Rudi Firyanto
Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas 17 Agustus 1945 Semarang Jl. Pawiyatan Luhur, Bendhan Dhuwur, Semarang 50135

Published : 13 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

BRIKET BIOARANG DARI LIMBAH ORGANIK RUMAH TANGGA Kusumo, Priyono; Firyanto, Rudi; A.S, Derta Putri
PROSIDING SENATEK FAKULTAS TEKNIK UMP 2015: PROSIDING SENATEK TAHUN 2015, 28 November 2015
Publisher : PROSIDING SENATEK FAKULTAS TEKNIK UMP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sampah dan permasalahannya masih menjadi pembicaraan yang tidak ada habisnya. Berbagai pendapat dan solusi masalah sampah sudah sering kali kita dengar maupun baca dari berbagai media massa. Permasalahan tersebut secara garis besar dikarenakan volume sampah yang semakin bertambah setiap saat. Selain itu, berkembangnya teknologi industri, gaya hidup dan pola konsumsi masyarakat berakibat pada semakin beragamnya jenis dan komposisi sampah. Akibatnya, jenis sampah juga akan semakin beragam dan kompleks. Masalah tersebut dapat diselesaikan dengan cara mengolah sampah menjadi briket sampah. Tahapan proses yang harus dilakukan dalam pembuatan briket arang tersebut adalah pengeringan bahan baku, pengarangan, pengayakan, pencampuran bahan baku dengan perekat, pencetakan, pengempaan dan pengeringan briket. Variabel yang digunakan adalah perbedaan ukuran serbuk briket, perbedaan suhu pengeringan dan perbedaan kadar perekat. Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode experimental design dengan factorial design 2 level (level rendah dan level tinggi). Metode ini mempunyai arti sekumpulan percobaan yang dirancang untuk mendapatkan data-data pembuktian suatu hipotesa.  Briket yang dihasilkan kemudian di uji nilai kalornya menggunakan alat bomb kalorimeter.Dari hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh nilai kalor briket yang bervariasi dari yang terendah sebesar 4245 kalori/gram dan yang tertinggi sebesar 5562 kalori/gram.Kata kunci ; briket bioarang, limbah organic, nilai kalor
ISOLASI KITOSAN DARI KULIT UDANG Mulyaningsih, MF Sri; Firyanto, Rudi; Shobib, Ahmad; Susilowati, Nofrin
PROSIDING SENATEK FAKULTAS TEKNIK UMP 2015: PROSIDING SENATEK TAHUN 2015, 28 November 2015
Publisher : PROSIDING SENATEK FAKULTAS TEKNIK UMP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kitosan merupakan produk yang didapatkan dari turunan kitin dengan memindahkan sejumlah gugus asetil menjadi molekul yang larut dalam asam, melalui proses deasetilasi. Bahan baku pembuatan kitosan berasal dari cangkang hewan yang mengandung kitin.Limbah cangkang udang setiap harinya dihasilkan dalam jumlah yang banyak tetapi kurang termanfaatkan dengan baik. Sebenarnya limbah ini dapat bernilai ekonomis tinggi karena penyusun utama cangkang udang adalah kitin, suatu polisakarida alami yang memiliki banyak kegunaan, seperti sebagai bahan pengkelat, pengemulsi dan adsorben.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui cara pengolahan limbah kulit udang menjadi kitosan, sehingga dapat diketahui suhu optimal pada proses deproteinasi dan demineralisasi agar menghasilkan kitosan secara maksiman yang sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI). Variabel Tetap dalam penelitian ini adalah kecepatan pengadukkan 450 rpm, waktu deproteinasi 30 menit, waktu demineralisasi  30 menit, waktu deasetilasi 60 menit. Sedangkan variabel berubah: Suhu deproteinasi 60ºC, 70ºC, dan 80ºC, suhu demineralisasi 60ºC, 70ºC, dan 80ºC. Hasil penelitian menunjukkan bahwa suhu optimal proses deproteinasi adalah 70ºC dan proses demineralisasi adalah 60ºC dapat menghasilkan rendemen sebesar 32,8%. Pengaruh suhu pada proses deproteinasi dan demineralisai terhadap berat kitosan yang dihasilkan pada penelitian ini tidak menunjukan perbedaan yang terlalu jauh dan signifikan. Kitosan yang dihasilkan berupa serbuk yang berwarna putih kecoklatan dan tidak berbau, mempunyai kadar air 5% dan kadar abu 4,3%Kata kunci: limbah kulit udang, deproteinasi, kitosan
PEMANFAATAN KITOSAN DARI LIMBAH CANGKANG KERANG HIJAU (Perna viridis) SEBAGAI ADSORBAN LOGAM Cu FIRYANTO, RUDI
SARGA Vol 23, No 1 (2016): PEMANFAATAN KITOSAN DARI LIMBAH CANGKANG KERANG HIJAU (Perna viridis) SEBAGAI
Publisher : SARGA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (14.951 KB)

