Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

STUDI KEBERADAAN BAKTERI PATOGEN PADA IKAN KAYU (Katsuwobushi) YANG DIPROSES DENGAN ASAP CAIR Pulu, Emeliza Kondangduata; Dien, Henny Adeleida; Kaparang, Josefa Tety
Media Teknologi Hasil Perikanan Vol 5, No 2 (2017)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/mthp.5.2.2017.14912

Abstract

The problems in dried bonito flakes industry nowadays is the high contents of Polycyclic Aromatic Hydrocarbons (PAH) which is can act as carcinogenic agent. The aim of this study was to observe and detect the presence of pathogenic bacteria that may contaminate the dried bonito flakes. The tested parameters include Total Plate Count (TPC) analysis, detection of Coliform, Escherichia coli, Staphylococcus, Salmonella. The results showed that the early drying period had 1,3x104 cfu/g and the final drying had 3x103 cfu/g. There is no evidence of the  presence of Escherichia coli, Staphylococcus, Salmonella.
MUTU MIKROBIOLOGIS BAKSO IKAN YANG DIRENDAM ASAP CAIR, DIKEMAS VAKUM, DIPASTEURISASI DAN DISIMPAN PADA SUHU DINGIN Poluakan, Oktavianus Alexander; Dien, Henny Adeleida; Ijong, Frans Gruber
Media Teknologi Hasil Perikanan Vol 3, No 2 (2015)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/mthp.3.2.2015.9229

Abstract

Fish meatball is a processed fish product and quite popular for the public. The weakness of fish meatball is quickly decayed which is caused by the growth of spoilage bacteria and pathogens during the storage. Liquid smoke has a function as a barrier to the development of bacteria. Pasteurization, vacuum packaging and storage of cold temperatures could inhibit the growth of bacterium. The purpose of these study is to assessment the Total Plate Count, Total Coliform and Escherichia coli, and Total Salmonella for the microbiological quality of fish meatball soaked in liquid-smoked, vacuum packed, pasteurized and stored at cold temperatures. Fish meatball soaked in liquid smoke 0.8% for 30 minutes and pasteurized at temperature of ±88ºC for 30, 60 and 90 minutes, then vacuum packed and stored at cold temperatures. Based on the results of observations, Total Plate Count from fish meatball can last up for 10 days with the highest TPC value of 6.3 x 104 CFU / g according to ISO 7266: 2014. Total Salmonella until a 20th day had a negative value. Also, Total Coliform and E. coli growth does not found in the cold storage for 30 days. Value fish balls high water content and pH are good for bacterial growth. Immersion in liquid-smoked indicates that liquid-smoked is a good antibacterial preservative for use as an additive. Keyword: Fish Meatball, Liquid-Smoked, Pasteurization, Bacteria.   Bakso ikan merupakan produk olahan ikan yang cukup digemari masyarakat. Kelemahan dari bakso ikan yaitu cepat mengalami pembusukan yang diakibatkan oleh pertumbuhan bakteri pembusuk dan patogen selama masa simpan. Asap cair memiliki fungsi sebagai penghambat perkembangan bakteri. Pasteurisasi, Pengemasan secara vakum dan penyimpanan suhu dingin dilakukan untuk menghambat pertumbuhan bakteri. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung Angka Lempeng Total, Total Salmonella dan Total Koliform dan Escherichia coli terhadap mutu mikrobiologis bakso ikan yang direndam asap cair, dikemas vakum, dipasteurisasi dan disimpan pada suhu dingin. Bakso direndam pada asap cair 0.8% selama 30 menit dan dipasteurisasi pada suhu ±88ºC selama 30, 60 dan 90 menit, lalu dikemas vakum dan disimpan pada suhu dingin. Berdasarkan nilai hasil pengamatan Angka lempeng Total, bakso ikan dapat bertahan selama 10 hari dengan nilai ALT tertinggi 6.3 x 104 CFU/g dan masih dapat diterima SNI 7266:2014. Total Salmonella sp sampai pada hari ke 20 memiliki nilai negative dan Total Koliform dan E. coli tidak terdeteksi pertumbuhan sampai pada penyimpanan dingin selama 30 hari. Nilai kadar air bakso ikan tinggi dan pH yang baik untuk pertumbuhan bakteri. Perendaman dalam asap cair menunjukkan bahwa asap cair merupakan pengawet antibakteri yang baik untuk digunakan sebagai bahan tambahan. Kata Kunci: Bakso Ikan, Asap Cair, Pasteurisasi, Bakteri.
KOMPOSISI KIMIA, SENYAWA BIOAKTIF DAN ANKGA LEMPENG TOTAL PADA RUMPUT LAUT Gracillaria edulis Musa, Susanti; Sanger, Grace; Dien, Henny Adeleida
Media Teknologi Hasil Perikanan Vol 5, No 3 (2017)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/mthp.5.3.2017.16865

