Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search

OTONOMI KHUSUS DAERAH PERBATASAN, ALTERNATIF SOLUSI PENYELESAIAN MASALAH PERBATASAN DI INDONESIA Permatasari, Ane
Jurnal Media Hukum Vol 21, No 2 (2014)
Publisher : Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Border dispute of Indonesia is not a new thing. Since Indonesia got its sovereignty, border had been becoming an unsolved problem until now. A problem that frequently happens is bordered disputes with neighboring countries that have a direct border with Indonesia either land or water borders. In addition, the Indonesian government should pay more attention to problems related to the welfare of people who live in the border. Development and facilities such as education, health, transportation, information and so on should be adequate. The Indonesian government should pay more attention to the needs of people in border areas, therefore they are not segregated from the external world. In accordance with that perspective, this paper would like to identify how the special autonomy of border areas could become the alternative solution to settle disputes in border areas. Generally, poverty and backwardness of people in border areas are the lack of their social and economic accessibility. Border areas have an important function since the complexity of problem that being faced. Border areas should be treated as a front yard, not the back yard of Republic of Indonesia. The treatment for border areas should be differentiated in accordance with the situation and condition of those areas. Therefore, metric decentralization should become the mindset of policy-making related to the relationship between the center and the region, especially related to the border areas and that is not reactive because of the demand of the region. Special autonomy in border areas is an option solution which is worth to be considered, to solve the complex problems in the border areas.
EVALUASI PENGEMBANGAN OBYEK WISATA DI KABUPATEN BANYUMAS DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH TAHUN 2014 Saputro, Amin Sapto; Permatasari, Ane; Eldo, Dwian Hartomi Akta Padma
Journal of Governance and Public Policy Vol 4, No 3 (2017): October 2017
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pariwisata merupakan sektor yang bisa menunjang kemajuan suatu daerah, terutama dengan adanya peraturan mengenai otonomi daerah. Kebijakan ini diberlakukan atas dasar masyarakat daerahnya memiliki modal sehingga dapat diandalkan untuk kemajuan daerahnya, salah satunya dengan kegiatan pariwisata. Hampir setiap daerah memiliki obyek wisata sebagai identitas daerah  tersebut, bahkan seperti yang kita ketahui bagaimana Provinsi Bali yang sangat fokus dalam mengelola sektor pariwisatanya hingga dapat diakui oleh dunia. Merupakan suatu langkah jitu jika industri pariwisata dipergunakan oleh daerah-daerah di Indonesia yang miskin akan sumber daya alam sebagai suatu ssarana untuk meningkatkan PAD. Namun sebagai konsekuensinya, daerah-daerah tersebut harus melakukan pembangunan terhadap potensi-potensi pariwisata masing-masing daerah, mencari dan menciptakan peluang-peluang baru terhadap produk Pariwisata yang diunggulkan. penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang dilakukan dalam penelitian deskriptif pada penelitian studi kasus. Teknik pengambilan data yang digunakan yaitu menggunakan teknik wawancara, observasi serta dokumentasi. Dalam menganalisis data yang diperoleh, peneliti menggunakan analisi data yang bersifat induktif yaitu analisis yang berdasarkan data yang diperoleh. Penelitian menunjukan hasil dari wawancara yang dilakukan peneliti bahwa dalam upaya pengembangan yang dilakukan oleh DINPORABUDPAR Kabupaten Banyumas khususnya di Lokawisata Baturraden untuk meningkatkan PAD dari sektor pariwisata masih terdapat beberapa hal yang harus di perhatikan. Kurangnya keterlibatan pegawai yang berada di lapangan dalam proses pengembangan obyek wisata menjadikan hasil yang dirasakan kurang sesuai dengan keinginan dari pemberi masukan. Kemudian yang harus menjadikan perhatian bagi dinas terkait adalah kurangnya pelatihan bagi pegawai, terutama pegawai yang berada di lapangan.   
The Role of Local Mass Media in the Publicity of Public Policy in Yogyakarta PERMATASARI, ANE
Jurnal Studi Pemerintahan Vol 4, No 1 (2013): February 2013
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (25.707 KB)

