Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

ANALISIS KUALITATIF KANDUNGAN SAKARIDA DALAM TEPUNG DAN PATI UMBI GANYONG (Canna edulis Ker.) Kusbandari, Aprilia
Pharmaciana Vol 5, No 1 (2015): Pharmaciana
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (429.332 KB) | DOI: 10.12928/pharmaciana.v5i1.2284

Abstract

Canna Tubers (Canna edulis Ker.) is one of the plants producing carbohydrates. Its  also contains of protein, fat, vitamins, minerals,  phosphorus, iron and more calciums. The purpose of  this study is to identify of  sugar  in the powder and starch from canna tuber is a hydrolysis and didn’t hydrolysis. The method of qualitative analysis with tube test  and  Thin Layer Chromatography (TLC). The result indicated that before hydrolysis  canna powder  gave  sucrose (Rf = 0.45) and mannose (Rf=0.51), while after hydrolysis it gave  glucose (Rf=0.44), fructose (Rf=0.61) and mannose (Rf=0.51). In addition, canna starch gave   glucose (Rf=0.44) and maltose (Rf=0.35).
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA MELALUI PELATIHAN PEMBUATAN SABUN HANDMADE DI KELURAHAN BANGUNKERTO KECAMATAN TURI KABUPATEN SLEMAN Kusbandari, Aprilia; Pertiwi, Deasy Vanda; Widiyastuti, Lina
Jurnal Pemberdayaan: Publikasi Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 2, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (129.099 KB) | DOI: 10.12928/jp.v2i2.384

Abstract

Sabun merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang dapat digunakan untuk membersihan dan menjaga kesehatan tubuh manusia. Sabun mandi yang sering kita jumpai menurut bentuknya ada 2 macam, yaitu sabun batangan (padat) dan sabun cair . Seiring perkembangan jaman sabun banyak sekali kita temukan jenis sabun mandi dengan beraneka raga bentuk dan bau yang khas. Selain sabun dapat digunakan untuk mandi dapat pula dimanfaatkan sebagai obat maupun pewangi dalam ruangan maupun souvenir. Tujuan dari pengabdian masyarakat ini yaitu memberdayakan masyarakat melalui pembuatan sabun handmade untuk meningkatkan pendapatan masyarakat. Metode yang digunakan yaitu berupa penyuluhan dan praktek pembuatan serta pengemasan sabun sehingga sabun siap untuk di konsumsi. Antusias dari peserta pada saat mengikuti kegiatan ini sangat bagus. Masyarakt tertarik untuk membuat dan mengembangkan usaha pembuatan sabun sabun ini untuk menambah penghasilan dalam keluarga.
Perbandingan Metode Spektrofotometri UV Dan HPLC pada Penetapan Kadar Kafein dalam Kopi Hari Susanti; Nisa Putri Mujaadillah Araaf; Aprilia Kusbandari
Majalah Farmasetika Vol. 4, Supl. 1, Tahun 2019
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/mfarmasetika.v4i0.25887

Abstract

Kafein merupakan salah satu alkaloid yang terkandung dalam kopi. Konsumsi kafein dalam jumlah besar bisa berdampak pada kesehatan manusia. Kebiasaan orang-orang jamun dulu minum kopi tradisional, maupun orang jaman sekarang minum kopi dengan berbagai varian tentu akan berpengaruh pada kondisi kesehatan. Sehingga perlu diketahui kandungan kafein dalam kopi.  Peneliti terdahulu telah melakukan penetapan kadar kopi dengan metode HPLC maupun Spektrofotometri. Namun belum ada yang membandingkan kedua metode. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan metode spektrofotometri UV dan HPLC dalam penetapan kadar kafein dalam kopi. Sampel yang digunakan adalah sediaan kopi hijau dan kopi hitam. Perbandingan metode dilakukan dengan membandingkan data hasil validasi metode antara spektrofotometri UV dan HPLC.  Metode spektrofotometri dilakukan dengan pelarut air, absorbansi kafein dibaca pada panjang gelombang 272 nm. Metode HPLC dilakukan dengan fase diam C18, fase gerak matanol-air (69:40 v/v) flow rate 1 ml/menit dan detector UV 272 nm. Hasil validasi metode analisis kafein secara spektrofotometri adalah sebagai berikut : linearitas (R= 0,9965), presisi (RSD= 0,899%), akurasi (recovery = 98,46%) LOD= 1,12 ug/ml, LOQ=3,75 ug/ml. Hasil validasi metode HPLC adalah: linearitas (R= 0,998), Presisi (RSD= 2,49%), akurasi (Recovery= 84%), LOD=0,565 ug/ml, LOQ= 1,88 ug/ml. Kadar kafein dalam sampel kopi hijau sediaan dan  kopi hitam sediaan, secara Spektrofotometri UV bertrurut-turut (dalam %) adalah :  (0,155± 0,053) dan  (0,696 ± 0,014). Kadar kafein dalam kopi hijau sediaan, kopi hitam sediaan, secara HPLC berturut-turut (dalam %) adalah ; 0,121 dan 0,421. Metode spektrofotometri UV direkomendasikan sebagai metode pilihan pada penetapan kadar kafein dalam sampel kopi.
ANALISIS KUALITATIF KANDUNGAN SAKARIDA DALAM TEPUNG DAN PATI UMBI GANYONG (Canna edulis Ker.) Aprilia Kusbandari
Pharmaciana Vol 5, No 1 (2015): Pharmaciana
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (429.332 KB) | DOI: 10.12928/pharmaciana.v5i1.2284