Abstract

This study was conducted to determine the proximate composition, bioactive compound and total plate count (TPC) in Gracilaria edulis seaweed. This research used descriptive explorative method. The results showed the average value of moisture content (77.7%); protein content (39.4%); fat content (8.1%); carbohydrates by difference (71.7%); ash content (20.7%) and very low bacterial count. Phytochemical test results show this seaweed contains alkaloids, saponins, flavonoids, and triterpenoids compounds. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui komposisi proksimat, senyawa bioaktif dan angka lempeng total (ALT) pada rumput laut Gracilaria edulis. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif eksploratif. Hasil penelitian menunjukkan nilai rata-rata kadar air (77,7%); protein (39,4%); kadar lemak (8,1%); karbohidrat (71,7%); kadar abu (20,7%) dan jumlah bakteri yang sangat rendah. Hasil uji fitokimia menunjukkan rumput laut ini mengandung  senyawa alkaloid, saponin, flavonoid, dan triterpenoid.
PENGUJIAN KAPANG DAN BAKTERI PATOGEN PADA IKAN KAYU (KATSUOBUSHI) ASAP CAIR SELAMA PENYIMPANAN Iqlima, Annisa; Dien, Henny Adeleida; Kaparang, Josefa Tety; Agustin, Agnes Triasih; Timbowo, Semuel Marthen; Makapedua, Daisy Monica; Sanger, Grace
Media Teknologi Hasil Perikanan Vol 7, No 2 (2019)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/mthp.7.2.2019.23618

