.4 mg / L). Correlation between TDS concentration with coastline distance have a value r amounted to 0,118-.095. The results showed that there are some wells that indicated to seawater intrusion along the coast in Padang Utara Subdistrict.Keywords : distance, dug wells Padang Utara Subdistrict, , seawater intrusion, TDSAbstrak-Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh intrusi air laut dengan pengukuran TDS pada air sumur gali di Kecamatan Padang Utara. Pengukuran TDS dilakukan di tiga kelurahan di Kecamatan Padang Utara yaitu Kelurahan Air Tawar Barat, Ulak Karang Selatan, dan Ulak Karang Utara dengan frekuensi pengambilan sampel sebanyak dua kali yaitu pada bulan November 2015 dan Februari 2016. Konsentrasi TDS pada November 2015 berada dalam rentang 20-9000,8 mg/L, sedangkan pengukuran konsentrasi TDS pada Februari 2016 berada dalam rentang 160,8-735,2 mg/L. Pengukuran TDS pada ovember 2015 menunjukkan bahwa terdapat tiga sumur yang yang terindikasi mengalami intrusi air laut, yaitu ULS 8 (1101,6 mg/L), ULS 9 (9000,8 mg/L), dan ULU 6 (1926,4 mg/L). Hubungan antara jarak sumur dari bibir pantai terhadap nilai TDS memiliki koefisien korelasi sebesar 0,118 0,095, hal ini menunjukkan tidak adanya pengaruh antara jarak dengan nilai TDS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat beberapa sumur yang terindikasi mengalami intrusi air laut di sepanjang pesisir di Kecamatan Padang Utara.Kata kunci : intrusi air laut, jarak, Kecamatan Padang Utara, sumur gali, TDS
Evaluasi Tingkat Kebisingan Kawasan Selatan Universitas Negeri Padang Vera Surtia Bachtiar; Reri Afrianita; Ary Zamzamy
Jurnal Dampak Vol 15, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/dampak.15.1.7-15.2018

Abstract

This study aims to determine and evaluate the level of noise in the southern area of Universitas Negeri Padang (UNP) Kampus Air Tawar conducted at 23 points of measurement with 16 outside outdoor points and 7 indoor measurement points. Method of measurement under regulation of Indonesian government, KepMenLH Regulation no. 48 thn 1996 which regulate the noise level standard by using SLM (Sound Level Meter). The highest outdoor noise level occurs in front of GOR UNP (S16) at the time of L3 which is 80,91 dBA, while the highest indoor noise level when there was activity as well as no activity in the room was happened in lecture hall FBSS UNP (S7-interior) with value equal to 83, 99 dBA and 64.65 dBA. All points of a total of 16 outdoor and 7 indoor measurement points exceed the standard noise level threshold which is 55 dBA (+3 dB tolerance). However, from the questionnaire results most respondents just feel slightly disturbed by outdoor noise in the study area. The noise control that can be done such as cultivate number of natural vegetation such as heliconia sp, tea, acacia tree and pringgodani bamboo, also the installation of continuous wall from type of clear fiber that serves as building noise absorbers.
The Effect of Variation in Cone Position Heigth on Raw Water Turbidity Removal in Sedimentation Unit Continuous Discharge Flow (CDF) Method as a New Method Ridwan Ridwan; Reri Afrianita; Yar Gustina
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 20, No 1 (2022): January 2022
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jil.20.1.58-64