Abstract

Kitosan merupakan biopolimer alam yang terkandung dalam cangkang kerang hijau maupun crustaceae jenis lainnya yang diperoleh dari hasil proses deasetilasi kitin. Kitosan memiliki banyak manfaat diantaranya pada bidang industri, pangan, agrikultur, medis hingga bioteknologi. Proses isolasi kitin dilakukan melalui dua proses yaitu proses deproteinasi dan proses demineralisasi, sedangkan proses isolasi kitosan dilakukan dengan cara proses deasetilasi dari kitin. Proses deproteinasi adalah proses yang bertujuan untuk menghilangkan protein yang terkandung dalam cangkang kerang hijau dengan cara limbah cangkang kerang hijau dipanaskan pada suhu 80oC selama 60 menit dengan menggunakan pelarut NaOH. Proses demineralisasi adalah proses yang bertujuan untuk menghilangkan mineral yang terdapat dalam kitin, dimana dalam proses demineralisasi kitin direaksikan dengan larutan HCl encer. Sedangkan proses deasetilasi adalah proses yang bertujuan untuk menghilangkan gugus asetil yang terdapat pada kitin dan digantikan dengan gugus amina dengan menggunakan pelarut NaOH pekat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode eksperimental design dua level. Dari penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa variable yang paling berpengaruh pada proses adsorbsi logam Cu oleh kitosan yaitu waktu adsorbsi. Hasil yang paling optimum dicapai pada waktu adsorbsi (t) 55 menit dan daya adsorbsi sebesar 47,09 %, dengan ketentuan menggunakan kitosan sebanyak 5 gram, suhu adsorbsi 70-80o C serta kecepatan pengadukan 350 rpm. Dari hasil penelitian ini diperoleh persamaan : y = -0,007x2 + 1,004 x + 11,64.
Pengaruh Kondisi Operasi Ekstraksi Reaktif Gelombang Mikro Untuk Produksi Biodisel Dari Biji Kemiri Sunan Secara In Situ Yulianto, Mohamad Endy; Firyanto, Rudi; Mulyaningsih, M.F. Sri; Handayani, Sri Utami; Amalia, Rizka
METANA Vol 12, No 2 (2016): Desember 2016
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1123.31 KB) | DOI: 10.14710/metana.v12i2.9749