Abstract

Wooden fish products that are usually processed traditionally have a weakness, namely deposit of tar in food ingredients which endangers health and air pollution that is not environmentally friendly. Today's wood processing is the high content of Polycyclic Aromatic Hydrocarbons (PAH), especially benzopirene which can cause cancer, as an alternative to wood fish processing conducted research using liquid smoke wood fogging technology. The purpose of this study is to calculate the presence of molds and pathogenic bacteria that can contaminate processed fishery products, namely wood fish. The microbial test results showed that the mold value in the lowest range was 2.0x102 on day 0 with a concentration of 4% soaking 30 minutes and the highest value was 1.4x103 on the 30th day with a concentration of 2% immersion 120 minutes. The total plate number of fresh skipjack with a value of 5.8x104 cfu/gram and after being processed into wood fish the lowest ALT value is 2.9x102 cfu/gram on day 0 with a concentration of 2% 120 minutes soaking and a high value of 9.9x102 cfu/gram on the 30th day with a concentration of 8% soaking 30 minutes, testing of pathogenic bacteria showed negative results (none). Chemical testing showed that the lowest water content value was 13% on day 0 with a concentration of 6% and the highest value was 17.25% on day 30 concentration of 2% soaking and 120 minutes. The lowest pH value is 5.38 on day 0 with a concentration of 2% 120 minutes soaking and the highest value is 5.96 on day 15 with a concentration of 2% soaking 30 minutes. The test results showed significant results in the ANOVA test.Keyword: Wood Fish, Liquid Smoke, Microbes. Produk ikan kayu yang biasa diolah secara tradisional memiliki kelemahan yaitu terdepositnya tar pada bahan makanan sehingga membahayakan kesehatan serta adanya polusi udara yang tidak ramah lingkungan. Pengolahan ikan kayu dewasa ini adalah tingginya kandungan senyawa Polycyclic Aromatic Hydrocarbon (PAH) terutama benzopiren yang dapat menyebabkan kanker, sebagai alternatif dalam pengolahan ikan kayu dilakukan penelitian menggunakan teknologi pengasapan ikan kayu asap cair. Tujuan penelitian ini untuk menghitung keberadaan kapang dan bakteri patogen yang dapat mengkontaminasi produk olahan hasil perikanan yaitu ikan kayu. Hasil pengujian mikroba menunjukkan bahwa nilai kapang pada range paling terendah yaitu 2,0x102 pada hari ke 0 dengan konsentrasi 4% perendaman 30 menit dan nilai tertinggi yaitu 1,4x103 pada hari ke 30 dengan konsentrasi 2% perendaman 120 menit. Angka Lempeng total ikan cakalang segar dengan nilai 5,8x104 cfu/gram dan setelah diolah menjadi ikan kayu nilai ALT terendah yaitu 2,9x102 cfu/gram pada hari ke 0 dengan konsentrasi 2% perendaman 120 menit dan nilai tertinggi yaitu 9,9x102 cfu/gram pada hari ke 30 dengan konsentrasi 8% perendaman 30 menit, pengujian bakteri patogen menunjukkan hasil negatif (tidak ada). Pengujian kimia, menunjukkan bahwa nilai kadar air yang terendah yaitu 13% pada hari ke 0 dengan konsentrasi 6% dan nilai tertinggi yaitu 17,25% pada hari ke 30 konsentrasi 2% perendaman dan 120 menit. Nilai pH yang terendah yaitu 5,38 pada hari ke 0 dengan konsentrasi 2% perendaman 120 menit dan nilai tertinggi yaitu 5,96 pada hari ke 15 dengan konsentrasi 2% perendaman 30 menit. Hasil uji menunjukkan signifikan pada uji anova.Kata kunci: Ikan Kayu, Asap Cair, Mikroba.
Pengembangan Diversifikasi Produk Turunan Ikan Fufu Asap Cair Dien, Henny Adeleida; Berhimpon, Siegfried; Sondakh, Srie Jean
Media Teknologi Hasil Perikanan Vol 8, No 1 (2020)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/mthp.8.1.2020.27116

Abstract

Komoditi Cakalang fufu (ikan asap) Sulawesi Utara dapat dikatakan sebagai exotic indogenous food, namun masih diperhadapkan dengan beberapa permasalahan, antara lain; penampilan produk masih terbatas, produk belum dikemas karena dirasa sulit, sehingga mudah dihinggapi lalat, mudah terkontaminasi bakteri, menyebabkan produk cepat menjadi busuk. Salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam meningkatkan mutu hasil perikanan ialah dengan dilakukannya sosialisasi, diseminasi dan praktik tentang bagaimana cara memproduksi Cakalang fufu asap cair yang mudah dikemas sehingga dapat lebih awet. Berhimpon dkk (2014, 2015, 2016) melalui penelitian MP3EI, meneliti teknolologi tepat guna pengolahan dan pengemasan produk ikan fufu asap cair yang dapat dikemas dan mempunyai daya awet sampai dengan tiga bulan pada suhu ruang. Program Kemitraan Masyarakat ini bertujuan untuk mentransfer teknologi tepat guna tersebut untuk mengolah produk cakalang fufu untuk menghasilkan produk bernilai tambah seperti: Burger cakalang, pampis cakalang, Sandwich cakalang, Nasi Jaha pampis, Lumpia cakalang, dan Macao pampis. Dengan demikian produk akhir mempunyai nilai tambah, dan mitra pengolah ikan fufu akan memperoleh pendapatan yang lebih tinggi. Produk olahan akan mempunyai pasar lebih luas termasuk pasar on line, dapat dijual sebagai souvenir, sehingga menunjang parawisata kota Manado. Metode yang dipakai, adalah penyuluhan dan pendampingan, penjelasan materi disertai praktek pengolahan. Kegiatan dilakukan pada kelompok pengolah ikan Sederhana Dua. Luaran dari kegiatan ini adalah Teknologi Tepat Guna (TTG), artikel pada jurnal ber ISSN atau prosiding nasional, artikel pada media masa cetak atau on line, desain produk industri, dan merek dagang oleh mitra.
TOTAL BAKTERI PADA SOSIS YANG DI-COATING DENGAN MIOFIBRIL ASAP CAIR SELAMA PENYIMPANAN Burdam, Reynerd S; Dien, Henny Adeleida; Palenewen, Joyce CV
Media Teknologi Hasil Perikanan Vol 3, No 1 (2015)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/mthp.3.1.2015.6899

