Nurjanah Nurjanah
Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro

Published : 13 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

GANGGUAN FUNGSI PARU DAN KADAR COTININE PADA URIN KARYAWAN YANG TERPAPAR ASAP ROKOK ORANG LAIN Nurjanah, Nurjanah; Kresnowati, Lily; Mufid, Abdun
Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 10, No 1 (2014)
Publisher : Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Survei pemantauan Kualitas Udara pada tahun 2011 di 78 tempat umum di Kota Semarang menunjukkan rata-rata PM2.5 di tempat-tempat yang diperbolehkan merokok adalah 94,76 mg/m3 dan di tempat-tempat yang tidak diperbolehkan merokok adalah 34,60 mg/m3. Café dan restoran adalah tempat umum dngan tingkat PM2.5 tertinggi. Rata-rata dari PM2.5 di restoran adalah 72,60mg/m3 dan di café 64,84mg/m3. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek paparan asap rokok terhadap fungsi paru dan cotinine urin karyawan cefe dan restoran di kota Semarang. Data dikumpulkan dari 13 cafe dan restoran dengan responden 70 orang karyawan non-perokok. Instrumen yang dipakai adalah spirometri, enzyme-linked immunosorbent assay (Elisa), aerosol sidepack, dan kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 20% responden mengalami restriksi ringan, 2,9% obstruksi ringan dan 2,9% obstruksi sedang. Rata-rata cotinine urine karyawan café adalah 42,902ng/ml dan karyawan restoran 33,609ng/ml. Rata-rata PM2.5 di café adalah 121,65 mg/m3 dan di restoran adalah 68,27μg/m3. Faktor-faktor yang berhubungan dengan cotinine urine adalah lama paparan SHS per hari (rho = 0,364, p-value = 0,002) dan perilaku merokok rekan kerja (p-value = 0,006). Umur berkorelasi dengan fungsi paru (rho = 0,272, p-value = 0,023) dan ada hubungan negative antara cotinine urin dan fungsi paru (rho = 0,266, p-value = 0.026).Air Quality Monitoring Survey in 2011 at 78 public places in Semarang city showed the average of PM2.5 in places where smoking allowed was 94.76mg/m3 and in places where smoking not allowed smoking was 34.60mg/m3. Café and restaurant was the public places with the highest PM2.5 levels. The average of PM2.5 in restaurant was 72.60mg/m3 and 164.84mg/m3 in café. This research aims to determine effects of secondhand smoke exposure on lung function and urine cotinine levels of café and restaurant employee in the Semarang city. Data was collected from 13 cafes and restaurants and the respondents are 70 non-smokers employees. The instruments were spirometry, enzyme-linked immunosorbent assay (Elisa), sidepack aerosols, and questionnaire. The result showed that 20% of respondents had mild restriction, 2.9% mild obstruction and 2.9% moderate obstruction. The average level of urine cotinine of cafe employees was 42.902ng/ml and 33.609ng/ml in restaurants employees. The average of PM2.5 levels in the Cafe was 121.65 μg/m3 and in Restaurant was 68.27μg/m3. Factors related to urine cotinine were duration of SHS exposure per day (rho=0.364, p-value=0.002) and colleague smoking behavior (p-value=0.006). Age was correlated with lung function (rho=-0.272, p-value=0.023) and there was negative correla-tion between urine cotinine and lung function (rho=-0.266, p-value=0.026).
Implementasi Pasal 83 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Hak Menyusui Pekerja Perempuan Selama Waktu Kerja Analisis Perilaku pada Institusi Kesehatan dan Non Kesehatan di Kota Semarang Nurjanah, Nurjanah; Rachmani, Enny
Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia Volume 3, No. 1, Januari 2008
Publisher : Master Program of Health Promotion Faculty of Public Health Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (95.033 KB) | DOI: 10.14710/jpki.3.1.10-23