Abstract

Unit sedimentasi metode continuous discharges flow (CDF) adalah metode baru dalam menyisihkan kekeruhan yang menggunakan prinsip tangki bocor secara kontinu dan terkendali. Perubahan ketinggian posisi cone dari dasar zona pengendapan ke bagian atas, dapat memperkecil jarak antara sumber aliran buang akibat bocor yang berasal dari cone sebagai sumber gaya baru yang bekerja terhadap flok, dan pada akhirnya meningkatkan efisiensi penyisihan kekeruhan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efisiensi penyisihan kekeruhan air baku pada 3 variasi ketinggian posisi cone di zona pengendapan. Penelitian menggunakan reaktor skala laboratorium kapasitas 240 L/jam yang terdiri dari unit koagulasi terjunan, flokulasi baffle channel dan sedimentasi metode CDF. Unit sedimentasi metode CDF yang digunakan adalah CDF 6% dengan variasi ketinggian posisi cone 0 m, 0,33 m dan 0,66 m dari dasar zona pengendapan. Air baku yang digunakan adalah Sungai Batang Kuranji Kota Padang dengan kekeruhan 25,876 – 26,012 NTU dan tawas sebagai koagulan dalam proses koagulasi. Hasil penelitian menunjukkan efisiensi penyisihan kekeruhan pada ketinggian posisi cone 0 m, 0,33 m dan 0,66 m secara berurutan adalah sebesar 82,88%, 83,86% dan 84,60%. Ketinggian posisi cone 0,66 m dari dasar zona pengendapan adalah posisi optimum dengan efisiensi penyisihan kekeruhan 1,72% lebih besar dari posisi cone di dasar zona pengendapan, yaitu 0 m. Analisis pengaruh ketinggian posisi cone terhadap penyisihan kekeruhan menggunakan korelasi Rank Spearman, menunjukkan pengaruh yang sangat kuat, semakin tinggi posisi cone semakin besar efisiensi penyisihan. Bilangan Reynolds (NRe)dan bilangan Froude (NFr) pada aliran buang ini secara berurutan adalah 23,83 dan 9,33x10-4. ABSTRACTThe continuous discharges flow (CDF) sedimentation unit is a new method for removing turbidity using the principle of a continuous and controlled leaking tank. Changes in the height of the cone position from the bottom of the settling zone to the top, can reduce the distance between the exhaust flow sources due to leakage from the cone as a new force source acting on the floc, and ultimately increase the efficiency of turbidity removal. This study aims to analyze the efficiency of raw water turbidity removal at 3 variations in the height of the cone position in the settling zone. The study used a laboratory-scale reactor with a capacity of 240 L/hour consisting of a plunge coagulation unit, baffle channel flocculation, and CDF sedimentation method. The sedimentation unit for the CDF method used is 6% CDF with variations in the height of the cone position 0 m, 0.33 m, and 0.66 m from the bottom of the settling zone. The raw water used is Sungai Batang Kuranji, Padang City with a turbidity of 25.875 – 26.012 NTU and alum as a coagulant in the coagulation process. The results showed that the efficiency of removal of turbidity at the height of the cone 0 m, 0.33 m, and 0.66 m respectively was 82.88%, 83.86%, and 84.60%. The height of the cone position 0.66 m from the bottom of the settling zone is the optimum position with a turbidity removal efficiency of 1.72% greater than the cone position at the bottom of the settling zone, which is 0 m. Analysis of the effect of the height of the cone position on the removal of turbidity using Spearman's Rank correlation showed a very strong influence, the higher the cone position the greater the removal efficiency. Reynolds number (NRe) and Froude number (NFr) in this exhaust stream are 23.83 and 9.33x10-4, respectively.
A Modification of the Sedimentation Unit with Continuous Discharges Flow (CDF) as a New Method to Increase Turbidity Removal in Raw Water Ridwan Ridwan; Reri Afrianita; Yogi Kurniawan
Andalasian International Journal of Applied Science, Engineering and Technology Vol. 1 No. 1 (2021): July 2021
Publisher : LPPM Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/aijaset.v1i1.6

Abstract

This study applies a new method to remove the turbidity of raw water in the sedimentation unit called CDF sedimentation using the working principle of a leaky tank at the bottom of the tank. The test was carried out on a laboratory scale reactor of 240 L/hour for 6 hours consisting of a waterfall coagulation unit for 5 seconds and alum as a coagulant. perforated wall flocculation unit with 30 minutes detention time and 1 hour CDF sedimentation unit. The study was conducted with 4 variations of CDF, namely 0%, 1%, 3%, and 5% with turbidity of 75.25 NTU. The results showed the greater the CDF value, the greater the decrease in turbidity that occurred. The highest level of turbidity removal occurred at 5% CDF value with an efficiency of 91,09%, a correlation value -0,927, and a significance value of 0,00 < 0,05. CDF value gives an influence on Reynolds numbers and Froude numbers in sedimentation units where Reynolds numbers are in the range 65,71-76,75 and Froude numbers 1,96x10-4-2,29x10-4. This shows the Reynolds number and the Froude number will get bigger as the value of the CDF and still matches the design criteria of the laminar. Keywords: The CDF sedimentation, Efficiency, and Turbidity.
Pengembangan Sistem Informasi Untuk Pengelolaan Bank Sampah Sakinah Kelurahan Batu Gadang Kecamatan Lubuk Kilangan Kota Padang Heru Dibyo Laksono; Amirul Luthfi; Reri Afrianita; Danar Adi Laksono; Hanalde Andre; Asri Astia Ningsih
Jurnal Andalas: Rekayasa dan Penerapan Teknologi Vol. 2 No. 1 (2022): Juni 2022
Publisher : Jurusan Teknik Elektro, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (489.438 KB) | DOI: 10.25077/jarpet.v2i1.20