Abstract

Canna Tubers (Canna edulis Ker.) is one of the plants producing carbohydrates. Its  also contains of protein, fat, vitamins, minerals,  phosphorus, iron and more calciums. The purpose of  this study is to identify of  sugar  in the powder and starch from canna tuber is a hydrolysis and didn’t hydrolysis. The method of qualitative analysis with tube test  and  Thin Layer Chromatography (TLC). The result indicated that before hydrolysis  canna powder  gave  sucrose (Rf = 0.45) and mannose (Rf=0.51), while after hydrolysis it gave  glucose (Rf=0.44), fructose (Rf=0.61) and mannose (Rf=0.51). In addition, canna starch gave   glucose (Rf=0.44) and maltose (Rf=0.35).
PENETAPAN KADAR FENOLIK TOTAL DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL DAUN KOPI KAWA DENGAN METODE DPPH Aprilia Kusbandari; Dwi Yogo Prasetyo; Hari Susanti
Media Farmasi: Jurnal Ilmu Farmasi Vol 15, No 2: September 2018
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (258.456 KB) | DOI: 10.12928/mf.v15i2.12658

Abstract

Antioksidan merupakan senyawa yang mampu menghambat laju oksidasi dalamtubuh. Antioksidan sintetik dapat menimbulkan efek samping pada kesehatantubuh sehingga penggunaan antioksidan alami sebagai pengganti semakindiminati masyarakat karena dipercaya lebih aman. Salah satu golongan senyawaalami yang bersifat sebagai antioksidan adalah golongan fenolik. Daun kopi kawamengandung flavonoid, alkaloid, saponin, kafein, dan polifenol. Penelitian inibertujuan untuk mengetahui kadar fenol total dan harga Effective Scavenging(ES)50 ekstrak etanol daun kopi kawa. Daun kopi kawa diekstraksi menggunakanmetode maserasi. Ekstrak kental diuji kandungan fenoliknya dengan reagen Folin-Ciocalteu dan standar asam galat. Hasil uji kandungan fenolik total dinyatakandengan kesetaraan asam galat per gram ekstrak (GAE/g ekstrak). Hasil penelitianmenunjukkan ekstrak etanol daun kopi kawa memiliki kandungan senyawafenolik total sebesar 55,87 mg GAE/g ekstrak. Ekstrak etanol daun kopi kawamemiliki aktivitas antioksidan dengan nilai ES50 sebesar 57,79 μg/mL sedangkanuntuk standar asam galat memiliki nilai ES50 sebesar 1,54 μg/mL. Hasil tersebutmenunjukkan ekstrak etanol daun kopi kawa memiliki aktivitas yang kuat sebagaiantioksidan.
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA MELALUI PELATIHAN PEMBUATAN SABUN HANDMADE DI KELURAHAN BANGUNKERTO KECAMATAN TURI KABUPATEN SLEMAN Aprilia Kusbandari; Deasy Vanda Pertiwi; Lina Widiyastuti
Jurnal Pemberdayaan: Publikasi Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 2 No. 2 (2018)
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12928/jp.v2i2.384