Abstract

Background : Role of working woman in the work activity is more important nowadays. Working woman come to mainstream in much industry. But, working woman was treated discriminatively because of her role both as mother and employee. In Indonesia, woman rights as labor have been arranged in Labors Law number No. 13 year 2003 : worker woman who have child that still have breastfed have to give opportunity to breastfeed her child if must be done during work time ( Section 83 ). But this working woman rights is often be blamed cause unproductive by company. So that, baby do not get exclusive breastfeeding in 6 months although breast milk is the best food for babies. Breast milk contents all of nutrition for optimal baby growth, and vitamins for intelligence and immunity.Method : The objectives of this research were identifying predisposing factors include: mother’s knowledge about benefit of breast milk, mother’s attitude about breastfeeding, and believes about breast milk compared to formula; identifying enabling factor include : availability of facilitiesand time supporting breastfeeding behavior; identifying reinforcing factors include: implementing breastfeeding rights at workplace, support from company, other employee and family about breastfeeding behavior, explaining correlation between predisposing, enabling, and reinforcingfactors to working woman breastfeeding behavior; and also make concept to implement of breastfeeding right to working mother. This is an explanatory research with cross sectional approach, use quantitative and qualitative methods. Amount of samples are 74 mothers who hasbaby under two years old, at Kariadi Hospital and University of Dian Nuswantoro Semarang.Results : There is good predisposing and reinforcing factors in mother behavior, but bad in enabling factor. Statistic test with Pearson Product moment shows that predisposing and enabling factors are correlated to breastfeeding behavior (correlation coefficient of predisposing factor0.3, p-value 0.09 and correlation coefficient of enabling factor 0.241, p-value 0.038). Range Spearmen statistic test shows that reinforcing factors do not correlated to breastfeed behavior (p-value 0.73). From the report of focused group discussion with working mother, the researchersuggest to advocate and socialize the breastfeeding right, lactation management training for working mother, breastfeeding campaign, forming working mother forum in workplace, providing facilities for working mother to squeeze breast milk, that provided with cooler. The workplacealso have to give enough time (about 30 minutes, 2 times per day), to squeeze her breast milk.Keywords: breastfeeding, working mother, breastfeeding rights
SELF EFFICACY SISWA SDN 6 RAJA DI PANGKALAN BUN KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT KALIMANTAN TENGAH TERHADAP PERILAKU BERHENTI MEROKOK Siti Salasatun Nisa; Nurjanah Nurjanah
VISIKES: Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 13, No 1 (2014): Visikes
Publisher : Dian Nuswantoro Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (231.113 KB) | DOI: 10.33633/visikes.v13i1.1121

Abstract

Self efficacy adalah belief atau keyakinan seseorang bahwa ia dapat menguasai situasi danmenghasilkan hasil (outcomes) yang positif. Beberapa faktor yang mempengaruhi self efficacyyaitu: Pengalaman keberhasilan (mastery experiences), pengalaman orang lain(vicariousexperiences), persuasi sosial (social persuation), keadaan fisiologis dan emosional(physiological andemotional states). Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan self efficacysiswa SDN 6 Raja Pangkalan Bun Kalimantan Tengah terhadap perilaku berhenti merokok.Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan tehnik pengumpulan dataFocus Group Discussion (FGD) terhadap 8 orang siswa sekolah dasar kelas 6 keabsahandata dilakukan melalui triangulasi sumber kepada guru, teman sebaya dan orang tua subjekpenelitian. Analisis data menggunakan content analysis.Hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar subyek penelitian berumur 10 tahun, uang saku Rp 5.000 per hari dan disisihkan sebagian untuk membeli rokok. Sebagian kecilpernah mencoba berhenti merokok dan hanya satu subjek penelitian saja yang berhasil berhentimerokok (pengalaman keberhasilan/Mastery experiences). Tidak ada pengalaman oranglain yang berhenti merokok (pengalaman orang lain/Vicarious experiences). Teman sebayamenasehati untuk berhenti merokok namun tidak dihiraukan (sosial persuasi/Socialpersuation). Secara fisik ketika berhenti merokok pernafasan lebih ringan dan secaraemosional ketika berhenti merokok akan membuat perasaan gelisah sehingga membuatnyakembali untuk merokok ( keadaan fisik dan emosional / Physiological and emotional states).Hendaknya pihak sekolah memfasilitasi siswa yang ingin berhenti merokok, orang tuamemberikan contoh yang baik dengan tidak merokok didepan anak, bisa mengecek kesehatansubjek penelitian ketika merokok dan ketika berhenti merokok, mengatur waktu yang tepatagar memperoleh banyak data yang khusus atau lebih privasi.Kata kunci : Self efficacy, siswa sekolah dasar, perilaku berhenti merokok
Health Literacy pada Mahasiswa Kesehatan, Sebuah Indikator Kompetensi Kesehatan yang Penting Nurjanah Nurjanah; Sri Soenaryati; Enny Rachmani
VISIKES: Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 15, No 2 (2016): Visikes
Publisher : Dian Nuswantoro Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (814.817 KB) | DOI: 10.33633/visikes.v15i2.1444