Abstract

Food is high in nutrients, and therefore easily contaminated by microorganism especially bacterium. So that the food need to use good packaging. Edible coating is a type of modern packaging which is categorized as biodegradable packaging. The coating materials can be eaten with products. Fish protein can be made adible coating (myofibril protein) and can be added smoke liquid as a preservative as well as anti-bacterial or antioxidant. The purpose of the present study was to determmine the total bacterial count in fis sausages coated by myofibril protein with smoked liquid addition and without smoked liquid and stored at room temperature (28?29ºC) and refrigerator temperature (10?13ºC). Each sample store at room temperature for 0, 1,2, 3, 4 days and refigerator temperature for 0, 2, 4, 6 days. The result shown that total bacterial count in fish sausages coated by mifibril protein with smoked liquid lower than that of fish sausages without coating, both for stored in room temperature or in refigerator temperature as well.Keywords: Total Bacterial Count, fish sausages, smoked liquid.  Bahan pangan mengandung nutrisi yang tinggi, oleh sebab itu mudah terkontaminasi dengan bakteri. Agar supaya bahan pangan tersebut tahan lama dan tidak terkontaminasi dengan bakteri perlu mengunakan kemasan yang baik. Edible coating merupakan suatu jenis kemasan modern dimana kemasan ini selain mudah terurai oleh lingkungan dapat langsung dimakan bersama produk. Bahan dasar dari protein ikan dibuat edible coating (myofibril protein), dan dapat ditambahkan asap cair sebagai pengawet karena bersifat anti bakteri dan oksidan. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung Total Bakteri pada sosis ikan yang dicoating dengan myofibril asap cair dan tanpa asap cair selama penyimpanan. Metode penelitian yang digunakan bersifat deskriptif yaitu menganalisa dan memberikan gambaran secermat mungkin mengenai suatu individu, keadaan, gejala, atau kelompok tertentu. Sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu bahan baku daging ikan Black Marlin untuk pembuatan edible coating dan sosis sebagai aplikasi. Masing-masing sampel disimpan pada suhu kamar (28?29°C) dengan lama penyimpanan 0, 1, 2, 3, 4 hari, dan pada suhu kulkas (13°C) dengan lama penyimpanan 0, 2, 4, 6 hari. Pertumbuhan bakteri yang paling banyak terdapat pada sampel (C) sosis tidak dicoating. Pertumbuhan bakteri yang paling rendah adalah pada sampel (A) sosis dicoatingdengan asap cair dan sampel B dengan penyimpanan suhu ruang dan suhu kulkas.Kata kunci: sosis ikan, coating, myofibril, Eschericia coli.
PENERAPAN PENGASAPAN CAIR PADA PENGOLAHAN ABON ROA (Hemirhamphus sp.) DAN PAMPIS CAKALANG (Katsuwonus pelamis L) DAN MUTU MIKROBIOLOGIS PRODUK YANG DIKEMAS MODIFIED ATMOSPHERIC PACKAGING (MAP) Bawole, Chintia S.F.; Mentang, Feny; Dien, Henny Adeleida
Media Teknologi Hasil Perikanan Vol 5, No 1 (2017)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/mthp.5.1.2017.14903