Abstract

Sabun merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang dapat digunakan untuk membersihan dan menjaga kesehatan tubuh manusia. Sabun mandi yang sering kita jumpai menurut bentuknya ada 2 macam, yaitu sabun batangan (padat) dan sabun cair . Seiring perkembangan jaman sabun banyak sekali kita temukan jenis sabun mandi dengan beraneka raga bentuk dan bau yang khas. Selain sabun dapat digunakan untuk mandi dapat pula dimanfaatkan sebagai obat maupun pewangi dalam ruangan maupun souvenir. Tujuan dari pengabdian masyarakat ini yaitu memberdayakan masyarakat melalui pembuatan sabun handmade untuk meningkatkan pendapatan masyarakat. Metode yang digunakan yaitu berupa penyuluhan dan praktek pembuatan serta pengemasan sabun sehingga sabun siap untuk di konsumsi. Antusias dari peserta pada saat mengikuti kegiatan ini sangat bagus. Masyarakt tertarik untuk membuat dan mengembangkan usaha pembuatan sabun sabun ini untuk menambah penghasilan dalam keluarga.
PENINGKATAN PENGETAHUAN KONSUMEN DAN SOSIALISASI MAKANAN HALAL DAN TOYIB DI SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH 3 WIROBRAJAN, YOGYAKARTA: PENINGKATAN PENGETAHUAN KONSUMEN DAN SOSIALISASI MAKANAN HALAL DAN TOYIB DI SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH 3 WIROBRAJAN, YOGYAKARTA mustofa ahda; Aprilia Kusbandari; Palupi Melati Pangastuti
Jurnal Pengabdian dan Peningkatan Mutu Masyarakat Vol. 3 No. 1 (2022): Jurnal Pengabdian dan Peningkatan Mutu Masyarakat
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/janayu.v3i1.16963

Abstract

Government regulations require halal product distribution in Indonesia have been regulated in the Halal product law No 33 in 2014. Based on these rules, all producers have to market and distribute halal goods. The goal of halal is to produce healthy food. However, the big problem is that this rule has not been fully realized. In 2021, many products are not clear whether they are halal or not. Therefore, the socialization of halal food for consumers is very important to support government regulations. In this case, the consumers who are in a religious environment from one of the big Islamic organizations. The Basic score of consumers’ knowledge is very good, they have a score above 75. After promotion, the consumers’ knowledge increased. Besides, consumers also understand food additives. Based on these results, the government should drive the consumers and producers to pay attention to their religion because it can increase awareness of halal and toyib products.
DETERMINATION OF THEOBROMINE LEVELS IN CHOCOLATE BEVERAGE POWDER BY HPLC METHOD Aprilia M.Sc. Kusbandari; Wida Safitri
Jurnal Farmasi Klinik dan Sains Vol 2, No 1 (2022): Jurnal Farmasi Klinik dan Sains
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Muhammadiyah Gombong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (624.185 KB) | DOI: 10.26753/jfks.v2i1.778

Abstract

Chocolate drinks are one of the processed chocolate products that are popular among the people. Chocolate has a variety of active compounds including protein, fat, carbohydrates, polyphenol compounds, flavonoids and methylxanthine. Theobromine or 3,7-dimethylxanthine is the main ingredient in chocolate which belongs to the methylxanthine alkaloid group. This theobromine has a pharmacological effect as a stimulant. The purpose of this study was to determine theobromine levels contained in chocolate drink powder using the HPLC method. The sample used is chocolate drink beverage in the Umbulharjo Sub-District of Yogyakarta. Qualitative tests were carried out by the Parry test, the Murexide test, and comparing the retention times of samples to theobromine standards. Quantitative analysis was carried out using HPLC instruments with the mobile phase of methanol : water (40:60 v/v) with flow rate of 0.8 mL/minute, running time of 10 minutes, at λ 275 nm and stationary phase C18. Theobromine qualitative test showed that the sample contained theobromine with the Parry test is green solution, and in the Murexide test is violet red as well as the produced a relatively similar retention time of 5,789 minutes for the standard and 5,872 minutes for the sample. The average theobromine level of the three samples per dose for one cup of chocolate beverage was (18,0433 ± 0,8298) mg, (21,1753 ± 0,8716) mg, dan (32,1292 ± 1,4765) mg. Theobromine content of each sample was analyzed by Kruskal Wallis with a confidence level of 95% and the results showed a significant difference with a significance value of 0.002 <0.005. From the results of the study concluded that the sample contains theobromine which is a distinctive compound which is contained in chocolate. 
Aplikasi metode FTIR kombinasi kemometrika untuk analisis lemak daging tikus pada nugget ayam Any Guntarti; Mustofa Ahda; Aprilia Kusbandari; Dimas Atmadja
Journal of Halal Science and Research Vol. 1 No. 1 (2020): September
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12928/jhsr.v1i1.1837