Abstract

Health literacy Competency is important for health students since they will be a role model for people to do healthy behavior and provide health services to the community. Previous research results in 2014 on students of Faculty of Health Sciences Dian Nuswantoro University showed 31.9% of respondents had low level of health literacy (inadequate and problematic).This research aims to design a program for intervening student health literacy. Data was collected by filling questionnaire, focused group discussion and developing SMS Gateway program. Population was second semester students of Undergraduate Program of Public Health, however the number of students who participated in this study was 82 student from three classes.The results showed low health literacy was experienced by 40.2% of respondents; it was higher than previous study because the number of respondents was bigger. In addition, there were 95.9% of respondents could not answer correctly questions of nutritional fact in NVS measurement. FGD results showed that respondents prefer to use social media and SMS Gateway to receive health messages. Health messages that they need were: reproductive health, nutrition, smoking, drugs, cosmetics, and diet. The recommendation is using social media such as Blackberry Messengers, Line, Instagram, Twitter to broadcast health messages besides SMS Gateway that has been developed.Keywords: health literacy, health student.
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU BERBAHAYA (UNSAFE ACTION) PADA BAGIAN UNIT INTAKE PT.INDONESIA POWER UNIT BISNIS PEMBANGKITAN (UBP) SEMARANG 2011 Dwi Noor Maulidhasari; MG Catur Yuantari; Nurjanah Nurjanah
VISIKES: Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 10, No 1 (2011): Visikes
Publisher : Dian Nuswantoro Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (59.022 KB) | DOI: 10.33633/visikes.v10i1.680

Abstract

Background: The main causes of workplace accidents are unsafe action 80% and the rest is unsafe condition. There are three phases that can lead to unsafe action namely management phase, working environment phase, and individual phase from the workers themselves. The result to unsafe action in workplace is the occurrence of workplace accidents that could effect the company and the workers themselves. The aim of this research is to examine some factors related to unsafe action on intake unit in PT. Indonesia Power UBP Semarang.Method: This is an analytical research by using survey method and cross sectional study approach. The numbers of samples are 30 employees at the Intake Unit. The statistic analysis used Pearson Product Moment and Rank Spearmen, to examine correlation between independent variables and dependent variables.Result: Statistical analysis result found that there are no relations between age (p value 0,135), education degree (p value 0,051), convenience in wearing personal protective equipment (p value 0,416) and experience of working accidents (p value 0,559) with unsafe action and there are relations between occupational health and safety knowledge (p value 0,000), attitude toward personal protective equipments (p value 0,001) and working group norm (p value 0,025) with unsafe action. The company should to prevent unsafe action by provide counseling and training on occupational accidents, safe behavior in the workplace and the importance of the use of personal protective equipment in the workplace.Keywords : unsafe action, workplace
PERILAKU TIDAK AMAN (UNSAFE BEHAVIOUR) PADA PEKERJA DI UNIT MATERIAL PT. SANGO CERAMICS INDONESIA SEMARANG Bella Sovira; Nurjanah Nurjanah
VISIKES: Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 14, No 2 (2015): VISIKES
Publisher : Dian Nuswantoro Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (167.748 KB) | DOI: 10.33633/visikes.v14i2.1195

Abstract

Kecelakaan industri secara umum disebabkan oleh 2 hal pokok yaitu perilaku yang berbahaya(unsafe action) dan kondisi yang berbahaya (unsafe condition). Terjadinya kecelakaan kerjasangat besar kemungkinannya ditentukan oleh perilaku berbahaya (unsafe behaviour), namundemikian faktor perilaku berbahaya bukanlah satu-satunya. Karena masih banyak faktorsebelumnya yang menyebabkan terbentuknya perilaku berbahaya. Tujuan dari penelitian iniadalah menganalisis perilaku tidak aman (unsafe behaviour) pada pekerja di unit materialPT. Sango Ceramics Indonesia Semarang.Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian explanatory dan pendekatan cross sectional.Populasi penelitian ini adalah semua pekerja unit material PT. Sango Ceramics IndonesiaSemarang sebanyak 27 pekerja dengan angket.Hasil penelitian menunjukkan perilaku tidak aman antara lain, mengangkat beban yang berlebihandalam posisi membungkuk, bekerja dengan tergesa-gesa dan tidak menggunakan APD yanglengkap. Hasil korelasi menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara umur, masa kerja,pendidikan, kelelahan dengan perilaku tidak aman (unsafe behaviour) dan tidak ada hubunganyang signifikan antara pengetahuan, beban kerja, dan pengawasan dengan perilaku tidak aman(unsafe behaviour) di unit material PT. Sango Ceramics Indonesia Semarang.Kata kunci: Perilaku tidak aman, kecelakaan kerja
PENGARUH KEBIASAAN MEROKOK DAN OLAH RAGA TERHADAP KAPASITAS VITAL PARU (STUDI PADA KARYAWAN UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG TAHUN 2010) Nurjanah Nurjanah; Suharyo Suharyo
VISIKES: Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 12, No 1 (2013): Visikes
Publisher : Dian Nuswantoro Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (90.671 KB) | DOI: 10.33633/visikes.v12i1.465