Abstract

The objective of this research is to study the role of local mass media in the publicity process of a publicpolicy. Media is considered to hold the power to construct an agenda concerning on particular issues orincidents so that they gain public’s attention. Media highlights the issues by providing space and time sothat public is continuously exposed and eventually aware of the particular issue, and people deem it asimportant and build their belief on it. The method employed in this research is phenomenologicalqualitative. The apparoach is characterized by its actual setting, in that the researcher is the keyinstrument, and the data is descriptive in nature. This means that this reasearch aims to obtain datadescription that describe the composition and characteristics of the unit being studied. The result showsthat Public Policy on gender mainstreaming as stated in Presidential Instruction No. 9/2000 on GenderMainstreaming - requiring at least 5 media taken as sample of this research – is considered notnewsworthy so that the frequency of the issue reporting in mass media is very rare, or even, never exists.
Kelayakan Upah Minimum Provinsi (UMP) Daerah Istimewa Yogyakarta Dalam Memenuhi Kebutuhan Hidup Layak Pekerja Tahun 2019 Prasetiyo, Yoko; Permatasari, Ane
Jurnal Pemerintahan dan Kebijakan (JPK) Vol 2, No 1 (2020): Desember
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/jpk.v2i1.12544

Abstract

Pelatihan dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui Kelayakan Upah Minimum Provinsi (UMP) Daerah Istimewa Yogyakarta Dalam Memenuhi Kebutuhan Hidup Layak Pekerja Tahun 2019. Penelitian menggunakan data primer yang diperoleh berdasarkan wawancara terhadap pejabat yang berwenang pada Disnakertrans DIY serta data sekunder  sebagai data untuk memperkuat analisa penelitian. Data diolah dan dianalisis dengan menggunakan teknik analisis kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel kelayakan dalam menentukan besaran upah dan pendampingan bagi pekerja/buruh untuk memperjuangkan haknya dalam terpenuhinnya upah yang harus diterima, memperjuangkan hak pekerja /buruh dalam proses untuk mencapai kesejahteraan dalam pengupahan adalah bentuk keadilan untuk terus mencapai kesejahteraan bagi para pekerja/buruh di Daerah Istimewa Yogyakarta.
The Role of Local Mass Media in the Publicity of Public Policy in Yogyakarta PERMATASARI, ANE
Jurnal Studi Pemerintahan Vol 4, No 1 (2013): February 2013
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/jgp.v4i1.112

Abstract

The objective of this research is to study the role of local mass media in the publicity process of a publicpolicy. Media is considered to hold the power to construct an agenda concerning on particular issues orincidents so that they gain public’s attention. Media highlights the issues by providing space and time sothat public is continuously exposed and eventually aware of the particular issue, and people deem it asimportant and build their belief on it. The method employed in this research is phenomenologicalqualitative. The apparoach is characterized by its actual setting, in that the researcher is the keyinstrument, and the data is descriptive in nature. This means that this reasearch aims to obtain datadescription that describe the composition and characteristics of the unit being studied. The result showsthat Public Policy on gender mainstreaming as stated in Presidential Instruction No. 9/2000 on GenderMainstreaming - requiring at least 5 media taken as sample of this research – is considered notnewsworthy so that the frequency of the issue reporting in mass media is very rare, or even, never exists.
OTONOMI KHUSUS DAERAH PERBATASAN, ALTERNATIF SOLUSI PENYELESAIAN MASALAH PERBATASAN DI INDONESIA Permatasari, Ane
Jurnal Media Hukum Vol 21, No 2 (2014)
Publisher : Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/jmh.v21i2.1189

Abstract

Border dispute of Indonesia is not a new thing. Since Indonesia got its sovereignty, border had been becoming an unsolved problem until now. A problem that frequently happens is bordered disputes with neighboring countries that have a direct border with Indonesia either land or water borders. In addition, the Indonesian government should pay more attention to problems related to the welfare of people who live in the border. Development and facilities such as education, health, transportation, information and so on should be adequate. The Indonesian government should pay more attention to the needs of people in border areas, therefore they are not segregated from the external world. In accordance with that perspective, this paper would like to identify how the special autonomy of border areas could become the alternative solution to settle disputes in border areas. Generally, poverty and backwardness of people in border areas are the lack of their social and economic accessibility. Border areas have an important function since the complexity of problem that being faced. Border areas should be treated as a front yard, not the back yard of Republic of Indonesia. The treatment for border areas should be differentiated in accordance with the situation and condition of those areas. Therefore, metric decentralization should become the mindset of policy-making related to the relationship between the center and the region, especially related to the border areas and that is not reactive because of the demand of the region. Special autonomy in border areas is an option solution which is worth to be considered, to solve the complex problems in the border areas.
Perlindungan Anak melalui Alokasi Dana Desa Ane Permatasari
Journal of Public Administration and Local Governance Vol 3, No 2 (2019): Public Policy and Local Sustainable Development
Publisher : Social and Political Science Faculty - Universitas Tidar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31002/jpalg.v3i2.1974