Abstract

Kegiatan pengembangan sistem informasi untuk pengelolaan bank sampah di Kelurahan Batu Gadang Kecamatan Lubuk Kilangan Kota Padang dengan mitra kegiatan ini adalah Bank Sampah Sakinah. Permasalahan utama dari bank sampah ini dimana belum memiliki sistem pengelolaan yang berbasis teknologi informasi untuk mendukung aktifitas kegiatan sehari – hari. Untuk itu dilakukan pengembangan aplikasi yang berbasis teknologi informasi untuk pengelolaan aktivitas di Bank Sampah Sakinah. Pengembangan aplikasi sistem yang berbasis teknologi informasi ini bertujuan untuk pengelolaan aktivitas di Bank Sampah Sakinah secara efektif dan efisien. Adapun manfaat dari adanya aplikasi sistem informasi ini selain untuk membantu pengelolaan aktivitas sehari – hari di Bank Sampah Sakinah juga mampu memberikan dampak pada peningkatan proses pembelajaran, peningkatan kesadaran dan kemampuan penggunaan teknologi informasi di Bank Sampah Sakinah Kelurahan Batu Gadang Kecamatan Lubuk Kilangan Kota Padang. Adapun metoda pelaksanaan kegiatan ini akan difokuskan pada pengembangan aplikasi sistem informasi untuk membantu pengelolaan aktivitas di Bank Sampah Sakinah.
Potensi Uprating pada Unit Sedimentasi Metode Continuous Discharges Flow terhadap Penyisihan Kekeruhan Air Baku Ridwan Ridwan; Reri Afrianita; Rifka Indriani
Jurnal Serambi Engineering Vol 7, No 4 (2022): Oktober 2022
Publisher : Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32672/jse.v7i4.4731

Abstract

Unit Sedimentasi Continuous Discharges Flow (CDF) adalah modifikasi dengan menambahkan aliran buangan secara kontinu dan terkendali sebagai gaya baru yang bekerja terhadap partikel flok guna meningkatkan efisiensi penyisihan kekeruhan. Pengurangan produksi akibat aliran buangan sebesar 6% terhadap debit produksi unit sedimentasi perlu diresirkulasi. Penelitian bertujuan meningkatkan debit produksi dan efisiensi penyisihan kekeruhan dengan resirkulasi aliran buangan CDF. Percobaan dilakukan dalam skala laboratorium dengan nilai kekeruhan air baku 25,536 NTU. Rangkaian alat yang digunakan unit koagulasi flokulasi, unit sedimentasi metode CDF 6% dengan variasi produksi 240 L/jam dan 360 L/jam, serta variasi resirkulasi aliran buangan CDF 6% ke inlet flokulasi adalah 0%, 25%, 50%, 75% dan 100%. Waktu tinggal unit sedimentasi debit 240 L/jam dan 360 L/jam secara berurutan yaitu 90 menit dan 60 menit. Hasil percobaan menjelaskan bahwa resirkulasi aliran buangan CDF yang semakin besar dapat meningkatkan efisiensi penyisihan kekeruhan dan itu terlihat dari parameter analisis Rank Spearman dengan nilai korelasi dari nilai resirkulasi aliran buangan CDF terhadap efisiensi penyisihan kekeruhan adalah 0,980 dan nilai signifikansi 0,00 yang berarti kuat dan signifikan. Efisiensi penyisihan kekeruhan maksimum pada debit 240 L/jam mencapai 87,21% dan debit 360 L/jam adalah 82,50% dengan nilai resirkulasi aliran buangan CDF 100% dan memiliki potensi uprating sistem.