Abstract

Krisis energi berbasis bahan bakar fosil  telah menjadi masalah global karena ketersediaannya sangat terbatas. Berbagai upaya telah dilakukan untuk mencari bahan bakar alternatif yang memiliki sifat dapat diperbaharui dan ramah lingkungan, diantaranya dengan penggunaan biofuel biodisel. Tujuan riset adalah mempelajari pengaruh variable proses ekstraksi reaktif gelombang mikro untuk produksi biodisel dari biji kemiri sunan. Kebaruan dan inovasi utama dari skema proses yang dikembangkan adalah pengambilan minyak kemiri sunan dan reaksi transesterifikasi terjadi pada satu tahap. Pengukuran data dilakukan di Laboratorium Bioenergi Teknik Kimia Sekolah Vokasi UNDIP dan Laboratorium Teknik Separasi Teknik Kimia UNTAG dan selama 4 bulan. Kegiatan yang dilaksanakan antara lain: (i) desain dan pabrikasi alat ekstraktor reaktif gelombang mikro kapasitas 5 liter/hari, dan (ii) studi pengaruh variabel proses ekstraksi reaktif untuk produksi biodisel. Variabel proses dalam ekstraksi dan metanolisis minyak kemiri sunan sebagai upaya dalam meningkatkan produktifitas dibagi menjadi dua, yaitu: variabel tetap dan variabel berubah. Penelitian telah dilaksanakan dengan berat biji kemiri sunan sebesar 250 gr dan dan dihaluskan. Variabel berubah menggunakan parameter suhu ekstraksi reaktif 50, 55, 60, dan 65 oC, dan perbandingan umpan metanol:biji kemiri sunan pada rasio 5:1, 4:1, 3:1, dan 2:1. Hasil kajian menunjukkan bahwa alat ekstraktor reaktif gelombang mikro untuk produksi biodisel dari biji kemeri sunan telah dipabrikasi secara baik. Semakin besar rasio metanol-biji kemiri sunan, konversi minyak kemiri sunan menjadi metil ester semakin meningkat. Peningkatan  perolehan metil ester juga juga semakin besar seiring meningkatnya temperatur operasi ekstraksi reaktif. Effect of Micro-Reactive Reactive Extraction Operation Condition For Biodisel Production Of Sunan Kemiri Seed In SituThe energy crisis based on fossil fuel has become a global problem because of its limited availability. Various attempts have been done to find another alternative fuels which have renewable characteristic and environmentally friendly, by using biofuel biodiesel. The aim of this research is to study the effect of process variable microwave reactive extraction to produce biodiesel from the “Sunan” seeds of candlenut. The main novelty and innovation of the developed process was extraction of Sunan candlenut oil and transesterification reaction occurs at one stage. Measurement was carried out in the Bioenergy Laboratory of Chemical Engineering Vocational School UNDIP and Separation Engineering Laboratory of Chemical Engineering UNTAG for 4 months. Activities carried out include: (i) designing and manufacturing reactive extractor microwave with capacity 5 liters / day, and (ii) study of the effect of reactive extraction process variable for biodiesel production. Process variables of extraction and methanolyisis from Sunan candlenut oil as an effort to increase productivity were divided into two types: independent  and dependent variable. Research has been conducted by grinding Sunan seed weight of 250 grams. Variable changed using parameter of reactive extraction temperature 50, 55, 60, and 65 ° C, and the ratio of methanol feed: Sunan seeds at  5: 1, 4: 1, 3: 1 and 2: 1. The results show that the reactive extractor microwaves produce biodiesel from the Sunan seeds has been fabricated as well. The greater the ratio of methanol- Sunan seed, the bigger of Sunan oil conversion to methyl ester. Increasing methyl ester also getting bigger with increasing operating temperature of reactive extraction.
Pemanfaatan Kulit Kayu Mahoni sebagai Pewarna Alami Kain Batik di Kelurahan Meteseh Kecamatan Tembalang Kota Semarang Firyanto, Rudi
Jurnal Abdi Masyarakat Indonesia Vol 2 No 2 (2022): JAMSI - Maret 2022
Publisher : CV Firmos