Abstract

Smoked Garp fish and smoke Skipjack a typical processed product in North Sulawesi. Roa smoke and smoke Skipjack can be further processed into abon Roa and Skipjack pampis, abon fish are foods processed fish flavored, processed by boiling and frying obtain dry product, while pampis fish is processed product of smoke Skipjack flavored and obtain the product half wet. The purpose of this study is to see and observe the presence of bacteria on the product abon Roa and Skipjack pampis are packed Modified Atmospheric Packaging (MAP) and stored at room temperature for 30 days. Total Plate Count (TPC),total of Salmonella sp., total E. coli and total Vibrio sp. observed every 10 days, at 0, 10, 20, and 30 days of storage. Based on observations Total Plate Count, abon Roa and Skipjack pampis can last for 30 days with the highest TPC value of 6.3x104 CFU/g and still be consumed. While Total Salmonella sp, total E. coli and total Vibrio sp. indicates a negative value to the day to 30 has a negative value. Keyword: Microbiological quality, abon Roa, Skicjack pampis, MAP packaging.   Roa asap dan Cakalang fufu merupakan produk olahan ikan asap khas Sulawesi Utara. Roa asap dan Cakalang fufu dapat diolah lebih lanjut menjadi abon roa dan pampis cakalang, abon ikan merupakan jenis makanan olahan ikan yang diberi bumbu, diolah dengan cara perebusan dan penggorengan yang memperoleh produk kering, sedangkan pampis ikan adalah produk olahan dari cakalang fufu yang diberi bumbu dan memperoleh produk setengah basah. Tujuan penelitian ini yaitu untuk melihat dan mengamati keberadaan bakteri pada produk abon Roa dan pampis Cakalang yang dikemas Modified Atmospheric Packaging (MAP) dan disimpan pada suhu ruang selama 30 hari. Angka Lempeng Total (ALT), total Salmonella sp, total E. coli dan total Vibrio sp diamati setiap 10 hari yaitu pada 0, 10, 20, dan 30 hari penyimpanan. Berdasarkan hasil pengamatan Angka Lempeng Total, abon Roa dan pampis Cakalang dapat bertahan selama 30 hari dengan nilai ALT tertinggi 6,3x104 CFU/g dan masih bisa dikonsumsi. Sedangkan Total Salmonella sp, total E. coli dan total Vibrio sp menunjukkan nilai negatif sampai pada hari ke 30 memiliki nilai negatif. Kata Kunci: Mutu mikrobiologis, abon Roa, pampis Cakalang, kemasan MAP.
MUTU MIKROBIOLOGI DAN KIMIA DARI PRODUK PASTA (intermediet product) PENYEDAP RASA ALAMI YANG DISIMPAN PADA SUHU RUANG DAN SUHU DINGIN Rahmi, Annisa Dewi; Dien, Henny Adeleida; Kaparang, Josefa Tety
Media Teknologi Hasil Perikanan Vol 6, No 2 (2018)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/mthp.6.2.2018.19510

Abstract

Produk pasta (intermediet product) penyedap rasa alami merupakan bahan dasar bumbu dari sebagian kecil produk pasta penyedap rasa ikan Cakalang untuk menjadi pasta semi preserve. Tujuan penelitian ini untuk menghitung dan menganalisis Angka Lempeng Total (ALT) serta kadar air dan pH. Metode yang digunakan pasta sampel suhu ruang diambil pada 0, 1, 2, 3, 4, 5, dan 6 hari, sedangkan suhu ruang diambil pada 0, 2, 4, 6, 8, 10, 15, 20, 25, dan 30 hari. Hasil menunjukkan bahwa pasta penyedap alami yang disimpan pada suhu ruang masih layak hingga 5 hari (8,9 x 103 CFU/g) tetapi tidak untuk 6 hari (1,2 x104 CFU/g) karena sudah melebihi SNI, dan pada suhu dingin masih layak hingga 30 hari (6,5 x 103 CFU/g). Kadar air pada suhu ruang memiliki nilai signifikan yaitu 63,5-74,5%, sedangkan pada suhu dingin tidak signifikan yaitu 58,0-70,5%. Analisis pH pada suhu ruang tidak signifikan yaitu 5,40-5,62 dan pada suhu dingin signifikan yaitu 5,43-5,66.
TOTAL Escherichia coli PADA SOSIS IKAN YANG DI-COATING DENGAN MIOFIBRIL ASAP CAIR SELAMA PENYIMPANAN Keno, Jupni; Dien, Henny Adeleida; Agustin, Agnes Triasih
Media Teknologi Hasil Perikanan Vol 4, No 1 (2016)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/mthp.4.1.2016.6896

