Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PEMODELAN NUMERIK PENENTUAN PANJANG LAJU PENGGALIAN UNTUK TEROWONGAN JALAN Aldiamar, Fahmi; Ariestianty, Susy K
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 31 No 3 (2014)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1521.924 KB)

Abstract

ABSTRAKPanjang laju penggalian terowongan jalan harus direncanakan dengan mempertimbangkan perilaku batuan, bentuk penampang dan tahapan penggalian yang dilakukan. Pendekatan empiris berdasarkan kategori massa batuan umumnya digunakan untuk menentukan panjang laju penggalian. Untuk mengetahui efektivitas dan kesesuaian pendekatan empiris ini, maka dilakukan pemodelan numeric 3 dimensi dengan metode elemen hingga. Dua kategori massa batuan yaitu kelas massa batuan dari Bieniawski (1989) dan klasifikasi dari Jepang (JSCE, 2007) dibandingkan untuk mendapatkan parameter desain yang akan dimodelkan. Terowongan jalan dua lajur dengan diameter 10 m yang melewati jenis batuan dengan kategori V (sangat jelek) digunakan dievaluasi dalam pemodelan. Bentuk penampang penggalian terowongan yang dimodelkan terdiri 3 (tiga) model, yaitu: penggalian muka bidang galian dengan bench tambahan, bench kecil dan bench ganda. Pemodelan dilakukan untuk mengetahui dua kondisi, yaitu kondisi mendekati kondisi keruntuhan (krisis), yaitu FK ≈ 1,dan kondisi diatas FK minimum yang disyaratkan (FK≥1,8). Hasil analisis menunjukkan bahwa metode penggalian bench ganda dengan panjang laju penggalian maksimum 1,00 m memenuhi kriteria faktor keamanan minimum yang disyaratkan. Hal ini juga menunjukkan kriteria panjang laju pengendalian berdasarkan JSCE (2007) lebih mendekati dibandingkan dengan Bieniawski (1989) yang mensyaratkan laju penggalian 1,5 m.Kata kunci :  laju penggalian, terowongan jalan, metode elemen hingga, model 3D, penampang penggalian 
EVALUASI NUMERIK METODE PENGGALIAN TEROWONGAN CISUMDAWU Indrawan, I Gde Budi; Umbara, Ridwan; Aldiamar, Fahmi
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 36 No 1 (2019)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This paper presents results of research works carried out to evaluate the excavation method of the left (west) side of the Cisumdawu Tunnel by a numerical method. Using data obtained from site investigation during design process and face mapping at eight observation points, tunnel excavations by bench cut (multiple), full face with bench cut, and centre diaphragm methods were numerically modelled in two dimension using a finite element method. The numerical modelling results were compared with field measurement results to determine the most suitable excavation method applied in Cisumdawu Tunnel. Results of this research showed that roof displacements induced by the bench cut (multiple) excavation method obtained in the numerical modelling was close to that obtained in the field measurement. The bench cut (multiple) excavation method applied in the field induced lower roof displacement value than the full face with bench cut and centre diaphragm methods. However, the three excavation methods induced roof displacements lower than a 10 cm maximum displacement specified in the JSCE (2007) and roof strength factor > 1.25, indicating stable tunnel condition.
ANALISIS DAN EVALUASI FAKTOR AMPLIFIKASI PERCEPATAN PUNCAK GEMPA DI PERMUKAAN TANAH Aldiamar, Fahmi; Ridwan, M; Asrurifak, M.; Irsyam, Masyhur
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 27 No 3 (2010)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (17279.096 KB)

Abstract

Perencanaan infrastruktur tahan gempa, umumnya memerlukan data percepatan di permukaan tanah. Saat ini American Society of Civil Engineers (ASCE) 07-2010 memberikan faktor amplifikasi untuk kebutuhan perencanaan bangunan tahan gempa sehingga perencana bisa mendapatkan percepatan dipermukaan dengan mengalikan nilai percepatan Peta Gempa Indonesia 2010 dengan faktor amplifikasi tersebut. Untuk mengetahui kesesuaian faktor amplifikasi tersebut terhadap analisis seismic hazard menggunakan piranti luak PSHA-07-USGS maka dilakukan kajian dengan analisis grid di Sumatera menggunakan variasi kecepatan gelombang geser (VS) yang mewakili Klasifikasi jenis tanah ASCE 07-10 untuk tanah sangat padat dan batuan luak (SC), tanah sedang (SD) dan tanah lunak (SE). Perbandingan faktor amplifikasi antara hasil analisis dan ASCE 07-2010 terhadap 2 (dua) tinjauan periode (PGA dan 0.2 detik) menunjukkan bahwa utuk site SC dan SD, hasil analisis menunjukkan hasil yang cukup mendekati ASCE 07-2010. Untuk site SE dan periode T = 1 detik, untuk permodelan dengan VS30 < 175m/detik diperoleh deviasi yang cukup besar antara analisis dan ASCE 07-2010. Hal ini kemungkinkan disebabkan oleh keterbatasan permodelan, yaitu hanya dapat menggunakan persamaan atenuasi tertentu yang hanya mewakili sumber gempa sesar. Untuk mendapatkan faktor amplifikasi yang baik disarankanuntuk melakukan analisis respon dinamik spesifik berdasarkan kondisi tanah lokal yang sesuai dengan klasifikasi ASCE 07-2010. Kata kunci : Analisis seismic hazard, faktor amplifikasi, percepatan puncak di permukaan, respon spektra di permukaan.
ANALISIS RESIKO GEMPA DI BATUAN DASAR Aldiamar, Fahmi
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 26 No 3 (2009)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (19018.136 KB)

Abstract

Peta percepatan gempa maksimum di batuan dasar Indonesia merupakan salah satu bagian dari Standar Nasional Indonesia tentang Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Rumah dan Gedung yang menggambarkan tingkat resiko kegempaan untuk wilayah Indonesia yang digunakan sebagai dasar perhitungan beban gempa pada struktur. Dengan banyaknya kejadian gempa-gempa besar dalam beberapa tahun terakhir ini yang tentu sangat mempengaruhi tingkat resiko kegempaan Indonesia. Untuk itu, dilakukan pembuatan peta percepatan gempa di Sumatera, Jawa-Sumba dan Kalimantan sebagai bagian dari analisa resiko gempa untuk seluruh Indonesia berdasarkan data-data terbaru dengan menggunakan permodelan sumber gempa 3D dan bantuan piranti lunak PSHA-07-USGS. Berdasarkan hasil analisis yang mengacu pada Unified Building Code 97 yaitu untuk periode ulang 475 tahun diperoleh rentang PGA maksimum untuk Sumatera yaitu 0.02-0.85g. Jawa-Sumba yaitu 0.02-0.65g dan Kalimantan yaitu 0.005-0.2g. Keseluruhan hasil menunjukkan nilai yang lebih besar dibandingka peta percepatan gempa yang terdapat di Standar Nasional Indonesia tentang Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Rumah dan Gedung. Hasil penelitian menunjukkan nilai yang cukup komparatif hanya di wilayah Sumatera dengan penelitian-penelitian lain yang belum lama ini dipublikasikan. Beberapa faktor yang sangat mempengaruhi hasil perhitungan antara lain : data gempa, permodelan sumber gempa dan pemilihan fungsi atenuasi. Kata kunci : Analisis resiko gempa, peta percepatan gempa, batuan dasar, permodelan sumber gempa 3D, pemilihan fungsi atenuasi, sumber gempa