Abstract

Background: One indicator of the health workforce is the lung function as an oxygen supplier organ for energy supply and metabolism. The presurvey show many employees smoke indoor, while campus must be a smoke free area. Therefore, this research will explain how the influence of smoking habits and exercise of pulmonary vital capacity of Udinus employees.Method: this is survey with cross sectional approach, conducted in May-July 2010 with measurement by spyrometre and interviews. The sample is Udinus employee, amount of 33 respondents. Data analysis using chi-square test.Result: there is no correlation between smoking status with pulmonary vital capacity (pvalue 0.188), because non-smoking employees exposed environmental tobacco smoke from the indoor smoker and there is no correlation between exercise habits with pulmonary vital capacity (p-value 0.465) because the sports habit is inadequate.
PERILAKU ADIKSI PADA PEMAIN GAME ONLINE DI DINUSTECH SEMARANG DAN DAMPAKNYA TERHADAP KESEHATAN Tatang Anggoro Putro; Nurjanah Nurjanah
VISIKES: Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 12, No 2 (2013): Visikes
Publisher : Dian Nuswantoro Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (99.049 KB) | DOI: 10.33633/visikes.v12i2.646

Abstract

Game online merupakan permainan games yang dapat diakses oleh banyak pemain. Di Indonesia penggemar game online mencapai 6 juta orang dan remaja menduduki kelompokusia terbesar pada pemain game online yaitu 40% yang ternyata memberi dampak pada mereka yang tidak mampu berhenti bermain (adiksi). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perilaku adiksi pada pemain game online, meliputi sangsi sosial yang diterima, ketidakmampuan mengontrol untuk bermain, bermain secara berlebihan dan aktifitas lain yang tergantikan akibat bermain game online.Penelitian ini dilakukan terhadap 100 responden. Sebagian besar (40%) responden adalah remaja. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara accidental sampling. Analisis datadilakukan secara kuantitatif deskriptif terhadap variabel penelitian meliputi gambaran adiksi pemain game online, perilaku teman, tekanan teman, kepercayaan terkena dampak,kepercayaan tentang pengorbanan, dan kepercayaan tentang keuntungan.Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar pemain game online adalah mahasiswa (80%), kepercayaan terhadap pengorbanan sedang sebesar (53%), kepercayaan yang tinggiterhadap keuntungan bermain game online sebesar (46%), tingkat kepercayaan yang sedang terhadap perilaku teman sebesar (40%), dan kepercayaan yang sedang terhadap dampak adiksi sebesar (40%).Berdasarkan hasil analisa menunjukkan bahwa pemain game online di Dinustech adalah mahasiswa. Disarankan bagi Dinustech hendaknya memberikan batasan waktu, agar tidakmenimbulkan adiksi yang tinggi. Dan bagi mahasiswa sendiri, hendaknya membatasi permainan game, karena game pada dasarnya hanya sebuah permainan yang dapat mengakibatkan banyak masalah yang terkait dengan aktifitas sehari-hari. Oleh sebab itu banyak cara yang dapat dilakukan untuk menghindari bermain game online dengan cara, kuliah teratur, belajar, membuat tugas, atau menyibukkan diri dengan aktivitas positif yang berkaitan dengan kegiatan sebagai seorang mahasiswa supaya dapat menjalani hidup dengan lebih terarah dan teratur.Kata kunci : adiksi, game online, perilaku
EFEK PAPARAN SECOND HAND SMOKE TERHADAP FUNGSI PARU KARYAWAN UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG Nurjanah Nurjanah; Suharyo Suharyo
VISIKES: Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 12, No 1 (2013): Visikes
Publisher : Dian Nuswantoro Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33633/visikes.v12i1.621