Abstract

Perlindungan anak memang merupakan sebuah permasalahan yang kompleks. Permasalahan perlindungan anak inilah yang harus dihadapi desa sebagai entitas lembaga pelayanan publik yang langsung berhadapan dengan masyarakat. Mau tidak mau, desa menjadi garda terdepan  dalam menangani kasus-kasus perlindungan anak. Di desa segudang masalah anak banyak terjadi. Kekerasan pada anak  dalam beragam bentuk seperti kekerasan fisik, psikis, seksual dan emosional sebagian besar terjadi di wilayah desa. Banyak kasus terjadi di desa seperti penelantaran atau eksploitasi, kerawanan terhadap bencana dan anak yang bermasalah dengan hukum  dan lain-lain. Oleh karena itu, mestinya desa lebih tanggap dengan persoalan-persoalan yang dihadapi terkait dengan perlindungan anak. Karena desa dekat dengan anak, merekalah yang setiap saat menyaksikan kompleksitas masalah anak di desa. Dibandingkan dengan struktur pemerintahan yang lebih tinggi, desa langsung berhadapan dan berdekatan dengan anak. Masalahnya, pemerintah desa kurang dipersiapkan untuk merespons permasalahan- permasalahan terhadap anak yang belakangan ini kian marak. Di samping itu, desa tidak memiliki perangkat kelembagaan memadai untuk merespons berbagai kasus perlindungan anak. Hampir tidak ada lembaga di desa yang memiliki tugas pokok dan fungsi (tupoksi) yang secara khusus melekat dengan urusan perlindungan anak. Akibatnya adalah kasus perlindungan anak sering direspons dengan sangat terlambat. Selain tidak adanya perangkat desa atau lembaga di desa yang fokus pada kesejahteraan dan perlindungan anak, anggaran yang dialokasikan untuk kegiatan perlindungan anak juga minim. Banyak perangkat desa tidak berani mengalokasikan dana desa untuk merespons kasus-kasus perlindungan anak. Oleh karena itu, perlu dikaji peluang bagi desa mengalokasikan sebagian anggarannya untuk perlindungan anak. Penelitian ini berusaha mengidentifikasi regulasi yang mengatur penggunaan dana desa untuk menjawab pertanyaan apakah dimungkinkan mengalokasikan dana desa untuk kegiatan perlindungan anak. Hasil penelitian menemukan data bahwa jika melihat aturan yang adadan mengatur penggunaan dana desa, maka dana desa dapat dialokasikan untuk kegiatan perlindungan anak.
EVALUASI PENGEMBANGAN OBYEK WISATA DI KABUPATEN BANYUMAS DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH TAHUN 2014 Amin Sapto Saputro; Ane Permatasari; Dwian Hartomi Akta Padma Eldo
Journal of Governance and Public Policy Vol 4, No 3 (2017): October 2017
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/jgpp.v4i3.3598

