Phebe Hendra, Phebe
Faculty of Pharmacy, Universitas Sanata Dharma

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

EFEK HEPATOPROTEKTIF DAN NEFROPROTEKTIF BIJI ALPUKAT PADA TIKUS TERINDUKSI KARBON TETRAKLORIDA Hendra, Phebe; Krisnadi, Gidion; Perwita, Ni Luh Putu Dian; Kumalasari, Ike; Quraisyin, Yuditha Anggarhani
Majalah Obat Tradisional Vol 19, No 3 (2014)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (491.145 KB) | DOI: 10.14499/mot-TradMedJ19iss3pp133-137

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek hepatoprotektif dan nefroprotektif dari biji alpukat pada tikus terinduksi karbon tetraklorida. Sejumlah tikus diberikan infusa dan dekokta biji alpukat dengan dosis berturut-turut 360,7; 642,1 dan 1142,9 mg/kg sekali sehari selama 6 hari berturut-turut kemudian pada hari ke-7 diberi karbon tetraklorida dosis hepatotoksin. Pengambilan darah tikus dilakukan setelah 24 jam melalui sinus orbitalis mata, lalu diukur aktivitas enzim transaminase dan kadar kreatinin. Kenaikan serum transaminase dan kreatinin pada tikus terinduksi karbon tetraklorida dapat diturunkan secara signifikan (p<0,05) baik dengan perlakuan ekstrak infusa dan dekokta. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulakn bahwa infusa dan dekokta biji alpukat mempunyai efek protektif pada hepar dan ginjal tikus jantan terinduksi karbon tetraklorida. 
Korelasi Antropometri terhadap Profil Lipid pada Masyarakat Pedesaan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta Hendra, Phebe; Virginia, Dita Maria; Fenty, Fenty; Widayati, Aris
Indonesian Journal of Clinical Pharmacy Vol 6, No 2 (2017)
Publisher : Indonesian Journal of Clinical Pharmacy

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (612.501 KB) | DOI: 10.15416/ijcp.2017.6.2.107

Abstract

Prevalensi abnormalitas profil lipid cukup besar pada masyarakat pedesaan. Pengukuran profil lipid (kolesterol total (KT), low density lipoprotein (LDL), high density lipoprotein (HDL), dan trigliserida (TG)) di laboratorium membutuhkan implementasi teknologi kesehatan sedangkan di daerah pedesaan kurang tenaga medis dan permasalahan ekonomi. Pengukuran antropometri yang mudah, tidak invasif, ekonomis, dan dapat dilakukan oleh tiap individu diharapkan dapat memprediksi abnormalitas profil lipid bagi masyarakat pedesaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengobservasi korelasi pengukuran antropometri dengan abnormalitas profil lipid di daerah pedesaan. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain potong lintang. Pengukuran antropometri meliputi Body Mass Index (BMI), lingkar pinggang (LP), dan rasio lingkar pinggang panggul (RLPP). Kriteria inklusi adalah penduduk Kecamatan Cangkringan, Sleman, DI Yogyakarta berumur 40–60 tahun, tidak ada riwayat penyakit kardiometabolik, tidak edema, dan konsumsi obat-obatan terkait kardiometabolik. Lokasi penelitian dipilih menggunakan klaster random sampling. Sampel penelitian dipilih secara purposive sampling dan diperoleh besar sampel 100 responden. Analisis data menggunakan Kolmogorov-Smirnov, Mann-Whitney, dan Spearman. Hasil penelitian ini menunjukkan korelasi antara BMI (r= –0,286; p=0,044), LP (r= –0,410; p=0,003), dan RLPP (r= –0,365; p=0,009) terhadap HDL pada kelompok wanita. Terdapat juga korelasi antara BMI (r=0,325; p=0,021), LP (r=0,394; p=0,005), dan RLPP (r=0,368; p=0,009) terhadap trigliserida pada kelompok wanita. Terdapat korelasi antara BMI terhadap KT (r=0,285;p=0,045), LDL (r=0,344;p=0,014), dan TG (r=0,446; p=0,001). Parameter LP pria memiliki korelasi terhadap HDL (r= –0,355; p=0,011) dan TG (r=0,488; p=0,000). Parameter RLPP pria memiliki korelasi terhadap seluruh profil lipid; terhadap KT (r=0,287; p=0,043), LDL (r=0,338; p=0,016), HDL (r=0,316; p=0,025), dan TG (r=0,359; p=0,011). Kesimpulan, pada kelompok wanita pengukuran anthropometri memiliki korelasi terhadap HDL dan TG, sedangkan parameter RLPP lebih sensitif pada kelompok pria.
Sayur Bukan Menjadi Preferensi Makanan Remaja di Indonesia Hendra, Phebe; Suhadi, Rita; Virginia, Dita Maria; Setiawan, Christianus Heru
Jurnal Kedokteran Brawijaya Vol 30, No 4 (2019)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (739.975 KB) | DOI: 10.21776/ub.jkb.2019.030.04.18