Abstract

Indonesia termasuk di urutan ke 13  jumlah  penduduk  muslim terbesar di dunia, yang sangat  memperhatikan halal haram pada makanan terutama nugget. Nugget merupakan makanan yang menjadi favorit bagi anak-anak. Beberapa pedagang dicurigai memalsukan atau  mencampurkan nugget ayam dengan menggunakan daging lain, seperti daging tikus. Tujuan penelitian ini  mengaplikasikan metode spektrofotometri Fourier Transform Infra Red dengan kemometrika untuk analisis lemak daging tikus pada nugget. Sampel referensi nugget ayam dan tikus dibuat variasi 7 konsentrasi, yaitu 0%, 25%, 35%, 50%, 65%, 75%, 100% dan 5 sampel kornet pasaran yang dibeli di wilayah Kecamatan Umbulharjo, Kota Yogyakarta. Selanjutnya dilakukan ekstraksi dengan  Soxhlet, pelarut n-heksan teknis, 4-5 jam pada suhu 69-70oC untuk memperoleh lemak. Lemak dianalisis menggunakan metode spektrofotometri FTIR untuk menghasilkan data spektra inframerah. Data tersebut kemudian dianalis dengan kemometrika PLS dan PCA. Hasil Analisis diperoleh bilangan gelombang maksimal pada 900-1700 cm-1.Analisis kemometrika PLS (partial least square), diperoleh model analisis dengan nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,9985 dengan persamaan y= 0,9898x + 0,3985 dan nilai parameter RMSEC 1,14%, RMSEP 0,67%, dan RMSECV 0,98%. Analisis dengan PCA (principal component analysis) antara nugget ayam 100% dan tikus 100% dapat dibedakan secara jelas.  Metode spektrofometri FTIR dapat digunakan untuk aplikasi analisis lemak daging tikus pada nugget ayam, yang dikombinasikan kemometrika PLS dan PCA pada bilangan gelombang 900-1700 cm-1. Analisis PCA dengan 5 sampel pasaran menunjukkan bahwa nugget pasaran memiliki kemiripan sifat fisika kimia dengan nugget ayam 100%. 
Transesterification of triglycerides from chicken fat and lard using base catalysts and its discriminant analysis Mustofa Ahda; Any Guntarti; Aprilia Kusbandari; Muhimmatul Husna; Ilmiyatun Rasyidah
Journal of Halal Science and Research Vol. 1 No. 1 (2020): September
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12928/jhsr.v1i1.1866

Abstract

Keamanan makanan merupakan suatu yang dibutuhkan oleh orang muslim termasuk kehalalannya. Salah satu metode yang digunakan untuk nalisis halal adalah kromatografi gas spektroskopi masa (KG-KS). Penggunaan KG-KS diaplikasikan pada senyawa yang memiliki karakteristik sifat mudah menguap. Oleh karena itu, trigliserida harus diubah menjadi metil ester melalui proses transesterifikasi. Pada penelitian, kita menggunakan katalis basa dalam proses tersebut karena katalis tersebut dapat bereaksi lebih cepat dibandingkan katalis asam. Katalis basa yang digunakan adana K2CO3 dan NaOH sebagai katalis heterogen dan homogen. Konsentrasi kedua katalis (K2CO3 dan NaOH) yang digunakan dalam proses transesterifikasi berturut-turut sebesar 2 mg/mL and 1 mg/mL. Selanjutnya, asam lemak yang didapatkan dianalisis menggunakan kemometrika untuk membedakan lemak ayam dam lemak babi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua katalis mampu menghasilkan kesamaan asam lemak dominant dari lemak ayam dam lemak babi akan tetapi konsentrasi asam lemaknya berbeda. Katalis K2CO3telah menghasikan beberapa produk metil ester dari lemak babi seperti asam oleat, asam palmitat, asam linoleat dan asam stearat dengan kadar relatifnya berturut-turut 48,62%, 21,38%, 9,08%, dan 11,18% sedangkan katalis NaOH dapat menghasilkan kadar asam lemak berturut-turut sebesar 49,60%, 21,83%, 9,12%, dan 11,18%. Selanjutnya, metil ester dominan  dalam lemak ayam dari katalis K2CO3 dan NaOH adalah asam oleat dan asam palmitat, dimana katalis K2CO3 menghasilkan kadar relatif sebesar 43.73% dan 22.82%, sedangkan katalis NaOH sekitar 53.52% dan 32.00%. Analisis diskriminan telah menunjukkan bahwa lemak babi dan lemak ayam dapat dikelompokkan berdasarkan kandungan asam lemaknya yang dikatalisis menggunakan K2CO3dan NaOH. Karenanya katalis K2CO3dan NaOH  dapat digunakan sebagai katalis basa dalam proses transesterifikasi untuk analisis kehalalan. Berdasarkan hasil yang diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa katalis NaOH lebih baik dibandingkan katalis K2CO3 dalam proses transesterifikasi pada trigliserida dalam lemak ayam dan lemak babi.