Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

Physical Characteristics of Edible Film made from Carrageenan and Beeswax Composites through Nanoemulsion Process Christmas Togas; Siegfried Berhimpon; Roike Iwan Montolalu; Henny Adeleida Dien; Feny Mentang
Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 20 No 3 (2017): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 20(3)
Publisher : Department of Aquatic Product Technology IPB University in collaboration with Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia (MPHPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (283.874 KB) | DOI: 10.17844/jphpi.v20i3.19767

Abstract

A research on producing edible film from composite of carrageenan and beeswax using nanoemulsionprocess has been conducted, with the objective is to analyze the effect of composite concentrationsand homogenization rate on physical characteristics of edible films. The edible films were made usingcarrageenan concentrations 3.5 and 4.5%, beeswax concentrations 0.2, 0.4, 0.6 and 0.8% and homogenizationrates of 2,000 and 3,000 rpm. Physical properties of the edible film were analyzed, i.e: thickness, tensilestrength, elongation, water vapor transmission rate and percent of solubility. The result, shows that thecomposite concentration ratio of carrageenan and beeswax and homogenization rate influence the physicalcharacteristics of edible film. Increased concentrations of composite and homogenization rates have highlysignificant effect (p<0.01) on decreased of water vapor transmission rate and increased of elongation andpercent of solubility, however have no significant effect (p>0.05) on increased of thickness and tensilestrength. The best treatment was obtained from composite concentration ratio of carrageenan 4,5% andbeeswax 0.8% with homogenization rate 3,000 rpm, with the average value of thickness 0.1534 mm, tensilestrength 22.44 N/mm2, elongation 22.5%, water vapor transmission rate 25.3411 g/m2/hr and percent ofsolubility 88%.
Evaluasi Keberadaan Staphylococcus pada Beberapa Titik Pengolahan Tuna (Thunnus Albacores) Saku Beku Kualitas Ekspor dari Sulawesi Utara Frans Gruber Ijong; Siegfried Berhimpon; Oksfriani J. Sumampow
Jurnal Ilmiah Tindalung Vol 1 No 1 (2015): Jurnal Ilmiah Tindalung
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat, Politeknik Negeri Nusa Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (626.937 KB) | DOI: 10.5281/jit.v1i1.35

Abstract

Staphylococcus merupakan salah satu bakteri yang perlu mendapat perhatian keberadaannya pada produk perikanan seperti tuna segar atau beku. Karena selain menjadi salah satu mikroba prasyarat mutu, juga karena sifatnya patogen bagi manusia. Penelitian ini ditujukan untuk mempelajari keberadaan Staphylococcus pada beberapa titik pengolahan tuna saku beku kualitas eksport, serta mengidentifikasi dan mengkarakterisasi isolat Staphylococcus diisolasi dari sampel tersebut. Sampel uji diambil secara acak pada beberapa titik pengolahan tuna saku beku. Titik-titik tersebut merupakan tempat dicurigainya terjadi kontaminasi terutama oleh Staphylococcus. Analisa dilakukan terhadap TPC dengan metode pour plate method, Total Staphylococcus dilakukan dengan spreading method menggunakan L-glass pada mediaManitol Salt Agar, uji fisiologi dan biokimia meliputi pewarnaan Gram, Katalase, dan fermentasi gula. Hasil analisa menunjukkan bahwa kandungan bakteri tertinggi terdapat pada daging yang diberi CO sebesar 2,57 x 106 cfu/gr dan terendah terdapat pada produk akhir sebesar 1,34 x 104 cfu/gr. Sedangkan hasil analisa total Stapylococcus menunjukkan kecenderungan menurunnya kandungan Staphylococcus pada setiaptitik pengolahan. Kandungan terendah diperoleh pada produk akhir sebesar 3,70 x 103 cfu/gr dan tertinggi terdapat pada bahan baku sebesar 1,45 x 104 cfu/gr. Selain itu, dari hasil pengujian karakteristik fisiologi dan biokimia setiap galur uji, teridentifikasi 3 genus: Staphylococcus, Streptococcus dan Micrococcus.
Secondary Metaboliti of Gorgonia, Paramuricea clavata Albert R. Reo; Siegfried Berhimpon; Roike Montolalu
Jurnal Ilmiah PLATAX Vol. 5 No. 1 (2017): ISSUE JANUARY - JUNE 2017
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jip.5.1.2017.14971

Abstract

Gorgonians are important organisms living around coral reefs. They have high abundance and very important ecological role. They can be found in shalow to deep sea. Gorgonians belong to octoral taxon rarely studied either their taxonomy or other aspects. Some studies have informed that gorgonians can produce secondary metabolites as anti-bacteria. These belong to terpenoid, alkaloid, and steroid groups. The objective of this study was to obtain secondary metabolites of gorgonian, Paramuricea clavata, through several analytical steps, i.e. extraction, partition, chromatograpgy, and spectroscopy.  Extraction was done through 5 phases of maceration and then continued with partition, chromatography, and spectroscopy. The secondary metabolites detected in ethyl acetate solvent, such as flavonoid, triterpenoid, steroid, and saponin, were the same as those in n-hexane solvent, while not all these compounds were detected in methanol solvent.Steroid was found in all gorgonian samples extracted in all solvent materials used in this study. Triterpenoid was also detected in gorgonian skin and axial extract using ethyl acetate, n-hexane, and methanol. Saponin was detected in all gorgonian extract, except the axial extract using ethyl acetate solvent. Keywords: Secondary metabolite, Gorgonia, anti-bacteria.   Abstrak Gorgonia merupakan organisme penting yang hidup di sekitar terumbu karang. Hewan ini memiliki kelimpahan besar dan peranan ekologis yang sangat ppenting. Organisme ini dapat ditemukan di perairan dangkal sampai laut dalam. Gorgonia termasuk taksa octokoralia yang jarang diteliti baik taksonominya maupun aspek-aspek lain. Beberapa penelitian telah menginformasikan bahwa gorgonia dapat menghasilkan metablit sekunder sebagai anti-baketri. Senyawa-senyawa ini termask golongan terpenoid, alkaloid dan steroid. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan metabolit sekunder gorgonia (Paramuricea clavata) melalui beberapa tahap analisis, yaitu  ekstraksi, partisi, kromatografi, dan spektroskopi.  Ekstraksi dilakukan melalui 5 tahap maserasi dan dilanjutkan dengan partisi, kromatografi, dan spectroskopy. Metabolit sekunder yang terdeteksi pada larutan ethil asetat, seperti flavonoid, triterpenoid, steroid dan saponin adalah sama dengan pada pelarut n-heksan, sedangkan tidak semua senyawa ini terdeteksi pada pelarut metanol. Steroid ditemukan pada semua sampel gorgonia yang diekstrak dalam semua bahan pelarut yang digunakan pada penelitian ini. Triterpenoid terdeteksi pada ekstrak kulit dan aksial  gorgonia yang menggunakan pelarut ethil asetat, n-hexane, dan methanol. Saponin terdeteksi pada semua ekstrak gorgonia, kecuali ekstrak axial yang menggunakan pelarut ethil asetat.