Abstract

Pariwisata merupakan sektor yang bisa menunjang kemajuan suatu daerah, terutama dengan adanya peraturan mengenai otonomi daerah. Kebijakan ini diberlakukan atas dasar masyarakat daerahnya memiliki modal sehingga dapat diandalkan untuk kemajuan daerahnya, salah satunya dengan kegiatan pariwisata. Hampir setiap daerah memiliki obyek wisata sebagai identitas daerah  tersebut, bahkan seperti yang kita ketahui bagaimana Provinsi Bali yang sangat fokus dalam mengelola sektor pariwisatanya hingga dapat diakui oleh dunia. Merupakan suatu langkah jitu jika industri pariwisata dipergunakan oleh daerah-daerah di Indonesia yang miskin akan sumber daya alam sebagai suatu ssarana untuk meningkatkan PAD. Namun sebagai konsekuensinya, daerah-daerah tersebut harus melakukan pembangunan terhadap potensi-potensi pariwisata masing-masing daerah, mencari dan menciptakan peluang-peluang baru terhadap produk Pariwisata yang diunggulkan. penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang dilakukan dalam penelitian deskriptif pada penelitian studi kasus. Teknik pengambilan data yang digunakan yaitu menggunakan teknik wawancara, observasi serta dokumentasi. Dalam menganalisis data yang diperoleh, peneliti menggunakan analisi data yang bersifat induktif yaitu analisis yang berdasarkan data yang diperoleh. Penelitian menunjukan hasil dari wawancara yang dilakukan peneliti bahwa dalam upaya pengembangan yang dilakukan oleh DINPORABUDPAR Kabupaten Banyumas khususnya di Lokawisata Baturraden untuk meningkatkan PAD dari sektor pariwisata masih terdapat beberapa hal yang harus di perhatikan. Kurangnya keterlibatan pegawai yang berada di lapangan dalam proses pengembangan obyek wisata menjadikan hasil yang dirasakan kurang sesuai dengan keinginan dari pemberi masukan. Kemudian yang harus menjadikan perhatian bagi dinas terkait adalah kurangnya pelatihan bagi pegawai, terutama pegawai yang berada di lapangan.   
Pengadaan Fasilitas untuk Penyandang Disabilitas di Ambarrukmo Plaza Yogyakarta Sesuai dengan Peraturan Perundang-Undangan Rizki Sandi Laksono; Ane Permatasari
Journal of Social and Policy Issues Volume 1, No 3 (2021): October-December
Publisher : Pencerah Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The existence of Yogyakarta Special Region Regulation No. 4 of 2012 on Protection and Fulfillment of The Rights of Persons with Disabilities shows that the DIY Regional Government strives to fulfill the rights of persons with disabilities. In DIY Regional Regulation No. 4 of 2012 on Protection and Fulfillment of The Rights of Persons with Disabilities regulates accessibility in the use of public facilities for persons with disabilities. Research is conducted using qualitative descriptive research methods and data obtained from interview results, documentation, and observations. Based on research conducted by the authors, DIY Regional Regulation No. 4 of 2012 on the Protection and Fulfillment of The Rights of Persons with Disabilities has not been effective because there are no sanctions for violators of the rights of persons with disabilities in the accessibility of the use of public facilities in DIY Regional Regulation No. 4 of 2012 on the Protection and Fulfillment of The Rights of Persons with Disabilities. Meanwhile, in Ambarrukmo Plaza as one of the malls located in Yogyakarta Special Region has provided facilities and companion for people with disabilities, such as wheelchairs, elevators, toilets, and parking spaces. Although facilities for people with disabilities are already available at Ambarrukmo Plaza, they do not meet the criteria set. People with disabilities with visual impairment and deafness must also be accompanied, due to the lack of facilities such as signage and information speakers.
SOSIALISASI PENCEGAHAN STUNTING DENGAN EDUKASI PERBAIKAN POLA MAKAN REMAJA PUTRI Ane Permatasari; Muhammad Iqbal
Prosiding Seminar Nasional Program Pengabdian Masyarakat 2020: 4. Pemberdayaan Kapasitas Perempuan
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (686.383 KB) | DOI: 10.18196/ppm.34.286

Abstract

Di Indonesia, stunting merupakan masalah serius dan juga merupakan masalah gizi utama. Masalah stunting memiliki dampak yang cukup serius. Bisa jangka pendek terkait morbiditas dan mortalitas pada bayi dan balita, jangka menengah terkait dengan intelektual dan kemampuan kognitif yang rendah, dan jangka panjang terkait dengan kualitas sumber daya manusia dan masalah penyakit degeneratif di usia dewasa. Rata-rata prevalensi balita stunting di Indonesia tahun 2015-2017 adalah 31,4%, jauh di atas batas yang diberikan WHO yaitu 20%. Pemerintah dengan Perpres No 42/2013 telah menetapkan gerakan nasional 1000 hari pertama kehidupan dalam upaya meningkatkan status gizi balita sebagai upaya penanganan stunting di Indonesia. Berdasarkan pemikiran tersebut maka kegiatan pengabdian masyarakat ini dilaksanakan dengan tujuan mengedukasi remaja putri sejak awal tentang pentingnya asupan nutrisi/gizi bagi mereka. Target kegiatan ini adalah anggota Karang Taruna di Desa Tegaltirto. Alasan pemilihan lokasi adalah karena Kecamatan Berbah dimana Desa Tegaltirto berada adalah salah satu wilayah dengan angka stunting yang tinggi di Kabupaten Sleman. Dari evaluasi yang dilakukan setelah kegiatan sosalisasi dilaksanakan, tampak bahwa ada peningkatan pengetahuan kognitif dari para peserta tentang stunting dan pencegahannya melalui perbaikan pola makan.