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54082/jamsi.262

Abstract

Pengakuan batik sebagai bagian kebudayaan bangsa Indonesia mendorong setiap daerah untuk mengembangkan ciri khas batik daerahnya. Sanggar Batik Tapak Dara, sudah berdiri sejak 8 tahun yang lalu di Kelurahan Meteseh Kecamatan Tembalang Kota Semarang telah mengembangkan batik yang bercorak lingkungan disekitar kehidupan dan budaya mereka. Namun demikian sampai saat ini belum berkembang baik terutama pewarnaan yang masih kurang menarik. Proses pengolahan batik dan pewarnaan belum dikuasai dengan baik. Walaupun kemahiran membatik sudah dikuasi cukup baik namun jika tidak disertai pewarnaan yang menarik akan mengalami kesulitan dalam pemasarannya. Dari permasalahan di atas, maka perlu dilakukan penyuluhan dan pelatihan tentang pembuatan pewarna alami. Bahan yang digunakan adalah kulit kayu mahoni. Kulit kayu mahoni diekstraksi dengan menggunakan aquades sebagai pelarut dan akan menghasilkan ekstrak berbentuk cair dan berwarna merah kecoklatan yang dapat digunakan sebagai pewarna alami kain batik. Metode yang digunakan adalah analisis varians (analysis of variance) atau ANOVA 2 sisi. Pewarna alami yang dihasilkan tersebut dapat diaplikasikan pada kain batik. Penggunaan pewarna alami lebih ramah lingkungan daripada pewarna sintetis, namun memiliki kelemahan antara lain warna tidak stabil dan keseragaman warna yang kurang baik, Pewarna alami dari bahan kulit kayu mahoni berbentuk cair dan berwarna merah kecoklatan. Pada akhir program para peserta sudah mengetahui teknik pewarnaan yang benar serta dapat mengaplikasikan pada kain batik secara mandiri.
Ekstraksi Kopi Robusta Menggunakan Pelarut Heksana dan Etanol Rudi Firyanto; MF Sri Mulyaningsih
Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia "Kejuangan" 2020: PROSIDING SNTKK 2020
Publisher : Seminar Nasional Teknik Kimia "Kejuangan"

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

PENGARUH EMULSIFIER TERHADAP STABILITAS EMULSI SALAD DRESSING BERBAHAN MINYAK JAGUNG Ery Fatarina; Rudi Firyanto; Sri Mulyaningsih; Hilda Nur P
Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia "Kejuangan" 2017: PROSIDING SNTKK
Publisher : Seminar Nasional Teknik Kimia Kejuangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Corn oil is a food that quite known, but it’s still not optimal. Salad Dressing is one of food product that makeby homoginezer process from oil and water. Emulsifier should be added to keep emultion system stability sothat it not easy for oil and water to be sparated. The experimental aim to find natural emulsfier effect (egg) tosalad dressing emultion satbility and find the product specification that has been made. This experimentconducted by mixing corn oil and lime juice water with a ratio of 250 ml : 25 ml with homoginezer’s duration1,2 and 3 minute, emulsifier’s volume 10,20 and 30 ml, and homoginezer’s velocity 9000, 12000 and 15000rpm. The variabels that has been looked are viscosity, density, also surface tension. The optimal result ofemulsifier volume is 28.2669 ml, homoginezer’s velocity is 9000,14 rpm and homoginezer’s duration 2.9987minute. The optimal equal to viscosities respond (Cp) = -1,20767 + 0,64850 x A + 4,38333E-4 x B +0,02250 x C, the equal respon for dencities respond (g/cm3) =+ 0.76749+7.08125E-3 x A-3.125E-6xB+6.875E-4 x C and the optimal equal to tension respond (N/m)=0.28453-5.0675E-3 xA-1.55E-6 x B+1E-4x C. The salad dressing product with specification pH 4-5, viscosity between 17.85 Nm-2s-1 - 66.76 Nm-2s-1,and surface tension between 0.0942 to 0.1954 N / m. Thus, salad dressing with basic material of Corn Oilhas a good quality.
Pembuatan Keripik Buah Jambu Biji Menggunakan Alat Vacuum Frying Dengan Variabel Suhu dan Waktu Rudi Firyanto; Ery Fatarina; Nyimasayu Dinda Agagis
Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia "Kejuangan" 2018: PROSIDING SNTKK 2018
Publisher : Seminar Nasional Teknik Kimia Kejuangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

PENGAMBILAN POLIFENOL DARI TEH HIJAU (Camellia sinensis) DENGAN CARA EKSTRAKSI MENGGUNAKAN AQUADEST SEBAGAI PELARUT Rudi Firyanto; MF Sri Mulyaningsih; Wilandika Leviana
Prosiding SNST Fakultas Teknik Vol 1, No 1 (2019): PROSIDING SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 10 2019
Publisher : Prosiding SNST Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (376.738 KB)