Abstract

Fish sausages are prepared foods that have a high nutritional value, but that is the weakness of this commodity is rapidly decaying nature. Bacterial pathogens that must be avoided include Escherichia coli. These bacteria are gram-negative, rod-shaped and motile spores are not. The purpose of this study is to calculate the total coliforms and E. coli in fish sausage coating of fish protein myofibrils Black Marlin (Makaira indica) during storage at room temperature (28–29°C), and refrigerator temperature (10–13°C). The method used is descriptive method, which is a study conducted to analyze an individual, the state, or the symptoms of a particular group. The results showed that the total coliform in fish sausage in coating with liquid smoke is stored at room temperature, the lowest value is 7 MPN/g, the highest of 120 MPN/g, while the lowest value refrigerator temperature is 7 MPN/g, the highest 93 MPN/g. Total coliform in fish sausage in smokeless liquid coating stored at room temperature with the lowest value is 7 MPN/g, the highest 210 MPN/g, while the lowest value refrigerator temperature is 7 MPN/g, and the highest is 120 MPN/g. Total coliform in fish sausages are not in the coating deposited at room temperature with the lowest value is 7 MPN/g, the highest of 240 MPN/g, at refrigerator temperature the lowest value is 7 MPN/g, and the highest is 150 MPN/g. Total E. coli showed that the fish sausage in coating with liquid smoke is stored at room temperature, the lowest value is 1 MPN/g, and the highest is 4 MPN/g, while the lowest value refrigerator temperature is <3 MPN/g, and The highest is 3 MPN/g. Total E. coli in fish sausage in smokeless coating liquid stored at room temperature, the lowest value is 2 MPN/g, and the highest is 4 MPN/g, while the temperature of the refrigerator lowest value is 1 MPN/g, and a high of 3 MPN/g. Total E. coli in sausages are not in the coating deposited at room temperature, the lowest value is 2 MPN/g, and the highest is 5 MPN/g, and the refrigerator temperature is the lowest rating 2 MPN/g, the highest is 4 MPN/g during storage .Keywords: fish sausage, coating, myofibril, Eschericia coli.  Sosis ikan merupakan makanan siap saji yang mempunyai nilai gizi tinggi, namun yang menjadi kelemahan dari komoniti ini adalah sifatnya yang cepat membusuk. Bakteri patogen yang harus dihindari antara lain Escherichia coli.  Bakteri ini bersifat gram negatif, berbentuk batang tidak spora dan bersifat motil. Tujuan penelitian ini yaitu untuk menghitung total koliform dan E. coli pada sosis ikan yang dicoating dari miofibril protein ikan Black Marlin (Makaira indica) selama penyimpanan suhu ruang (28–29°C), dan suhu kulkas (10–13°C). Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif, yaitu suatu penelitian yang dilakukan untuk menganalisa suatu individu, keadaan, gejala atau kelompok tertentu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa total koliform pada sosis ikan yang dicoating dengan asap cair disimpan pada suhu ruang, nilai terendah yaitu 7 MPN/g, tertinggi 120 MPN/g, sedangkan pada suhu kulkas nilai yang terendah yaitu 7 MPN/g, tertinggi 93 MPN/g. Total koliform pada sosis ikan yang dicoating tanpa asap cair disimpan pada suhu ruang dengan nilai terendah yaitu 7 MPN/g, tertinggi 210 MPN/g, sedangkan pada suhu kulkas nilai yang terendah yaitu 7 MPN/g, dan tertinggi 120 MPN/g. Total koliform pada sosis ikan tidak dicoating disimpan pada suhu ruang dengan nilai terendah yaitu 7 MPN/g, tertinggi 240 MPN/g , pada suhu kulkas nilai terendah yaitu 7 MPN/g , dan tertinggi 150 MPN/g. Total E. coli menunjukkan bahwa pada sosis ikan yang dicoating dengan asap cair disimpan pada suhu ruang, yaitu nilai terendah 3 MPN/g, dan tertinggi 4 MPN/g, sedangkan pada suhu kulkas nilai terendah yaitu <3 MPN/g, dan tertinggi 3 MPN/g. Total E. coli pada sosis ikan yang dicoating tanpa asap cair disimpan pada suhu ruang, yaitu nilai terendah 3 MPN/g, dan tertinggi 4 MPN/g, sedangkan pada suhu kulkas nilai terendah yaitu <3 MPN/g , dan tertinggi 3 MPN/g. Total E. coli pada sosis tidak dicoatingdisimpan pada suhu ruang, yaitu nilai terendah 4 MPN/g, dan tertinggi 7 MPN/g, dan pada suhu kulkas yaitu nilai terendah 3 MPN/g, tertinggi 4 MPN/g selama penyimpanan.Kata kunci: sosis ikan, coating, myofibril, Eschericia coli.
KARAKTERISTIK BAKTERI PEREDUKSI MERKURI (Escherichia coli) DIISOLASI DARI PERAIRAN PANTAI TELUK MANADO Ijong, Frans G; Dien, Henny A
JURNAL PERIKANAN DAN KELAUTAN TROPIS Vol 7, No 3 (2011)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (591.748 KB) | DOI: 10.35800/jpkt.7.3.2011.186