Abstract

Remaja dan perilaku akan makanan dan kesehatannya perlu mendapat perhatian utama. Perilaku tersebut akan berlanjut hingga usia dewasa. Penelitian ini bertujuan untuk melihat preferensi makanan pada remaja di Indonesia. Penelitian dengan desain potong lintang menggunakan kuesioner untuk melihat preferensi makanan remaja siswa sekolah menengah atas. Informasi yang diperoleh adalah preferensi makanan utama, minuman dan perilaku snack serta karateristik responden. Responden yang terlibat dalam penelitian sejumlah 774 orang. Ayam merupakan makanan utama yang disebutkan remaja di Indonesia dari 3 jenis makanan utama. Air putih dan biskuit merupakan preferensi minum dan dan snack yang dikonsumsi remaja di Indonesia, sedangkan sayur hanya dipilih oleh sebagian kecil remaja.
Lemongrass (Cymbopogon citratus) Ethanolic Extract Exhibited Activities That Inhibit -glucosidase Enzymes and Postprandial Blood Glucose Elevation Gunawan Puteri, Maria Dewi Puspitasari Tirtaningtyas; Tjiptadi, Felicia Melissa; Hendra, Phebe; Santoso, Filiana; Udin, Zalinar; Artanti, Nina; Florence Ignatia, Florence Ignatia
Makara Journal of Science Vol. 24, No. 4
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Lemongrass is a common ingredient in Indonesian traditional herbal medicine that potently inhibits carbohydrate hydrolysis. In this study, the in vitro α-glucosidase inhibitory (AGI) activity of lemongrass was compared with its in vivo activity to retard postprandial blood glucose elevation, and the bioactive compounds responsible for these activities were observed. Both water and ethanolic extracts of lemongrass (WLG and ELG, respectively) were tested in vitro for its inhibition of the sucrose and maltose hydrolyzing activities of rat intestinal glucosidase. ELG was observed to exert higher inhibitory activities (Sucrase IC50 = 8.74 mg/mL; Maltase IC50 = 18.93 mg/mL) than WLG. ELG was evaluated for its in vivo activity to retard blood glucose elevation in mice after sucrose, maltose, and glucose consumption. ELG was also fractionated using activity-guided chromatography, followed by liquid chromatography–mass spectrometry and high-performance liquid chromatography (HPLC). In vivo sugar tolerance test confirmed the AGI activity in a non-dose-dependent manner and showed potential additional mechanisms that may prevent postprandial hyperglycemia. The active principles were acquired in methanol-soluble fraction and purified using preparative thin-layer chromatography. HPLC analysis with commercial standards identified caffeic acid and kaempferol as the compounds responsible for the bioactivity of ELG. Results showed that lemongrass has the potential as herbal medicine ingredient in the management of diabetes.