Abstract

Tanaman teh merupakan tanaman yang dapat tumbuh di daerah tropis dan substropis. Teh mengandung banyak bahan – bahan aktif yang berfungsi sebagai antioksidan maupun antimikroba. Teh hijau merupakan salah satu dari jenis teh yang mengandung polifenol tinggi. Polifenol berfungsi sebagai antioksidan yang efektif bagi tubuh. Antioksidan dapat membantu regenerasi sel, merangsang pengeluaran insulin dan meningkatkan kesensitifan reseptor insulin. Pengambilan polifenol dalam teh dapat dilakukan dengan cara ekstraksi. Pada penelitian ini dilakukan dengan tiga variabel berubah yaitu pengadukan, ukuran dan suhu dengan variasi pengadukan 100 dan 200 rpm, ukuran teh 25 – 50 mesh dan 80 – 100 mesh dengan suhu pemanasan 40 0C dan 80 0C dan diperoleh variabel yang paling berpengaruh yaitu ukuran serbuk. Kondisi optimal yaitu pada pengadukan 200 rpm, ukuran 80-100 mesh, dan suhu ekstraksi 800oC, didapatkan nilai yield 29,3%.Kata kunci: aquades, ekstraksi, polifenol
PENENTUAN DOSIS OPTIMUM KHLORIN UNTUK MENURUNKAN KANDUNGAN BESI PADA AIR SUNGAI GARANG, SUNGAI KREO DAN SUNGAI DI TUGU SOEHARTO Lukman Eka Prasaja; Rudi Firyanto; Laeli Kurniasari
JURNAL ILMIAH MOMENTUM Vol 11, No 2 (2015)
Publisher : Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36499/jim.v11i2.1386

Abstract

Abstrak Air merupakan kebutuhan utama bagi kelangsungan hidup manusia. Air yang aman dikonsumsi adalah air yang memenuhi standar kualitas sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan No. 907 Tahun 2002 tentang syarat – syarat dan pengawasan kualitas air minum. Fe merupakan unsur yang banyak terkandung dalam air. Oleh karenanya diperlukan pengolahan air agar menjadi layak untuk dikonsumsi, diantaranya dengan menurunkan kandungan Fe menggunakan khlorin yang biasa disebut khlorinasi.Penelitian ini bertujuan menentukan dosis optimum khlorin untuk menurunkan kadar zat besi dalam air permukaan di Sungai Garang, Sungai Kreo dan Sungai di Tugu Soeharto. Selain itu akan dihitung juga  efisiensi penurunan kadar besi pada tiap – tiap penambahan khlorin.Pada penelitian ini digunakan natrium hipokhlorit 10 %. Penelitian diawali dengan menyiapkan sampel air permukaan di Sungai Garang, Sungai Kreo dan Sungai di Tugu Soeharto. Kemudian menambahkan Natrium Hipokhlorit dengan dosis 5 mg/L, 10 mg/L, 15 mg/L, 20 mg/L, 25 mg/L, 30 mg/L, 35 mg/L dan 40 mg/L. Setelah itu dilakukan pengadukan dengan kecepatan 50 rpm selama 30 menit. Kandungan sisa Fe total dan free khlorin diukur dengan menggunakan Spektrofotometer seri Hach DR 2500. Dari hasil penelitian dapat diperoleh kesimpulan bahwa khlorin dapat digunakan untuk menurunkan kandungan Fe dalam air. Semakin besar penambahan dosis khlorin maka kandungan Fe total semakin menurun sehingga efektivitas penghilangan Fe semakin tinggi. Dosis optimum khlorin untuk sampel air Sungai Garang sebesar 25 mg /L, sampel air Sungai Kreo sebesar 35 mg/L, dan sampel air Sungai di Tugu Soehartosebesar 30 mg/L. Kata Kunci :besi, dosis, khlorin