Abstract

ABSTRACTIn the environment like seawater, mercury can be oxidized by some bacteria, such as Thiobacillus, to produce Hg ions which are soluble in water and toxic to marine organisms, such as bacteria, algae, and so on. On the other hand, the occurrence of Pseudomonas, as E. coli, is believed can reduce the number of Hg ions in the environment. An experiment was conducted to count total coliform and total E. coli, to isolate, to identify E. coli isolated from Manado Bay seawater, and to determine the ability of E. coli isolates to do reduction and or oxidation of mercury ions. Seawater samples were collected from the reclamation area, especially close to Tondano River, Sario River and Bahu River around Manado Bay. As a control, some water samples were taken from Bunaken Island waters at Liang and Muka Kampung area. An amount of 500 ml water samples was taken from the sampling site and placed into container, then brought to the laboratory for further analysis, such as total coliform, total E. coli. In addition, some biochemical tests were also carried out in order to identify the isolate. The results showed that nearly all isolates of E. coli (83.3%) exhibited their ability in mercury ions oxidation, while the isolates that can reduce ion mercury were 13.3% only. The highest Hg-ions reduction was influenced by the characteristic of isolates, and mercury ions oxidation was also dependent upon the strain type.Keywords: E. coli, reduction-oxidation, Hg-ions.ABSTRAKDalam lingkungan perairan laut, merkuri dapat teroksidasi oleh bebera-pa bakteri, seperti Thiobacillus. Bakteri ini dapat menghasilkan ion Hg yang la-rut dalam air dan bersifat racun bagi organisme laut lainnya. Di sisi lain, keha-diran Pseudomonas seperti juga E. coli, diyakini dapat mengurangi jumlah ion Hg di lingkungan. Tujuan penelitian ini adalah menghitung total coliform dan to-tal E. coli, untuk mengisolasi dan mengidentifikasinya dari perairan Teluk Manado, dan menentukan kemampuan isolat E. coli dalam mereduksi dan mengoksidasi ion-ion merkuri. Sampel air laut dikumpulkan dari areal reklama-si, terutama di daerah yang dekat dengan Sungai Tondano, Sungai Sario dan Sungai Bahu. Sebagai kontrol, beberapa sampel air (@ 500 sampel ml) diambil dari perairan Pulau Bunaken di Liang dan Kampung Muka, kemudian dibawa ke laboratorium untuk dianalisis lebih lanjut, seperti total coliform, jumlah E. coli. Selain itu, beberapa tes biokimia juga dilakukan untuk mengidentifikasi isolat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir semua isolat E. coli (83,3%) menunjukkan kemampuan mereka dalam mengoksidasi ion merkuri, sedangkan isolat yang dapat mengurangi ion merkuri hanya 13,3% saja. Penurunan ion Hg tertinggi dipengaruhi oleh karakteristik isolat, demikian pula dengan kemampuan oksidasi ion merkuti tergantung pada jenis strainnya.Kata kunci: E. coli, reduksi-oksidasi Hg, ion Hg.