Abstract

Penelitian ini didasarkan pada hasil pengukurun kualitas udara pada tahun 2011 di Universitas Dian Nuswantoro dengan hasil rata-rata kadar PM2.5di Ruang Dosen Fakultas Teknik23,23 mg/m3, Fakultas Kesehatan 27,55 mg/m3, Gedung G 24,81 mg/m3, ruang dosen FIK113,11 mg/m3dan TVKU 51,42m/m3. Nilai tersebut lebih tinggi dari dari target WHO untukPM 2.5 sebesar 25 mg/m3. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan paparanSecond Hand Smokedengan fungsi paru karyawan Universitas Dian Nuswantoro.Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional dengan metodepengambilan data dengan wawancara menggunakan kuesioner dan pengukuran denganspirometri. Populasi penelitian adalah seluruh karyawan Udinus yang tidak merokok denganjumlah sampel 70 orang diambil secara random. Hasil pengukuran dibandingkan denganstandar orang Indonesia berdasarkan Pneumobile Indonesia. Analisis statistic yang digunakanadalah chi square.Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar karyawan Universitas Dian Nuswantoro telahmengalami kelainan fungsi paru restriktif, yaitu restriktif ringan (50,0%) dan restriktif sedang(20,0%). Belum ditemukan efek paparan asap rokok orang lain terhadap fungsi paru karyawanUdinus, terlihat dari tidak ada hubungan antara paparan second hand smoke terhadap fungsiparu karyawan Universitas Dian Nuswantoro (p-value 0,794). Hal ini dimungkinkan karenabeberapa hal yaitu adanya paparan di luar tempat kerja dan kondisi tempat kerja ternyatatidak benar-benar bebas dari asap rokok karena masih ada perilaku merokok di tempattempat yang berhubungan langsung atau tidak langsung dengan tempat kerja seperti di dapur,di loby, tangga, maupun di jalan yang menghubungkan antar gedung dan ruangan.Rekomendasi yang kepada Universitas Dian Nuswantoro, perlu melakukan pembatasanperilaku merokok, yaitu penerapan secara lebih tegas larangan merokok di dalam ruangandan di dalam gedung, sehingga tempat kerjabenar-benar bisa bebas dari second hand smoke.Menyediakan smoking area di tempat tertentu yang cukup jauh dari gedung sehingga perilakumerokok dilakukan di sembarang tempatKatakunci: Paparan asap rokok orang lain, fungsi paru 
EVALUASI KINERJA KLINIK BERHENTI MEROKOK DI KOTA SEMARANG TAHUN 2014 Helena Elvy Lamapaha; Nurjanah Nurjanah
VISIKES: Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 13, No 2 (2014): VISIKES
Publisher : Dian Nuswantoro Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (278.613 KB) | DOI: 10.33633/visikes.v13i2.1123

Abstract

Evaluasi merupakan suatu penilaian terhadap objek tertentu. Setiap organisasi atau lembagamemiliki kebutuhan untuk menentukan sejauh mana tingkat performa dari mutu pelayananatau program yang akan diberikan. Untuk itu, kegiatan guna melakukan evaluasi terhadapkinerja pelayanan yang diberikan haruslah menjadi bagian dari agenda organisasi. Kinikberhenti merokok di kampus merupakan program yang difasilitasi oleh Dinas PendidikanPropinsi Jawa Tengah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja klinik berhentimerokok di kampus yang difasilitasi oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah di KotaSemarang Tahun 2014.Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif . Subyek penelitiannya adalah konselor /pengelolaklinik berhenti merokok di kampus di Kota Semarang. Sedangkan Obyek penelitiannya adalah11 klinik berhenti merokok di kampus di Kota Semarang. Metode pengumpulan data denganwawancara mendalam dan observasi. Crosschecknya mengunakan triangulasi sumber.Hasil penelitian evaluasi yang dihasilkan menunjukan kinerja berhenti merokok di kampusyang difasilitasi Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah di Kota Semarang tidak berjalandengan baik karena tidak semua klinik berhenti merokok memilki sumber daya yang lengkap baik dari sumber daya manusia, sarana dan fasilitas, alat dan bahan, metode, dan danayang dapat menunjang kinerja klinik berhenti merokok untuk mencapai tujuan yang diharapkan.Klinik berhenti merokok di kampus belum berjalan sesuai dengan harapan, sehingga perlunyadilakukan evaluasi dan dukungan dari pemerintah dan universitas agar sumber daya di klinikberhenti merokok dapat berjalan dengan baik.Kata kunci : Evaluasi, Klinik Berhenti Merokok, Kampus